6
Anggota :
➢
Quaneisya Maemi Berliana (30)
➢
Rifqah Kamila (37)
➢
Keyra Anasha Putri (17)
➢
Khalisha Dina Dhiya’ Ulhaq (18)
Adapun susunan pengurus organisasi ini pada awal berdiri seperti berikut:
• Ketua: R. Soetomo.
• Wakil ketua: M. Soelaiman.
• Sekretaris I: Soewarno I (Gondo Soewarno).
• Sekretaris II: M. Goenawan.
• Bendahara: R. Angka.
• Komisaris: M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M.
Goembrek.
Hubungan antara Budi Utomo dengan pemerintah juga cukup dekat. Hal ini
dikarenakan banyak pengurus organisasi ini yang menjadi pegawai pemerintah.
Oleh sebab itu, gerakan dari Budi Utomo terkesan lambat dan hati-hati.
Hal tersebut yang membuat dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat
akhirnya keluar dari Budi Utomo. Mereka ingin gerakan yang militan dan bisa bergerak
langsung di bidang politik. Sebenarnya Budi Utomo bukan tidak mau bergerak di bidang
politik, namun pergerakan di politik tidak boleh terlalu cepat. Pasalnya sejak awal, tujuan
dari organisasi Budi Utomo yaitu untuk mencerdasakn kehidupan bangsa. Maka dari itu,
segala sesuatu yang diperlukan harus bekerjsama dengan pemerintah.
Maka dari itu, pada Kongres Budi Utomo tanggal 24-26 Desember 1935 di Solo,
terjadi penggabungan antara PBI dengan Budi Utomo dalam satu nama “Partai
Indonesia Raya (PARINDRA).
3. Pengaruh Organisasi Budi Utomo dalam Pergerakan Nasional
Pegerakan nasional yang muncul di Indonesia sejatinya dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor dalam dan luar. Pengaruh dari dalam merupakan pengaruh
langsung yang diwakili oleh kaum intelektual dan terpelajar.