Anda di halaman 1dari 16

BUDI UTOMO, INDISCHE PARTIJ, SI DAN

MUHAMMADIYAH
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Perjuangan Umat Islam (SPUI)
Dosen Pengampu: Saridudin, M.Pd.

Disusum oleh :

Fahmi A.H (2101239)

MiftahFarid Maulana (2101253)

M. Fahmi k ( 2101XXX)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah di
limpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Budi Utomo, Indische Partij, SI dan Muhammadiyah”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Perjuangan Umat Islam (SPUI)”.
Penyusunan makalah ini berdasarkan kemampuan dan keadaan yang ada, sehingga
menyebabkan keterbatasan dalam penyusunanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk
kali mendatang. Dan semoga makalah ini bisa berguna khususnya bagi penulis dan
umumnya untuk para pembaca.
Sebagai sarana perbaikan dikemudian hari, maka kami mengharapkan berbagai kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca begitu pun bagi kami selaku penyusun makalah ini. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Tasikmalaya, 14 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Budi Utomo........................................................................................................ 2

B. Indische Partij .................................................................................................... 4

C. Sarekat Islam. ..................................................................................................... 6

D. Muhammadiyah ................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi Budi Utomo datang dari Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia adalah seorang dokter
Jawa yang berasal dari Surakarta. Ia adalah orang yang dulunya dengan giat menyebarkan cita-
cita pendirian organisasi.
Ia ingin agar di daerah Jawa memiliki sebuah perkumpulan yang bertujuan untuk
memajukan pendidikan. Selain itu, tujuan perkumpulan tersebut adalah membiayai anak-anak
yang tidak bisa bersekolah tetapi memiliki potensi dan kemauan. Gagasan tersebut disambut
oleh para pelajar asal STOVIA, Batavia, terutama oleh Soeradji, Gondwana dan Soetomo.
Setelah melalui serangkaian diskusi, pada tanggal 20 Mei 1908, didirikanlah sebuah
perhimpunan. Perhimpunan tersebut diberi nama Budi Utomo. Ada Sembilan orang yang
masuk ke dalam pendiri tokoh organisasi budi Utomo.
Akan tetapi, dalam perjalanannya banyak tokoh yang bergabung di organisasi Budi
Utomo. Seperti Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), Tjipto Mangoenkoesoemo,
Tirto Adhi Soerjo, Raden Adipati Tirtokoesoemo, Pangeran Noto Dirodjo dan seterusnya.
Organisasi Budi Utomo memiliki peran penting dalam mengawali era pergerakan
nasional pada saat itu. Ini sebelum munculnya beberapa organisasi lainnya. Organisasi Budi
Utomo berakhir pada tahun 1935, setelah perhimpunan ini melebur ke dalam Partai Indonesia
Raya atau Parindra dibawa pimpinan Soetomo.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Budi Utomo?

2. Apa yang Dimaksud dengan Indische Partij?

3. Apa yang Dimaksud dengan SI dan Muhammadiyah?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui Budi Utomo.

2. Untuk mengetahui Indische Partij.

3. Untuk mengetahui SI dan Muhammadiyah.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Budi Utomo

1. Pengertian Budi Utomo


Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pemuda yang bergerak di bidang
pendidikan, sosial, dan budaya. Budi Utomo adalah bentuk tindakan proaktif dalam merespons
kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang saat itu membatasi akses pendidikan bagi orang
Indonesia. Organisasi ini memiliki misi mulia yaitu untuk meningkatkan pendidikan dan
pengetahuan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama para pemuda.
Di balik berdirinya Budi Utomo, ada tokoh penting yang memprakarsai organisasi ini,
yaitu Dr. Wahidin Soedirohoesodo. Keresahan Wahidin akan kondisi bangsa Indonesia saat
itu, membawanya pada sebuah gagasan untuk mendirikan Studiefonds (dana pendidikan) guna
menolong para pemuda agar dapat menuntut pendidikan di Perguruan Tinggi.
Pada 1906-1907, ia melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Pulau Jawa dengan
tujuan membuka pikiran kaum priyayi untuk bersama-sama mencari jalan meningkatkan
derajat bangsa melalui pendidikan. Akan tetapi usaha tersebut tidak mendapat tanggapan dari
kalangan priyayi golongan tua yang konservatif. Di sisi lain, gagasan tersebut justru disambut
hangat oleh kaum priyayi golongan muda, terutama dari para pelajar STOVIA, di antaranya
adalah Soetomo, M. Soeradji, M. Muhammad Saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno,
R.M. Goembrek, R. Angka, dan M. Soelaiman. Wahidin kemudian mengajak mereka bertukar
pikiran, hingga akhirnya mereka tertarik dan sepakat untuk mewujudkan dan mengembangkan
cita-cita Wahidin dengan mendirikan organisasi bernama "Boedi Oetomo" (budi yang utama).
Diketuai oleh Soetomo, berikut adalah susunan kepengurusan organisasi Budi Utomo:
Ketua: R. Soetomo
Wakil Ketua: M. Soelaiman
Sekretaris I: Soewarno
Sekretaris II: M. Goenawan
Bendahara: R. Angka
Komisaris: M. Soewarno, M. Muhammad Saleh, M. Soeradji, M. Goembrek.

2. Tujuan Budi Utomo

2
Dikutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional: Melacak Akar Historis Perjuangan
Bangsa Indonesia dan Kiprah Kaum Santri dalam Lahirnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (2022), didirikannya organisasi Budi Utomo memiliki beberapa tujuan.
Tujuan utama Budi Utomo yaitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
Jawa, Sunda, dan Madura tentang pentingnya merenungkan posisi mereka dalam masyarakat.
Selain itu, Budi Utomo juga bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mata
pencaharian serta kualitas hidup seluruh bangsa Indonesia dengan fokus pada pendidikan,
pengajaran, dan pengembangan kebudayaan.
Tujuan Budi Utomo, antara lain sebagai berikut:
1) Menyadarkan kedudukan masyarakat
Salah satu fokus utama Budi Utomo adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat
Jawa, Sunda, dan Madura tentang tempat mereka dalam masyarakat.
Tujuannya adalah agar setiap individu dapat lebih sadar akan identitas, peran, dan
kedudukan mereka dalam kerangka yang lebih luas.
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Budi Utomo juga menekankan peningkatan mata pencaharian dan kualitas hidup
masyarakat.
Mereka berusaha untuk meningkatkan kemajuan ekonomi dan penghidupan
seluruh bangsa Indonesia, dengan harapan menciptakan standar hidup yang lebih baik
bagi semua orang.
3) Mengembangkan kesenian dan kebudayaan
Budi Utomo sangat memahami pentingnya seni dan budaya dalam memperkuat identitas
bangsa.
Mereka mendorong pengembangan seni dan budaya sebagai cara untuk
memperkaya warisan budaya Indonesia dan mendukung perjuangan nasional.
4) Mewujudkan kehidupan sebagai menjadi bangsa yang terhormat
Organisasi ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia bisa hidup
dengan bangga dan dihormati.
Mereka menitikberatkan pada pendidikan, pengajaran, dan pengembangan
kebudayaan untuk mencapai tujuan ini.
5) Mengatasi perbedaan sosial

3
Budi Utomo mengusung semangat kesatuan. Organisasi ini ingin mencapai kemajuan
bagi seluruh penduduk Hindia, tanpa memandang perbedaan seperti keturunan, jenis
kelamin, atau agama.
Mereka berfokus pada kesetaraan dan persatuan seluruh rakyat Hindia.

Melalui visi ini, Budi Utomo menjadi salah satu organisasi yang sangat berperan
dalam pembentukan dasar pergerakan nasional Indonesia dan memberikan kontribusi
penting terhadap perjalanan menuju kemerdekaan.
Oleh karena itu, hari lahirnya organisasi Budi Utomo yang jatuh pada 20 Mei
diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia.

B. Indische Partij (IP)


1. Pengertian Indische Partij
Indische Partij (IP) atau Partai Hindia adalah organisasi politik pertama yang berperan
dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Meskipun Indische Partij pada akhirnya
dibubarkan, tetapi keberadaan mereka berperan penting dalam membangkitkan kesadaran
politik dan nasionalisme rakyat Indonesia kala itu.
Indische Partij merupakan organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik murni
dengan semangat nasionalisme yang bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan pada
rakyat Indonesia. Sikap tegas Indische Partij tampak dalam keberanian mereka mengkritik
kebijakan pemerintah Belanda. Mereka juga menggaungkan semboyan yang berbunyi “Indie
los van Holland” (Hindia bebas dari Belanda) dan “Indie voor Indier” (Indonesia untuk orang
Indonesia).
Cita-cita atau tujuan Indische Partij tersebut disebarluaskan melalui surat kabar “De
Express”. Berkat aksi revolusionernya itu, Indische Partij berkembang pesat di berbagai
daerah di Hindia Belanda.
Dalam perjalanannya, Indische Partij mampu menjaring hingga ribuan anggota di
Hindia Belanda. Mulai dari kalangan masyarakat Indonesia asli, campuran Indonesia-Eropa,
hingga keturunan China, Arab, dan lainnya

2. Tokoh pendiri Indische Partij


Indische Partij didirikan oleh tokoh berjuluk tiga serangkai. Berikut profilnya.

4
1) Douwes Dekker
Douwes Dekker adalah keturunan Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa. Keluarganya
adalah keturunan Eropa yang tinggal di Hindia Belanda.
Namun, ibunya memiliki darah keturunan Jerman-Jawa, sehingga ia tergolong
campuran Indonesia-Eropa. Ia besar di Indonesia dan menempuh pendidikan di HBS di
Batavia. Saat dewasa, Douwes Dekker bergabung ke beberapa surat kabar sebagai wartawan
dan penulis. Ia juga merupakan aktivis politik hingga akhirnya mendirikan Indische Partij.

2) Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo merupakan keturunan priyayi yang memiliki kesempatan
sekolah di STOVIA. Kendati begitu, ia menentang gagasan bahwa priyayi harus tunduk pada
pemerintah Belanda. Hal ini membuatnya kerap mengkritik pemerintah Belanda yang
dianggap merendahkan martabat bangsa.
Kendati begitu, hal ini tidak serta merta membuat pemerintah Belanda benci
kepadanya karena di sisi lain, Cipto berjasa dalam membasmi wabah pes di Malang pada
masa itu sehingga diberi penghargaan. Namun, hal ini tidak membuat Cipto berhenti
menentang pemerintah Belanda.

3) Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Suwardi Suryaningrat. Ia merupakan
keturunan bangsawan, Pangeran Suryaningrat, putra pertama Paku Alam III, sehingga
memiliki akses pendidikan yang baik dengan bersekolah di ELS.
Kemudian, ia melanjutkan sekolah ke STOVIA yang merupakan sekolah kedokteran,
tetapi memiliki minat pada dunia jurnalistik.
Maka dari itu, ia suka mengirim tulisan ke berbagai media massa, termasuk tulisan
yang mengkritik pemerintah Belanda

3. Tujuan Indische Partij


Secara umum, Indische Partij berperan penting dalam membangkitkan kesadaran
politik dan nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
Berikut tujuan organisasi Indische Partij, dikutip dari buku Sejarah 2 SMP Kelas VIII (2007).
a. Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan.
b. Menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme rakyat guna memajukan tanah air.

5
c. Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
d. Akhir perjuangan Indische Partij

Dalam perjalanannya, Indische Partij terus menyuarakan kesetaraan dan perlakuan tak
adil Belanda kepada masyarakat Indonesia.
Lantaran dianggap terlalu radikal dan membahayakan pemerintah Belanda, Douwes
Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dikenakan
hukuman buang (internir) ke Belanda pada Agustus 1913.
Kepergian tokoh Tiga Serangkai ini berpengaruh besar terhadap kegiatan Indische
Partij. Dengan diasingkannya mereka, berakhirlah kiprah Indische Partij di Indonesia.
Organisasi ini kehilangan basis massanya dan dibubarkan oleh pemerintah kolonial
Belanda.

C. Sarekat Islam
1. Pengertian Sarekat Islam
Sarekat Islam lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan,
daerah hunian saudagar batik di Solo yang didirikan oleh Haji Samanhudi, seperti dikutip dari
Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(2020).
Awalnya, organisasi ini bermuasal dari organisasi ronda bernama Rekso Roemekso.
Pendapat ini diperkuat oleh Takashi Shiraishi dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme
Rakyat di Jawa (1912-1926).
Namun, versi lain menyatakan bahwa Sarekat Islam berasal dari organisasi yang
sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah (SDI). Pendirinya adalah seorang bekas
murid STOVIA yang terbakar api nasionalisme Tiongkok, Tirto Adhi Soerjo pada 1909.
SDI di bawah Haji Samanhudi terus berkembang. Namun Haji Samanhudi tidak bisa
mengendalikan organisasi yang terus berkembang. Ia juga tak kuasa melawan tekanan
penguasa kolonial.
Akhirnya, pada tahun 1912, kepemimpinan SI diserahkan kepada Tjokroaminoto.
Pusat kegiatan SI dipindahkan ke Surabaya, namanya pun berubah menjadi Sarekat Islam
(SI).

2. Tujuan Sarekat Islam

6
a. Memajukan perdagangan,
b. Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan),
c. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli, dan
d. Memajukan kehidupan agama Islam
Melihat tujuannya, tidak tampak kegiatan politik tetapi SI selalu memperjuangkan
keadilan dan kebenaran terhadap penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial.
Selain tujuan ekonomi, ditekankan juga saling membantu di antara anggota. Hal itu
membuat SI dalam waktu singkat berkembang menjadi gerakan nasionalis, demokratis, dan
ekonomis berasaskan Islam dengan haluan korporatif.
3. Tokoh Sarekat Islam
Sarekat Islam memiliki sejumlah tokoh yang turut menggerakkan organisasi.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut tokoh-tokohnya.

1) H. Samanhudi
Samanhudi adalah pendiri Serikat Dagang Islam yang menjadi awal mula berdirinya
Sarekat Islam. Samanhudi lahir di Solo, orang tuanya adalah pedagang batik. Sejak lama,
Samanhudi memiliki minat untuk mendirikan organisasi yang bersifat sosial yang
bertujuan dalam memberi bantuan dan menjalin persatuan.
2) H. O. S. Tjokroaminoto
Tjokroaminoto bergabung SI atas ajakan Samanhudi yang menginginkan orang
berpengalaman dan berpendidikan untuk memperkuat organisasinya itu.
Tjokroaminoto bergabung dan melakukan pembaharuan dengan menyusun anggaran
dasar baru bagi SI. Ia adalah orang yang mengubah Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat
Islam dan memegang jabatan ketua menggantikan Samanhudi.
Kemudian, ia mengembangkan SI menjadi pergerakan massa yang paling menonjol dan
berpengaruh.
3) Agus Salim
Agus Salim adalah tokoh SI yang baru bergabung dengan organisasi ini sekitar tahun 1915
sebagai anggota bidang politik.
Kecerdasannya dalam keislaman membuatnya menjadi salah satu tokoh yang punya
kedudukan penting di SI. Ia menentang kolonial dengan pikiran kritisnya yang tajam tapi
disampaikan dengan halus.
4) Abdul Muis

7
Abdul Muis menjadi salah satu anggota Pengurus Besar karena semangat juang dan
kecerdasannya. Kepada anggota SI lainnya pun ia kerap menamakan rasa semangat
berjuang untuk melawan kolonial Belanda.
Selain itu, ia juga memberikan ide untuk mengadakan disiplin organisasi dengan tujuan
mengeluarkan anggota SI yang telah terpengaruh paham komunis.

Perkembangan Sarekat Islam dari Masa ke Masa

SDI didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911 di Solo sebagai koperasi pedagang batik
Jawa. Tujuannya agar dapat memajukan perdagangan Indonesia di bawah nilai-nilai Islam.
Keanggotaannya masih terbatas dengan ruang lingkup khusus pedagang sehingga
organisasi ini tidak memiliki banyak anggota. Kemudian pada 18 September 1912, SDI
mengubah namanya menjadi SI atau Sarekat Islam dan mengalami perkembangan yang pesat
dengan anggota yang banyak.
Tujuan didirikannya adalah menggalang kerja sama antara pedagang Islam untuk
memajukan perdagangan dan bisa menyaingi pedagang asal China. Sarekat Islam sukses
menjadi organisasi ternama dengan gerakan nasionalis, religius, demokratis, dan ekonomis.
Perlahan SI sukses berkembang sampai menyebar ke semua lapisan masyarakat.
Perkembangannya bahkan menyebar sampai ke luar Pulau Jawa. Lalu, pada Januari 1913 di
Surabaya, SI menegaskan organisasi ini bukan partai politik. Dengan begitu, SI terbuka untuk
masyarakat Indonesia.
Demi menjaga SI tetap menjadi organisasi rakyat, maka ada pembatasan masuknya
pegawai negeri menjadi anggota. SI terbuka untuk bangsa Indonesia. Namun, untuk menjaga
agar Sarekat Islam tetap menjadi organisasi rakyat, dilakukan pembatasan terhadap masuknya
pegawai negeri sebagai anggota. Namun organisasi ini mulai mengalami perpecahan karena
adanya perbedaan suasana kehidupan politik setelah tahun 1929. Kala itu, SI terkena
pengaruh komunis yang diperkenalkan oleh Hendrio Joshepus Maria Sheevliet pada 1913.
Satu tahun setelahnya, 1914, Sheevliet bersama Adolf Baars mendirikan Indische
Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang.
Tujuan dari ISDV yaitu untuk menyebarkan paham Marxis. Namun, anggota ISDV
tidak memiliki hubungan dekat dengan rakyat sehingga mereka pun berniat untuk mencoba
memasuki SI Semarang yang dipimpin oleh Semaun. Semaun sendiri tidak menyetujui jika
Sarekat Islam harus mengirimkan wakilnya ke dalam Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat).

8
Perlahan-lahan pengaruh Semaun pun semakin besar dalam Sarekat Islam yang
kemudian menimbulkan perpecahan. Perpecahan pada Sarekat Islam terbagi menjadi dua
bagian, yaitu SI Merah dan SI Putih. Perpecahan ini terjadi lantaran adanya agitasi dari para
golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi SI.
SI Putih sendiri adalah organisasi yang berhaluan kanan yang diketuai oleh
Tjokroaminoto, sedangkan SI Merah berhaluan kiri dipimpin oleh Semaun dari Semarang. SI
Merah menentang pencampuran agama dan politik dalam organisasi Sarekat Islam

D. Muhammadiyah
1. Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam reformis yang lahir di Indonesia pada
awal abad ke-20. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang berpatokan pada Al-hadist
dan Al-qur’an. Secara Umum arti Muhammadiyah adalah umatnya nabi Muhammad.
Muhammadiyah memiliki tuntunan beribadah yang sesuai dengan Al-hadist dan Al-
qur’an. Perkembangan Muhammadiyah yang memiliki peran penting dalam transformasi
sosial dan keagamaan di Nusantara.
1) Latar Belakang Kemunculan Muhammadiyah
Di era awal kolonialisme, banyak penduduk Indonesia yang menghadapi tantangan
sosial, politik, dan ekonomi yang cukup berat. Di tengah kondisi tersebut, lahirah
Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di kota Yogyakarta, yang diprakarsai oleh
seorang ulama bernama KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah hadir sebagai gerakan yang
ingin memperbarui ajaran Islam dan memajukan umat Muslim.
2) Visi dan Misi Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan dengan visi memurnikan ajaran Islam dari praktik-praktik
yang dianggap menyimpang dan menegakkan prinsip-prinsip Islam yang murni. Gerakan ini
juga bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan umat Muslim, serta
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
3) Pengembangan Sekolah dan Pendidikan
Salah satu fokus utama Muhammadiyah adalah pendidikan. Organisasi ini mendirikan
sekolah-sekolah modern yang mengkombinasikan ajaran agama dengan pengetahuan umum.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada anak-anak dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan pendidikan
yang berkualitas.

9
4) Peran Muhammadiyah dalam Kemerdekaan Indonesia
Muhammadiyah turut berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Organisasi ini menjadi wadah bagi para pemuda untuk menggalang semangat nasionalisme
dan melawan penjajah.
5) Perkembangan dan Pengaruh Muhammadiyah
Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah terus berkembang dan memiliki pengaruh
yang luas di Indonesia. Organisasi ini telah membentuk banyak lembaga pendidikan, rumah
sakit, dan lembaga kesejahteraan sosial di seluruh negeri. Muhammadiyah juga memiliki
jaringan organisasi pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, agama, dan
kebudayaan.
6) Kontribusi Muhammadiyah dalam Bidang Sosial dan Kemanusiaan
Muhammadiyah juga dikenal karena kontribusinya dalam bidang sosial dan
kemanusiaan. Melalui lembaga-lembaga sosialnya, Muhammadiyah memberikan bantuan
dan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi darurat seperti
bencana alam, konflik sosial, dan kemiskinan.
Muhammadiyah aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan, penyediaan layanan
kesehatan, dan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
7) Transformasi Muhammadiyah di Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, Muhammadiyah mengalami transformasi
dalam menjawab tantangan sosial dan keagamaan yang muncul. Organisasi ini terus
beradaptasi dengan perubahan zaman dan mengimplementasikan strategi yang relevan dalam
upaya memperkuat posisinya dalam masyarakat.
8) Penerimaan dan Pengaruh Muhammadiyah di Masyarakat
Muhammadiyah telah diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Gerakan ini memiliki jutaan anggota dan pendukung yang
aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Pemikiran dan pendekatan Muhammadiyah
dalam memadukan ajaran Islam dengan pembangunan sosial telah memberikan dampak yang
signifikan bagi perkembangan umat Muslim dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
9) Kontribusi Muhammadiyah dalam Dialog Antaragama
Muhammadiyah juga terlibat dalam dialog antaragama dengan komunitas agama lain
di Indonesia. Gerakan ini mempromosikan toleransi, kerjasama, dan saling pengertian antara
umat beragama sebagai bagian dari upaya membangun kerukunan dan keharmonisan di
Nusantara.

10
10) Masa Depan Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis terus berupaya menghadapi
tantangan dan peluang di masa depan. Organisasi ini berkomitmen untuk terus memajukan
pendidikan, kesejahteraan sosial, dan pengembangan keagamaan umat Muslim.
Muhammadiyah juga akan terus berperan dalam membangun masyarakat yang beradab, adil,
dan bermartabat. Sebagai organisasi yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam
sejarah Indonesia, Muhammadiyah akan terus menjadi kekuatan yang menginspirasi dan
menerangi Nusantara. Gerakan ini tetap menjadi salah satu pelopor perubahan sosial dan
keagamaan, serta menjaga komitmen terhadap nilai-nilai Islam yang moderat, inklusif, dan
berdaya transformative

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Organisasi Budi Utomo memiliki peran penting dalam mengawali era pergerakan
nasional pada saat itu. Ini sebelum munculnya beberapa organisasi lainnya. Organisasi
Budi Utomo berakhir pada tahun 1935, setelah perhimpunan ini melebur ke dalam Partai
Indonesia Raya atau Parindra dibawa pimpinan Soetomo.
Indische Partij merupakan organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik
murni dengan semangat nasionalisme yang bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan
pada rakyat Indonesia. Sikap tegas Indische Partij tampak dalam keberanian mereka
mengkritik kebijakan pemerintah Belanda. Mereka juga menggaungkan semboyan yang
berbunyi “Indie los van Holland” (Hindia bebas dari Belanda) dan “Indie voor Indier”
(Indonesia untuk orang Indonesia).
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam reformis yang lahir di Indonesia
pada awal abad ke-20. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang berpatokan pada
Al-hadist dan Al-qur’an. Secara Umum arti Muhammadiyah adalah umatnya nabi
Muhammad

11
B. Saran

Organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo sangat diharapkan menjadi suatu
motivasi bagi para generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan yang nantinya
dapat menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Akira, Nagazumi. 1989. Bangkitnya Nassionalisme Indonesia, Budi Utomo 1908- 1918.
Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(2020),

Nugroho Notosusanto, 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka

Budi Utomo: Sejarah, Tokoh, dan Tujuan Organisasi – CNN Indonesia


https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230927112556-569-1004333/budi-utomo-
sejarah-tokoh-dan-tujuan-organisasi/amp

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230906171318-569-995668/sarekat-islam-
latar-belakang-tokoh-pendiri-dan-perkembangannya

12
13

Anda mungkin juga menyukai