Anda di halaman 1dari 29

PROSES TERBENTUKNYA

KESADARAN
NASIONAL,IDENTITAS
INDONESIA, DAN
PERKEMBANGAN PERGERAKAN
KEBANGSAAN INDONESIA
Disusun Oleh
1. Ahmad Wildan Havaza (21)
2. Ardiansyah Sofyan Hadi (22)
3. Falaq Agastya Perdana (23)
4. Hayya Syahrur Romadhon (26)
5. M.Ghaniy Pradita (27)
6. Thomas Alan Wibowo (30)
7. Gilang gathoot T (25)
Kesadaran Nasional
Kesadaran Nasional adalah suatu sikap yang dimiliki suatu bangsa berkaitan
dengan
tanggung jawab hak dan kewajibannya.
Kesadaran nasional ini tumbuh setelah memahami sejarah bangsanya.Dengan
adanya kesadaran nasional akan mampu menumbuhkan semangat untuk
bertindak menentang penjajahan.
Salah satu wujud adanya kesadaran itu adalah pertumbuhan organisasi
pergerakan nasional seperti BU, SI, Insulinde, Indische Partij, dan sebagainya
Disamping itu juga muncul strstegi perjuangan seperti melalui cara kooperasi, non
koperasi Bangsa Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasionalnya setiap
tanggal 20 Mei.
Hal ini mengingatkan kita akan lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908
Budi Utomo (BU)
Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pergerakan nasional yang
paling berpengaruh di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh
sejumlah mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) seperti Soetomo,
Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo. Tanggal berdirinya Budi
Utomo, 20 Mei, sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional kerena
organisasi ini dianggap sebagai organisasi kebangsaan yang pertama.
Berdirinya Budi Utomo tak bisa lepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, walaupun bukan
pendiri Budi Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Sutomo dan kawan-kawan untuk
mendirikan organisasi pergerakan nasional ini. Wahidin Sudirohusodo sendiri adalah seorang alumni
STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya
mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan
sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan
ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi pendidikan tersebut

(dr. Wahidin Sudirohusodo)


Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908, dihadapan beberapa mahasiswa STOVIA,
Sutomo mendeklarasikan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tujuan yang hendak dicapai
dari pendirian organisasi Budi Utomo tersebut antara lain:
1. Memajukan pengajaran.
2. Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan.
3. Memajukan teknik dan industri.
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.

Dibawah kepengurusan "generasi tua", kegiatan Budi Utomo yang awalnya terpusat
di bidang pendidikan, sosial, dan budaya, akhirnya mulai bergeser di bidang politik.
Strategi perjuangan BU juga ikut berubah dari yang awalnya sangat menonjolkan sifat
protonasionalisme menjadi lebih kooperatif dengan pemerintah kolonial belanda.
Pada tahun 1928, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia), suatu federasi partai-partai
politik Indonesia yang terbentuk atas prakarsa PNI Sukarno. Jika dilihat dari
keanggotaannya, Budi Utomo sebenarnya adalah sebuah perkumpulan kedaerahan
Jawa.
Namun sejak konggres di Batavia tahun 1931, keanggotaan Budi Utomo dibuka
untuk semua orang Indonesia. Budi Utomo juga membuktikan diri sebagai sebuah
organisasi yang bersifat nasional dengan cara bergabung di PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia). Penggabungan inilah yang kemudian membentuk sebuah organisasi baru
bernama PARINDRA (Partai Indonesia Raya).
Meskipun pada masanya Budi Utomo tidak memiliki pamor seterang organisasi-
organisasi pergerakan nasional lain seperti Sarekat Islam (SI) atau Indiche Partij (IP).
Namun BU tetap memiliki andil yang besar dalam perjuangan pergerakan nasional
karena telah menjadi pelopor organisasi kebangsaan. Itulah mengapa hari kelahiran
Budi Utomo, 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Indische partij
Pendiri partai ini adalah Douwes Dekker, Ciptomanginkusumo,Suwardi
Suryaningrat  (25 Desember 1912). Semboyan partai ini "Hindia for Hindia” 
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menetap di Indonesia tanpa
mengecualikan siapa pun dan apapun jenis bangsanya.

Douwes Dekker Ciptomanginkusumo,

Suwardi Suryaningrat 
Tujuan Indische Partij ialah membangun lapangan hidup dan
menganjurkan kerjasama atas dasar persamaan ketatanegaraan guna
memajukan tanah air Hindia Belanda untuk mempersiapkan kehidupan
rakyat yang merdeka.Indische Partij didirikan atas dasar nasionalisme yang
luas,dan merupakan partai politik yang pertama.Konsep kebangsaan dalam
tubuh Indische Partij disebarluaskan oleh Douwes Dekker karena ia
berpendapat bahwa rakyat Belanda harus dibebaskan dari belenggu
penjajahan.
      Cita-cita perjuangan Indische Partij disebarluaskan melui surat kabar  De
Express.Karena IP merupakan partai yang tegas dan menyatakan ingin
memerdekakan Indonesia,maka Belanda melrang Indische Partij
beroperasi.Walaupun demikian,tokoh-tokoh Indische Partij teap
berjuang,seperti Ki Hajar Dewantara yang mengkritik pelaksanaan HUT
Kemerdekaan Belanda di Indonesia melalui tulisan yang berjudul Als ih Een
Nederlender (Seandainya Saya Seorang Belanda).Tulisan ini berisi sindiran
terhadap ketidakadilan di daerah jajahan
Karena dianggap berbahaya,Akhirnya pada Bulan Agustus
1913 Belanda menjatuhkan hukuman buang kepada para
pimpinan Tiga Serangkai,dan mereka memilih untuk di buang di
negeri Belanda.Cokroaminoto dipulangkan pada tahun 1914
karena sakit keras.
Ki Hajar Dewantara dan Dauwes Dekker baru kembali pda tahun
1919.
     Setelah pemimpinanya dibuang,IP mengganti nama
menjadi ”Nasional Indische Partij” tetapi kurang berpengaruh.
Walaupun perjuangan Indische Partij sangat singkat,namun
tujuanya telah memberi warna baru bagi organisasi pergerakan
nasional yaitu adanya semangat nasionalisme yang mendalam
untuk merpejuangkan nasib rakyat Indonesia.Dalam
perkembanganya,Indische Partij di jadikan motivasi
oleh Perhimpunan Indonesia dan Partai Nasional Inndonesia
Serikat Islam
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan
pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta
pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang
pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih
maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk
Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-
Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya
kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.

H. Samanhudi
Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama
SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya
bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika
ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat
rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.
Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di
antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka
untuk semua lapisan masyarakat muslim.
Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur Jendral
Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam
anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI
menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan
serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah
anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.
Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan
Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya
partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad
tahun 1917.
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini
Tjokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan
untuk meningkatkan perdagangan antarbangsa Indonesia, membantu anggotanya yang
mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam
masyarakat Indonesia.
Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.
Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di
Surabaya. Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan
reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.
Muhammadiyah
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad
Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya,banyak
dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah
untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar
dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan
selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang
dikenal dengan Madrasah Mu'allimin khusus laki-laki, yang bertempat di
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus
Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Beliau memilih " Muhammadiyah" sebagai nama Persyarikatan tersebut,
karena memang beliau mengidolakan tokoh pembaharu dari Mesir bernama
Muhammad Abduh.Jadi nama "Muhammadiyah" sebetulnya nisbat pada
Muhammad Abduh, seorang cendekia dari Mesir, penulis Majalah Al-
Manar.Banyak pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh yg menginspirasi K.H.
Achmad Dahlan.
Pada masa kepemimpinan beliau(1912-1923), pengaruh Muhammadiyah
terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan,
dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang
Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922.
Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke
Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo
yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh
Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke
seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah
telah tersebar keseluruh Indonesia.
Partai Komunis Indonesia
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914,
dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan
Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas
85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial
Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda,
"Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat
itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga
orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan
cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet
partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang
menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri
dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia.
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara
Merdeka".
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober
seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini
berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut
Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal
Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai
3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak
di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat
itu, dan membentuk sebuah dewan soviet .
Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan
ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk
Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda
dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di
bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang
lain, Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan
paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam,
keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga
Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia.
Perguruan Taman Siswa
Setelah mendalami ilmu kedokteran di negeri belanda dan kembali ke
indonesia(1917),Soewardi suryaningrat mulai memfokuskan perjuangannya pada
bidang pendidikan .Pada tanggal 3 juli 1922. ia mulai membuka perguruan nasional
Taman siswa di Yogyakarta.Soewardi suryaningrat atau lebih dikenal dengan nama
Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa atas dasar demokrasi dan
kepemimpinan di bidang pendidikan dan organisasi
• Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi
pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini
dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif
yang diperkenalkan oleh Maria Montessori (Italia) dan Rabindranath Tagore
(India/Benggala). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa)
• ing ngarsa sung tulada, "(yang) di depan memberi teladan"),
• ing madya mangun karsa "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"),
• tut wuri handayani "dari belakang mendukung").
• Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di
Indonesia.
Partai Nasional Indonesia
• PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah
partai politik tertua di Indonesia. Partai ini
didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama
Perserikatan Nasional Indonesia dengan
ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq
Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.
• 1927 - Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.
Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club yang
diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.
• 1928 - Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai
Nasional Indonesia
• 1929 - PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-
ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929.
Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap
tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja,
Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja
• 1930 - Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18
Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini
dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.Dalam masa pengadilan
ini Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" dan
membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
• 1931 - Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr.
Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo
pada tanggal 25 April 1931.Moh. Hatta yang tidak setuju
pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Ir. Soekarno
bergabung dengan Partindo.
• 1933 - Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores sampai
dengan 1942.
• 1934 - Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai
dengan 1942.
• 1955 - PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.
• 1973 - PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971
lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia
• 1998 - Dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia,
PNI didirikan kembali.
• 1999 - PNI menjadi peserta pemilu 1999.
• 2002 - PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai
oleh Sukmawati Soekarno, anak dari Soekarno.
9. Gerakan wanita
Mereka para wanita mendirikan organisasi-
organisasi kewanitaan yang menitik beratkan
pada perbaikan kedudukan sosial wanita,
seperti hal-hal yang menyangkut
perkawinan, keluarga, peningkatan
pengetahuan, pendidikan, dan keterampilan
wanita. Organisasi wanita yang berdiri pada
masa pergerakan nasional adalah :
a. Putri Mardika
Adalah organisasi keputrian tertua dan
merupakan bagian dari Budi Utomo.
Ujuannya adalah memberikan bantuan,
bimbingan dan penerangan pada wanita-
wanita pribumi dalam menuntut pelajaran
dan menyatakan pendapat di muka umum.
b. Kartini Fonds (Dana Kartini)
Organisasi ini didirikan oleh Suami Istri C.
TH. Van Deventer, tokoh politik etis. Salah
satu usahanya adalah mendirikan sekolah.
Misalnya adalah Sekolah Kartini di Jakarta,
Bogor, Semarang dll.
c. Keutamaan Istri
Organisasi ini didirikan oleh R. Dewi Sartika
di Bandung. Organsasi ini sudah berdiri sejak
tahun 1904. Tahun 1910 mulai mendirikan
sekolah Keutamaan Istri.
d. Kerajinan Amai Setia (KAS)
Organisasi ini didirikan pada tanggal 11
Februari 1911 di Kota Gadang, Sumatra Barat
atas prakarsa Ibu Rohana Puti dan dipimpin
oleh Rohana Kudus. Tujuan organisasi ini
adalah meningkatkan pendidikan wanita.
Pada tahun itu KAS berhasil mendirikan
Sekolah wanita pertama di Sumatra.
e. Aisyiah
Organisasi ini didirikan pada tanggal 22 April
1917. Organisasi Aisyiah merupakan bagian
dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah Nyai.
H Siti Walidah Ahmad dahlan. Kegiatan
utamanya berupa memajukan pendidikan
keagamaan. Pada tanggal 22-25 Desember
1928 di Yogyakarta diselenggarakan Kongres
perempuan Indonesia I.
Tujuan Kongres adalah mempersatukan cita-
cita dan usaha untuk memajukan wanita
Indonesia dan mengadakan gabungan antara
berbagai perkumpulan berbagai wanita yang
ada. Dalam kongres akan didirikan PPI dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Memberi penerangan dan perantaraan kepada
perkumpulan yang tergabung dalam PPI.
2. Berencana mendirikan Studie Fonds untuk anak-anak
perempuan yang tidak mampu.
3. Mengadakan kursus kesehatan
4. Menentang perkawinan anak-anak
5. Memajukan kepanduan untuk anak perempuan
10. Gerakan Buruh
Sejak tahun 1870, perpindahan penduduk ke
kota semakin meningkat karena dorongan
mengejar upah kerja. Perkembangan dan
puncak gerakan buruh berlangsung sangat
singkat yaitu selama 25 tahun. Periode itu
mmerupakan periode militan yang didukung
oleh kematangan politik. Untuk memusatkan
kekuatan buruh, pada tahun 1919 didirikan
Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB).
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai