KELOMPOK 4
ABDUL WAWAN
YUNI AMELIA
XI. KEPERAWATAN
Bismillahirahhmanirrahim.
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “MENGANALISIS PERJUANGAN ORGANISASI
PERGERAKAN KEBANGSAAN”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana dan apa sebenarnya
Perjuangan Organisasi Pergerakan Kebangsaan itu.
KELOMPOK 4
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
C. TUJUAN.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. SIMPULAN..............................................................................................28
B. SARAN......................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergerakan Nasional merupakan istilah yang digunakan untuk meyebutkan satu
fase dalam sejarah Indonesia yakni masa perjuangan mencapai kemerdekaan yakni
pada kurun waktu 1908-1945. Timbulnya kesadaran baru dengan cita-cita nasional
disertai dengan lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai lahirnya satu
kebangkitan dengan semangat yang berbeda.
Pergerakan nasional yang mewujud sebagai buah protes atas sejumlah penindasan
kaum kolonial pada rakyat di Nusantara selama bertahun-tahun, bukanlah peristiwa
yang terjadi secara tiba-tiba dalam fase sesaat.
1
dikelolah umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia
yaitu, pendidikan di Surau, Pesantren, dan Madrasah.
2. Faktor Ekstren
a. Kemenangan Jepang atas Rusia. Hal ini memberikan semangat juang terhadap
para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
b. Partai kongres India.
c. Filiphina dibawah Jose Rizal. Filiphina merupakan jajahan Spanyol yang
berlangsung sejak 1571 – 1898.
d. Gerakan Nasionalisme Cina. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di
tanah air Indonesia.
e. Gerakan Turki Muda. Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908
dipimpin oleh Mustafa Kemal. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh
politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-
pembaruan dan modernisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa pergerakan nasional membutuhkan organisasi dalam
memperjuangkan Indonesia?
2. Mengapa di Indonesia membagi organisai menjadi beberapa bagian?
3. Apa sajakah organisasi perjuangan yang ada di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui alasan pergerakan nasional membutuhkan organisasi dalam
memperjuangkan bangsa Indonesia.
2
2. Mengetahui alasan Indonesia membagi organisasi menjadi beberapa bagian.
3. Mengetahui macam-macam organisasi perjuangan di Indonesia.
4. Mengetahui perjuangan tokoh-tokong bangsa dalam memperjuangkan
Bangsa Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Budi Utomo
4
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan
kampanye menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau
Jawa. Boedi Oetomo (BO) atau Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional
yang di dirikan pada tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta. Organisasi ini dirintis oleh
Dr.Wahidin Sudirohusodo. BU didirikan dengan tujuan untuk menggalang dana
untuk membantu anak-anak bumiputra yang kekurangan dana. Namun ide itu kurang
mendapat dukungan dari Kaum Tua. Ide Dr. Wahidin itu kemudian diterima dan
kembangkan oleh Sutomo. Seorang mahasiswa School tot Opleiding Voor
Inlandsche Arsten (STOVIA). Sebagian besar pendiri BU adalah pelajar STOVIA,
seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusomo, dan RT Ario
Tirtokusumo. Pada tanggal 29 Agustus 1908, dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan
BU di Yogyakarta.
Perdebatan itu tidak saja menyangkut tujuan BU tetapi juga pemakaian Bahasa
Jawa dan Bahasa Melayu. Perdebatan juga menyangkut tentang sikap menghadapi
westernisasi. Radjiman berpendapat bahwa “Bangsa Jawa tetap Jawa” dan
menunjukkan identitasnya yang masih Jawasentris.
5
perkembangannya ada kelompok muda yang radikal, tetapi kelompok tua masih
meneruskan cita-cita BU yang disesuaikan dengan kondisi politik pada saat itu. Pada
waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1918, wakil-wakil BU duduk
di dalamnya. Pemerintah dengan demikian tidak curiga atas sifat BU yang moderat.
2. Serekat Islam
Pada mulanya SI lahir karena adanya dorongan dari R.M Titoadisuryo seorang
bangsawan, wartawan, dan pedagang dari Solo. Tahun 1909, ia mendirikan
perkumpulan dagang yang bernama Serekat Dagang Islam (SDI). Perkumpulan itu
bertujuan untuk memberikan bantuan pada para pedagang pribumi agar dapat
bersaing dengan pedagang Cina. Kegelisahan Tirtoadisuryo itu diutarakan pada H.
Samanhudi. Atas dorongan itu H. Samanhudi mendirikan Serekat Dagang Islam di
6
Solo (1911). Pada mulanya SI bertujuan untuk kesejahteraan sosial dan persamaan
sosial. Mula-mula SI merupakan gerakan sosial ekonomi tanpa menghiraukan
masalah kolonialisme.
Agama merupakan salah satu faktor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang
Islam yang saat itu juga mendapatkan tekanan dan kurang diperhatikan dari
pemerintah kolonial. Setelah itu SDI pindah ke Surabaya, selanjutnya dipimpin oleh
Haji Umar Said Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagai seorang orator yang
cakap dan bijak, kemampuannya berorator itu memikat anggota-anggotanya.
Disamping itu, SDI juga memajukan semangat dagang bangsa Indonesia,
memajukan rakyat dengan menjalankan hidup sesuai ajaran agaa dan menghilangkan
paham yang keliru tentang agama Islam. Pada tanggal 18 September 1912, SDI
kemudian berubah nama menjadi Serekat Islam (SI). Didirikan oleh beberapa tokoh
SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Serekat Islam
berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi
berdirinya Serekat Islam adalah :
a) Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh Orang Cina,
b) Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan
kekuatannya dan,
c) Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumiputera.
7
Gambar 1.3 : Rumah Cokroaminoto.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, SI sudah mempunyai cabang di
berbagai kota. Organisasi itu kemudian tumbuh menjadi besar. Pemerintah kolonial
tidak keberatan SI daerah mengadakan perwakilan yang diurus oleh pengurus
sentral. Kemudian dibentuklah Centeral Sarikat Islam (CSI) yang mengorganisasikan
50 cabang kantor SI daerah.
8
Sebelum kongres tahunan berikutnya (1917) di Jakarta, muncul aliran
revolusioner sosialis ditubuh SI, yang berasal dari SI Semarang yang dipimpin oleh
Semaun. Sejak itu Cokroaminoto dam Abdul Muis mewakili SI dalam Dewan
Rakyat. SI semakin mendapat simpati dari rakyat. Sejak itulah pengaruh sosial-
komunis masuk ke dalam tubuh SI pusat maupun cabang-cabangnya. Sebagai
organisasi besar, SI telah disusupi oleh orang-orang yang menjadi anggota Indisch
Sociaal Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono.
Sementara itu dalam kongres di Madiun 1923, Centeral Sarekat Islam (CSI)
diganti menjadi Partai Serekat Islam (PSI), dan memberlakukan disiplin partai. Azaz
perjuangan PSI adalah nonkooperasi artinya, organisasi itu tidak mau bekerjasama
dengan pemerintah kolonial. Kongres PSI tahun 1927 menegaskan azaz perjuangan
organisasi itu adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam.
Karena PSI menggabungkan diri dalam Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), nama PSI ditambah dengan Indonesia untuk
menunjukkan perjuangan kebangsaan. Selanjutnya, organisasi itu bernama Partai
Sarikat Indonesia (1927). Perubahan nama itu berkaitan dengan kehadiran Sukiman
dari Belanda. Dalam kongres Pemuda Tahun 1928, PSII aktif mengambil bagian
dalam PPPKI.
9
organisasi itu. Muncullah Partai Islam Indonesia (PARII) dibawah Dr. Sukiman yang
berpusat di Yogyakarta. Agus Salim dan A.M. Sangaji mendirikan Barisan Penyedar
yang berusaha menyadarkan diri sesuai dengan tuntunan zaman. Pada tahun 1940,
Sekar Maji Kartosiwiryo mendirikan PSII tandingan terhadap PSII yang dipimpin
oleh Abikusno Cokrosuyoso.
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh yang dikenal
dengan sebutan Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan untuk
mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dari Eropa
di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda
campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari besar karena jumlah orang Indo sangat
sedikit, maka diperlukan kerjasama dengan orang bumi putera agar kedudukan
organisasinya makin bertambah kuat.
10
Gambar 1.4 : Tokoh Tiga Serangkai
Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan
politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. R.M. Suwardi Suryaningrat
menulis artikel bernama sarkastis yang berjudul “Als ik een Nederlander was”,
Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu, R.M. Suwardi Suryaningrat
ditangkap menyusul surkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De
Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vress, berisi tentang
kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat
rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E Douwes Dekker turut mengkritik dalam
tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus1913 yang berjudul Onze Helden; Tjipto
Mangoenkoesoemo Soewandi Soerjaningrat.
11
Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun pada tahun 1914 Cipto
mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 1919.
Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia Pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidika dan mendirikan yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940.
B. ORGANISASI KEAGAMAAAN
Pada abad ke-19, muncul gerakan pembaruan di negara-negara Islam, di Asia
Barat. Pemikiran itu merupakan reaksi atas tantangan Barat. Gerakan itu berpusat di
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dengan pimpinan Jamaluddin Al-afghani.
Pengaruh gerakan itu sampai di Indonesia dengan tokoh-tokohnya Muhammad Iqbal
dan Amir Ali. Di Jakarta, tahun 1905 berdiri perkumpulan Jamiyatul Khair yang
mendirikan sekolah dasar untuk masyarakat Arab. Sekolah modern itu, disamping
mengajarkan tentang agama juga mengajarkan pelajaran berhitung, sejarah, geografi,
dan lain-lain.
1. Muhammadiyah
12
Gambar 2.1 : Lambang Muhammadiyah
Tindakannya adalah amar makruf nahimunkar, atau mengajak hal yang baik dan
mencegah yang jelek. Pembaruan model Wahabiyah di Arab dimulai, dengan
manajemen organisasi moden, pendidikan dan dakwah melalui media atau surat
kabar. Sistem pendidikannya dengan cara sendiri, menggabungkan cara tradisional
dengan cara moden. Dalam bidang kemasyarakatan organisasi ini mendirikan rumah
sakit, poliklinik, dan rumah yatim piatu yang dikelola oleh lembaga-lembaga. Usaha
di bidang sosial itu ditandai dengan berdirinya Pertolongan Kesengsaraan Umum
(PKU) pada tahun 1923. Dengan upaya kepedulian terhadap sesama muslim.
Tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi Muhammadiyah antara lain, yaitu
sebagai berikut :
Selain tujuan yang ingin dicapai oleh Muhammadiyah, adapun beberapa upaya yang
dilakukan untuk memehuhi tujuan tersebut diantaranya :
13
a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran
agama dan kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan rumah yatim piatu.
d. Mendirikan perkumpulan kepanduaan Hizbul Wathan.
Pembaruan Islam yang dilakukan di kota-kota mendorong kaum tua yang ingin
mempertahankan tradisi mereka untuk mendiririkan organisasi. Saat itu kebutulan
bertepatan dengan akan dilakukannya Kongres Islam Sedunia (1926), di Hijaz. Para
ulama terkemuka saat itu kemudian membentuk lembaga yang bernama Jam,iyatul
Nahdlatul Ulama (NU) pada 31 Januari 1926, di Surabaya. Sebagai pendiri
organisasi ini adalah Kyai Haji Hasyim Ashari dan sejumlah ulama lainnya.
Organisas itu berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jama’ah. Tujuan organisasi ini
terkait dengan masalah sosial, ekonomi,dan pendidikan.
14
Gambar 2.2 : Logo NU
15
Gerakan Islam modern juga dilakukan keturunan Arab di Indonesia. Pada tahun
1914 didirikan perkumpulan Al-Irsyad oleh Syekh Ahmad Surkati. Dia berkeinginan
agar pendidikan agama Islam dilakukan sejak dini dan diajarkan terus menerus. Juga
dikembangkannya ukhuwwah Islamijah di antara pemeluk agama Islam. Banyaknya
keturunan Arab yang berdomisili di Indonesia, mendorong A.R. Baswedan untuk
mendirikan Partai Arab Indonesia pada tahun 1934. Mereka berpendapat bahwa
Indonesia sebagai tanah airnya, sebab mereka dilahirkan dari seorang perempuan
Indonesia. Di Sumatra Barat, berdiri Sumatra Thawalib. Organisasi itu didirikan oleh
kalangan pemuda Sumatra Barat, tahun 1918. Para pemuda itu mendapat pendidikan
Islam di Mekah. Mereka belajar pada Syekh Akhmad Khatib, ketika kembali ke
Sumatera Barat, mereka membawa pemikiran Islam modern yang digerakan oleh
Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Organisasi itu memiliki tujuan
untuk mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan dan pekerjaan yang berguna
untuk kemajuan dan kesejahteraan menurut ajaran Islam. Kemudian organisasi itu
berubah menjadi Persatuan Muslim Indonesia yang memperluas tujuan, yaitu
Indonesia Merdeka dan Islam Jaya.
Organisasi itu khususnya bergerak dalam bidang pendidikan dan politik. Secara
cepat pengaruh organisasi itu meluas di Sumatera Barat. Sebagai organisasi politik
yang radikal, Thawalib lalu dilarang untuk beraktivitas oleh pemerintah pada tahun
1936.
16
MIAI adalah gabungan dari organisasi politik dan beberapa organisasi massa
yang bersifat moderat pada Belanda. Golongan Muslim yang tergabung dalam
organisasi memilih sikap nonkooperasi terhadap pemerintahan kolonial. Saat Jepang
berkuasa, organisasi ini mendapat kelonggaran menjalankan aktivitasnya, sementara
aktivitas organisasi yang lain dilarang. Karena MIAI dilihat sebagai organisasi yang
anti barat. Suatu saat seluruh pemuka agama diundang oleh Gunsikan, Mayor
Jenderal Okazaki ke Jakarta. Mereka diajak untuk bertukar pendapat. Pertemuan itu
menghasilkan MIAI wajib menambah azas dan tujuannya. Kegiatan MIAI
menyelenggarakan badan amal dan peringatan hari keagamaan.
C. ORGANISASI PEMUDA
17
Di samping organisasi keagamaan juga berkembang organisasi dan partai politik.
Organisasi itu masih bersifat kedaerahan dan menentang kolonialisme. Organisasi itu
memiliki tujuan untuk kebangsaan dan cinta tanah air. Pada kalangan pemuda
berkembang bermacam-macam gerakan untuk membebaskan tanah air dari
penjajahan. Tri Koro Dharmo, didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915. Organisasi itu
didirikan di Gedung Kebangkitan Nasional dengan ketua dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Perkumpulan itu beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Dalam kongresnya di Solo
organisasi itu berubah nama Jong Java. Kemudian pada 1920-an Jong Java mulai
melaksanakan perubahan pandangan dari kedaerahan ke nasional. Setelah Sumpah
Pemuda dia berfusi dalam Indonesia Moeda.
Perkumpulan ini kemudian berfusi dalam Indonesia Muda. Di samping itu juga
muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), pada 1925, oleh mahasiswa
Jakarta dan Bandung. Tujuan PPPI adalah kemerdekaan tanah air Indonesia Raya.
Organisasi bersifat anti-imperialisme. Di Bandung pada tahun 1927, berdiri Jong
Indonesia. Berbeda dengan organisasi-organisasi pemuda sebelumnya, organisasi ini
18
sudah bersifat nasional. Organisasi itu lalu berganti nama Pemuda Indonesia dan
organisasi wanitanya bernama Putri Indonesia.
D. ORGANISASI WANITA
Organisasi wanita yang berkembang sebelum tahun 1920, lebih menekankan pada
perbaikan status sosial di dalam keluarga. Organisasi itu juga menekankan pada
pentingnya pendidikan dan masih bersifat kedaerahan. Pada tahun 1912, berdiri
organisasi Putri Mardika di Jakarta. Organisasi itu memiliki tujuan untuk menolong
bimbingan dan penerangan pada gadis bumiputera dalam menuntut pelajaran dan
mengemukakan pendapat dimuka umum, serta memperbaiki hidup wanita sebagai
manusia yang mulia. Berbagai aktivitas dilakukan organisasi itu, terutama
19
memberikan beasiswa untuk menunjang pendidikan dan menerbitkan majalah wanita
Putri Mardika. Beberapa tokoh yang pernah duduk dalam kepengurusan Putri
Mardika, yaitu Sabaruddin, R.A Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, dan Sadikun
Tondokusumo.
Perkumpulan itu didirikan pada 1912 dengan tujuan untuk mendirikan sekolah
Kartini. Pada tahun 1913- 1915 berdiri berbagai organisasi wanita, terutama di Jawa
dan Minangkabau. Fokus perhatian mereka adalah mendobrak semua tradisi yang
mengungkung wanita dan keinginan memajukan mereka. Corak pergerakan wanita
pada mulanya untuk berbaikan kedudukan dalam kehidupan berumah tangga dengan
memperbaiki pendidikan dan mempertinggi kecakapan wanita. Sebagai contoh pada
tahun 1913 berdiri Kautamaan Istri di Tasikmalaya yang bertujuan mendirikan
sekolah anak-anak remaja putri, sekolah perempuan di Cianjur (1916), Ciamis
(1916), Sumedang (1916), dan Cicurug (1918). Selanjutnya juga berdiri sekolah-
sekolah Kartini di Jakarta (1913), Madiun (1914), Malang dan Cirebon (1916),
Pekalongan (1917), dan kota-kota lain. Sementara itu, di Sumatera Barat didirikan
Kerajinan Amai Setia (KAS), yang diketua Rohana Kudus.
20
E. PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri tanggal 23 Mei 1920.
Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Salah
satu upaya ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Serekat Islam
Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
a) Adanya kemelut dalam tubuh SI, dimana pemerintah Belanda lebih memberi
pengakuan kepada cabang Serekat Islam lokal.
b) Adanya dispilin partai dalam SI, dimana anggota SI yang merangkap anggota
ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya, SI terpecah menjadi SI merah dan SI
putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.
PKI berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI
berkembang pesat.
a) Propoganda yang sangat menarik.
b) Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c) Pandai merebut massa yang tergabung dalam partai lain.
d) Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial.
21
e) Dikalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
PKI memperoleh dukungan dari kalangan buruh. Sebagai akibat dari depresi
ekonomi pada 1923, kaum buruh yang bergabung dalam Vereeninging voor Spoor
en Tramwegpersoneel (VSTP) mendesak melaksanakan pemogokan untuk menuntut
kenaikan upah. Pemogokan itu diikuti oleh buruh percetakan dan juru mudi di
Semarang. Pemogokan di Semarang meluas hingga ke Surabaya. Akibat pemogokan
itu pimpinan PKI Semaun dan Darsono diusir dari Indonesia. Pada tahun 1926-1927
pemimpin PKI melakukan pemberontakan, pimpinannya lalu dibuang ke Boven
22
Digul. Tindakan itu adalah penyimpangan dari pola-pola kaum terpelajar, dengan
semangat Kebangkitan Nasional.
23
Jiwa kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda
mendorong mereka untuk mengganti nama Indische Vereninging menjadi
Indonesische Vereeniging (1922). Selanjutnya perkumpulan itu berganti nama
Indonesische Vereeniging (1925), dengan pimpinan Iwa Kusuma Sumatri, JB.
Sitanala, Moh.Hatta, Sastramulyono, dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Nama
perhimpunannya diganti lagi menjadi “Perhimpunan Indonesia” (PI). Nama majalah
terbitan mereka juga berganti nama Indonesia Merdeka. Itu semua adalah usaha baru
dalam memberikan identitas nasioalis yang muncul di luar tanah air. Mereka juga
membuat simbol-simbol baru, merah putih sebagai lambang mereka dan Pangeran
Diponegoro sebagai tokoh perjuangan.
24
G. TAMAN SISWA
25
Gambar 7.2 : Perguruan Taman Siswa.
H. ORGANISASI BURUH
26
cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai akibat dari terjadinya aksi
perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan (sekarang pabrik gula Madukismo),
Bantul, Yogyakarta.
27
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari apa yang telah kami paparkan, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pendidikan tidak saja dilihat sebagai perangkat menuju ke arah pembaruan
masyarakat, peningkatan kecerdasan, dan perangkat bagi terbukanya mobilititas
sosial tetapi juga mampu membangun ruh nasionalisme.
2. Tumbuhnya ruh nasionalisme di kalangan kaum terpelajar, kaun terdidik, sudah
mendorong berkembangnya semangat kebangsaan di berbagai kalangan dan
kelompok masyarakat. Lahirlah kemudian berbagai bentuk organisasi pergerakan
kebangsaan, sesuai dengan ideologi dan bidang yang diminati dan diyakini oleh
para pendirinya. Lahirlah organisasi kebangsaan yang yang berpaham
nasionalisme, kominisme, ada yang bergerak dalam bidang pendidikan, melalui
bidang agama, ada organisasi kaum buruh, dan juga organisasi yang
diembangkan oleh para pemuda dan juga perempuan.
3. Pada mulanya perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan itu bersifat
kedaerahan atau kelompok, namun paham kebangsaan dan nasionalisme sudah
terlihat dalam tujuan dan cita-cita organisasi itu sehingga sifat kebangsaannya
semakin berkembang.
4. Secara khusus terdapat organisasi pergerakan yang lahir di negeri Belanda (yang
menjajah Indonesia) yakni Perhimpunan Indonesia yang sudah merintis dan
mempopulerkan semangat persatuan dan kesatuan (kerja sama), kemandirian,
tidak bekerja sama dengan penjajah untuk kemerdekaan.
B. SARAN
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas Kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari
proses yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, sebagai penerus bangsa
Indonesia hendaknya kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dala
28
pergerakan nasional demi sebuah kemerdekaan yang sebenarnya dan menjadikan hari
esok sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia
yang rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda di Indonesia harus
membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-Negara yang
lebih maju.
29
TINJAUAN PUSTAKA
https://docplayer.info/47187271-Kd-menganalisis-perjuangan-organisasi-
pergerakan-kebangsaan-oleh-zuyyinatul-aslikhah-s1-pend-sejarah-b-2014.html.
https://sejarahgampang.blogspot.com/2015/10/menganalisis-perjuangan-
organisasi.html?m=1
https://www.slidshare.net/0007673507/perjuangan-organisasi-pergerakan-
kebangsaan-71419178
iii