Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pergerakan Nasional
Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Nasional Indonesia,
yang diampuh oleh Uwan S.pd.I

Disusun oleh kelompok 4 :


Jakaria Hidir
M Fikri AP
Nazwa Anshor M
Paridz Padillah

MA Persis 212 Kudang


2022
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
a. Perkembangan gerakan pendidikan di Indonesia
b. Perkembangan gerakan ekonomi di Indonesia
c. Perkembangan gerakan politik di Indonesia
Bab III Kesimpulan

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW kepada keluarganya, para sahabat nya, tabi’it it
ba’ut tabi’in
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Aamiin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Garut, 9 Januari 2022


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda
kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka
terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan
nasib rakyat itu sendiri. Pada akhir abad ke-19, C.Th.van Deventer mengkritik keadaan itu
melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. C.Th van Deventer antara lain
menyetakan bahwa kemakmuran Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia.

Politik Etis yang diusulkan olehC.Th van Deventer berisi tentang perbaikan perbaikan
dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan).
Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program
edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti
penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah.

Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah
membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk
golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang
bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk
pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk
pribumi. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia.
Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada
awal abad ke-20.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana perkembangan
pergerakan nasional Indonesia (Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam, Indische Partij,
Partai Nasional Indonesia, Usaha Mempersatukan Partai-Partai, Pergerakan Kaum
Wanita, Sumpah Pemuda).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
• Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Sejarah Nasional Indonesia (SNI).
• Untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang pergerakan nasional Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budi Utomo

Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk
mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk
membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat memneruskan
ke sekolah yang lebih tinggi.

Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-


mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter pribumi.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan
Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan
kepada mereka agar membentuk suatu organisasi.

Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA
mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama.
Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan
memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan
aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan.

Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin
Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan
Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional.

2.2 Serikat Dagang Islam


Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal 10 Oktober
1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di Indonesia. Mereka segera
mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina. Untuk menghadapi para pedagang
Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi
mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI). Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :

a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan agama Islam.
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis,
religius, dan ekonomis.

2.3 Indische Partij

Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25
Desember1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumodan Ki Hajar Dewantara.

Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai
pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial
Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh
Gubernur JendralIdenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan.

2.4 Partai Nasional Indonesia

Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok Belajar
Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan Perserikatan Nasional
Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo,
Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini
kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

2.5 Usaha Mempersatukan Partai-Partai


Di Indonesia terdapat berbagai pergerakan yang terpisah-pisah satu sama lain. Keadaan
ini kurang menguntungkan bagi perjuangan bangsa Indonesia untuk menuju Indonesia
merdeka. Beberapa tokok pergerakan segera menyadari keadaan ini. Mereka berusaha
mempersatukan organisasi-organisasi pergerakan yang ada pada waktu itu.

1. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)


didirikan pada tanggal 17 Desember 1927. Anggopta PPPKI terdiri atas Partai Nasional
Indonesia, Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum
Betawi, dan Indonesische Studie Club.

Pengurus PPPKI disebut Majelis Pertimbangan yang terdiri atas ketua, penulis,
bendahara, dan wakil-wakil dari partai-partai yang tergabung didalamnya.

2. Gabungan Politik Indonesia (GAPI).

GAPI adalah organisasi kerja sama antara partai-partai politik di Indonesia.


Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 Mei 1939. GAPI berdiri atas prakarsa
Muhammad Husni Thamrin. Pengurus Sekretariat Tetap dijabat oleh Abikusno
Cokrosuyoso dari PSII 9Penulis Umum ), Muhammad Husni Thamrin dari Parindra
(bendahara), dan Mr. Amir Syarifuddin dari Gerindo (pembantu penulis).

2.6 Pergerakan Kaum Wanita

Pada awalnya pergerakan wanita Indonesia dilakukan oleh perorangan. Pelopor


pergerakan wanita pada masa itu adalah R.A Kartini dan R. Dewi Sartika . Keduanya ingin
mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Perhatian yang besar dari R.A Kartini
dan R. Dewi Sartika terhadap kaum wanita telah mengilhami pergerakan kaum wanita untuk
membentukorganisasi.
2.7 Sumpah Pemuda

1. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kedaerahan para pemuda tidak tinggal diam melihat
penderitaan yang dialami bangsanya. Mereka segera mendirikan perkumpulan-
perkumpulan kepemudaan. Mula-mula perkumpulan itu bersifat kedaerahan.
Akhirnya, perkumpulanperkumpulan tersebut menjadi bersifat nasional.
2. Pergerakan Pemuda dalam Bentuk Kelompok Belajar
3. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kebangsaan dan Keagamaan
BAB III
KESIMPULAN

Sejak tahun 1908-1925 di Indonesia bermunculan organisasi modern dikalangan elite pelajar
seperti Budi Utomo yang pada masanya menjadi organisasi modern pertama, dengan
munculnya Budi Utomo menjadi contoh di kalangan pelajar muda untuk mendirikan
organisasi kepemudaan. Karena Budi Utomo merupakan organisasi golongan tua, sehingga
para pemuda juga bergegas perlu adanya organisasi bagi para pemuda.

Anda mungkin juga menyukai