Anda di halaman 1dari 5

Nama: Riska Nur Aprillia

Kelas: 82

Kebangkitan Nasional 1908

Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan
nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak
pernah muncul selama masa penjajahan. Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia
yang menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan. Kebangkitan nasional
Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari
lahirnya organisasi sosial pertama di Indonesia, Budi Utomo. Tanggal kelahiran Budi Utomo
dianggap sebagai mulainya kebangkitan nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru
dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.

Tokoh-tokoh sejarah kebangkitan nasional, antara lain: Gunawan, Sutomo, dr. Tjipto


Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara), dan lain-lain.

Perjuangan sebelumnya ada kelemahannya karena: 

 Perlawanan secara sporadis dan tidak serentak. 


 Perlawanan dipimpin oleh pimpinan karismatik sehingga tidak ada yang melanjutkan. 
 Sebelum masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata. 
 Para pejuang di adu domba oleh penjajah. 

Perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908 : 

 Perjuangan dilakukan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan. 


 Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan. 
 Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat
kedaerahan lagi. 
Keberadaan Budi Utomo tidak bisa dilepaskan dengan adanya politik etis dari pemerintah
kolonial Belanda. Program Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) mampu mengatasi kekosongan kas
Belanda. Orang Indonesia berjasa dalam pemulihan perekonomian negeri Belanda. Van Deventer
berpendapat jika kebaikan budi harus dibayarkan kembali derngan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Salah satu dari balas budi tersebut melalui edukasi atau pendidikan. Pemerintah Belanda
membuat program politik etis khususnya dalam bidang edukasi. Adanya politik etis dalam bidang
edukasi bermunculan kaum intelektual pribumi. Kaum intelektual inilah yang menjadikan adanya
pembaharuan dalam mewujudkan cita-cita kebangsaan yang direalisasikan melalui bentuk
pergerakan modern yang disebut sebagai pergerakan nasional.

2. Budi Utomo. 

Dalam penerapan politik etis terkandung di dalamnya usaha memajukan pengajaran dan
pendidikan bagi generasi muda di Indonesia. Salah satu kendala dalam memajukan bidang
pendidikan karena terbatasnya anggaran dana. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi dr.Wahidin
Sudirohusodo sehingga melakukan kegiatan menghimpun dana dengan melakukan propaganda
berkeliling di Jawa tahun 1906.

dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi


Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan
STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib
bangsanya. Pada tahun 1901 dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah
Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang
dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap
masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki
masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa
melalui pendidikan barat. Beliau menghimpun beasiswa agar dapat memberikan pendidikan
modern atau barat kepada golongan priyayi Jawa dengan mendirikan Studie Fonds atau Yayasan
Beasiswa.

Ide dr. Wahidin Sudirohusodo selanjutnya menarik perhatian seorang mahasiswa School tot
Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA) bernama Sutomo. Akhirnya Sutomo mendirikan
sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Budi Utomo merupakan organisasi modern
pertama kali di Indonesia yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Corak baru yang
diperkenalkan Budi Utomo adalah kesadaran lokal yang diformulasikan dalam wadah organisasi
modern dalam arti bahwa organisasi ini mempunyai pemimpin, ideologi yang jelas, dan anggota.

Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini
disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika
gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo,
yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka. Gerakan kaum terpelajar tersebut akan
membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang
lingkup kekuasaan elite birokrasi. Meskipun kaum intelektual pada masa awal pergerakan
nasional didominasi kaum priyayi, namun Budi Utomo dapatmembahayakan kedudukan kaum
feodal konservatif terkait status sosialnya.

Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran.
Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi
politik karena adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu,
pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari politik ethis sehingga
terdapat kesesuaian kedua program. Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para
pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal jangkauannya hanya terbatas pada Jawa
dan Madura.

Jangkauan wilayah yang terbatas ini, menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang
bersifat kedaerahan, karena salah satu programnya berbunyi " de harmonische ontwikkeling van
land en volk van Jawa en Madura" (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura).
Dengan demikian, mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup
juga masyarakat Sunda yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai
sebagai bahasa resmi organisasi adalah bahasa Melayu. Budi Utomo tidak langsung terjun dalam
lapangan politik praktis karena dalaam rangka strategi dan menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi pada waktu itu sehingga Budi Utomo lebih berorientasi kultural.

Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di
Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis
antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan
dagang, tehnik, industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih
R.T Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada
umumnya pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi
berada di Yogyakarta.

Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan yang didominasi oleh para pejabat
generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas dikalangan priyayi dan mendorong
pengusaha Jawa. Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan
cendekiawan Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk
memegang peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan
tua sebagai pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T
Tirtokusumo, sebagai seorang bupati lebih memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial
Belanda dibanding reaksi dari warga pribumi.

Sebelumnya terjadi persaingan daalam konggres itu, disebabkan terdapat kelompok minoritas
yang dipimpin dr.Cipto Mangunkusumo yang berusaha memperjuangan Budi Utomo berubah
menjadi partai politik yang berjuang untuk mengangkat rakyast pada umumnya tidak terbatas
hanya golongan priyayi dan kegiatannya meliputi seluruh Indonesiaa, tidak hanya Jawa dan
Madura saja. Namun, pandangan dr. Cipto Mangunkusumo gagal mendapat dukungan bahkan
pada tahun 1909, beliau mengundurkan diri dari Budi Utomo dan kemudian bergabung dengan
Indische Partij.

Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura
pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan
Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan. Selain tujuannya yang
lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada
soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan atau secara samar-samar menyebutkan kemajuan
bagi Bangsa Hindia dimana jangkuan geraknya terbatas pada Jawa dan Madura serta baru meluas
untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin,
dan agama.
Jika dicermati dari pernyataan tersebut, maka secara tersirat nampak pada Budi Utomo yakni
kehormatan Bangsa. Bangsa yang terhormat adalah Bangsa yang memiliki derajat yang sama
dengan Bangsa lain. Karena Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak terhormat karena dijajah
Belanda. Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu "ikut berusaha
melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia". Sungguh suatu langkah maju, karena waktu itu gelora
persatuan telah berkumandang di udara pergerakan kita. Disitu nampak bahwa Budi Utomo
sedang berusaha memperluas ruang geraknya.

Tidak hanya menuju kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi
persatuan Indonesia. Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi
politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo berubah haluan ke arah politik. Hal ini terbukti
pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam "Inlandsche Militie" dan waktu Volksraad
dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam "Radicale Concentratic" yakni persatuan aliran-
aliran yang dicap kiri dalam Volksraad. Hal tersebut berdampak dikuranginya anggaran
pendidikan Budi Utomo secara drastis oleh pemerintah.

Situasi ini berakibat terjadinya perpecahan antara golongan radikal dan moderat di Budi Utomo.
Pada tahun 1924, dr.Sutomo yang tidak puas dengan Budi Utomo mendirikan Indonesische
Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah asas kebangsaan Jawa dari Budi Utomo sudah tidak
relevan dengan perkembangan rasa kebangsaan yang menuju pada sifat nasional. Indonesische
Studieclub pada perkembangannya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1927, Budi
Utomo masuk dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia) yang dipelopori Ir.Sukarno.

Meskipun demikian, Budi Utomo tetap eksis dengan asas kooperatifnya. Pada tahun 1928, Budi
Utomo menambah asas perjuangannya yaitu: medewerking tot de verwezenlijking van de
Indonesischeeenheidsgedachte (ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan
Indonesia).Hal ini sebagai isyarat Budi Utomo menuju kehidupan yang lebih luas tidak hanya
jawa dan Madura, namun meliputi seluruh Indonesia. Usaha ini diteruskan dengan mengadakan
fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) pimpinan dr.Sutomo. Fusi ini terjadi
pada tahun 1935, hasil fusi melahirkan Parindra (Partai Indonesia Raya), sehingga berakhirlah
riwayat Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia.

3. Penutup.

Bermula dari dampak politik etis, Budi Utomo sebagai organisasi awal pada masa pergerakan
Indonesia didirikan oleh siswa STOVIA. Budi Utomo bebas dari prasangka keagamaan, tetapi
lebih untuk meningkatkan pendidikan dan kebudayaan. Namun, pada perkembangan selanjutnya
mengarah pada bidang politik. Budi Utomo mempunyai fungsi yang istimewa karena bisa
menjadi jembatan antara para pejabat kolonial yang maju dengan kaum terpelajar Jawa. Hal ini
merupakan sumbangan yang tidak ternilai bagi masa depan Indonesia.

Kelahiran Budi Utomo telah menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat perjuangan,
sekaligus menjadi inspirasi berdirinya berbagai organisasi di seluruh pelosok tanah air, baik yang
bersifat kedaerahan, politik, keagamaan, serikat pekerja, kewanitaan maupun kepemudaan. Pada
kurun selanjutnya muncul sejumlah organisasi seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan berbagai
organisasi lainnya. Hal ini mewarnai awal kebangkitan nasional yang mencapai puncaknya pada
tahun 1928. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, sedangkan
kebangkitan pemuda Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda.
Tujuan didirikannya Budi Utomo:
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah
priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah
rendah eropa atau sekolah Tionghoa – Belanda.

Anda mungkin juga menyukai