Anda di halaman 1dari 10

Makalah follow up PMII

PMII Masa kebangkitan {1964-1968}

Di buat oleh

1) Teguh kuat santoso


2) Mutiara kamila
3) Denada
4) Arif hidayat

Di mentori oleh

1) Layla irodatis
2) Faiz maulana
3) Nissa
Materi tentang:

 PMII dan kebangkitan orde baru


 PMII di kancah dunia kepemudaan dan kemahasiswaan
 Pasang surut hubungan PMII dan HMI

Kata pengantar
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat ,taufik serta hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’PMII masa kebangkitan
(1964-1968). Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan pada junjungan kita nabi
agung nabi besar nabi muhammad saw yang telah menunjukan kita dan memberi contoh untuk
mengikuti agama yang di ridhai Allah swt.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas follow-up MAPABA. Kami berharap
dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ‘’PMII masa kebangkitan (1964-1968)

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyususnan makalah ini , karena itu kami sangat
mengaharapkan saran dan masukan bagi para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan.

Kami juga juga mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membatu selama
proses pembuatan makalah ini
Jakarta 15 februari 2019

Kelompok V

DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................................

Daftar isi................................................................................................................................

Bab I: pendahuluan................................................................................................................

a) Rumusan masalah
b) Tujuan
Bab II: pembahasan................................................................................................................
(i) Pmii dan masa kebangkitan orde baru
(ii) Pmii dalam kancah dunia kemahasiswaan dan kepemudaan
(iii) Pasang surut hubungan pmii –hmi

Bab III : penutup....................................................................................................................

i) Kesimpulan

Daftar pustaka........................................................................................................................
Rumusan masalah :

(1) Apa hubungan PMII dengan kebangkitan masa orde baru?


(2) Bagaimana PMII dalam kancah dunia kemahasiswaan dan kepemudaan?
(3) Seperti apa hubungan PMII-HMI

Tujuan :

Memahami rumusan masalah di atas


A. PMII dan kebangkitan orde baru

Musyawaroh nasional generasi muda islam atau yang lebih di kenal dengan GEMUIS .
musyawaroh yang gagasanya muncul dari pemuda ansor bertujuan untuk memperkuat ukhuwah
islamiah yang pada saat itu sedang di beri cobaan dengan adanya fitnah yang di lancarkan oleh
PKI .hasil dari musyawaroh adalah terbentuknya organisasi yag bersifat konfederatif. Dalam
organisasi ini PMII duduk sebagai sekretaris jendral persedium pusat yang di wakili oleh sahabat
said budayri.

Melihat situasi yang tidak menentu ini para tokoh dan aktivis mahasiswa ini
membentuk suatu wadah perjuangan yang menegakan kembali keadilandan menyuarakan
aspirasi rakyat tampil dengan semboyan TRITURA (tiga tuntutan hati nurani rakyat):

1.Bubarkan PKI dan atek-anteknya

2. rektor mentri-mentri yang goblok

3. turunkan harga

Gerakan itu dipimpin oleh tokoh tokoh mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan aksi
mahasiswa atau yang sering disebut KAMI.

Peranan PMII sangat besar pada masa kebangkitan orde baru salah satunya mengbil peranan
pada saat yang sangat sulit menentukan sikap teristimewa disekitr tanggal 1-5 oktober 1965,
tanggal keluarnya pernyataan NU dan ormas-ormasnya secara tegas menunjuk bahwa PKI lah
dalang dari 30 cuop G.30/SPKI, kerenanya harus dibubarkan. Pada saat itulah PMII dan GP
ansor secara on the sport mengambil posisi meneliti dan mengkonklusi serta dengan keyakinan
yang luar biasatangan PMII lah yang mengayunkan garis-garis besar, pokok-pokok statemen
tuntutan pembubaran PKI.
Gerakan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI dengan cepat merebut
kemenangan-kemenagan politik bukan saja sasaranya yang tepat tetapi dengan mendapat
dukungan masa. Garis-garis yang ditentukan PP PMII cukup jelas ikut danpimpin kami melalui
pusat hingga ke daerah kebijakan ini sudah dilakasanakan dengan cepat dan luas, sahabat
Zamroni (ketua 1 PP PMII) telas menunjukan kepemimpinan yang tegas dan baik dari awal
sampai bubarnya KAMI yang berarti kepemimpinan PMII.

Dengan keterangan diatas maka jelaslah bahwa PMII berperan besar


dalamkebangkitan orde baru dan ini tidak boleh digelapkan oleh siapa pun dari sejarah indonesia
bahkan ketua umum periode ke 4 yaitu sahabat Zamroni tampil memimpin KAMI sebagai ketua
persedium pusat. Dalam posisi seperti itu kita dapat mengetahui bahwa PMII punya andil besar
dalam kegiatan dan mobilisasi KAMI dalam rangka kelahiran orde barusaksi yang tak bisa di
abaikan oleh siapapun adalah ‘’ jemari tanga sahabat Zamroniyang tinggal 2 buah " yang 3
terputus ketika memimpin demontrasi KAMI dalammenegakan orde baru.

B. PMII dikancah dunia kemahasiswaan dan kepemudaan

PMII  Sebagai organisasi mahasiswa yang juga berdimensi kepemudaan, maka


aktivitas-aktivitas yang dilakukan disamping di dunia kemahasiswaan juga dunia kepemudaan.
Aktivitas PMII yang patut dicatat disini antara kurun waktu 1965 – 1968, hal ini penting karena
berkaitan dengan lahirnya angkatan baru dalam dunia kepemudaan di Indonesia, yang akhirnya
angkatan ini dikenal dengan istilah “ANGKATAN 66”

Kelahiran angkatan 66 ini merupakan reaksi terhadap kebijaksanaan Presiden Soekarnoe yang
membiarkan PKI dan antek-anteknya tetap hidup di Bumi Pertiwi ini, kendatipun PKI
melakukan makar dengan melakukan gerakan 30 September. Ketidakmampuan pemerintah Orde
Lama untuk mengambil tindakan tegas terhadap PKI ini membuat  semakin banyaknya rakyat
yang tidak puas terhadap rezim Soekarnoe, terutama mereka yang dulu sering difitnah oleh PKI
serta antek-anteknya.
PMII sebagai bagian dari mahasiswa dan generasi muda bangsa merasa terpanggil untuk
membela kepentingan rakyat. Karena melihat lembaga Legeslatif tidak mampu menjalankan
peran dan fungsinya serta tersumbatnya saluran dialog dengan pemerintah, maka mahasiswa
mengambil alih peran legeslatif dan gerakan protes di jalan-jalan raya. Mereka meneriakkan
aspirasi rakyat yang tertindas yang dikenal dengan TRI-TURA  (tiga tuntutan hati nurani
Rakyat). Sejak saat itulah gerakan mahasiswa, pemuda dan pelajar dikenal dengan istilah baru
“GERAKAN PARLEMEN JALANAN”. Gerakan parlemen jalanan ini sangat mungkin terjadi,
karena suasana politik saat itu memungkinkan mahasiswa, pemuda dan pelajar matang secara
politik. 

 Sebagai organisasi mahasiswa dan pemuda, PMII aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan
dan kepemudaan baik ditingkat Nasional maupun ditingkat Internasional :
Pada tanggal 30 Maret sampai 6 April 1965, sahabat chatibulumam atas nama utusan PMII, 
sahabat mahbub junaidi (ketua Umum PP PMII) atas nama PWI (persatuan Wartwan Indonesia)
sahabat Chabibullah Asyhari atas nama Persatuan Wartawan Asia Afrika, hadir dalam seminar
Internasional masalah Palestina yang dilaksanakan di Caero Mesir. Seminar ini diprakarsai oleh
Organisasi mahasiswa Palestina yaitu General of Palestine Student (GUPS) .

C. Pasang surut hubungan PMII dan HMI

Membicarakan hubungan PMII dan HMI dalam sejarah gerakan kemahasiswaan perlu kehati
hatian . sebab masih banyak kita dapatkan penulisan sejarah gerakan kemahasiswaan di
indonesia yang di tulis secara subyektif. Kita hanya berharap dengan pengungkapan fakta secara
jujur dan obyektif, citra yang keliru mengenai kelahiran PMII yang di anggap sebagai ‘’upaya
memecah belahkan persatuan umat islam’’ dapat di hilangkan

Seperti kita ketahui bahwa kelahiran PMII dianggap tidak lain sebagai tindakan memecah belah
persatuan ummat Islam dari sekelompok mahasiswa yang haus akan kedudukan. Selain itu
tuduhan yang cukup menyakitkan adalah bahwa kelahiran PMII dianggap sebagai pengkhianatan
terhadap ikrar ummat Islam yang dikenal dengan “Perjanjian Seni Sono”, yang salah satu isinya
adalah “Pengakuan terhadap HMI sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Islam di
Indonesia”

Dengan membaca poin terakhir dar isi perjanjian Seni Sono itu, kalangan luar PMII dengan
mudahnya menuduh bahwa kelahiran PMII tidak lain dari upaya memecah belah ummat Islam
dan usaha dari sekelompok mahasiswa yang menginginkan kedudukan.

 Pernyataan pertama dapat kita buktikan dengan mengutip tulisan Drs. Agus Salam Sitompul
dalam buku Sejarah Perjuangan HMI (1947 – 1975) sebagai berikut :

…….”Walaupun perjanjian Seni Sono tahun 1949 diputuskan oleh wakil-wakil ummat Islam
berbagai organisasi, tetapi ternyata perjanjian dan keputusan itu sudah dilanggar, tidak
dipenuhi, bahkan tidak dipatuhi dan sudah dilupakan sama sekali terbukti dengan berdirinya
organisasi-organisasi Islam sejenis,

Kalau kita telusuri sejarah perjuangan ummat Islam di Indonesia, seperti kita ketahui bahwa
sebelum adanya perjanjian Seni Sono sudah ada perjanjian serupa, yang isinya tidak jauh
berbeda, yakni kecenderungan ummat Islam akan wadah-wadah tunggal sebagai
pengejawantahan dari semangat ukhuwah Islamiyah. Perjanjian tersebut dikenal dengan IKRAR
7 NOPEMBER 1945,dimana hanya mengakui Masyumi sebagai wadah satu-satunya partai
politik Islam. Namun karena akhirnya lahir beberapa partai Islam selain Masyumi, seperti PSII,
PERTI, dan akhirnya NU, maka sering dilontarkan pernyataan-pernyataan bahwa ummat Islam
Indonesia memang tidak bisa bersatu, baik itu dikalangan orang tuanya, lebih-lebih dikalangan
pemudanya.

Bagaimanapun juga kelahiran PMII tidak lepas dari eksistensi NU sebagai partai politik, tidak
juga dapat dinafikan dengan keberadaan organisasi mahasiswa yang terdahulu yaitu HMI.
Apalagi tokoh-tokoh HMI seringkali menyinggung masalah perjanjian seni sono yang salah
satunya isinya adalah pengakuan HMI sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa, namun
ternyata dikemudian hari bermunculan organisasi mahasiswa yang lain. Itulah persoalannya.

pengakuan HMI sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Islam, adalah manakala HMI
mampu menampung seluruh potensi dan aspirasi mahasiswa Islam yang tergabung di dalamnya.
Kenyataannya kelompok mahasiswa Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak tersalurkan
aspirasinya dalam HMI

banyak pertanyaan pertanyaan tidak baik ketika PMII lahir . dan reaksi yang paling keras datang
dari HMI. Ketegangan terjadi antara PMII dengan HMI di Kota Pelajar Yogjakarta, Peristiwanya
dimulai tatkala dilangsungkan pidato laporan tahunan Rektor IAIN Sunan Kalijogo Yogjakarta
Prof. Sunaryo, SH pada tanggal 10 Oktober 1963. Sidang senat itu akhirnya gagal, sebab
ditengah pembacaan laporan itu tiba-tiba seorang pengurus dewan Mahasiswa IAIN Sunan
Kalijogo tampil kedepan merebut microphon dan membacakan pernyataan yang antara lain
mengecam tindakan menteri agama, yaitu KH. Syaifuddin Zuhri yang dituduh melakukan proyek
NU-nisasi didalam tubuh Departemen Agama. Bahkan dalam keributan itu seorang anggota
PMII di pukul, sehingga hal ini mengakibatkan munculnya protes dari pengurus cabang PMII
Yogjakarta.

Disamping pernyataan-pernyataan dari PC PMII Yogjakarta, juga para anggota dewan


mahasiswa mengeluarkan pernyataan dengan nada yang sama dengan PC PMII Yogjakarta.
Mereka Djawahir Syamsuri, A. Hidjazi AS, A. Nizar Hasyim, Imam Sukardi dan Asnawi Latif,
BA.

Dari dua peristiwa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketegangan antara PMII dan HMI
adalah merupakan suatu upaya mempertahankan eksistensi PMII di Perguruan tinggi yang kelak
akan menjadi basisnya . Tetapi bagi HMI, ketegangan-ketegangan itu memang disengaja supaya
dapat mempertahankan dominasinya, karena itu merupakan benteng terakhir bagi basis
kekuatannya, sebab seperti kita ketahui, sejak permulaan tahun 1960 sampai dengan kelahiran
Orde Baru basis kekuatan HMI terpukul habis di perguruan tinggi umum, dan kita dapat
memaklumi bila sudah menyangkut soal hidup – matinya organisasi maka siapapun aktivis
organisasi itu akan mempertahankan organisasi itu walau dengan cara-cara yang irasional
sekalipun. Itulah ironisnya, jika fanatisme golongan lebih tinggi nilainya daripada fanatisme
terhadap bangsa yang kita cintai ini.

Kesimpulan
PMII mempunysi peranan besar dalam masa kebangkitan orde baru salah satunya yaitu sahabat
zamroni yang ikut memipin KAMI sebagai ketua persedium pusat . PMII  Sebagai organisasi
mahasiswa yang juga berdimensi kepemudaan, maka aktivitas-aktivitas yang dilakukan
disamping di dunia kemahasiswaan juga dunia kepemudaan. Aktivitas PMII yang patut dicatat
disini antara kurun waktu 1965 – 1968, hal ini penting karena berkaitan dengan lahirnya
angkatan baru dalam dunia kepemudaan di Indonesia, yang akhirnya angkatan ini dikenal dengan
istilah “ANGKATAN 66”. ketegangan antara PMII dan HMI adalah merupakan suatu upaya
mempertahankan eksistensi PMII di Perguruan tinggi yang kelak akan menjadi basisnya . Tetapi
bagi HMI, ketegangan-ketegangan itu memang disengaja supaya dapat mempertahankan
dominasinya,

Daftar pustaka

Playstore apk sejarah PMII komisariat malang

Anda mungkin juga menyukai