Penulis:
Alfi Kurnia
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Komisariat Universitas Negeri Surabaya
Disunting oleh:
Divi oh
uu 20
Insyaf dan sadar bahwa mencetak seorang anggota PMII yang nantinya
akan menjadi kader tidaklah semudah merebus mie instan maka,
diperlukan cara-cara kreatif untuk mewujudkanya. Seperti buku
(sebenarnya tidak layak disebut buku) yang ada ditangan sahabat
merupakan langkah awal untuk menarik minat baca calon anggota agar
memahami materi dasar Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA).
Pengantar ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
Sejarah Bangsa Indonesia, Hubungannya dengan NU dan cita-cita ....... 4
Keorganisasian PMII ...................................................................................................... 11
Studi Gender dan Kelembagaan KOPRI ............................................................... 20
Ahlusunnah wal Jama’ah ala Nahdlatul ‘Ulama......................................................... 27
Nilai Dasar Pergerakan ................................................................................................ 33
Analisis Sosial 1 …………………………………………………………………………….. 38
Lagu PMII ........................................................................................................................... 45
Suplemen………………………………………………………………………………………. 46
Data Penilaian dan Pengembangan Diri…………………………………………... 48
SEJARAH BANGSA INDONESIA,
HUBUNGANNYADENGAN NU
DAN CITA CITAKEMERDEKAAN
INDONESIA
4
Bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, okelah kita
hargai dengan seperti apa, lalu bagaimana cara menghargainya. Marilah kita
intip beberapa sejarah bangsa Indonesia.
PERGERAKAN NASIONAL
PRA KEMERDEKAAN
5
ORDE LAMA (PASCA KEMERDEKAAN)
6
Mahasiswa mempelopori unjuk rasa
menuntut dihapuskannya KKN,penurunan
harga-harga kebutuhan pokok, danSoeharto
turun dari jabatan Presiden. Ketika para
mahasiswa melakukan demonstrasi pada
tanggal 12 Mei 1998 terjadilah bentrokan
dengan aparat kemananan.
Pada tanggal 13-14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan
massa dengan membakar pusat-pusat pertokoan dan melakukan penjarahan.
Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa menduduki gedung
DPR/MPR. Mereka menuntut Soeharto turun dari jabatan presiden akan tetapi
Presiden Soeharto hanya hanya mereshufle kabinet. Hal ini tidakmenyurutkan
tuntutan dari masyarakat.
Pada tanggal 20 Mei 1998 Soeharto memanggil tokoh-tokoh masyarakat
untuk memperbaiki keadaan dengan membentuk Kabinet Reformasi yang akan
ia pimpin sendiri. Tokoh-tokoh masyarakat tidak menanggapi usul tersebut.
Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti
sebagai Presiden Republik Indonesia.
PMII, yang sering kali disebut Indonesian Moslem Student Movement atau
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, adalah anak cucu NU (Nandlatul Ulama)
yang terlahir dari kandungan Departemen Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar
Nandlatul Ulama (IPNU) 'yang juga anak dari NU. Status anak cucu ini pun
diabadikan dalam sebuah dokumen yang dibuat di Surabaya, tepatnya di Taman
Pendidikan Putri Khadijah pada tanggal 17 April 1960 bertepatan dengan tanggal 21
Syawal 1379 H. FYI aja sih
Meski begitu, bukan berarti lahirnya PMII berjalan mulus, banyak sekali
hambatan dan rintangan yang dihadapinya(semacam film kera sakti). Hasrat
untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan memang sudah lama bergejolak di
kalangan pemuda NU, namun pihak PBNU belum memberikan lampu hijau,
mereka menganggap belum perlu adanya suatu organisasi tersendiri untuk
mewadahi anak-anak NU yang belajar di Perguruan
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul pada Muktamar II
IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1997) Gagasan ini pun kembali ditentang
karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis
atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31
Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai
oleh Ismail Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan
Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program
organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang dan daya intelektual
yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan
pusat IPNU. Di samping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan
sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Baru setelah wadah “departemen” itu dinilai tidak efektif, tidak cukup kuat
untuk menampung, aspirasi mahasiswa NU, hal ini kemudian menjadi gagasan
legislasi untuk mendirikan organisasi mahasiswa NU kembali. Tepat pada
konferensi besar IPNU I (14-16 Maret 1960 di Kaliurang) merupakan puncak
dari semua ambisi tersebut. Hasil dari konfrensi tersebut ialah kesepakatan
mendirikan organisasi sendiri. Selain memutuskan akan perlu didirikannya
organisasi khusus di perguruan tinggi konfrensi tersebut juga menghasilkan
keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13
orang tokoh mahasiswa NU denganjangkah waktu kerja 1 bulan, adapun 13
tokoh mahasiswa NU tersebut yaitu
11
1. Khalid Mawardi (Jakarta)
2. M. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta).
4. Makmun Syukri (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. Ismail Makki (Yogyakarta)
7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9. Laily Mansyur (Surakarta)
10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
12. M. Kholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said
Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU yang saat itu
dijabat KH. Idham Kholid. Hasilnya Ketua Umum PBNU, KH. Idham Cholid,
memberikan lampu hijau (green light). Selanjutnya pada tanggal 14- 16 April
1960 diakan musyawarah Mahasiswa NU di sekolah Mualimat NU (1954-1960)
yang sekarang bernama Yayasan Khadijah Surabaya. Adapun hasil dari
musyawarah tersebut ialah:
1. Disepakati berdirinya organisasi Mahasiswa NU yang bernama Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia
2. PMII merupakan lanjutan dari departemen Perguruan Tinggi IPNU- IPPNU
3. Menyatakan bahwa PMII lahir pada tanggal 17 April 1960
4. Membentuk tiga orang formatur yaitu H. Mahbub Djunaidi sebagai Ketua
Umum, A. Cholid Mawardi sebagai Ketua I, dan M. Said Budairy sebagai
Sekretaris Umum PB PMII Pertama.
12
Penjelasan tentang nama PMII
PERGERAKAN, insyaf dan sadar setiap hal di dunia ini bergerak maka makna
filosofis pergerakan adalah suatu hal yang harus dimiliki setiap makhluk, dan
menjadi semangat untuk anggota organinasi ini untuk senantiasa memulai dan
melakukan pergerakan. Jangan hanya diam sahabat !
ISLAM, mahasiswa yang beragama islam tentunya yang menjadi anggota PMII,
karena PMII merupakan wadah kaderisasi mahasiswa NU maka jelaslah harus
Islam dan juga menerapkan prinsip Islam Aswaja ala NU yang ramah dan
humanis.
Intinya yaitu wadah pergerakan bagi mahasiswa beragama islam yang beradadi
Indonesia.
13
KADERISASI PMII
FORMAL
NONFORMAL INFORMAL
PK-Nasional
kualitas
PK-Lanjut
PK-Dasar
MAPABA
kuantitas
14
PRODUK HUKUM PMII
15
Atribut Organisasi
PMIILambang PMII
Makna Lambang :
a. Bentuk
1. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islamterhadap
berbagai tantangan dan pengaruh luar.
2. Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yangselalu
memancar.
3. Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah denganempat Sahabat
terkemuka (Khulafau al-Rasyidien).
4. Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhabyang
berhaluan Ahlussunnah wal jama'ah.
5. Sembilan bintang sebagai jumlah bintang dalam lambang dapatdiartikan
ganda yakni:
• Rasulullah dan empat orang sahabatnya serta empat orang Imam mazhab.
Mereka itu laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai
kedudukan tinggi dan penerang umat manusia.
• Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia yang disebut
Walisongo.
b. Warna
1. Biru, sebagaimana warna lukisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan
yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan.Biru
16
juga menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan
Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara.
2. Biru muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berarti
ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
3. Kuning, sebagaimana warna dasar perisai-perisai sebelah bawah, berarti
identitas kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang
kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan
menyongsong masa depan.
Bendera PMII
17
Peci, Slempang dan Lencana
Peci organisasi disemua tingkatan menggunakan warna dasar biru muda.
Model peci sama seperti khas Indonesia dilengkapi dengan garis, strip dan segi
Lima warna kuning disebelah kiri. terbuat dari bahan tekstilyang tebal dan kaku.
Salempang organisasi memiliki tiga warna, yaitu biru tua, kuning dan biru
muda berukuran panjang 60 cm dan lebar 4,5 cm, terbuat dari bahan tekstil yang
halus dan berkilap, dilengkapi rompi dan lencana diujung keduanya.
Lencana organisasi terbuat dari bahan logam, seperti aluminium, seng,
dan sebagainya. Dan dikelompokan kedalam dua jenis ukuran, yaitu lencana
besar dan lencana kecil, Warna lencana besar memiliki dasar sesuai dengan
bahan, sedang lencana kecil berwarna dasar putih berlambang PMII, Lencana
besar berbentuk perisai, sesuai perisailambang PMII dengan ukuran tinggi 9 cm
dan lebar 7 cm 73 sedang lencana kecil berbentuk bulat berdiameter 3 cm.
18
STUDI GENDER DAN
KELEMBAGAAN KORPS
PMII PUTRI (KOPRI)
Studi Gender
LAKI- PEREMPU
20
Peran Korps PMII Putri diharapan mampu mencetak perempuan-
perempuan pergerakan yang secara personalia mampu bersaing dengan laki-
laki dalam hal perannya di PMII. Bukan berarti adanya kopri ditujuan untuk
menganti peran laki-laki didalam PMII tetapi kopri sejatinya merupakan wadah
dalam PMII yang berfungsi untuk merawat secara khusus kader putri agar
mampu bersaing dalam kualitas diri. Dalam Islam juga memuat hak-hak
perempuan yang seharusnya ia peroleh, dengan kualitas diri yang mumpuni
seorang perempuan akhirnya mendapatkan hak-haknya yang sebelumnya tidak
ia dapatkan.
Secara umum PMII memandang gender merupakan rahmat dari Allah SWT
yang patut disyukuri dan di terjemahkan dalam tindakan dan sikap yang
hasanah,. Budaya atau keyakinan memang sulit atau bahkan tidak dapat diubah.
Akan tetapi, kesadaran individu akan pentingnya persamaan gender perlu
ditumbuhkan. Jika setiap individu memiliki kesadaran akan pentingnya
persamaan gender, niscaya akan masyarakat akan menumbuhkan konstruksi
sosial yang berkeadilan, tidak bias gender. Dan Kesadaran akan keadilan gender
merupakan langkah awal untuk menjamin kesamaan martabat antara laki-laki
dan perempuan. Kaum perempuan harus menyadari bahwa ketidakadilan
gender bukanlah kodrat, melainkan konstruksi sosial yang dibentuk oleh
masyarakat yang daripadanya merupakan awal dari terwujudnya insan ulul
albab yang kaffah.
Perjalanan sejarah organisasi yang bernama Korps PMII Putri yang disingkat
KOPRI mengalami proses yang panjang dan dinamis. KOPRI berdiri pada kongres
III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di Malang Jawa Timur dalam bentuk
Departemen Keputrian dengan berkedudukan di Surabaya Jawa Timur dan lahir
bersamaan Mukernas II PMII di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 25
September 1976. Musyawarah Nasional pertama Korp PMII Putri
diselenggarakan pada kongres IV PMII 1970.
21
Berikut ini daftar nama-nama Ketua Umum PB KOPRI sepanjangmasa
(1967-sekarang).
1. Mahmudah Nahrowi 1967-1968
2. Tien Hartini 1968-1970
3. Ismi Maryam BA 1970
4. Zazilah Rahman BA 1971
5. Siti Fatimah Bsc 1972
6. Adiba Hamid 1973
7. Wus'ah Suralaga 1973-1977
8. Choirunnisa Yafishsham 1977
9. Fadilah Suralaga 1977-1981
10. Ida Farida 1981
11. Lilis Nurul Husna 1981-1984
12. Iis Kholila 1985-1988
13. Iriani Suaida 1988
14. Dra. Khofifah Indar parawansa 1988-1991
15. Dra. Ulha Soraya 1991
16. Jauharoh Haddad 1991-1994
17. Diana Mutiah 1994-1997
18. Luluk Nur Hamidah 1997-2000
19. Umi Wahyuni 2000-2003
20. Efri Nasution 2003
21. Winarti 2003-2005
22. Ai’ Maryati Shalihah 2005-2007
23. Eem Marhamah 2008-2010
24. Herwanita 2012-2014
25. Ai Rahmayanti 2014-2016
26. Septi Rahmawati 2017-2019 (sekarang)
Keorganisasian KOPRI
Korp PMII Puteri disingkat KOPRI merupakan badan semi otonom PMII
yang mempunyai kekhususan untuk membentuk struktur organisasi
disesuaikan dengan hirarki struktur PMII yang menangani pengembangan
potensi kader putri PMII dan isu perempuan secara umum. Badan ini bersifat
hirarkis dan bertanggung jawab kepada Ketua umum PMII.
Pengurus KOPRI minimal terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris,
seorang bendahara dan sejumlah biro-biro sesuai dengan kebutuhan ketua.
22
KOPRI PB dipilih oleh Kongres yang dilakukan oleh seorang utusanperempuan
dari seluruh pengurus cabang yang sah.
Nilai Kader KOPRI atau disingkat dengan NKK merupakan sebuah sarana
kader KOPRI untuk mengenal, melihat dirinya sendiri. NKK kopri ada empat
butir sebagai berikut,
MODERNISASI
MITRA
SEJAJAR
a. Modernisasi
Modernisasi telah mampu mengembangkan suatu kultur dengan
menempatkan bentuk rasionalitas tertentu sebagai nilai yang menonjol tapi
dalam beberapa hal sering gagal, karena rasionalitas itu kurang bisa dipaksa
sebagai panutan yang tepat. Meskipun begitu rasionalitas dalam beberapa segi
telah mampu mengganti semangat keagamaan.
Modernisasi seringkali ditandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi ternyata mampu merubah beberapa pandangan manusia dalam
beberapa masalah kehidupan mereka, akibatnya manusia seringkali
mengidiologikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sembahankehidupan.
Menghadapi fenomena demikian, maka sikap KOPRI menerima modernisasi
secara selektif mana yang harus diam
23
b. Mitra Sejajar
1) Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dalam kodrat yang berbeda,
namun sama-sama mempunyai tanggungjawab kekholifahan. (Q.S 8: 165)
2) Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama seimbang. (Q.S
2: 228)
3) Mempunyai kesempatan beraktifitas dan berjuang serta akan
diperhitungkan prestasi kerjanya. (Q.S 4: 32)
4) Antara laki-laki dan perempuan saling melindungi. (Q.S 9: 71)
5) Antara laki-laki dan perempuan saling membutuhkan. (Q.S 2: 167)
c. Wanita Ideal
1) Sholihah, taat, dan menjaga diri dengan baik. (Q.S 2: 34)
2) Beriman, tunduk, jujur, khusuk dan dermawan, menjaga kehormatan dan
banyak berdzikir kepada Allah. (Q.S 33: 35)
3) Memiliki pribadi yang dinamis dan kreatif ditunjang dengan tindakan,
intelegensi dan kasih sayang.
4) Memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari keterbatasannya,
menembus ruang dan waktu untuk meningkatkan kehidupan sosial.
d. Watak KOPRI
1) KOPRI dalam melakukan kegiatan tidak akan meninggalkan sifat-sifat
kewanitaannya.
2) KOPRI mempunyai tindakan, pandangan dan langkah yang berbeda
dengan mahasiswi non Islam, bahkan di luar Ahlussunnah Wal Jamaah
punharus beda.
24
Fungsi dari NKK ini yaitu:
25
ISLAM AHLUSUNNAH WAL
JAMA’AH ALA NAHDLATUL
‘ULAMA
SEJARAH
Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja) sudah ada sejak zaman
Rasulullah SAW. Hal ini berpijak pada sabda Nabi:
“Sesungguhnya kaum bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan,
dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.
Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan. Lalu Sahabat
bertanya, “Siapakah mereka itu ya Rasullah?”, Nabi SAW menjawab
(golongan itu adalah orang-orang yang berpegangan pada semua
kegiatan yang telah aku lakukan, serta semua perbuatan yang dikerjakan
oleh sahabat-sahabatku.”(Sunan At-Tirmidzi: 2565)
Pada perkembangan selanjutnya, satu golongan tersebut populer dengan
term Aswaja (sunni). Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) lahir daripergulatan
intens antara doktrin dengan sejarah. Di wilayah doktrin, debat meliputi soal
kalam mengenai status Al-Qur’an apakah ia makhluk atau bukan, kemudian
debat antara Sifat-Sifat Allah antara ulama Salafiyyun dengan golongan
Mu’tazilah, dan seterusnya. Di wilayah sejarah, proses pembentukan Aswaja
terentang hingga zaman al-khulafa’ ar-rasyidin, yakni dimulai sejak terjadi
Perang Shiffin yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan Muawiyah
kemudian melahirkan Tahkim (arbitrase) yang dimenangkan oleh pihak
Muawiyah.
Berawal dari sini, muncul kelompok Islam baru yang menolak adanya tahkim
dikenal dengan Khawarij. Dari sini, golongan Islam sudah pecah menjadi tiga,
yaitu Syiah (kelompok pendukung Ali, dari awal, tahkim, hingga akhir hayat Ali),
Khawarij (pendukung Ali yang kemudian keluar pasca-peristiwa tahkim.
Khawarij adalah golongan yang tidak membela Ali maupun Muawiyah karena
berpendapat bahwa keduanya tidak menggunakan hukum Allah atau Al Quran),
dan pendukung Muawiyah. (terjadi sekitar tahun 40H).
Selanjutnya, untuk menguatkan kekuasaan, Muawiyah dengan dalil agama
membuat aliran atau golongan Islam bernama Jabariyah yang mengajarkan
27
bahwa setiap tindakan manusia adalah kehendak Allah. Sehingga, apa yang kita
lakukan sudah menjadi takdir Allah. Dengan dalil dalam Al Quran yang
digunakan Jabariyah adalah “Wamaa ramaita idzromaita walaaa kinnalllaaha
ramaa”. Yang pada perkembangannya aliran ini justru menimbulkan kekacauan
masyarakat di sana sini.
Respons atas kemelut ini, cucu Ali Bin Abi Thalib yang bernama
Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib membuat aliran baru
yang kemudian dikenal dengan Qodariyah. Aliran Qodariyah muncul sebagai
doktrin untuk melawan dan melakukan kritik terhadap aliran Jabariyah yang
kian meresahkan umat.
Aliran Qodariyah mengajarkan kepada umat Muslim bahwa manusia
memiliki kehendak dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Dalamhal
ini, Allah tidak memiliki ikut campur dalam setiap kehendak manusia. Dalil yang
populer untuk melegitimasi aliran ini adalah QS Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” paham ini kemudian
mengalami metamorfosa menjadi aliran Mu’tazilah yang serba menggunakan
logika dalam setiap ijtihadnya.
Pada perkembangan selanjutnya ajaran Mu’tazilah dijadikan sebagai
aliran resmi negara oleh keturunan Abu al-Abbas al-Saffah (Khalifah pertama
dinasti Abbasiyah) di mana setiap warga wajib menggunakan doktrin Mu’tazilah
sebagai aliran pemikiran (manhajul fikr) umatnya. Warga yang tidak
menggunakan aliran mu’tazilah maka dibunuh.
Di antara kelompok- kelompok
itu, adalah sebuah komunitas yang
dipelopori oleh Imam Abu Sa’id Hasan
ibn Hasan Yasar al-Bashri (21-110
H/639-728 M), lebih dikenal dengan
nama Imam Hasan al- Bashri, yang
cenderung mengembangkan aktivitas
keagamaan yang bersifat kultural
(tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha
mencari jalan kebenaran secara jernih.
Komunitas ini menghindari pertikaian
politik antara berbagai faksi politik
(firqah).
28
yang berkembang ketika itu. Sebaliknya mereka mengembangkan sistem
keberagamaan dan pemikiran yang sejuk, moderat dan tidak ekstrim. Dengan
sistem keberagamaan semacam itu, mereka tidak mudah untuk mengkafirkan
golongan atau kelompok lain yang terlibat dalam pertikaian politik ketika
itu.Seirama waktu, sikap dan pandangan tersebut diteruskan ke generasi-
generasi Ulama setelah beliau, di antaranya Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150
H), Imam Malik Ibnu Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204
H), Ahmad Ibn Hanbal (w. 241 H), hingg tiba pada generasi Abu Hasan Al-Asy’ari
(w 324 H) dan Abu Mansur al-Maturidi (w. 333 H). Kepada dua ulama terakhir
inilah permulaan faham Aswaja sering dinisbatkan; meskipun bila ditelusuri
secara teliti benih-benihnya telah tumbuh sejak dua abad sebelumnya.
29
PENGERTIAN ASWAJA
Secara bahasa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah Ahl berarti pemeluk,jika
dikaitkan dengan aliran atau madzhab maka artinya adalah penganut aliran atau
penganut madzhab. Kata Al-Sunnah mempunyai arti ‘jalan’ atau karakter.
Disamping memiliki arti al-Hadits. Disambungkan dengan kata Ahlkeduannya
bermakna pengikut jalan Nabi, para Sahabat dan Tabi’in. Sedangkan kata Al-
Jamaah diartikan sebagai perkumpulan. Bila dimaknai secara kebahasaan
Ahlusssunnah Wal Jamaah berarti segolongan orang- orang (komunitas) yang
selalu mengikuti jalan Nabi Muhammad SAW, para Sahabat dan Tabi’in.
Ada dua pola pemahaman kaum muslimin Ahlussunnah wal Jama’ah
(Aswaja). Pertama, yang memahami Aswaja identik dengan Islam dengan
doktrin pemurnian (purifikasi) ajaran Islam. Kedua, yang memahami Aswaja
sebagai “madzhab” saja (Said Agil Siradj: 1997). Baik pola pertama maupun
kedua masing-masing mempunyai kelemahan. Yang pertama seringkali
mengklaim bahwa kebenaran hanyalah milik kelompoknya, sehingga kesan
sekterianisme perlu dihindarkan pada level praksisnya, pengkafiran (takfir)
menjadi bagian tidak terpisahkan dalam relasinya dengan non-muslim maupun
dengan umat Islam yang tidak satu aliran, sehingga bentuk kekerasan menjadi
mudah dilakukan atas dasar teks agama(dari konteks ke teks).
Sebagai Manhaj al-Fikr, Aswaja diandalkan sebagai sebuah pedoman
untuk bertauhid, berfikih, dan berakhlak sesuai dengan metode yang pernah
ditawarkan oleh dua imam teologi (Asy’ari, Al-Maturidi), empat imam fikih
(Syafi’I, Maliki, Hanafi, Hambali), dan imam tasawuf (Al-Ghozali, Al-junaidi).
Benang merah yang bisa ditarik dari Manhaj al-Fikr para imam tersebut adalah
sebuah metode berpikir yang dialektis (mencoba mencari titik temu dari sekian
perbedaan dengan pembacaan jeli, sampai melahirkan tawaran alternatif). Dan
posisi pemikiran mereka dalam dialektika pemikiran dan kuasa maknanya selalu
dibingkai dalam sikap yang moderat, netral/proporsional, adil, dan toleran.
30
Konsep Manhaj ASWAJA
AQIDAH SOSIAL POLITIK PENGAMBILAN HUKUM
Ulul-dyat Asy-Syura Al Qur’an
Nubuwat (musyawarah) Al-‘Adl Hadits
Al-Ma'ad (keadilan) Ijma’
(Eskatologi) Al-Hurriyah (kebebasan) Qiyas
Al-Musawah (kesetaraan)
3. Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan
dalam pola hubungan atau relasi, baik yang
bersifat antar-individu, antar-struktur
sosial, antara negara dan rakyatnya,
maupun antara manusia dan alam.
Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah
(menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi, masing-
masing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa
mengganggu fungsi dan pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah
terciptanya hidup yang dinamis.
4. Ta'adul
Yang dimaksud dengan Ta'adul adalah
keadilan, yang merupakan pola integral dari
Tawassuth, Tasamuh, danTawazun. Keadilan inilah
yang merupakan ajaran universal Aswaja. Setiap
pemikiran, sikap, dan relasi, harus selalu
diselaraskan dengan nilai ini.
Pemaknaan keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan sosial, yaitu
nilai kebenaran yang mengatur struktur dasar (basic structure) dan supra
struktur secara total tanpa ada ketimpangan. Sejarah membuktikan bagaimana
Nabi Muhammad Saw. mampu menjadikan masyarakat Madinah sebagai
prototipe masyarakat muslin ideal pada masa-masa selanjutnya.
32
NILAI DASAR PERGERAKAN
(NDP)
33
ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN
ARTI
Nilai-nilai Islam mendasari, memberi spirit dan élan vital pergerakan yang
meliputicakupan iman(aspekiman), Islam (aspek syari’ah), dan Ihsan(aspek etika
dan akhlak). Sedangkan nilai-nilai keindonesiaan memberi area berpijak,
bergerak dan memperkaya proses aktualisasi dan proses dinamikapergerakan.
FUNGSI
NDP PMII berfungsi sebagai :
34
KEDUDUKAN
RUMUSAN NDP
Tauhid
Hubungan Hubungan
dengan Alam NDP dengan Allah
Hubungan
dengan
Manusia
TAUHID
35
berawal dari diri sendiri. Bagaimana kita bisa bertauhid tanpa mengenal siapa
diri kita sendiri ?!
36
Terkadan kita sering melupakan nilai hubungan kita dengan alam, masa sih
Islam sebagai agama yang sempurna kalah dengan keyakinan animisme dan
dinamisme ? tanya kenapa. Oleh sebab itu menjaga kestabilan ekosistem bumi
merupakan wujud hubungan kita dengan alam, hubungan yang baik tentunya.
Seringnya kita berhubungan jahat. Semacam membuang bungkus permen
sembarangan. Mari berbenah. apakah ke-empat nilai tadi tidak berhubungan ?
jawabnya jelas berhubungan. Ke-empat nilai tersebut harus menjadi
pertimbangan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam hal
apapun.
ANALISIS SOSIAL I
38
Pengertian Analisis Sosial
Analisis adalah sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui kejadian yang sebenarnya, sebab-musababnya peristiwa tersebut
terjadi,dan duduk permasalahan yang terjadi. Dengan membedah setiap
komponen - komponen yang ada di dalam peristiwa tersebut.
Sosial adalah sebuah keadaan diamasyarakat yang saling berkaitan secara
umum dengan komponen - komponen yang dimilikinya. Komponen - komponen
yang ada di dalam sosial adalah struktur, traidisi, dan juga interaksi. Analisi
Sosial merupakan usaha untuk menganalisis sebuah peristiwa sosial secara
objektif. Analisis sosial diproyeksikan untuk mendapatkan sebuah sketsa situasi
dan kondisi sosial dengan mnecermati hubungan sejarah,struktural, dan
konsekuensi masalah. Analisi Sosial akan mencermati struktur sosial yang ada,
mendalami setiap fenomena sosial, kaitan dengan aspek politik,ekonomi,budaya,
dan agama. Sehingga bisa ditemukan sejauh mana perubahan sosial yang terjadi,
bagaimana bentuk masalah sosial yang ada serta dampak dari masalah sosial
yang terjadi.
40
bentuk interaksi yang relatif tetap atau statis, sehingga setiap perilakuyang
menyimpang diakomodasi melalui kesepakatan-kesepakatan yang terus
menerus diperbaharui.
2. Perjuangan masyarakat kelas adalah konsepsi mendasar yang saat itu
banyak dikonsepsikan oleh Karl Marx. Hal ini dipicu oleh kondisi
masyarakat kala itu yang dikepung oleh industrialisasi abad 19.
Industrialisasi memunculkan kelas kaum buruh dan industrialis yang pada
akhirnya mendorong adanya alienasi. Pada intinya, teori konflik melihat
adanya pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Jadi, dalam masyarakat
tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Di dalam teori ini, juga
dibicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda, yang menghasilkan
superordinasi dan subordinasi.
Perbedaan kepentingan dari kedua hal inilah yang kemudian menimbulkan
konflik. Namun, teori konflik sendiri juga mengungkapkanbahwa konflik
dalam proses sosial ini diperlukan untuk menciptakan suatu perubahan
sosial, baik ke arah yang negatif maupun positif.
3. Gagasan utama perspektif ini mengacu pada kenyataan sosial yang muncul
melalui proses interaksi, dan berkaitan erat dengan kemampuanmanusia
untuk menciptakan serta memanipulasi simbol-simbol. Interaksi simbolik
sendiri adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni
berupa komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna, tindakan
atau perbuatan menjadi komponen paling penting dalam interaksi simbolik
yang dimana tindakan - tindakan itu diberi makna dan dnilai - nilai tertentu.
Inti utama dari interaksionisme simbolik sendiri adalah berfokus pada
mempelajari sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis
manusia. Perspektif ini memandang bahwa individu pada dasarnya bersifat
aktif, reflektif, dan kreatif, menafsirkan, serta menampilkan perilaku yang
rumit dan juga sulit diramalkan.
Jadi, sederhananya, perspektif interaksi simbolik menolak gagasan yang
menyebut bahwa individu adalah organisme yang pasif, dengan perilaku
yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan atau struktur yang ada di luar
dirinya. Individu adalah makhluk yang bersifat dinamis dan terus berubah.
Karena individu ini adalah unsur utama pembentuk masyarakat, maka ini
artinya masyarakat pun berubah melalui interaksi yang terjadi antar
individu ini.
Kesimpulannya, interaksi inilah yang dianggap sebagai variable penting
41
dalam menentukan perilaku manusia, dan bukannya pada struktur
masyarakat. Struktur masyarakat sendiri dapat tercipta dan berubah
dipegnaruhi oleh interaksi manusia.
Prinsip Analisis Sosial
1. Analisis Sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan
sebuah diagnosis atau sebuah langkah untuk mendektesi yang sebuah
permasalahan dan hasil analisis sosial itu digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi.
2. Analisis Sosial tidak pernah netral karena analisis sosial dilakukan oleh
salah satu orang atau kelompok yang memiliki sebuah prespektif,asumsi
dasar,dan sikap yang menjadi dasar dalam melakukan sebuah analisis
sosial.
3. Analisis sosial bersifat universal penggunaannya atau boleh digunakan
oleh siapapun tanpa hanya membatasi penggunaannya oleh kalangan
akademisi saja.
4. Analisis memiliki sebuah kecendurungan untuk merubah arah sebuah
penyelesaian permasalahan dengan menggunakan gambaran yang
didapat dari analisis sosial yang sudah dilakukan, dan bisa dipastikan
bahwa analisis sosial menjadi salah satu sendi dalam sebuah penyelesaian
masalah sosial.
5. Dalam Analisis Sosial yang menjadi fokus pengamatan adalah tindakan
manusia yang menjadi sebuah muara dari sebuah peristiwa atau
fenomena sosial.
43
Seyogyanya kita sebagai makhluk sosial dan menyandang gelar sebagai
mahasiswa yang menerima disiplin ilmu sosial maka kita harus peka dan
tidak mengabaikan peristiwa sosial di sekitar kita. Maka dari itu, analisis
sosial sebagai alat diagnosis lingkungan sosial dan sarana pengaktifan nalar
kritis bisa digunakan untuk menerapkan tema dan konsep dasar (Kritis).
44
Lagu Lagu Pergerakan
HYMNE PMII
46
SUPLEMEN REFRENSI
Analisis Sosial 1
13.Teory and Behaviors .: H.G.Hicks dan C.R Gullet
48
BIODATA PEMILIK
Nama : ……………………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………………….
Fak/Jurusan : ……………………………………………………………………………….
Angkatan : ……………………………………………………………………………….
No. HP : ……………………………………………………………………………….
Email : ……………………………………………………………………………….
NAMA PEMANDU :
CATATAN PEMANDU :
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
7
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
csd
88