Disusun oleh:
Kelompok X
Dosen Pengampu :
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lahirnya Serekat Islam dan Budi
Utomo sebagai Organisasi Pergerakan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tuntutan tugas dalam
mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang masalah antropologi bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Fatmi Fauzani Duski, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Sejarah N asional Indonesia yang telah memberikan tugas ini pada kami. Dan kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok X
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarekat Islam dan Budi Utomo adalah dua organisasi pergerakan yang memiliki
latar belakang dan tujuan yang berbeda. Sarekat Islam didirikan pada tahun 1905 dengan
tujuan untuk menggalang kerjasama di antara para pedagang Islam demi memajukan
perdagangan mereka dan mampu menyaingi para pedagang asal China.
Selain itu, Sarekat Islam juga menjadi organisasi yang identik dengan gerakan
nasionalis, demokratis, religius, serta ekonomis. Organisasi ini lahir sebagai reaksi
terhadap ketidakadilan dalam sistem kolonialisme di Indonesia. Dalam waktu singkat,
Sarekat Islam menjadi organisasi ternama yang memiliki pengaruh besar dalam
pergerakan nasional Indonesia.
Sementara itu, Budi Utomo adalah organisasi yang didirikan pada tanggal 20 Mei
1908 di Jakarta oleh beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische
Artsen). Tujuan didirikannya Budi Utomo adalah untuk memperjuangkan kehidupan
sebagai bangsa yang terhormat. Organisasi ini fokus dalam bidang pengajaran,
pendidikan, dan kebudayaan. Budi Utomo juga menjadi salah satu organisasi pergerakan
nasional yang penting dalam periode tersebut. Dengan adanya Sarekat Islam dan Budi
Utomo, munculnya organisasi-organisasi kebangsaan tersebut menjadi tanda mulainya
pergerakan nasional di Indonesia pada kurun waktu 1908-1920.
B. Rumusan Masalah
1
3. Seperti apa Perubahan Serekat Dagang Islam ke Serekat Islam ?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sudiyo, et al.1997. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan
Kedaulatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm. 96
3
Selain faktor-faktor yang memang muncul dari dalam diri tiap-tiap individu di
Indonesia, ada juga faktor eksternal yang datang dari luar negeri, yang membuat
pergerakan nasional lahir dengan segera dan menyadarkan bangsa Indonesia untuk
bangkit melawan, faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya faham baru, yaitu liberalisme dan human rights, akibat dari perang
kemerdekaan Amerika dan revolusi Perancis
2. Diterapkannya pendidikan sistem barat dalam pelaksanaan politik etis, yang
menimbulkan wawasan secara luas bagi para pelajar Indonesia, walaupun
jumlahnya masih sangat sedikit
3. Kemenangan perang Jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang membangkitkan
rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan bangsa
penjajah
4. Gerakan Turki Muda yang bertujuan menanamkan dan mengembangkan
nasionalisme Turki, sehingga terbentuk kebangsaan yang bulat dengan ikatan
satu negara, satu bangsa, satu bahasa, ialah Turki
5. Gerakan Pas-Islamisme, yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani
bertujuan mematahkan dan melenyapkan imperialisme barat untuk
membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu pemerintahan Islam
pusat. Gerakan ini menimbulkan nasionalisme di negara terjajah dan anti-
imperialis
6. Dan lain-lain, seperti gerakan nasionalisme di India, Tiongkok dan Philippina2
Abad ke-20 memang menjadi abad paling bersejarah bagi Indonesia, setelah
sekian lama mengalami penjajahan, awal abad ke-20 dapat dikatakan menjadi titik
balik bangsa Indonesia sebagai momentum permulaan mendapatkan kemerdekaan.
Banyak yang mengatakan bahwa abad ini adalah abad pergerakan nasional dan ada
juga yang mengatakan sebagai abad nasionalisme, artinya bahwa rakyat Indonesia
pada saat itu sudah muncul kesadaran sebagai satu bangsa yang harus
memperjuangkan kehidupan yang merdeka, bebas dari penjajahan.
2
Ibid, hlm. 98
4
Nasionalisme yang muncul dalam tubuh bangsa Indonesia berbeda dengan
nasionalisme yang lahir dan berkembang di negara-negara lain, khususnya di
negaranegara Eropa.3
Kondisi rakyat Indonesia yang sangat tertekan oleh penjajah Belanda yang
menggunakan berbagai tipu dan intimidasi, justru melahirkan semangat kebersamaan
dan perlawanan. Kebutuhan yang sangat mendesak untuk diatasi waktu itu adalah
bidang ekonomi dan kesejahteraan.5 Dalam bidang ekonomi orang Tionghoa yang
menduduki pemasaran khas menengah batik, tidak hanya berdagang bahan batik
tetapi juga mempunyai perusahaan – perusahaan pembatikan, tidak heran jika mereka
dapat menjual batik dengan harga yang murah, karena bahan-bahannya di beli
langsung dari importir bangsa Eropa.
Sebaliknya harga batik dari perusahaan-perusahaan orang pribumi menjadi
lebih tinggi, karena orang-orang pribumi mendapatkan bahan baku batik dari khas
perantara.6 Maka untuk menghadapi persaingan di dalam perdagangan batik ini maka
Pada tanggal 16 Oktober 1905, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam.
Pendirian SDI ini merupakan sebagai respon terhadap kondisi sosial ekonomi yang
menyengsarakan rakyat.
3
Ibid, hlm. 101
4
Budiharja, et al.2004. Budi Utomo : Sejarah dan Kongres Pertama di Yogyakarta 1908. Yogyakarta:
Museum Benteng Vredeburg. Hlm. 99-103
5
Ibid, hlm. 104
6
M Mansyur Amin.1996. Sarikat Islam Obor Kebangkitan Nasional ( 1905-1942), (KomplekIAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta : Al Amin Press). Hlm. 27
5
Jadi latar belakang berdirinya Sarekat Dagang Islam adalah dikarenakan
perubutan pemasaran kelas menengah antara orang-orang Tionghoa. Ditambah lagi
dengan sikap yang sombong dan demonstratif dari orang-orang Tionghoa setelah
berhasilnya Revolusi Cina pada tahun 1911, mengakibatkan terjadinya konflik yang
memuncak antara keduanya.7
Usaha yang mendasar dari lahirnya Sarekat Dagang Islam adalah untuk
mencegah kehancuran ekonomi rakyat dan menumbuhkan jiwa nasionalisme sesuai
dengan identitas ke-Islamannya. Dibukanya Politik Pintu Terbuka, ternyata
menghancurkan perekonomian bangsa Indonesia yang sudah parah itu. Orang Cina
sebagai perantara perdagangan batik yang di tunjuk Belanda, akhirnya memonopoli
seluruh lini perdagangan. Sejalan dengan kondisi di atas, kemudian lahirlah gerakan
Sarekat Dagang Islam, tujuan lahirnya Sarekat Dagang Islam adalah :8
7
Saefullah Wiradipraja.2005. Satu Abad Dinamika Perjuangan Sarekat Islam. (Jakarta : Dewan
Pimpinan Wilayah Sarekat Islam Jawa Barat). Hlm. 7
8
Ahmad Dainuri.1996. Ini Dadaku. ( Jakarta : CV Tursina). Hlm. 36
6
a. Guna mengahadapi persaingan dagang dengan orang Cina dan sikap
superioritas mereka terhadap orang Indonesia sehubungan dengan
berhasilnya Revolusi Cina di kota-kota besar, para pedagang Cina
mendidirikan Sianghwee ( kamar dagang ), yang di dukung oleh ordonansi
pemerintah pemerintah belanda yang menyatakan, bahwa orang Cina di
beri kebebasan bergerak lebih besar demi perubahan dan demi
kepentingan perdagangan serta lalu lintas. Dengan demikian, mereka dapat
membeli bahan-bahan langsung dari bahan importir. Sebaliknya, dalam
kasus usaha batik, misalnya, para pebgusaha batik bangsa jawa harus
membeli bahan dari pedagang Timur Asing, khususnya pedagang Cina.
Akibatnya, harga batik dari perusahaan Jawa lebih tinggi di banding harga
batik dari perusahaan Timur Asing, sehingga pemasaran batik di kuasai
oleh bangsa Cina.
9
Ibid, hlm. 45
7
Walaupun terjadi diskriminasi perekonomian yang benar-benar nyata, tetapi Haji
Samanhudi mampu menembus permainan buruk Belanda. Beliau berhubungan secara
langsung dengan para importir Eropa, tidak melalui orang- orang Cina. Karena itu
dengan semangat nasionalismenya, beliau menghimpun para pedagang batik bumi
putera, supaya tidak membeli bahan baku batik dari orang-orang Cina yang harganya
membumbung tinggi itu. Gerakan sarekat islam di picu oleh konflik antara orang Cina
dan Jawa.10 Akan tetapi konflik ini lebih bersifat politis dan sosial dari pada ekonomis.
Kondisi yang semakin rumit dirasakan pula oleh rakyat Indonesia. Alat perjuangan yang
semula terkonsentrasi pada bidang perdagangan saja dirasa kurang memadai.
Persoalanmendesak lainnya yang juga tidak kalah pentingnya adalah: sosial,politik dan
pendidikan. Dalam rangka memperluas jangkauan perjuangannya, Haji Samanhudi
mengubah nama organisasi perjuangannya dari Sarekat Dagang Islam menjadi ( SDI ),
menjadi Sarekat Islam ( SI ).11
8
3. Memajukan pendidikan rohani dan kepentingan materil bumiputra dengan
demikian juga membantu meningkatkan kedudukan bumiputra
menghilangkan salah pengertian mengenai Agama Islam dan memajukan
kehidupan keagamaan di kalangan bumiputra sesuai dengan hukum tata
cara dan agama tersebut, menempuh segala cara dan menggunakan semua
jalan yang diperkenankan dan tidak bertentangan dengan ketentraman
umum dan adat istiadat yang baik.
Semangat dan motivasi yang kuat untuk membela nasib rakyat secara komprehensif
muncul, karena itu Haji Samanhudi mengubah organisasi Sarekat Dagang Islam ( SDI )
yang berdiri pada tanggal 1905, menjadi Sarekat Islam pada tahun 190613. Pendapat yang
umum tentang waktu berdirinya Sarekat Islam adalah pada tahun 1911, disamping
bermacam-macam pendapat tentang pendiri pertama dan tempat berdirinya Sarekat Islam.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa Sarekat Islam berdiri di Jakarta, kemudian di
Bogor, selanjutnya di Sala. Ada pula yang berpendapat di Sala. Demikian pendapat
tentang pendirinya ada yang berpendapat Samanhudi dan ada pula Tirtoadisuryo. Tetapi
kemudian dalam wawancara Tamar Jaya dengan Samanhudi di Jakarta pada tahun 1955,
HajiSamanhudi memberikan keterangan sebagai berikut :
Dengan ikhlas, untuk kemurnian sejarah pergerakan Indonesia, dengan ini saya
terangkan bahwa Sarekat Dagang Islam di lahirkan pada tanggal 16 Oktober 1905, di
rumah saya di kampung Sandakan Sala dengan delapan orang teman yaitu: saudara
Sumawardoyo, Wiryotirto, Suwandi, Suropranoto, Jarmani, Hardjo Sumarto, Sukir,
Martodikoro. Inilah panitia pertama pendirian tersebut. Kemudian setelah didapat kata
sepakat mendirikan Sarekat Dagang Islam, maka di bentuklah pengurus baru.12
12
Ahmad Mansyur Suryanegara.1995. Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam diIndonesia,
(Bandung : Mizan). Hlm. 29
9
Pada saat ini Sarekat Dagang Islam mengambil asas dan tujuan :
10
D. Periodesasi Sejarah Serekat Islam
Pada masa-masa awal berdirinya Sarekat Islam diinisiasi oleh gerakan reformasi di
bidang perekonomian dan kesejahteraan rakyat, yang bernama Sarekat Dagang Islam.
Orientasi dan gerak langkah organisasi tersebut dapat dicermati dari tujuannya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Haji Samanhudi, pendiri Sarekat Dagang Islam.
Pada saat itu Sarekat Dagang Islam mengambilasas dan tujuan sebagai berikut:
a) Mengutamakan sosial ekonomi
b) Mempersatukan pedagang-pedagang batik
Sebuah sumber menyebutkan bahwa pada saat itu Sarekat Dagang Islam
mendirikan toko-toko koperasi, mengimpun para pedagang bati, menolong orang-orang
yang sedang kesusahan dan mendirikan masjid-masjid. Setelah wawasan Haji Samanhudi
bertambah luas, tahun 1906 mengubah organisasinya menjadi “Sarekat Islam”. Dengan
menghilangkan nama “dagang”- nya maka sasaran perjuangannya semakin luas.
Jangkauan anggotanya pun semakin bertamba, tidak hanya para pedagang saja, kalangan
haji dan kiyai pun banyak yang menjadi anggota Sarekat Islam.
11
Istilah “Islam” pada saat itu identik dengan bangsa (pribumi), identik dengan tanah
air, dan identik dengan anti penjajah. Jadi dengan menggunakan istilah “Islam” untuk
menunjukan sifat “ikatan persaudaraan bangsa” dari organisasi yang didirikan itu. Hal ini
juga dinyatakan oleh HOS Tjokroaminoto sebagaimana keterangan berikut :
“HOS Tjokroaminoto dengan tegas menyatakan : “memang Sarekat Islam memakai
nama agama sebagai ikatan persatuan bangsa, buat mencapai cita cita sebenarnya, dan
agama tidak akan mengahambat kita mencapai tujuan itu”.
12
Baru pada tanggal 1 September 1912 Anggaran Dasar yang baru disusun
kemudian dimintakan pengesahannya di depan Notaris B. Turtukel, di Solo. Sarekat
Islam untuk selanjutnya mendapatkan pengesahan badan hukum di depan Notaris B.
Ter Kuilr pada 10 September 1912. Akan tetapi turunnya ketetapan Sarekat Islam
sebagai badan hukum hanya berlaku bagi distrik setempat yang memperoleh izin,
tidak berlaku untuk kegiatan yang bersekala nasional.
Setelah Sarekat Islam dapt memenangkan kota Solo, dua bulan berikutnya
organisasi ini pada 26 Januari 1913 mengadakan kongresnya yang pertama setelah
mendapat pengesahan dari Notaris. Hasil terpenting dari kongres itu ialah
pembagian wilayah ( komisi ) Sarekat Islam. Sarekat Islam dibagi menjadi tiga
wilayah, yaitu :
a) Sarekat Islam Jawa Barat, meliputi Jawa Barat dan Sumatera, denga
berpusat di Jawa Barat. Pimpinannya adalah Raden Gunawan.
b) Sarekat Islam Jawa Tengah, meliputi Jawa Tengah dan Kalimantan
berpusat di Solo. Pimpinannya Haji Samanhudi.
c) Saekat Islam Jawa Timur, meliputi Jawa Timur, Sulawesi, dan
Nusatenggara, berpusat di Surabaya. Pimpinannya Haji Oemar Said
Tjokroaminoto.
13
c. Periode Puncak Sarekat Islam (1915-1919)
Sarekat Islam, yang saat ini sebagai organisasi masa berlingkup nasional,
secara berkala menyelanggarakan pertemuan nasional untuk mempertemukan para
pemimpin cabangnya. Peremuan tingkat nasional pada saat itu disebut “kongres”. Di
dalam kongres di bahas: pertanggung jawaban pengurus pusat , program nasional,
dan pemilian pengurus pusat. Pertemuan demikian merupakan media penyaluran
atau penampungan aspirasi anggota Sarekat Islam. Aspirasi yang disalurkan melalui
para wakil cabang kemudian di rumuskan dan diputuskan berdasarkan kesepakatan
anggota kongres pada masa kepemimpinan HOS Tjokroaminoto terdapat sebuah
kongres yang mempunyai arti penting bagi sejarah, baik bagi Sarekat Islam sendiri
ataupun bagi bangsa Indonesia.
14
dikatakan di atas tadi, Sarekat Islam menerima pengadaan dewan rakyat ini sebagai
kembaga untuk menyuarakan kehendak rakyat, walupun kenyataannya dewan ini tidak
dapat memeberikan apa-apa terhadap tujuan yang diingini oleh Sarekat Islam, untuk
mewakilinya, Sarekat Islam mengirimkan Tjokroaminoto (berdasarkan pengangkatan)
dan Abdul Muis (berdasar atas pilihan). Dalam Volksraad itu, Tjokroaminoto dan Abdul
Muis telah memberikan reaksi-reaksinya yang jelas dan tegas terhadap pelaksanaan
pemerintahan ketika itu. Karena sikapnya yang demikian itu, maka Tjokroaminoto dan
Abdul Muis menjadi oposisi.
15
Salah satu dari sekian banyak usaha yang dilakukannya adalah dengan
menyelenggarakan studifonds (dana pendidikan) untuk membantu biaya pendidikan
para pemuda Indonesia khususnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. dr.
Wahidin menginginkan banyak dari para pemuda Indonesia terdidik dan pada akhirnya
mampu memberikan kontribusi optimal bagi kelangsungan perjuangan bangsa
Indonesia. Dalam perjalanannya mempromosikan studifonds, ada satu momen yang
mempertemukan antara dr. Wahidin dengan R. Soetomo dan M. Soeradji dua pelajar
yang sedang menempuh pendidikan di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche
Artsen). Pertemuan dengan agenda utama yaitu saling tukar gagasan, meskipun memang
lebih banyak terjadi penyampaian gagasan oleh dr. Wahidin kepada dua pemuda
tersebut.
Tanpa disangka, pencarian dukungan tersebut disambut dengan baik oleh para
pelajar lain, baik yang ada di STOVIA, maupun dari sekolah lain. Hal tesebut semakin
memantapkan langkah Soetomo dan Soeradji untuk membentuk suatu organisasi. Pada
tanggal 20 Mei 1908, R. Soetomo, M. Soeradji, Soewarno, M. Goenawan, R.M.
Goembrek, M. Soewarno, M. Muhammad Saleh, R. Angka dan M. Soelaiman
berkumpul dalam ruang anatomi STOVIA, mereka melakukan musyawarah, dan setelah
dirasa cukup matang mereka akhirnya bermufakat untuk mendirikan sebuah organisasi
yang disepakati bernama Boedi Oetomo. Menurut Nagazumi dalam Budiharja (2004),
mereka yang hadir dalam pendirian Budi Utomo bukan hanya pelajar dari STOVIA,
tercatat para pelajar tersebut juga datang dari Sekolah-sekolah Pendidikan Guru Pribumi
di Bandung, Sekolah Menengah Petang di Surabaya, Sekolah Pamong Praja Pribumi di
Magelang dan Probolinggo serta Sekolah Pertanian dan Kehewanan di Bogor.
16
Budi Utomo dapat dikatakan sebagai organisasi modern, karena ketika didirikan
didesain memiliki kepengurusan dengan susunan yang lengkap, juga memiliki tujuan
organisasi yang tertulis secara jelas dan nyata dalam AD/ART (Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga) Budi Utomo. Berikut adalah susunan kepengurusan
organisasi Budi Utomo ketika awal berdiri :
1. Ketua : R. Soetomo
2. Wakil Ketua : M. Soelaiman
3. Sekretaris : Gondo Soewarno (Soewarno I)
4. Sekretaris : M. Goenawan
5. Bendahara : R. Angka
6. Komisaris : M. Soeradji, M. Muh. Saleh, M. Soewarno (Soewarno II)
dan R.M. Goembrek
17
Kedua sekolah ini dibangun karena secara umum mereka tidak
setuju dengan kurikulum yang diterapkan oleh Belanda karena dianggap
hanya mementingkan kemampuan intelektual tanpa memperhatikan praktik
dan keterampilan.13
13
Imsawati, et al. 2017. “The Intelectual’s Contribution In The national Movement Of In Indonesian 1908-
1928”. Jurnal Histiroca. vol. 1, issue. 2, pp. 277-292.
18
langsung berkecimpung dalam dunia politik, arah perjuangan yang menjadi fokus
dalam aspek sosial-budaya yang menitikberatkan pada pergulatan memperbaiki
pendidikan rakyat Bumiputra.
Budi Utomo tetap dengan pendiriannya, masih sama ketika awal terbentuk.
Ingin terus mencerdasakan kehidupan bangsa, dan bagi mereka hal tersebut tidak
bisa dilakukan dengan sembarang dan terburu-buru apalagi dengan sporadis
berpindah haluan perjuangan. Sudiyo dan Kawan-kawan (1997) mengatakan bahwa
Budi Utomo memiliki semboyan “Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar
mati tanpa bekas”, hal tersebut didasarkan pada filsafat “tumbuhnya pohon
beringin” pohon yang pertumbuhannya lambat akan tetapi semakin lama semakin
besar dan apabila sudah berdiri, ia berdiri dengan kokoh dan memiliki dahan yang
rindang dapat memberikan perlindungan dari terik matahari dan lebatnya hujan.
Perjuangan Budi Utomo dalam aspek sosial-budaya terbukti berjalan cukup lama,
sekurangnya dari tahun 1908 sampai dengan 1921 organisasi ini tetap berpegang
teguh pada tujuan awal didirikannya.
Titik balik perjuangan ada pada momentum kongres di Sala, Budi Utomo
akhirnya masuk dalam arena politik akibat dari kurangnya perhatian pemerintah
yang berkuasa pada saat itu untuk lebih memperhatikan permasalahan pendidikan.
Oleh karenanya mereka menuntut agar orang-orang yang mengisi Volksraad (dewan
perwakilan rakyat) sebagian besar adalah orang Indonesia, begitu juga dengan
dewan-dewan daerah seperti Gementeraad dan Gewestelijkeraad.
Tujuannya agar aspirasi dari rakyat pribumi bisa lebih didengar dan
19
disampaikan kepada pemerintah. Selanjutnya Budi Utomo terus melakukan
pejuangan dan pergerakan dalam aspek politik, puncaknya ada pada kongres yang
dilakukan di Solo pada tahun 1935 yang menghasilkan kesepakatan menggabungkan
antara Budi Utomo dengan organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang juga
didirikan oleh Soetomo. Organisasi hasil fusi tersebut diberi nama Partai Indonesia
Raya atau PARINDRA, sehingga perjuangan dan pergerakan yang dilakukan oleh
organisasi baru tersebut lebih sistematis dan juga masif dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah.
Peranan Budi Utomo dalam memengaruhi pola pikir bangsa Indonesia sangat
besar sehingga banyak dari rakyat yang pada akhirnya tersadarkan untuk ikut dalam
perjuangan merebut kemerdekaan. Pada aspek pendidikan, Budi Utomo mencoba
untuk terus membantu memperbaiki tingkat pendidikan rakyat agar mampu lebih
peka dalam membaca situasi bangsa, memiliki pola pikir yang lebih terbuka dan
tidak mudah terhasut oleh tipu daya yang dilancarkan oleh bangsa kolonial.
Dalam aspek politik, pergerakan Budi Utomo lebih besar, karena mampu
mempengaruhi banyak kebijakan pemerintah kolonial yang menguntungkan
masyarakat pribumi mulai dari pemerataan pendidikan, kesamaan di hadapan hukum
dan masuknya orang Indonesia dalam jajaran dewan perwakilan rakyat.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa Indonesia sudah begitu lama terjebak dalam praktik kolonialisme dan
imperialisme, berbagai bentuk perlawanan sudah dilakukan oleh segenap bangsa
Indonesia namun masih dalam kerangka kedaerahan yang membuat perjuangan
seolah tidak pernah mendapatkan hasil optimal seperti apa yang diinginkan. Hingga
akhirnya timbul kesadaran dari bangsa Indonesia untuk menghimpun kekuatan secara
nasional agar perjuangan dapat lebih mudah dan efektif, hal tersebut akhirnya
melahirkan organisasi-organisasi pergerakan nasional. Dari organisasi-organisasi
pergerakan nasional tersebut masyarakat Indonesia banyak mendapatkan pemahaman
tentang bangsa Indonesia yang pada akhrinya meningkatkan nasionalisme.
Serikat Islam dan Budi Utomo, yang keduanya memainkan peran kunci dalam
perkembangan sosial dan politik negara ini. Serikat Islam muncul sebagai gerakan
yang mengusung nilai-nilai Islam dalam konteks perjuangan melawan kolonialisme.
Sementara itu, Budi Utomo merupakan organisasi yang mengadvokasi pendidikan
dan kebangkitan nasional tanpa memandang perbedaan agama. Budi Utomo
merupakan organisasi yang berjasa untuk mengobarkan api semangat perjuangan,
nasionalisme dan mereka adalah organisasi yang menstimulasi lahirnya organisasi-
organisasi pergerakan nasional lainnya di Indonesia.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan
semoga kita bisa mengambil hikmah, Aamiin.
21
DAFTAR PUSTAKA
22