XI MIPA 10/05
1. Boedi Oetomo
a. Latar Belakang
2. Sarekat Islam
a. Latar Belakang
b. Perkembangan
C.Perpecahan
Setelah sarekat islam berjaya di Indonesia, Organisasi ini mulai mengalami
perpecahan karena adanya perbedaan suasana kehidupan politik setelah tahun
1929. Sarekat Islam terkena pengaruh komunis yang diperkenalkan oleh Sneevliet
pada tahun 1913. Satu tahun setelahnya, Ia mendirikan ISDV. Namun, anggota
ISDV tidak memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat. Sehingga mereka pun
mencoba memasuki Sarekat Islam Semarang pimpinan Semaun.
Semaun tidak menyetujui jika SI mengirimkan wakilnya ke dalam Volkraad.
Perlahan-lahan pengaruh Semaun pun semakin besar dalam Sarikat Islam yang
dilain hari menimbulkan konflik dalam tubuh SI. SI terpecah menjadi dua bagian,
yaitu SI Merah dan SI putih. Perpecahan ini terjadi lantaran adanya agitasi dari
golongan koomunis melalui Semaun dan Darsono ke dalam tubuh SI.
SI Putih sendiri adalah organisasi yang berhalauan kanan, diketuai oleh
Tjokroaminoto. Sedangkan SI Merah berhalauan kiri dipimpin oleh Semaun. SI
Merah menentang adanya percampuran agama dalam politik dalam organisasi
sarikat islam. Celah yang terjadi antara SI Merah dan SI Putih pun makin meluas
saat keluarnya pernyataan dari PKI yang menentang adanya Pan-Islamisme.
3. Indische Partij
Terbentuknya Indische Partij merupakan gagasan utama dari E.F.E Douwes
Dekker. Douwes Dekker yang bernama asli danudirja Setiabudi merupakan
pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia. Meskipun keturunan
Belanda, ia adalah seorang pelopor munculnya nasionalisme di Indonesia pada
awal abad ke -20. Douwes Dekker bukanlah keturunan asli Indonesia, sehingga ia
pun beberapa kali mengalami diskriminasi dari orang Belanda murni.
Salah satunya yaitu orang Indo tidak dapat menduduki posisi kunci
pemerintahan karena tingkat pendidikannya. Sedangkan di posisi yang sama, orang
Belanda mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada pribumi. Dari kejadian
berikut, Douwes Dekker memiliki ide untuk mencetuskan indische bond, sebuah
organisasi yang dipimpin oleh oramg-oramg asli Hindia-Belanda. Namun,
organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena tidak adanya dukungan yang
cukup dari masyarakat.
Selanjutnya pada 1912, Douwe Dekker mengajak Cipto Mnagunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat mendirikan partai sendiri bernama Indische Partij. Cipto dan
Suwardi sendiri merupakan dua tokoh yang berasal dari golongan pribumi. Tujuan
dari didirikannya Indische Partij adalah untuk terciptannya kerjasama antara orang
Indo dengan bumiputera.
B.Program Kerja
1. Trikoro Dharmo
Perkumpulan pemuda ini didirikan pada bulan September 1926 oleh para
pelajar yang berasal dari Jakarta dan Bandung. Tokoh yang mempelopori
berdirinya perkumpulan ini yaitu meliputi : Sugondo, Abdullah Sigit, Reksodipuro,
Suwiryo, Sumanang dan AK. Abdul Gani. Tujuan berdirinya organisasi pergerakan
pemuda ini adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia atau
menjadikan Indonesia menjadi negara yang merdeka bebas dari penjajahan.
5.PKI (ISDV)
a. Latar Belakang
B.Akhir
Pada awalnya PKI tidak mendapat banyak dukungan rakyat. Untuk mendapatkan
dukungan rakyat, PKI melakukan propaganda secara besar-besaran dan mendekati
kaum buruh yang menderita sebagai akibat dari depresi ekonomi. PKI juga
mendorong gerakan-gerakan yang bersifat radikal terhadap pemerintah kolonial
Belanda. Salah satu gerakan tersebut adalah pemberontakan PKI pada tanggal 13
November 1926 di Jakarta. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Alimin, Musso,
Sardjono, Budi Sutjitro, dan Sugono. Pemberontakan tersebut tidak berlangsung
lama karena dalam waktu satu minggu pemerintah kolonial Belanda berhasil
menumpasnya. Akibat pemberontakan, puluhan ribu simpatisan PKI ditangkap dan
diasingkan ke beberapa daerah. Pemerintah kolonial Belanda juga menetapkan PKI
sebagai organisasi terlarang di seluruh Indonesia.
6. Perhimpunan Indonesia
a. Latar Belakang
b.Perkembangan
Bukan hanya nama organisasi, perubahan nama juga terjadi pada majalah
terbitan Perhimpunan Indonesia yang semula bernama Hindia Putra menjadi
Indonesia Merdeka dengan semboyannya “Indonesia merdeka, sekarang!”. Sifat
organisasi berubah drastis dari organisasi sosial menjadi organisasi politik. Mereka
mengambil keputusan untuk memegang prinsip non-kooperasi. Pada 1923,
Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Perhimpunan Indonesia yang
dimuat dalam majalah Hindia Putra. Dalam deklarasi tersebut memakai kata
“Bangsa Indonesia” yang menunjukkan cita-cita Perhimpunan Indonesia akan
sebuah negara baru yang merdeka
Pada 1925 deklarasi tersebut berkembang menjadi manifesto politik. Karena
menyakini hanya kemerdekaan yang dapat mengembalikan harga diri bangsa
Indonesia. Perkembangan teknologi media cetak dan jurnalisme memiliki peran
penting dalam menyebarkan manifesto politik ini. Ide-ide tentang persatuan,
nasionalisme yang digagas Perhimpunan Indonesia tidak hanya beredar di Belanda,
tetapi juga beredar di Hindia Belanda. Dampaknya, ide-ide tersebut memengaruhi
organisasi pergerakan nasional di tanah air. Para pejuang kemerdekaan di Hindia
Belanda menjadi sadar bahwa mereka adalah satu bangsa walaupun berbeda suku
bangsa dan agama. Kesadaran inilah yang memunculkan lahirnya Sumpah Pemuda
pada 1928.
Aktivitas Perhimpunan Indonesia (PI) semakin meningkat sejak
bergabungnya Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo dalam kepenggurusan.
Mereka menegaskan bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia yaitu Indonesia
merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama. Mereka juga mendapatkan
dukungan internasional, sehingga Perhimpunan Indonesia aktif dalam kegiatan-
kegiatan organisasi internasional menentang penjajah. Organisasi internasional
seperti Liga Demokrasi Internasional, Liga Penentang Imperialisme dan
penindasan kolonial. Bahkan Perhimpuan Indonesia memiliki pengaruh cukup
besar di Indonesia. Banyak organisasi-organisasi pergerakan nasional berdiri
karena terinspirasi dari Perhimpunan Indonesia. Organisasi tersebut, yakni
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Partai Nasional Indonesia (PNI),
dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia). Walaupun perjuangan yang dilakukan
bersifat internasional, dampaknya juga dirasakan dalam lingkup nasional.
7. PNI
Usaha dalam bidang politik : PNI berusaha memperkuat rasa kesatuan dan
persatuan kebangsaan, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan,
kehidupan politik dan memberantas segala penghalang usaha kemerdekaan.
Selain itu melalui PPPKI, PNI berhasil menghimpun beberapa organisasi
pergerakan lainnya yang sudah terbentuk.
Usaha dalam bidang sosial : Berusaha memajukan pengajaran berskala
nasional, mengangkat derajat wanita, mengurangi pengangguran,
memperbaiki kesehatan, meningkatkan transmigrasi.
Usaha dalam bidang ekonomi : Berusaha memajukan ekonomi melalui
perdagangan rakyat, koperasi, industri kecil, kerajinan-kerajinan dan bank-
bank.
8. GAPI
a. Latar belakang
b. perkembangan
b.perkembangan
C. Bubarnya Partindo
Penangkapan atas diri pemimpin besar dari Partindo itu dan larangan yang
ditimpakan padanya tentang berapat, menyebabkan Partindo memasuki suatu
tempo yang tidak mengandung aksi. Oleh karena ternyata, bahwa adanya partai ini
sebagai anggota PPKI menjadi suatu rintangan untuk berapat (Kongres Indonesia
Raya bulan Desember 1933 Partindo keluar dari federasi ini. Dari kalangan partai
itu timbul makin lama makin banyak suara, yang ingin supaya Partindo
dibubarkan saja dan supaya didirikan partai baru, jadi amat berlainan sekali dengan
pendirian pemimpin-pemimpin PNI baru.
Bertambah merosotnya Partindo itu oleh karena berhentinya segala aksi itu,
menyebabkan akhirnya pengurus besar mengumumkan pada pertengahan
November 1936, bahwa diambil keputusan membubarkan partai itu. Sebagai
sebab-sebabnya dikemukakan, bahwa partai itu, karena akibat larangan berapat dan
jeleknya perekonomian rakyat, sulit sekali hidupnya. Seperti pada pembubran PNI
lama (dalam tahun 1931 oleh Mr. Sartono) juga pembubaran Partindo oleh Mr.
Sartono juga, terjadi dengan tidak mendapat persetujuan anggota seluruhnya ; di
beberapa tempat (umpamanya di Yogya, Semarang) di coba dengan mendirikan
sebuah komite Pertahann P.I, untuk menghambat pembubaran itu, tetapi tidak
berhasil.