Budi Utomo (bisa juga ditulis Boedi Oetomo) tanggal berdirinya Budi Utomo sebagai Hari
adalah organisasi pertama di Indonesia yang Kebangkitan Nasional pada tahun 1948 silam.
bersifat modern dan nasional. Soekarno Budi Utomo sendiri pertama kali dibentuk
menganggap jika organisasi ini tonggak awal pada 20 Mei 1908 di Batavia (Jakarta).
bangkitnya nasionalisme dan gerakan rakyat Organisasi ini didirikan oleh beberapa
Indonesia dalam melawan para penjajah. Maka siswa School tot Opleiding van Indische
tidak heran jika Presiden Soekarno menjadikan Artsen (STOVIA) dan berdasarkan gagasan dr.
Wahidin Soedirohoesodo.
Latar Belakang Sejarah Berdirinya Budi Utomo
Dr. Wahidin Soedirohoesodo, R. Soetomo, dan M. Soeradji Tirtonegoro adalah tiga tokoh yang
paling terkemuka di Budi Utomo. Dr. Wahidin berperan sebagai mastermind untuk Budi
Utomo, sedangkan Soetomo dan Soeradji adalah motor penggerak berdirinya organisasi
tersebut.
Selain tiga nama itu, ada juga nama-nama seperti Goenawan Mangoenkoesoemo, Gondo
Soewarno, Mohammad Soelaiman, Raden Ongko Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, Raden
Mas Goembrek, Soewardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Tirto Adhi Soerjo..
Seiring berkembangnya Budi Utomo, banyak anggota organisasi ini yang hengkang dan
membentuk perhimpunan lainnya. Misalnya: Soewardi Soerjaningrat dan Tjipto
Mangoenkoesoemo yang mendirikan Indische Partij (IP), serta Tirto Adhi Soerjo yang
mendirikan Sarekat Dagang Indonesia (SDI).
Budi Utomo memiliki peranan penting bagi pergerakan nasional di Indonesia, terutama di
aspek pendidikan yang merupakan fokus utama organisasi ini. Setidaknya ada dua peranan
penting dari organisasi Budi Utomo, yaitu:
Budi Utomo pun juga berperan dalam aspek politik. Peranan ini sudah mereka lakoni sejak
Perang Dunia I meletus pada 1914 silam. Adapun peranan-peranan Budi Utomo dalam aspek
politik (khususnya di Indonesia) adalah:
Melancarkan berbagai isu politik, salah satunya adalah “mempertahankan bangsa sendiri jauh
lebih penting daripada serangan dari bangsa lain”.
Memperbolehkan anggota Budi Utomo untuk berpartisipasi dalam Volksraad (Dewan
Rakyat). Saat bergabung dalam Volksraad, para anggota Budi Utomo turut terlibat dalam
membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad.
Mendukung gagasan wajib militer bagi para bumiputera.
Sayangnya, eksistensi Budi Utomo harus berakhir pada 1935 setelah organisasi ini melebur ke
dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) pimpinan Soetomo.