Anda di halaman 1dari 9

Dampak Pendirian Organisasi – organisasi pada masa

Kebangkitan Nasional yang mempunyai Pengaruh


dengan Pendidikan, baik Formal maupun Non-Formal

NAMA ANGGOTA :

I KADEK SURYADINATHA (4)

I PUTU YANA DHARMA ADINATA (15)

NI KADEK KIRANA SRIYANI TRIATMIKA (21)

NI LUH DIAN WULANTI DEWI (23)


Kata Pengantar
Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat, hidayah serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah berjudul “Dampak Pendirian Organisasi Masa
Kebangkitan Nasional Terhadap Pendidikan”. Kegiatan penyusun makalah diharapkan dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

kami menyadari bahwa penyusunan tugas ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
semuanya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Budi Utomo…….................................................... 2


B. Organisasi Pada Masa Kebangkitan Nasional Indonesia.............. 3

1. Budi Utomo..................................................................... 3

2. Serikat Islam.................................................................... 3

3. Perhimpunan Indonesia.................................................. 4

4. Gerakan Wanita............................................................. 4

5. Sumpah Pemuda............................................................ 4

C. Pengertian Pendidikan Formal dan Nonformal…………………………6

D. Dampak Dari Organisasi Masa Kebangkitan Nasional.................6


Terhadap Pendidikan Formal Dan Nonformal

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................... 7

B. Saran .................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sejak terjadinya penjajahan di Indonesia oleh bangsa Portugis, Pendidikan di Indonesia sangat kurang
dan melemah, oleh karena itu lahirlah Masa Kebangkitan Nasional yaitu masa dimana bangkitnya rasa
semangat persatuan, kesatuan, dan sifat nasionalisme serta untuk memperjuangkan kemerdekaan
Republik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul pada penjajahan Belanda dan Jepang.
Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia yang sangat menginginkan adanya
perubahan dari kehidupan yang selama ini ditindas oleh bangsa lain. Kebangkitan Nasional Indonesia
ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, sedangkan kebangkitan pemuda Indonesia ditandai
dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda. Kedua peristiwa itu merupakan bagian dari peristiwa yang
menjadi tonggak sejarah kemerdekaan negara Indonesia. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya
kebangkitan Indonesia yaitu Semakin banyaknya/makin tingginya kesadaran ingin bersatu,
Penderitaan yang berkepanjangan, dan Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Adapun Faktor pendorong yang datang dari luar negeri yaitu munculnya gerakan kebangkitan
nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme, dan kemenangan Jepang
atas Rusia tahun 1905. Faktor pendorong inilah yang menimbulkan semangat bahwa bangsa kulit
kuning (bangsa Asia) dapat mengalahkan bangsa kulit putih (Eropa). Setelah berdirinya Budi Utomo
mulai bermunculan perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luas antara lain, Serikat
Islam tahun 1909, Perhimpunan Indonesia tahun 1908, Gerakan Wanita tahun 1959, dan Perkumpulan
pemuda diluar Jawa pada tahun 1918 (Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Pasundan, Jong
Batak, dan lainnya). Para pemuda inilah yang mengadakan kongres pemuda pertama tahun 1926 yang
menghasilkan mengusulkan adanya suatu organisasi pemuda tingkat nasional. Dan atas usul
perhimpunan pelajarpelajar Indonesia (PPPI) sebagai organisasi kemahasiswaan pertama pada tanggal
26-28 Oktober 1928 diadakan kongres pemuda ke dua. Setelah mereka mengadakan pembahasan,
mereka sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika Bangsa Indonesia ingin merdeka, bangsa Indonesia
harus bersatu. Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan nama SUMPAH PEMUDA yang
diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah perkembangan dan latar belakang Budi Utomo sebagai organisasi masa
kebangkitan nasional di Indonesia?
2. Organisasi apa saja yang berdiri pada masa kebangkitan nasional?
3. Apa Pengertian Pendidikan formal dan non formal?
4. Dampak serta dari berdirinya organisasi-organisasi pada masa kebangkitan nasional terhadap
pendidikan dan kehidupan formal maupun non formal?

1.3 Tujuan
kita mampu memahami makna Kebangkitan Nasional dan mampu memberikan tanggapan positif
mengenai kebangkitan nasional itu sendiri. Selain itu diharapkan kita juga mampu memahami makna
dari Sumpah Pemuda dan dapat menggunakan pengetahuan ini menjadi hal positif bagi kebangkitan
pemuda Indonesia di masa yang akan datang.
BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Budi Utomo

2.1 Budi Utomo

Kebangkitan Nasional merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran
nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai
gagasan untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana
untuk membiayai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat meneruskan ke
sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut, beliau mengadakan perjalanan
keliling jawa.

Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA.
STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokter-dokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara
lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin
Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan
tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA.

Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA mendirikan
organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya
Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Budi Utomo adalah organisasi
pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap,
anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Strategi
perjuangan Budi Utomo bersifat kooperatif. Maksud bersifat kooperatif disini adalah mau bekerja
sama dengan pemerintah Hindia-Belanda. Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan
pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan
untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran
Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia. Sebagai
organisasi pelajar kini Budi Utomo berdampak besar dalam pendidikan formal dan non formal.

B. Organisasi Pada Masa Kebangkitan Nasional Indonesia


2.2 Serikat Islam
Syarikat Islam Indonesia merupakan salah satu organisasi Islam tertua di Kabupaten Cianjur, tujuannya ialah
untuk mencerdaskan bangsa, serta memajukan Indonesia dari segi perekonomian. Untuk mewujudkan
semua itu, jamaah Syarikat Islam Indonesia membangun lembaga pendidikan sebagai sarana untuk belajar
bagi anak-anak yang orang kurang mampu. Syarikat Islam Indonesia merupakan terusan dari organisasi SDI
yang telah didirikan sejak tahun 1905. Kemudian berubah nama menjadi SI tahun 1912, dan Tjokroaminoto
sebagai ketuanya. Tujuan perubahan nama itu untuk lebih meluaskan pergerakannya, baik dalam bidang
ekonomi, agama, politik dan pendidikan. Perubahan itu mengantarkan SI menjadi pesat perkembangannya,
salah satunya ke Wilayah Cianjur yang masuk pada tahun 1913 yang dipelopori oleh M. Basir dan
Muhammad Dasuki. Syarikat Islam Indonesia Cabang Cianjur di dalam menjalankan visi-misinya, yaitu
dengan selalu memberikan pembinaan umat melalui pendidikan formal ataupun non formal. Di dalam
pendidikan formal jamaah SII membangun lembaga pendidikan di tingkat dasar, mengenah, dan atas.
Sedangkan di dalam pendidikan non formal jamaah SII membangun diniyahdiniyah dan majlis ta’lim.
2.3 Gerakan Kaum Wanita

Gerakan Wanita dipelopori oleh R.A Kartini yang ikut serta berjuang merebut kemerdekaan. Idealisme
organisasi ini kemudian dikenal dengan Emansipasi wanita yang tumbuh dari lingkungan
kebangsawanan Kartini. Dari sinilah Kartini mulai merealisasikan ilmu yang ia pelajari dari barat untuk
memajukan pendidikan bagi kaum wanita. Maka munculah pergerakan dari kaum wanita Indonesia.
Selain itu ada pula sekolah keutamaan Istri yang diselenggarakan oleh Raden Dewi Sartika di daerah
Pasundan dan berdiri pula organisasi kewanitaan bernama Sopa Tresna di Yogyakarta. Gerakan wanita
ini kemudian semakin masif dan banyak bermunculan, seperti Aisyiyah dari organisasi
Muhammadiyah, Organisasi Kautamaan Istri Minangkabau di Sumatera, dan organisasi De Gorontalo
Sche Mohammedaansche Vrouwen Vereeniging di Minahasa yang menjadi tonggak lahirnya organisasi
wanita yang membantu gerakan kebangkitan nasional. Atas prakarsa para perempuan pejuang
pergerakan kemerdekaan, diselenggarakan Kongres I Perempuan Indonesia, pada tanggal 22 – 25
Desember 1928 di Yogyakarta beberapa perkumpulan wanita Indonesia mengadakan Kongres
Perempuan Indonesia. Tujuan kongres adalah mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan
wanita Indonesia.

2.4 Perhimpunan Indonesia

Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di
Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan
Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda. Perhimpunan Indonesia
menerapkan strategi perjuangan radikal yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka, Perhimpunan
ini diketuai oleh Muhammad Hatta pada tahun 1925. Tujuan Perhimpunan Indonesia adalah untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam rangka memperoleh pemerintahan Indonesia yang
memiliki tanggung jawab terhadap para rakyat Indonesia dan tidak termasuk Belanda. Corak
pergerakan Perhimpunan Indonesia terdiri atas empat asas, yaitu kesatuan nasional, solidaritas,
nonkooperatif, dan swadaya.

2.5 Sumpah pemuda

Para pemuda tidak tinggal diam melihat penderitaan yang dialami bangsanya. Mereka segera
mendirikan perkumpulan-perkumpulan kepemudaan. Awalnya perkumpulan itu bersifat kedaerahan.
Akhirnya, perkumpulan-perkumpulan tersebut menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan
kepemudaan yang bersifat kedaerahan antara lain :

a. Tri Koro Darmo


Tri Koro Dharmo, yaitu organisasi yang beranggotakan para pemuda dari pulau Jawa, Madura,
Sunda, Bali dan Lombok. Tri Koro Dharmo sebagai organisasi pemuda pertama, sejak
kelahirannya pada tahun 1915. Organisasi ini berkaitan dengan masalah intern, yaitu masalah
bagaimana menyelaraskan agar organisasi ini tidak bersifat Jawa sentris, karena dilihat dari
namanya saja “Tri Koro Dharmo” (Tiga Tujuan Mulia) yang berarti Sakti, Budi, dan Bakti. Tri
Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda yang mempunyai tujuan menjalin pertalian
antara pelajar-pelajar Jawa sekolah menengah dan kursus keguruan, menambah pengetahuan
umum bagi anggota-anggotanya, serta membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk
segala bahasa dan kebudayaan “Hindia”. Dalam organisasi ini sebagian besar adalah
muridmurid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang lebih
menonjol karena sifat Jawa sentrisnya. Oleh karena itu pada kongresnya yang diadakan di Solo
pada 12 Juni 1918 nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java yang memiliki citacita
untuk mempersatukan semua penduduk Jawa sehingga menjadi persatuan Jawa Raya.
Perubahan nama Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah kerjasama antara para pemuda pelajar Sunda, Madura, Bali dan Lombok. Hasil
kongres bertujuan untuk menyelesaikan masalah perubahan nama tersebut, maka Tri Koro
Dharmo diubah menjadi Jong Java, Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial
dan kebudayaan. Misalnya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, dan kesenian. Jong Java
tidak ikut terjun dalam dunia politik dan tidak mencampuri urusan agama tertentu.

b. Jong Minahasa dan Jong Celebes


Jong Minahasa dan Jong Celebes didirikan pada 25 April 1919 oleh tokoh-tokoh muda
Minahasa yaitu Samuel Ratulangie. Jong Minahasa tampaknya sebagai lanjutan dari organisasi
yang telah dibentuk sejak 1912 di Semarang, yaitu Rukun Minahasa. Tahun 1917 muncul pula
organisasi Minahasa Celebes di Jakarta. Tetapi dalam kenyataan Jong Minahasa dan Jong
Celebes tidak bisa tumbuh menjadi besar karena jumlah pelajar dari Sulawesi tidak begitu
banyak.

c. Jong Ambon
Jong Ambon didirikan pada tahun 1918. Sebelum itu sebenarnya telah lahir berbagai
organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Namun Jong Ambon sendiri bertujuan
untuk mempersatukan semua organisasi Ambon, hingga menjadi organisasi politik Ambon
yang pertama. Karena ia sangat aktif melakukan kampanye dimana-mana. Akhirnya ia
ditangkap oleh pemerintah dan diasingkan. Perjuangan berikutnya diteruskan oleh Mr.
Latuharhary.

d. Jong Sumatranen Bond


Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat
hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk
menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra.
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam
cabang, empat di Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukit tinggi. Beberapa tahun
kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi pemuda
Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk perkumpulan
sendiri, Jong Batak. Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu
diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa
Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa menghiraukan suara-suara
miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan sendiri. Kaum tua di
Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori oleh kaum muda ini. Mereka
menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi adat Minang. Tujuan dari Jong
Sumatranen Bond (JSB) adalah untuk mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda-
pemuda pelajar sumatra dan membangkitkan perasaan untuk menjadi pemimpin dan
pendidik bangsanya.
C. Pengertian Pendidikan formal Dan Non formal

a) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan formal merupakan jenis pendidikan paling
mutakhir, efektif, dan efisien dalam pembinaan peserta didik, karena termasuk
penyusunan kurikulum, perekrutan staf yang kompeten, dan penyediaan fasilitas
belajar yang memadai.

b) Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara terencana,


sistematis, fleksibel, integral dan berlangsung di luar system pendidikan formal
(sekolah). Pendidikan nonformal dapat berupa pendidikan tambahan di sekolah atau
justru tidak memiliki kaitan sama sekali. Misalnya, Pramuka yang merupakan kegiatan
ekstrakulikuler, les privat, dan belajar otodidak.

D. Dampak Dari Berdirinya Organisasi-organisasi Pada Masa


Kebangkitan Nasional Terhadap Pendidikan Formal Maupun
Nonformal.

Secara Formal, Organisasi yang berdiri pada masa kebangkitan nasional sangat berdampak besar
dalam pendidikan formal, seperti :

1. Meningkatnya mutu pendidik resmi (formal).


2. Meningkatnya kualitas dan standar kehidupan pelajar bangsa.

3. Tersediakannya bantuan dan fasilitas yang layak bagi layanan pendidikan formal.

4. Adanya beasiswa bagi pelajar berbakat


5. Terbentuknya karakter serta terarahnya perguruan tinggi dalam negeri.
Secara nonformal, Organisasi ini juga sangat berdampak positif dan menunjang kualitas pendidikan
Nonformal, seperti:
1. Meningkatnya kualitas lembaga tidak resmi sebagai alternatif bagi para pelajar.
2. Pembelajarannya nonformal semakin fleksibel dan bebas dari aturan aturan penghambat.
3. Meningkatnya rasa toleransi dan sikap saling menghormati
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setiap saat sejarah tersebut dibuka
kembali, dipelajari, dipahami. Setelah itu, dijadikan inspirasi dan semangat pada setiap babak
berikutnya perjalanan bangsa untuk mewujudkan cita-cita hidup berbangsa yang lebih bermanfaat.
Terminologi bermanfaat memang sarat muatan aspirasi, bahkan sarat interprestasi. Tetapi, maknanya
kurang lebih sempurna dan menginginkan bangsa ini menjadi bangsa yang eksis, mandiri, berkembang,
dan didalam perkembangan itu, sejajar dengan martabat bangs-bangsa lain, baik bangsa yang sudah
lebih dahulu maju maupun bangsa yang sedang menggapai kemajuan. Budi Utomolah pembangkit dan
pengerat pertama kebangkitan nasional Indonesia. Pencerahan pertama yang diprakarsai oleh para
cendekiawan Indonesia waktu itu, zaman Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda.Pada
mulanya gerakan etis edukatif, pencerahan. Kemudian oleh pergerakan-pergerakan berikutnya di
bangkitkan untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang.

3.2 Saran
Dari pembahasan mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan Indonesia, kita
Semua selaku generasi penerus, hal ini dapat membuat kita bercermin tentang apa yang akan
Kita perbuat pada masa yang akan datang. Sebaiknya kita semua meningkatkan rasa
nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia demi kemajuan bangsa, cintai produk Indonesia,
dan menjadi pelajar berprestasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://sejarahramona.blogspot.com/
http://ekanuruls.blogspot.com/2012/09/jong-java-perubahan-arah-jong-java-dari.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Budi_Utomo

Anda mungkin juga menyukai