Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1 – 8.

6
Anggota :

Quaneisya Maemi Berliana (30)

Rifqah Kamila (37)

Keyra Anasha Putri (17)

Khalisha Dina Dhiya’ Ulhaq (18)

Sejarah Budi Utomo dan Peranannya dalam Pergerakan Nasional

Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah tidak hanya dilakukan


secara fisik, namun juga melalui organisasi - organisasi kepemudaan. Salah satu
organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Budi Utomo.

1. Latar Belakang Budi Utomo


Menurut penjelasan di buku “Sejarah
Pergerakan Nasional Indonesia” perkumpulan
Budi Utomo didirikan oleh pelajar School tot
Oplending van Inlandsche Artsen (STOVIA) di
bawah pimpinan R. Soetomo. Namun sebelum
Budi Utomo berdiri, R. Soetomo bertemu
dengan dr. Wahidin Sudirohusodo dan M.
Soeradji di akhir 1907.

Dalam pertemuan tersebut, Dr. Wahidin mengemukakan ide untuk mencerdaskan


bangsa. Beliau beranggapan bahwa dengan bangsa yang cerdas, maka wawasan akan
terbentuk, sehingga tidak mudah di adu domba dan diatur oleh penjajah.

Tidak lama setelahnya, R. Soetomo dengan M. Soeradji berhasil mengadakan


pertemuan dengan pelajar STOVIA lainnya untuk membicarakan tentang berdirinya
organisasi nasional. Pertemuan tersebut diselenggarakan secara non formal di salah
satu ruang di STOVIA. Dari hasil pertemuan tersebut kemudian berdirilah
perkumpulan Budi Utomo.

2. Perkembangan Perkumpulan Budi Utomo

Dalam buku “Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia” juga disebutkan bahwa


organisasi Budi Utomo termasuk organisasi modern karena sudah mempunyai
susunan pengurus lengkap dan tujuan yang jelas. Kedua hal tersebut tertulis di
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi tersebut.

Adapun susunan pengurus organisasi ini pada awal berdiri seperti berikut:
• Ketua: R. Soetomo.
• Wakil ketua: M. Soelaiman.
• Sekretaris I: Soewarno I (Gondo Soewarno).
• Sekretaris II: M. Goenawan.
• Bendahara: R. Angka.
• Komisaris: M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M.
Goembrek.

Pada tanggal 3 – 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres I di


Yogyakarta. Dalam kongres tersebut Budi Utomo menghasilkan susunan Pengurus
Besar Budi Utomo, AD/ART Budi Utomo dan menentukan Kantor Pusat Budi Utomo.

Kemudian para pendiri Budi Utomo yang


terdiri dari pelajar STOVIA menjadi pengurus
Budi Utomo cabang Betawi. Sedangkan kantor
pengurus besar organisasi ini ada di Yogyakarta
dan diketuai oleh RTA. Tirto Kusumo dan dr.
Wahidin Sudirohusodo sebagai wakilnya.

Melihat hasil kongres yang dinilai positif,


maka tidak lama setelahnya di Jawa atau luas
Jawa juga didirikan cabang Budi Utomo. Kehadiran cabang tersebut tidak
mempengaruhi langkah perjuangan Budi Utomo untuk tetap berjuang di bidang sosial.

Hubungan antara Budi Utomo dengan pemerintah juga cukup dekat. Hal ini
dikarenakan banyak pengurus organisasi ini yang menjadi pegawai pemerintah.
Oleh sebab itu, gerakan dari Budi Utomo terkesan lambat dan hati-hati.

Hal tersebut yang membuat dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat
akhirnya keluar dari Budi Utomo. Mereka ingin gerakan yang militan dan bisa bergerak
langsung di bidang politik. Sebenarnya Budi Utomo bukan tidak mau bergerak di bidang
politik, namun pergerakan di politik tidak boleh terlalu cepat. Pasalnya sejak awal, tujuan
dari organisasi Budi Utomo yaitu untuk mencerdasakn kehidupan bangsa. Maka dari itu,
segala sesuatu yang diperlukan harus bekerjsama dengan pemerintah.

Budi utomo merupakan organisasi


pergerakan nasional yang mampu bertahan
lama yaitu dari tahun 1908 – 1926. Dalam
kurun waktu tersebut, organisasi ini
konsisten bergerak di bidang sosial –
budaya dan tidak berubah haluan ke bidang
lain termasuk politik.

Budi Utomo mengubah langkah


perjuangan ke bidang politik setelah Dr. Soetomo kembali dari Belanda dan
mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Hal tersebut dikarenakan kedua
organisasi ini awal mulanya didirkan oleh Dr. Soetomo.

Semasa di Belanda, Dr. Soetomo mendapatkan pengalaman memimpin


Perhimbunan Indonesia yang bergerak di bidang politik. Maka dari itu, perpindahan
Budi Utomo ke bidang politik bukanlah hal yang sulit. Perubahan haluan pergerakan
ini juga didukung dengan seringnya musyarawah antar partai besar tentang
memelihara keutuhan tenaga yang bergerak secara kooperasi.

Maka dari itu, pada Kongres Budi Utomo tanggal 24-26 Desember 1935 di Solo,
terjadi penggabungan antara PBI dengan Budi Utomo dalam satu nama “Partai
Indonesia Raya (PARINDRA).
3. Pengaruh Organisasi Budi Utomo dalam Pergerakan Nasional
Pegerakan nasional yang muncul di Indonesia sejatinya dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor dalam dan luar. Pengaruh dari dalam merupakan pengaruh
langsung yang diwakili oleh kaum intelektual dan terpelajar.

Kelahiran Budi Utomo membawa


dampak yang sangat luas. Organsasi ini
bergerak di bidang pendidikan yang
kemudian menjadi pelopor kesadaran
masyarakat dalam merintis perkembangan
yang harmonis bagi negeri dan bangsa
Hindia Belanda.

Budi Utomo juga memberikan


penekanan pada pendidikan karena bidang ini merupakan alat penting untuk
memajukan suatu bangsa. Budi Utomo juga meminta kepada pemerintah Hindia
Belanda agar bisa memberikan beasiswa agar bisa belajar ke negeri Belanda.

Anda mungkin juga menyukai