Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Politik Etis yang diuslkan oleh C.

Th van Deventer berisi tentang perbaikanperbaikan dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan). Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenag bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20. Namun politik etis di Nusantara awal abad ke-20 membawa dampak munculnya priyayi jawa baru atau priyayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan. Aspirasi untuk mencapai kemajuan di kalangan kaum terpelajar meluap-luap dan mereka mengidentifikasikan diri sebagai kaum yang maju. Kesempatan menuntut pelajaran rupanya tidak memadai dengan kebutuhan akan sekolah yang meledak saat itu. Jumlah sekolah terbatas, lagi pula banyak peraturan yang membatasi penerimaan murid, lebih-lebih untuk masuk sekolah eropa bagi golongan pribumi. Disamping itu biaya sekolah yang relatif tinggi sehigga menjadi hambatan bagi anak-anak yang mempunyai bakat besar. Kesadaran akan adanya ketimpangan ini membuat Dr.Wahidin untuk melancarkan suatu aksi yang sampai akhirnya mendorong terbentuknya Budi Utomo. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas secara detail mengenai Budi Utomo ini.

B. Rumusan Masalah Mengenai materi yang dibahas, yang menjadi rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini yaitu: 1. Awal berdirinya Budi Utomo 2. Tujuan Budi Utomo 3. Perkembangan Budi Utomo

BAB II PEMBAHASAN A. Awal berdirinya Budi Utomo Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam latar belakang, munculnya politik etis yang menimbulkan diskriminasi dalam dunia pendikan sehingga hanya golongan priyai (bangsawan) yang mendapatkan pendidikan yang layak dan kesadaran bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan. Menginspirasi para golongan terpelajar dari Stovia1 . dr.Wahidin Sudi rohusodo adalah salah satunya. Ia melancarkan suatu aksi untuk mengumpulkan dana yang akan di gunakan sebagai beasiswa. Untuk itu ia mendirikan Studiefonds (beasiswa). dr.Wahidin Suhirohusodo Dia mendatangi beberapa sekolah, seperti sekolah dokter School Taf Opleiding Van Indische Arsten (Stovia). dr.Wahidin bertemu dengan pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta yaitu Sutomo, Cipto mangunkusumo, dan Gunawan Mangunkusumo, dll, kemudian ia menceritakan cita-citanya itu. Cita-citanya tersebut mendapat sambutan dari para mahasiswa STOVIA 2. Mahasiswa Stovia yang sudah tertanam rasa nasionalime, berkeingnan untuk meluaskan cita-cita Dr.Wahidin dengan mendirikan sebuah organisasi3. Akhirnya pada 20 Mei 1908 Sutomo dan kawan-kawan mendirikan suatu perkumpulan yang bernama Budi Utomo di Jakarta. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Organisasi ini merupakan organsasi modren, karena memiliki susunan lengkap dengan tujuan jelas yang dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Budi Utomo . Adapun kepengurusan Budi Utomo saat berdirinya adalah : Ketua Wakil Ketua Sekretaris I Sekretaris II Bendahara Komisaris : R. Soetomo : M. Soelaiman : Soewarno I (Gondo Soewarno) : M. Goenawan : R. Angka : M. Soewardji, M. Moh Saleh, Soewarno dan RM. Goembrek.4

Kongres I Budi Utomo diadakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Dalam kongres tersebut Budi Utomo menghasilkan susuna Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART, dan Menentukan Kantor Pusat Budi Utomo. 5
1 2

STOVIA adalah sekolah kedokteran yang didirikan Belanda Ricklef, M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Hal 248 Sudiyo . 2004. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta Hal:21 4 Sudiyo. 2004. Hal : 22

B. Tujuan Budi Utomo Adapun yang tercantum dari tujuan dari Budi Utomo adalah de harmonische ontwikkeling vand land en volk van java en madura, yang artinya kemajuan yang harmonis untuk Jawa dan Madura. Dilihat dari tujuannya organisasi ini bersifat kedaerahan. Karena pada waktu itu, ide Indonesia dan persatuan Indonesia itu belum ada di kalangan bangsa. Itulah sebabnya Budi Utomo pada waktu itu yang dikehendakinya itu hanya meliputi Jawa dan Madura saja, dan sama sekali belum disebutkan kemerdekaan Dan untuk mewujudkan tujuan tersebut ada beberapa usaha yang dilakukan Budi Utomo antara lain: 1. Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Dr.Wahidin. 2. Memajukan pertanian, pertenakan dan perdagangan. 3. Memajukan teknik dan industri. 4. Menghidupkan kembali kebudayaan. Adapun yang merupakan cita-cita Budi Utomo adalah kehormatan bangsa, kedudukan bangsa supaya menjadi bangsa yang terhormat diantara bangsa-bangsa di dunia ini. Jadi disitulah ternyata bahwa meskipun yang dapat dijalankan hanya pada bidang-bidang seperti pengajaran, kebudayaan dan sebagainya tetapi dalam pokoknya yang dikehendaki dan dicitacitakan oleh para pendiri Budi Utomo ini adalah kehidupan bangsa yang terhormat. Inilah yang untuk pertama kalinya rasa national bewustzijn disimpulkan dalam suatu bentuk perkumpulan. Maka dari itu ditetapkan sebagai permulaan pergerakan nasional ialah berdirinya Budi Utomo, karena tidak hanya bercita-cita nasional menuju kemerdekaan nusa dan bangsa, tetapi dengan bentuk suatu perkumpulan yang telah diatur. 6 Kongres I Budi Utomo diadakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Dalam kongres tersebut Budi Utomo menghasilkan susuna Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART, dan Menentukan Kantor Pusat Budi Utomo. Meskipun pendiri dari Budi Utomo adalah pelajar dari Stovia, tetapi kepengurusan Budi Utomo dijabat oleh orang-orang yang lebih tua, yaitu para bupati maupun pejabat lainnya. Setelah melihat hasil kongres yang positif, tidak lama kemudian di daerah-daerah, baik jawa maupun luar jawa banyak cabang-cabang Budi Utomo yang didirikan.7.

5 6

Ibid Susanto tirtoprodjo, 1988. Hal:11. 7 Sudiyo . 2004. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta Hal:21

C. Perkembangan Budi Utomo Walaupun tujuan Budi Utomo masih samar-samar yaitu kemajuan bagi Hindia, tetap menarik perhatian masyarakat, hanya dalam waktu enam bulan jumlah anggota Budi Utomo sudah mencapai ribuan orang dan cabang-cabangnya tersebar di kota-kota besar pulau Jawa tapi anggota Budi Utomo terbatas hanya dari suku Jawa dan Madura. Dalam waktu satu tahun Budi Utomo berhasil menarik 10.000 anggaran yang berasal dari 40 cabang, seperti Yogyakarta, Madura, Bandung, Surabaya, Jakarta, dll. Dalam perkembangan selanjutnya anggoata Budi Utomo kebanyakan terdiri dari kaum priyayi dan pegawai negeri, akibatnya tujuan organisasi lebih diarahkan untuk kepentingan mereka dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Ketua Umum BU yang juga sebagai bupati lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial daripada reaksi anggota atau rakyat banyak. Dengan keanggotaan para priyayi Jawa, maka sulit untuk memobilisasi anggotanya. Dengan perkembangan yang demikian akibat terbatasnya jaringan interaksi atau hubungan organisasi, golongan muda merasa kecewa dan memutuskan keluar dari Budi Utomo. Faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo : Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pad kepentingan rakyat Indonesia. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan, menyebabkan kaum terpelajar tersisih. Priyayi adalah sebutan untuk orang-orang Jawa keturunan bangsawan. Kaum priyayi menolak kehadiran Budi Utomo, Karena kelahiran dan cita-cita Budi Utomo dianggap mengganggu kestrabilan kedudukan sosial mereka. Mereka merasa terancam posisinya oleh gerakan anak muda tersebut. Untuk mencegah cita-cita Budi Utomo tersebut mereka mendirikan regent Bond Setia Mulya di Semarang, tapi ada pula kaum priyayi yang progresif seperti bupati Karang Anyar yang bernama Tirto Kusumo yang mendukung Budi Utomo. Gerakan muda yang keluar diantaranya adalah Soetomo, Goenawan Mangunjusumo dan Cipto Mangunkusumo. Golongan pemuda di luar kultur Jawa membentuk organisasi pemuda diantaranya Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa, dan sebagainya. Di kalangan pemuda Jawa berdiri Sedyo Tomo dan Narpo Pendowo. Sementara itu Budi Utomo

memperoleh status badan hukum dari pemerintah kolonial karena tidak memiliki tujuan politik dan dianggap tidak berbahaya. 8 Sesuai pekembangan zaman BU akhirnya juga terjun dalam kegiatan politik, beberapa peran Budi Utomo dalam PD I 1914 : Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain. Menyokong gagasan wajib militer pribumi. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan hindia. Ikut duduk dalam Volksraad (dewan rakyat). Membentuk komite nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad. Tahun-tahun berikutnya usaha untuk memajukan organisasi ini tidak begitu berhasil karena mulai muncul organisasi-organisasi baru sebagai saingannya yang nasionalis dan lebih progres. Pada 25-26 Desember 1935 di Solo, Budi Utomo bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya. Ini disebabkan : PBI dan Budi Utomo didirikan oleh Dr. Soetomo. Keadaan ini tidaklah sulit untuk mengubah BU dari pergerakan sosial budaya ke dalam pergerakan politik. Penggabungan BU dengan PBI adalah sebuah pergerakan yang pandai dalam membaca situasi yang saat itu telah muncul organisasi-organisasi baru sebagai saingannya.9 Walaupun kegiatan Budi Utomo lebih bersifat sosial kultural, tapi kelahiran Budi Utomo merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal berdirinya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional Indonesia. Secara politik dapat dikatakan Budi Utomo kurang begitu pentingnya akan tetapi pergerakan inilah yang menyebar lebih semangat nasionalisme untuk pertama kalinya. Sampai pada jatuhnya pemerintahan Hindia Belanda, gerak langkah BU masih terasa yang disalurkan melalui organisasi gabungan, yaitu Parindra. Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hidia Belanda sebagaimana berikut ini : 10 1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi. 2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera. 3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
8 9

Sartono Kartodirjo. 1999. Hal 105. Sudiyo.2004.Hal 23-24 10 .<http://www.wikipedia >. Diakses pada tanggal 9 September 2013.

4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo. 5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan. 6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa. 7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera. 8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.

Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebagai badan hukum yang sah karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yakni : 1. Mengalami kesulitan finansial 2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat. 3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata. 4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar. 5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing. 6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia. 7. Pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa. Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, CiptoMangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA. Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Keanggotaan perkumpulan Budi Utomo semula terbatas hanya pada daerah Jawa dan Madura, kemudian Bali. Jika dilihat dari keanggotaannya, perkumpulan ini bersifat kedaerahan. Walaupun demikian perannya bersifat nasional. Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaannya dalam Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Selanjutnya Budi Utomo mengadakan Integrasi dengan organisasi-organisasi sehaluannya, yaitu PBI (Partai Persatuan Bangsa Indonesia) menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya).

DAFTAR PUSTAKA

Susanto tirtoprodjo.1988. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Pembangunan. Kartodirjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru :Dari Kolonialisme sampai nasionalisme. Gramedia: Jakarta. Notosusanto, Nugroho. 1984. Sejarah Nasoional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka. Ricklefs, M.C. 1993. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Sudiyo . 2004. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai