Kelompok 1:
Hamzah Putra
Nabil Hibrizi
Andini Huriyah
Muliany
Cindy Priliana
Khirun Nissa
Wildan Prasetyo
Pendiri Budi Utomo
Gunawan Soeradji
Dokter Wahidin Sudirohusodo Dokter Sutomo Mangunkusumo
Sutomo mendirikan perkumpulan Soeradji juga yang
Wahidin menamatkan sekolah dengan nama Budi Utomo sebagai Gunawan menjabat sebagai mengusulkan nama
sebuah organisasi pelajar. Karena
kedokteran di STOVIA bersama saat itu, Belanda sangat melarang sekretaris Budi Utomo. Dirinya perkumpulan dengan dua nama
dengan Sutomo. Dirinyalah yang organisasi yang berbau politik. sangat konsisten terhadap yaitu Eko Projo dan Budi
Setelah lulus pendidikan dari pendiriannya bahkan menjadi Utomo. Kemudian Sutomo
memberikan saran kepada Sutomo STOVIA pada 1911, Sutomo bekerja memilih Budi Utomo sebagai
sebagai dokter dan harus bertugas penggerak dan motivator dari
untuk mendirikan Budi Utomo. nama organisasi.
berpindah-pindah tempat. organisasi tersebut.
Budi Utomo adalah sebuah organisasi
pemuda yang didirikan oleh
Dr.Soetomo dan para
mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan
Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada
tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi
Utomo menjadi awal gerakan yang
bertujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia walaupun pada
saat itu organisasi ini awalnya hanya
ditujukan bagi golongan
berpendidikan Jawa.
Latar Belakang
Kongres Budi Utomo di
Yogyakarta ini merupakan
Kongres Bangsa Indonesia
yang pertama. Kongres ini
dibuka oleh Dokter Wahidin
Soediro Husodo dan dihadiri
oleh kurang lebih 300 orang,
diantaranya 20 orang wanita
Jawa.
7
Pada kongres di Yogyakarta tersebut , Untuk mengejar ketinggalannya
diangkatlah Raden Adipati
Tirtokoesoemo mantan bupati pada tahun 1912 saat Notodirjo
Karanganyar yang diangkat sebagai menjadi ketua Budi Utomo
Presiden Budi Utomo yang pertama. menggantikan R.T. Notokusumo
Sejak dipimpin Raden Adipati
Tirtokoesoemo, banyak anggota baru
banyak yang dilakukan untuk
Budi Utomo yang bergabung dari meningkatkan organisasi Budi
kalangan bangsawan dan pejabat Utomo. Karena pada saat itu sudah
kolonial, sehingga banyak anggota muncul organisasi-organisasi
muda yang memilih untuk menyingkir
dan anggota Budi Utomo saat itu nasional lainnya, seperti Sarekat
banyak dari golongan priayi dan Islam (SI) dan tiga serangkai,
pegawai negeri. hasilnya menjadi tidak begitu
besar.
8
• Tetapi seiring berjalannya waktu, terjadilah perubahan terhadap pandangan dan
tujuan dari pergerakan ini. Budi Utomo perlahan mengarahkan tujuan dan
padangannya ke arah politik setelah berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij. Hal
ini dapat dilihat dengan keterlibatan Budi Utomo dalam politik dimana pada tanggal
5 – 6 Agustus 1915 di Bandung, Budi Utomo pun menetapkan sebuah mosi yang
menegaskan tentang perlunya milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia,
karena adanya peristiwa Perang Dunia I.
• Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk Komite Nasional dalam
rangka pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian, secara umum gerak Budi
Utomo sangat lamban, dan barulah pada sekitar tahun 1930 Budi Utomo terbuka
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada bulan Desember 1935, Budi Utomo bergabung
dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) dan berganti nama menjadi Partai
Indonesia Raya (Parindra).
9
Penyebab Berakhirnya Organisasi Budi Utomo
• Pada dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi
sosio-politik makin matang dan Budi Utomo
mulai mencari orientasi politik yang mantap dan
mencari massa yang lebih luas. Kebijakan politik
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial,
khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional
maka Budi Utomo mulai kehilangan wibawa,
sehingga terjadilah perpisahan kelompok moderat
dan radikal dalam Budi Utomo. Selain itu juga,
karena Budi Utomo tidak pernah mendapat
dukungan massa, kedudukannya secara politik
kurang begitu penting, sehingga pada tahun
1935 organisasi ini resmi dibubarkan.
(M.C.Ricklefs : 1998 : 251)
10
Asas dan tujuan Budi Utomo
• Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura
pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan
Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan.
• Selain tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan
menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. dengan tidak
memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin, dan agama (Poeponegoro dan Notosusanto,
1992 : 178).
11
Sekian Terima Kasih
Kelompok 1 XI IPS 1