Anda di halaman 1dari 6

KEBANGKITAN NASIONAL

Disusun Oleh:

Nama : Septian Raditya Pratama


Kelas : VIII H
No Absen : 30
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMP NEGERI 20 SEMARANG


A. LATAR BELAKANG HARI KEBANGKITAN NASIONAL
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Kebangkitan Nasional merupakan
masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul
selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda. Kebangkitan Nasional ditandai
dengan 2 peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan
Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Masa ini merupakan salah satu
dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. Pada tahun 1912
partai politik pertama Indische Partij berdiri. Ditahun 1912 itu juga berdiri Sarekat
Dagang Islam (Solo) yang didirikan oleh Haji Samanhudi mendirikan, KH Ahmad
Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta serta Dwijo Sewoyo dan kawan-
kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera di Magelang Jawa Timur.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi
Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya untuk menandingi dominasi
pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan
sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Kelahiran Budi Utomo telah menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat
perjuangan, sekaligus menjadi inspirasi berdirinya berbagai organisasi di seluruh pelosok
tanah air, baik yang bersifat kedaerahan, politik, keagamaan, serikat pekerja, kewanitaan
maupun kepemudaan. Pada kurun selanjutnya muncul sejumlah organisasi seperti Sarekat
Islam, Indische Partij, dan berbagai organisasi lainnya. Hal ini mewarnai awal
kebangkitan nasional yang mencapai puncaknya pada tahun 1928. Kebangkitan nasional
Indonesia ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, sedangkan kebangkitan pemuda
Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda.
Tokoh-tokoh sejarah kebangkitan nasional, antara lain: Gunawan, Sutomo, dr.
Tjipto Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar
Dewantara), dan lain-lain. Tanggal 20 Mei 1908, berdirinya Boedi Oetomo, dijadikan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
B. TERBENTUKNYA ORGANISASI BUDI UTOMO
B.1 SEJARAH BUDI UTOMO

Budi Utomo merupakan organisasi pelajar yang didirikan oleh para mahasiswa
STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Dokter Jawa.
Nyoman Dekker dalam bukunya “Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia” menyebutkan
bahwa Dokter Wahidin Sudirohusodo adalah orang yang mula-mula dengan giat
menyebarkan cita-cita pendirian organisasi.

Ketika itu, Dokter Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter lulusan Sekolah Dokter
Jawa “STOVIA” merasa sangat prihatin menyaksikan kesengsaraan dan keterbelakangan
rakyat Indonesia. Kondisi itu disebabkan karena rakyat tidak mampu secara ekonomi dan
kesulitan biaya sehingga tidak dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Tahun
1906-1907 Dokter Wahidin mulai mengadakan kampanye di kalangan priyayi di pulau
Jawa. Wahidin mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya
tentang “Dana Belajar” (studiefonds). “Dana Belajar” itu dimaksudkan untuk membantu
pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Meskipun gagasan
tersebut kurang mendapat tanggapan, Dokter Wahidin tidak putus asa dan tetap giat
menyebarkan gagasannya demi meningkatkan martabat rakyat Indonesia.
Pada akhir tahun 1907 di hadapan para pemuda pelajar Sekolah Dokter Jawa
“STOVIA”, Wahidin Sudirohusodo menyampaikan tentang pentingnya pendidikan
sebagai sarana untuk membebaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Cita-
citanya adalah agar di Jawa dapat dibentuk suatu perkumpulan yang memiliki tujuan
untuk memajukan pendidikan dan membiayai anak-anak yang cukup pandai namun tidak
dapat bersekolah karena biaya. Cita-cita Wahidin Sudirohusodo tersebut mendapat
sambutan positif dari para pemuda pelajar Sekolah Dokter Jawa “STOVIA” terutama
Soetomo dan Goenawan Mangoenkoesoemo.

Pada tanggal 20 Mei 1908, Soetomo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno,


Goenawan Mangoenkoesoemo, R Angka Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, R Mas
Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, dan Soewarno mendirikan suatu perkumpulan atau
organisasi yang dinamai “Boedi Oetomo” (Budi Utomo).Organisasi ini merupakan
organisasi modern karena memiliki susunan pengurus secara lengkap dan tujuan
organisasi secara jelas yang dituangkan ke dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Budi Utomo.

Adapun kepengurusan Budi Utomo saat berdirinya adalah Ketua Soetomo, Wakil
Ketua Moehammad Soelaiman, Sekretaris I Gondo Suwarno, Sekretaris II Goenawan
Mangoenkoesoemo, dan Bendahara Angka. Selanjutnya pada bulan Juni 1908 pendirian
Budi Utomo diumumkan di koran Bataviaasch Nieuwsblad. Tak lama setelah didirikan,
para siswa STOVIA mencurahkan tenaga untuk merebut hati rekan-rekan dari sekolah
lanjutan lainnya untuk bergabung dengan Budi Utomo. Dengan cepat cabang Budi
Utomo berdiri di tiga dari delapan sekolah yang hadir saat pembentukan yaitu OSVIA di
Magelang, sekolah pendidikan guru bumiputra di Yogyakarta, dan sekolah menengah
petang di Surabaya, sehingga jumlah anggota Budi Utomo pada Juli 1908 telah mencapai
650 orang.

Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongres pertama di
Yogyakarta. Dalam Kongres tersebut, dihasilkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo,
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Budi Utomo dan
menentukan Kantor Pusat Budi Utomo . Selanjutnya para pendiri Budi Utomo yang
terdiri dari para pelajar STOVIA tersebut, merupakan pengurus Budi Utomo cabang
Betawi. Sedangkan Kantor Pengurus Besar Budi Utomo yang berada di Yogyakarta
diketuai oleh RT A Tirto Kusumo dan Dokter Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil
ketua.

Adapun tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan bangsa Jawa, Sunda,
dan Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata
pencaharian serta penghidupan bangsa disertai dengan jalan memperdalam kesenian.
Tujuan lainnya adalah menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan
menitikberatkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.

Tujuan umum yang hendak dicapai dari pendirian organisasi Budi Utomo tersebut
antara lain memajukan pengajaran, memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan,
memajukan teknik dan industri serta menghidupkan kembali kebudayaan. Sedangkan
tujuan khususnya, antara lain memperhatikan kepentingan pelajaran umum, menjunjung
tinggi dasar-dasar perikemanusiaan dan lain-lain yang dapat menjamin penghidupan
bangsa yang pantas.

Keanggotaannya yang mula-mula terbatas hanya pada orang-orang Jawa dan


Madura, kemudian meluas hingga mencapai Bali. Perkembangan selanjutnya
keanggotaan Budi Utomo terbuka luas untuk seluruh bangsa Indonesia, tanpa
memandang suku, agama, maupun golongan.Dalam perjalanannya, banyak tokoh
nasional yang bergabung dengan Budi Utomo, seperti Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar
Dewantara), Tjipto Mangoenkoesomo, Tirto Adhi Soerjo, Pangeran Noto Dirodjo, dan
Raden Adipati Tirtokoesoemo.

Pada periode 1908-1926, organisasi Budi Utomo masih bergerak di bidang sosial
budaya dan belum berubah ke bidang politik. Namun setelah Soetomo kembali dari
negeri Belanda dan mendirikan organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), yang
bergerak dalam bidang politik maka Budi Utomo baru mulai mengubah langkah
perjuangan ke dalam bidang politik.

Riwayat Budi Utomo berakhir pada 1935 setelah perhimpunan ini melebur ke
dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) di bawah pimpinan Soetomo.
B.2 PERAN BUDI UTOMO TERHADAP KEBANGKITAN NASIONAL

Kelahiran Budi Utomo menjadi penanda terjadinya perubahan bentuk perjuangan


dalam meraih kemerdekaan, yang tadinya bersifat kedaerahan berubah sifat menjadi
nasional dengan tujuan yang satu. Perjuangan mengusir penjajah yang awalnya hanya
mengandalkan kekuatan fisik, diganti dengan perjuangan baru yang mengutamakan
kekuatan pemikiran. Maka, Budi Utomo menjadi pelopor perjuangan dengan
memanfaatkan kekuatan pemikiran, karena ada organisasi-organisasi yang selanjutnya
muncul di berbagai bidang. Seperti Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische
Partij, dan lain-lain yang berkaitan dengan Budi Utomo. Meski memiliki ideologi
berbeda-beda, organisasi di masa pergerakan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan bangsa. Keberagaman organisasi di masa itu
dapat mempercepat tercapainya kemerdekaan karena saling melengkapi. Maka,
berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dianggap sebagai awal gerakan yang menjadi
tonggak kemerdekaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai