Anda di halaman 1dari 8

10+ Organisasi Pergerakan Nasional di Indonesia

Pengertian Organisasi Pergerakan Nasional

Organisasi adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari beberapa individu atau kelompok yang mempunyai
suatu tujuan dan sudut pandang yang sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.

Sedangkan Pergerakan Nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap para penjajah yang dilaksanakan
tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, akan tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di
berbagai bidang seperti: Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik.

Dengan demikian Organisasi Pergerakan Nasional dapat kita artikan suatu organisasi yang terdiri dari
beberapa individu atau kelompok yang melakukan perlawanan terhadap para penjajah bukan dengan
kekuatan senjata, melainkan dengan suatu organisasi yang bergerak di berbagai bidang.

Masa pergerakan nasional di indonesia diawali dengan berdirinya berbagai organisasi-organisasi


pergerakan. Saat itu pergerakan nasional ada sejak tahun 1908-1942 yang dibagi dari tiga tahap, antara
lain:

 Masa pembentukan (1908-1920), pada masa itu berdirilah beberapa organisasi seperti: Budi Utomo,
Sarekat Islam dan Indische Partij.
 Masa radikal atau nonkooperasi (1920-1930) beberapa organisasi yang berdiri saat itu seperti:
Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
 Masa moderat atau kooperasi (1930-1942) organisasi yang berdiri pada saat itu seperti: Parindra,
Partindo dan Gapi. Selain itu juga ada beberapa organisasi keagamaan, oranisasi pemuda dan
organisasi perempuan.

Macam macam Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

Telah disinggung bahwa banyak sekali organisasi pergerakan yang lahir sejak memasuki abad ke 20 di
Indonesia. Berikut organisasi-organisasi yang ada di Indonesia.

Organisasi Pergerakan Budi Utomo (BU)

Budi Utomo

Memasuki abad ke 20 banyak sekali mahasiswa yang ada di beberapa kota-kota besar terutama di Pulau
Jawa. Salah satu sekolah kedokteran yang terkenal adalah STOVIA (School tot Opleideing van Inlandsche
Aartsen) yang terdapat di Jakarta. Para mahasiswa di sekolahan tersebut sepakat untuk memperjuangkan
nasib para rakyat Indonesia lewat pendidikan.

Pada tanggal 28 Mei 1908 berdirilah sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Organisasi tersebut
diketuai oleh Dr Sutomo, dan sejak berdirinya organisasi tersebut pada tanggal 20 Mei 1908 dikenang
dengan Hari Kebangkitan Nasional. Ada juga beberapa tokoh lain pendiri organisasi Budi Utomo seperti
Gunawan, Cipto Mangunkusumo dan R.T Ario Tirtokusumo.

Pada awalnya organisasi ini bukanlah sebuah partai politik, Melainkan tujuan utamanya adalah untuk
kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal tersebut terlihat dari tujuan yang hendak dicapai. Dalam
perkembangannya, muncullah dua aliran di organisasi Budi Utomo yaitu:

 Pihak Kanan, memiliki kehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan pelajar saja, tidak
bergerak pada lingkup politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
 Pihak Kiri, memiliki jumlah yang kecil yang terdiri dari kaum muda dan berkeinginan ke arah
gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memahami nasib rakyat yang menderita.

Dengan adanya dua perbedaan tersebut, membuat organisasi Budi Utomo menjadi terpecah. Sehingga Dr.
Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda memutuskan keluar dari keanggotaan. Akibatnya
organisasi tersebut semakin lambang. Faktor yang mempengaruhi lambannya Budi Utomo diantaranya:

 Budi Utomo lebih cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk
umum.
 Organisasi Budi Utomo lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda daripada kepentingan
rakyat Indonesia.
 Menonjolnya kaum Priyayi yang telah mengutamakan jabatan yang menyebabkan kaum terpelajar
tersisih.

Ketika terjadi Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, organisasi Budi Utomo terjun di bidang politik.
Kemudian pada tahun 1835 Budi Utomo mengadakan fusi ke Partai Indonesia Raya (Parindra), dan sejak
saat itu pula Budi Utomo terus mengalami kemerosotan dan mundur dari bidang politik.

Sarekat Islam (SI)

Lambang Sarekat Islam

Awalnya organisasi Sarekat Islam terdiri dari sebuah perkumpulan para pedagang Islam yang dulunya
organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini didirikan oleh H. Samanhudi pada
tahun 1911 di kota Solo sebagai suatu koperasi perdagangan batik jawa. Organisasi ini memiliki tujuan
memajukan perdagangan Indonesia dibawah panji-panji Islam.

Pada mulanya keanggotaan SDI masih terbatas pada lingkup pedagang saja. Kemudian pada tanggal 18
September 1912 organisasi SDI dirubah menjadi SI (Sarekat Islam). Organisasi tersebut didirikan oleh
beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis dan H Agus Salim.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal
Idenburg untuk memperjuangkan SI yang berbadan hukum. Akan tetapi jawaban dari Idenburg pada
tanggal 29 Maret 1913, organisasi SI tidak diberi badan hukum. Bahkan yang mendapatkan pengakuan
dari kolonial Belanda justru cabang-cabang SI yang ada di berbagai daerah.

Rencana tersebut adalah strategi Belanda untuk memecah belah persatuan SI. Dalam kongres yang
dilaksanakan pada tahun 1921, telah ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Dimana setiap
anggota tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis.

Sejak saat itu SI pecah menjadi dua yaitu:

 SI Putih – yang tetap berlandaskan nasionalisme dan islam, yang dipimpin oleh H.O.S
Cokroaminoto, H. Agus Salim dan Suryopranoto serta berpusat di Yogyakarta.
 SI Merah – yaitu berlandaskan sosialisme kiri (komunis), yang dipimpin oleh Semaun dan berpusat
di Semarang.

Dalam kongres yang diadakan di Madiun, SI putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) dan
pada tahun 1927 nama tersebut berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu,
SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat da

Organisasi Pergerakan Indische Partij (IP)

Partai Komunis Indonesia (PKI). Pendiri Indische Partij

Indische Partij adalah organisasi partai politik pertama di Indonesia. Pendiri daro organisasi ini dikenal
dengan sebutan tiga serangkai, yang terdiri dari: E.F.E Douwis Dekker (Danidirejo Setiabudi), R.M
Suwardi Suryaningrat, dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Organisasi tersebut didirikan pada tanggal 25
Desember 1912.

Tujuan dari organisasi ini sangat jelas, yaitu mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Keanggotaan dari organisasi tersebut pun terbuka untuk siapa saja tanpa membedakan suku, agama, ras dan
golongan.

Pada tahun 1913 terdapat persiapan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari kekuasaan Perancis.
Pihak Belanda pun meminta rakyat Indonesia untuk ikut merayakan peringatan tersebut. Akan tetapi para
anggota Indische Partij menentang rencana tersebut.

Kemudian Suwardi Suryaningrat menulis sebuah artikel yang dimuat dalam harian De Express dengan
judul Als Ik een Nederlander was yang berarti “Seandainya Aku Orang Belanda”. Lalu Suwardi mengecam
Belanda, bagaimana mungkin negara terjajah seperti Indonesia disuruh merayakan kemerdekaan penjajah.
Mendengar pernyataan tersebut kemudian pemerintah Belanda marah dan akhirnya Douwes Dekker, Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda.

Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia

Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi bernama Indische Vreeniging. Organisasi tersebut
dipelopori oleh Sultan Kasayangan Soripada dan RM Suroto. Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam
organisasi tersebut adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman
Wediodipuro (Wediodiningrat) dan Brentel.

Tujuan dibentuknya organisasi tersebut adalah Indonesia Merdeka, memperoleh suatu pemerintahan
Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan dua tokoh dari Indische Partij
seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat sangat berpengaruh dalam perkembangan
organisasi Indische Vereeniging.

Organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal dengan PKI ini berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya
PKI tidak lepas dari dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama beberapa temannya
seperti Brandsteder, H.W Dekker dan P. Bergsma mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging
(ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Beberapa tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV
antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.

PKI terus berupaya mendapatkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah
melakukan infiltrasi terhadap Sarekat Islam. Organisasi PKI semakin kuat ketika bulan Februari tahun
1923 yang mena Darsono kembali ke Moskow dan ditambah dengan beberapa tokoh seperti Alimin dan
Musso yang menjadikan peranan politik PKI semakin luas.
Pada tanggal 13 November 1926, PKI melakukan pemberontakan ke beberapa daerah di Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi pemberontakan tersebut bisa dibilang sia-sia, karena PKI
telah mengorbankan ribuan orang yang terkena hasutan untuk ikut dalam pemberontakan tersebut.
Walaupun PKI telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, tetapi secara ilegal mereka masih melakukan
kegiatan politik bahkan pemberontakan.

Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap melanjutkan perjuangan aksi
revolusioner di Indonesia. Peristiwa pemberontakan PKI yang paling dikenal sampai sekarang adalah
G30S/PKI. Dalam pemberontakan tersebut PKI telah menghabisi 7 Jenderal terpenting di Indonesia saat
itu.

Partai Nasional Indonesia (PNI)

Partai Nasional Indonesia atau dikenal dengan PNI, berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung.
Organisasi terbut tidak lepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi
oleh situasi sosial politik yang kompleks.

Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menciptakan kekuatan baru dalam
menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting
seperti: Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto dan Mr.
Soenarjo. Diawal berdirinya partai ini, PNI berkembang dengan pesat karena adanya beberapa faktor
seperti:

 PKI sebagai organisasi massa yang terlarang


 Propaganda yang menarik dan mempunyai orator ulung seperti Ir Soekarno
 Pergerakan ada yang lemah, sehingga kurang bisa menggerakan massa

Untuk membangkitkan semangat para perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai
pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan
nasional.

Tujuan dari organisasi PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut
PNI menggunakan 3 asas yaitu: Self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikap
terhadap pemerintah juga antipasi dan nonkooperasi. Selain itu dasar perjuangannya adalah Marhaenisme.

Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

Organisasi ini dibentuk di Bandung pada tanggal 17-18 Desember 1927. Keanggotaan dari PPPKI terdiri
dari beberapa organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo, PNI, Pasudan,
Sumatranen, Kaum Betawi dan Kaum Studi Indonesia. Adapun tujuan dibentuknya PPPKI adalah:

 Menghindari dari segala perselisihan diantara para anggotanya


 menyatukan kembali organisasi-organisasi, arah serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia
 Mengembangkan persatuan Indonesia
Selain itu ada juga beberapa faktor yang mengandung benih-benih kelemahan dan keretakan, seperti:

 Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada kelompoknya masing-masing


 Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal
 Perbedaan gaya perjuangan diantara organisasi anggota PPPKI

Partai Indonesia (Partindo)

Ketika Bung Karno menjadi anggota PNI dan ditangkap pada tahun 1929, maka organisasi PNI terpecah
menjadi dua yaitu Partindo dan PNI baru. Partindo didirikan pada tahun 1929 oleh Sartono.

Sejak berdirinya organisasi tersebut, Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam beberapa aksi
politik menuju Indonesia merdeka. Tujuan dan asas dari Partindo pun sama dengan PNI yaitu bertujuan
mencapai Indonesia merdeka dan berasas Self Help dan nonkooperasi.

Partindo semakin kuat dengan bergabungnya Ir Soekarno pada tahun 1932, setelah ia dibebaskan dari
penjara. Akan tetapi karena beberapa kegiatan yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang ketat. Kemudian pada tahun 1936 karena tidak bisa berkembang Partindo pun akhirnya
bubar.

Partai Indonesia Raya (Parindra)

Lambang Parindra

Organisasi ini berdiri di Solo pada tanggal 26 Desember 1935 dan diketuai oleh Dr Sutomo. Tujuan
Parindra adalah sama seperti organisasi sebelumnya yaitu mencapai Indonesia Merdeka. Selain itu asas
politik dari Parindra adalah insidental artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi.

Salah satu tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di Volksraad adalah Moh
Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil Volksraad semakin bertambah, sehingga suara yang
berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda.
Perjuangan Parindra dalam Volksraad cukup berhasil, karena terbukti pemerintah Belanda mengganti
istilah inlandeer menjadi Indonesier.

Organisasi Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerindo didirikan oleh orang-orang bekas Parindra pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta. Ada juga tokoh-
tokoh lainnya seperti Sartono, Sanusi Pane dan Moh Yamin. Dasar dan tujuan dari organisasi ini adalah
nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan
Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:

1. Mencapai Indonesia yang Merdeka


2. Memperkokoh ekonomi Indonesia
3. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh
4. Memberi bantuan bagi kaum pengangguran

Gabungan Politik Indonesia (Gapi)

Gabungan Politik Indonesia

Pada tanggal 15 Juli 1936, berbagai partai politik yang dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo
mengajukan usul atau petisi yang berisi permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara
wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda dimana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya
adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri.

Akan tetapi usul tersebut ditolak oleh pemerintah Belanda. Kemudian atas prakarsa dari Moh Husni
Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah suatu organisasi bernama Gerakan Politik Indonesia
(Gapi). Tujuan dibentuknya Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai
parlemen sendiri.

Akhirnya pemerintah Belanda membentuk sebuah komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman dan
diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi tersebut adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-
perubahan ketatanegaraan.

Organisasi Pergarakan Keagamaan

Organisasi Keagamaan

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam modern yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada
tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Nama Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad
SAW. Selain Muhammadiyah ada juga beberapa organisasi keagamaan seperti:

 Jong Islamienten Bond yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta
 Nahdlatul Ulama didirikan oleh Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya
 Nahdlatul Wathan berdiri pada tahun 1932 di Pancor Lombok Timur

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI)

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia

Sumpah Pemuda tidak lepas dari organisasi bernama Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) yang
didirikan pada tahun 1926. Organisasi PPPI telah mendapat dukungan dari beberapa organisasi
kepemudaan lainnya seperti: ong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong
Minahasa, Jong Batak dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu
persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk
kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan.

Organisasi Pemuda dan Wanita

Organisasi Wanita

Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah organisasi Tri Koro Dharmo. Organisasi tersebut berdiri
pada tanggal 7 Maret 1925 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Dengan diprakarsai oleh Dr, Satiman
Wirjosansdjojo, Jadarman dan Sunardi. Mereka setuju untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang
anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri
Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti).

Selain itu ada juga organisasi yang dipelopori oleh R.A Kartini yang mendirikan Sekolah Kartini di Jepara.
Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 ini antara lain Putri Mardika yang didirikan atas
bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini memiliki tujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak
khususnya perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertingi sikap yang
merdeka dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui batas.

Anda mungkin juga menyukai