Anda di halaman 1dari 13

@MODEL 33 PARAGRAF IA SCHOLAR

PENDEKATAN ARKEOLOGIS DALAM STUDI ISLAM


Alifah Walidain Nur (alifahwalidain@gmail.com)
Zulfi Mubaraq (Zulfi@pips.uin-malang.ac.id)

Abstrak

Pendekatan Arkeologi sangat penting untuk dikaji, khsusnya dalam lingkup kajian Islam, urgensi
arkeologi sebagai pendekatan adalah perlunya melihat kajian Islam melalui aspek arkeologi, Tujuan
dari penulisan ini meliputi tiga hal: pertama, mengenai pengertian arkeologi, secara etimologi atau
bahasa, dan terminologi atau istilah. Metode yang digunakan adalah studi Pustaka, dengan mengkaji
lebih dari sepuluh artikel jurnal ilmiah, sepuluh diantaranya adalah , Jurnal Itenas Rekayasa, Jurnal
Ilmu Budaya, Jurnal Planologi, JONUS, Jurnal Media Dan Komunikasi, Kapata Arkeologi, Al-Qalam,
Jurnal Konservasi Cagar Budaya, Berkala Arkeologi dan Jurnal Lektur Keagamaan Hasil penelitian ini
meliputi tiga hal: yang pertama, penegertian pendekatan arkeologi secara etimologi adalah suatu
cara tentang Ilmu kepurbakalaan, dan secara terminologi adalah, suatu cara mengkaji Islam aspek
arkeologi, seperti artefak, ekofak dan fitur. Yang kedua, urgensi pendekatan arkeologi ialah (1)
Agama Islam merupakan agama yang kaya akan peninggalan, maka akan mudah mengkaji Islam
melalui pendekatan arkeologi. (2) Pendekatan arkeologi mmiliki peran besar dalam menjaga
identitas sejarah (3) Arkeologi sebagai sumber data peradaban Islam di masa lalu. Yang ketiga,
implementasi pendekatan arkeologi dalam kajian Islam tampak pada situs-situs peninggalan, benda-
benda artefak seperti naskah Al-Qur`an, uang logam, tembikar, dan alat dapur yang tersimpan di
museum, bentuk bangunan masjid, ukiran-ukiran pada makam, dan tata ruang kota.

Keyword: Kajian Islam, Arkeologi, Pendekatan

I. INTRODUCTION

Fakta sosial:

Pendekatan Arkeologi dalam kajian Islam merupakan kajian yang penting, hal tersebut terlihat dari
kajian arkeologi yang ramai diperbincangkan, baik dalam media online, jurnal, maupun buku ilmiah.
Arkeologi akhir-akhir ini semakin berkembang pesat seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, (Dwiyanto, 2021), selain itu arkeologi juga sebagai salah satu cabang ilmu untuk memberi
gambaran kepada masyarakat tentang bagaimana kehidupan di masa lampau (Kompas 2021) d ari studi
arkeologi ditemukan pemikiran bahwa ruang merupakan  bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia
(Prasetyo, 2013), oleh karena itu, arkeologi menjadi ilmu yang wajib dikuasai saat melakukan pencarian dan
pengumpulan data di masa lalu (Handoko & Mujabuddawat, 2018), Dalam hal ini arkeologi sebagai pedeoman
dalam penelitian guna mendapatkan hasil anailis data yang akan membantu menguatkan dan melastarikan
kebudayaan islami. (Fitrah & Sadzali, 2018)

Studi tentang arkeologi memiliki kecenderungan terhadapa tiga hal: pertama, memiliki hubungan yang
erat dengan sejarah, arkeologi merupakan ilmu yang memiliki kaitan erat dengan sejarah (Uka S, 2009),
namun sejarah lebih banyak menggunakan sumber tertulis sedangkan arkeologi lebih banyak menggunakan
sumber data dari benda-benda fisik berupa tinggalan-tinggalan kebudayaan masa lampau yang diperoleh
melalui proses ekskavasi, sehingga arkeologi menjadi tumpuan untuk penelitian sejarah (A. Nurkidam, 2019);
kedua, arkeologi merupakan peninggalan yang bersifat bendawi, karena memahami Islam juga bisa melalui
benda-benda peninggalan kebudayaannya. Betapa banyak peninggalan kebudayaan umat Islam hingga dalam
perkembangannya sekarang, bisa dipelajari dengan berkaca kepada peristiwa-peristiwa masa lampau,
sehingga semua kearifan masa lalu itu memungkinkan untuk dijadikan alternatif rujukan di dalam menjawab
persoalan-persoalan masa kini (Fadhly & Warwefubun, 2019); ketiga, Penelitian arkeologi, harus
dilaksanakan dengan sistematis, dengan menerapkan metode dan teknik penelitian arkeologi itu sendiri.
Metode dan teknik yang diterapkan adalah Metode Survei Arkeologi dan Ekskavasi Arkeologi. (I Wayan S,
2012)

Tujuan dari penulisan ini meliputi tiga hal: pertama, mengenai pengertian arkeologi, terdiri dari
pengertian secara etimologi atau bahasa, dan pengertian secara terminologi atau istilah, di bagian ini peneliti
diharapkan mampu menyajikan pengertian yang jelas tentang arkeologi secara bahasa maupun secara istilah
kepada pembaca, dari pengertian pembaca bisa memahami ruang lingkup pendekatan arkeologi; kedua,
urgensi pendeatan arkeologi dalam studi Islam, untuk menggambarkan seberapa pentingnya pendekatan
arkeologi dalam studi Islam, sebagaimana kita ketahui Islam merupakan agama yang kaya akan peninggalan,
Islam bahkan membahas fenomena dari sejak awal penciptaan langit dan bumi, membahas tentang
kehidupan manusia pertama yaitu Nabi Adam `alaihissalaam, hingga manusia akhir zaman. dan Islam sangat
menganjurkan manusia untuk selalu belajar dan mengambil hikmah dari kehidupan manusia masa lalu;
ketiga, contoh-contoh pendekatan arkeologi dalam kajian Islam, untuk menyajikan contoh-contoh
peninggalan kebudayaan Islam di masa lalu, dan peninggalan-peninggalan yang di maksud adalah
peninggalan yang bersifat bendawi, seperti masjid, makam, ukiran dan lain-lain.

Argumen tulisan ini yang berjudul Pendekatan Arkeologi dalam Studi Islam Adalah yang pertama,
Sejarah merupakan akar bagi sebuah bangsa, maka kekohan sebuah bangsa bisa diukur dari seberapa besar
bangsa tersebut mengenal sejarahnya sendiri, Ketika sejarah terlupakan, maka bangsa tersebut akan tumbuh
tanpa jati diri dan akan mudah terjajah, oleh karena itu, pengetahuan tentang sejarah sangat perlu
disosialisasikan kepada masyarakat luas, baik melalui karya tulis, film maupun media lainnya; kedua,
arkeologi adalah bidang yang sangat berperan dalam menemukan sejarah yang akurat, karena penyajiannya
menggunakan data-data yang bersifat bendawi, sehingga mampu menyajikan data secara langsung dan nyata;
ketiga, Arkeologi membantu menyingkap kehidupan dan kebudayaan manusia pada masa lalu, sehingga
manusia yang hidup di zaman sekarang bisa mengulik dan mempelajari Kembali serta mengembangkannya,
karena ilmu terus maju dan dunia terus berubah, maka perlu untuk meneliti dan mengabadikan sebuah
peninggalan masa lalu, sebagai pedoman dan pertimbangan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

II. LITERATURE REVIEW (FOUNDATION)

Konsep pendekatan Arkeologi

Pengertian Arkeologi secara etimologi, kata arkeologi berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti
"kuno", logos, atau "ilmu". Nama alternatif arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan material, (Wikipedia,
2021) Adapun jika dilihat dari sisi terminologinya, arkeologi diartikan sebagai kajian studi aspek sosial dan
kebudayaan di masa lampau melalui sisa material yang ditemukan, tujuannya untuk menyusun serta
menguraikan kejadian tersebut. (Vanya, Kompas 2021) Di dalam KBBI arkeologi diartikan sebagai ilmu yang
mengkaji kehidupan serta kebudayaan kuno lewat benda peninggalannya, seperti peralatan rumah tangga
dan patung (KBBI, 2021), sedang di dalam bahasa Inggris Arkeologi disebut sebagai archaeology
atau archeology, archaeology merupakan kajian studi ilmiah mengenai sisa materi kehidupan dan aktivitas
manusia di masa lampau. (Encyclopaedia Britannica 2015), Arkeologi merupakan suatu studi yang
sistematik tentang benda-benda kuno sebagai suatu alat untuk merekonstruksi masa lampau, baik dari
aspek sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan serta alam lingkungannya (Uka Tjandrasasmita,
2009).

Pembangunan arkeologi di Indonesia ke dalam tiga periode. masa prasejarah, masa klasik, dan masa
Islam/Barat tidak lain merupakan salah satu langkah strategis  yang bersifat ilmiah yang didasarkan pada
aspek kronologis (Riyanto, 2018), peninggalan arkeologi masa Islam bervariasi, yaitu peninggalan bendawi
dan non-bendawi. Peninggalan arkeologi bendawi terdiri atas peninggalan bersifat bangunan, struktur, situs,
kawasan, dan artefaktual. (Atmojo, 2016), Aktivitas arkeologi lebih berfokus kepada pengkajian sejarah
kebudayaan material, yang jejaknya disebut sebagai tinggalan arkeologis, atau cagar budaya (Sumarno,
2014), Arkeologi selalu mengacu kepada sumber data material seperti artefak, yaitu benda yang dibuat
atau dimodifi-kasi oleh manusia serta dapat dipindahkan, contoh alat-alat batu, logam, alat terbuat
dari tulang, dan gerabah. Ekofak ialah benda alam yang diduga telah dimanfaatkan oleh manusia
seperti tulang, sisa tumbuhan, serbuk sari, arang, dan sedimen. Fitur adalah benda yang dibuat atau
dimodifikasi oleh manusia namun tidak dapat dipindahkan seperti candi, masjid, saluran irigasi, dan kolam
(Makmur, 2018)

Uergensi pendekatan arkeologi

Uergensi pendekatan arkeologi dalam kajian Islam, secara etimologi kata “urgensi” berasal dari bahasa
latin yaitu “urgere” bentuk dari kata kerja yang berarti mendorong (Fina D, 2021) sedangan urgensi dalam
Bahasa Inggris yakni “urgent”. Urgent sendiri berarti kepentingan yang mendesak atau sesuatu yang bersifat
mendesak dan harus segera ditunaikan (KBBI 2021), urgensi adalah keharusan yang mendesak atau hal
sangat penting, dari pengertian tersebut dapat diksimpulkan bahwa urgensi pendeatan arkeologi dalam
kajian Islam merupakan hal yang sangat penting dan perlu untuk dilaksanakan, karena s ejarah Islam di
Indonesia telah menyisakan peninggalan dan karya budaya yang berharga (Kurniadi & Utami, 2016), dan
bahwa dalam narasi sejarah Islam dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat ditelusuri melalui eksplorasi
terhadap tinggalan artefak, (Juliawati et al., 2020) arkeologi tidak hanya dilihat sebagai benda namun juga
dapat menjadi unsur spasial dan menghindari hilangnya identitas sejarah suatu ruang dan putusnya ikatan
masa lalu dengan masa mendatang. (Tucunan et al., 2018).

Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan budaya. sedangkan dokumentasi mengenai objek
arkeologi masih terbatas. (Maharoesman et al., 2017), studi mengenai globalisasi dalam perspektif masa
lampau khususnya arkeologi, belum banyak didiskusikan di antara ilmu-ilmu sosial di Indonesia. (Noerwidi,
2016), padahal sejarah Islam merupakan nadi penting yang menyimpan khazanah arkeologi sejarah
ketamadunan Islam. Dan menjadi sumber yang penting untuk dihayati oleh umat Islam kerana pemahaman
sejarah yang baik mampu membina kepercayaan keagamaan yang kukuh, (Wan Omar & Mansor, 2019),
peradaban suatu kota dapat dilihat dari tinggalan-tinggalan arkeologi. Kemudian diketahui sejarah masuknya
Islam melalui tinggalan-tinggalan arkeologi yang menjadi bukti masuknya Islam di kota tersebut. Apakah
dibawa oleh guru agama Islam, pedagang muslim dan ulama, hal ini diketahui dari keberadaan makam tokoh-
tokoh agama Islam pada masa lalu.(Subair, 2018), Penemuan kembali jejak-jejak artefak penanda budaya
dapat menggiring kepada perjalanan sejarah untuk dikaji sebagai pelajaran bagi kelangsungan peradaban dan
perbaikan kualitas perjalanan sejarah ke depan (Sumarno, 2014).

implementasi pendekatan arkeologi

Contoh adalah suatu demonstrasi dengan tujuan memberitahu seseorang tentang bagaimana
sebuah tugas atau pekerjaan dilakukan. Arkeologi telah memberikan banyak contoh peninggalan, mulai dari
peninggalan-peninggalan yang ditemukan di negri munculnya Islam, seperti: Bangunan suci Ka`bah dan kitab
suci Al-Quran, adapun di barat kita bisa melihat istana Azzahra di Cordoba, benteng al-Hambra di Granada
Spanyol. (DalamIslam.Com 2015), contohnya di Indonesia, seperti pada penelitian yang ditemukan di
Kabupaten Fakfak, untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya agama Islam, melalui bentuk pola
pemukiman awal masuknya Islam dan pengaruh budaya luar. (Mene, 2017), penelitian lain, dilihat dari situs
Kampung Tua Kao ditemukan sejumlah tinggalan arkeologis berupa artefak dan fitur seperti tinggalan artefak
yaitu beragam fragmen gerabah dan keramik asing, dan tinggalan fitur berupa makam kuno, nisan, lutur, dan
umpak-umpak masjid, membuktikan komunitas muslim pernah mendiami situs Kampung Tua Kao di masa
lalu dan terjadi berbagai interaksi budaya di dalam komunitas tersebut. (Handoko, 2017).

Adapun contoh-contoh dari pendekatan arkeologi dalam studi Islam, Dalam bidang studi arkeologi Islam
telah diteliti sejumlah besar bangunan makam beserta berbagai aspeknya, antara lain aspek seni bangun, seni
hias, dan pola tata letak, Hasil seni bangun bercorak Islam yang muncul pertama kali di Indonesia adalah
bangunan makam, seperti dilihat antara lain di Samudra Pasai dan Leran. (Abbas, 1984). Di Ternate,
komponen pusat kota dicirikan oleh bangunan kedaton sultan dan masjid sebagai pusat orientasi menjadi
karakteristik Ternate sebagai kota peradaban Islam. (Handoko, 2016), pengaruh kebudayaan Islam juga bisa
dilihat pada bangunan mesjid Jamik Air Tiris terdapat ukirantulisan Arab dan tiang yang disumbangkan oleh
masyarakat Banjau Tanjung Balit terdapat ukiran bertuliskan Arab "kalimah Syahadatin" (Syam, 2018), dari
sebuah penelitian ditemukan bahwa Islamisasi di Susupu dilakukan oleh pedagang Arab dan kesultanan
Ternate, tersebut disimpulkan melalui jejak arkeologi Islam diantaranya masjid di Saroang dan Masjid Raya
An-Nur. (Fadhly & Warwefubun, 2019)

III. METHODS

Pilihan objek

Arkeologi memiliki objek kajian khusus, empat pilar utama arkeologi terkait dengan keempat dimensi
objek yang dikajinya, yaitu bentuk, ruang, waktu dan kultural. (Gisgeoarkeologi, 2021). Ada tiga aspek utama
dalam kajian arkeologi, yaitu Artefak, Ekofak, dan Fitur. Kajian arkeologi tersebut mempelajari pendekatan
sejarah melalui sumber-sumber primer seperti budaya material dan kondisi lingkungan dari peradaban
sebelumnya. Akan tetapi selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, cakupan data arkeologi
semakin bertambah, yaitu bukan hanya meliputi artefak, fitur, dan ekofak, tetapi sifat data pada akhirnya
berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga serbuk sari (pollen) dan pengindraan jarak
jauh juga merupakan data arkeologi (A. Nurkidam, Hasmiah, 2019). Bentuk data arkeologi menjadi acuan
utama untuk mengungkapkan sejarah kebudayaan masa lampau baik sejak masa prasejarah maupun masa
sejarah. Data arkeologi tersebut dibagi kedalam lima bagian; artefak, ekofak, fitur, situs dan kawasan
arkeologis. Kelima data tersebut menjadi kajian arkeolog untuk mengungkapkan kebudayaan manusia masa
lalu (Soemarno, 2014).

Tipe Penelitian Dan Jenis Data

Jenis-jenis penelitian, Secara umum terdapat dua jenis penelitian yaitu metode kuantitatif dan kualitatif
(Sugiyono, 2016). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berusaha menafsirkan makna suatu
peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu. (Syafnidawati, 2020) penelitian kualitatif
didasarkan pada kualitas yang menunjuk segi alamiah, diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan. (Widiastuti A, 2018), umumnya data kualitatif digambarkan melalui kata-kata. (Humas, 2018).
Adapun penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, Penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subyek yang diteliti secara objektif, dan bertujuan
menggambarkan fakta secara sistematis dan karakteristik objek serta frekuensi yang diteliti secara tepat.
(Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018). Metode penelitian kualititatif adalah cara yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas
wawancara, pengamatan, pengalian dokumen. (Dr. Wahidmurni, 2017)penelitian merupakan jenis penelitian
kualitatif, yang menyajikan hasil penelitian melalui kata-kata yang bersumber dari data tertulis yang sudah
ada.

Partisipan: Sumber Informasi

Informan adalah yang memberikan informasi tentang kondisi latar belakang. Kegunaannya ialah agar
dalam waktu relatif singkat banyak informasi yang terjaring (Anggito, 2018). Untuk mencapai sebuah
kesimpulan, penelitian yang akan dilakukan membutuhkan sumber informasi yang disebut dengan data.
Data adalah fakta atau gambaran yang nantinya akan dikumpulkan oleh peneliti untuk diolah sehingga
menghasilkan informasi yang berguna bagi penelitiannya, Informasi inilah yang akan digunakan untuk
pengambilan keputusan. (Syafnidawati, 2020). Sumber data terbagi menjadi dua: data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh peneliti secara langsung, sementara data sekunder diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada. Contoh data primer adalah data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya, data yang diperoleh dari majalah, jurnal, tesis, skripsi dan lain sebagainya.
(Harnovinsah, 2019), penelitian ini menggunakan data sekunder, melalui Studi Pustaka, dan yang dilakukan
adalah studi pustaka terhadap jurnal, artikel, skripsi ataupun tesis hasil penelitian. (Safitri S.Nurhayati N,
2018)

Proses Penelitian, Tahap & Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. (Harnovinsah,
2019), pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap
atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. (Maulida, 2020). Metode pengumpulan data, merupakan bagian yang paling penting dalam proses
penelitian. Teknik pengumpulan data terbagi menjadi 2 yaitu, kuantitatif dan kualitatif. (Awlia, 2020). Data
yang dikumpulkan merupakan bentuk data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia oleh pihak primer yang
berasal dari luar instansi atau lokasi penelitian (Anikwidiastuti, 2014), data diperoleh melalui studi
literatur, yaitu penelitian yang persiapannya sama dengan penelitian lainnya tetapi sumber dan metode
pengumpulan data dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian.
Penelitian dengan studi literatur adalah penelitian karya ilmiah karena pengumpulan data dilakukan sesuai
anjuran metodologi penelitian. (Melfianora, 2019)

Teknik Analisis Data

Dalam menjalankan metode penelitian, salah satu tahap yang harus dilalui adalah analisis data. Dalam
KBBI, maksud analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan, analisis data adalah penelaahan, penjabaran, dan pemecahan data yang didapatkan di dalam
sebuah penelitian. (Dianna, 2020). Analisis data adalah skill yang wajib dimiliki seorang praktisi data.
Dibutuhkan pemikiran yang kritis dalam analisis data agar dapat menentukan metode analisis data yang
tepat. Penggunaan metode analisis data yang tepat sangat berpengaruh pada hasil analisis. (Dita Kurniasari,
2021). Atau analisis data juga bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil dari
sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan.
(Nunggalsari & Soebijantoro, 2018)).Teknik analisis data kualitatif meliputi pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, simpulan dan verifikasi. (Anggraini & Supriyanto, 2019). Penelitian ini menggunakan metode
kajian Pustaka.

IV. RESULTS (WHAT?)

Pengertian Pendekatan Arkeologi Dalam Kasian Islam

Arkeologi menurut Grahame Clark adalah suatu studi yang sistimatik tentang benda-benda kuno
sebagai alat untuk merekonstruksi masa lampau. adapun arkeologi-Islam, diartikan sebagai suatu studi
tentang benda-benda kuno yang baik seluruhnya maupun sebagian mengandung unsur-unsur Islam
sebagai alat untuk merekonstruksi masyarakatnya masa lampau (Muslim, 2016). Salah satu peninggalan
arkeologi adalah artefak, dalam arkeologi mengandung pengertian benda atau bahan alam yang jelas dibuat
oleh tanganmanusia atau jelas menampakkan observable adanya jejak-jejak buatan manusia, bukan benda
alamiah semata, melalui teknologi pengurangan maupun teknologi penambahan pada benda alam tersebut.
Ciri penting dalam konsep artefak adalah bahwa benda ini dapat bergerak atau dapat dipindahkan
(moveable) oleh tangan manusia dengan mudah (tematik) tanpa merusak atau menghancurkan bentuknya.
(Gunawan, 2016). Sumber daya arkeologi adalah semua bentuk fisik atau sisa budaya yang ditinggalkan oleh
manusia masa lampau pada bentang alam tertentu yang berguna untuk menggambarkan dan menjelaskan
proses perubahan budaya.(Siregar & Putri, 2019)

Jurnal pertama menunjukkan bahwa, pengertian dari arkeologi adalah suatu studi yang sistimatik
mengenai benda-benda kuno sebagai alat untuk merekonstruksi masa lampau. sedangkan arkeologi-Islam,
bisa diartikan sebagai suatu studi tentang benda-benda kuno yang mengandung unsur-unsur Islam
sebagai alat untuk merekonstruksi kehidupan masa lampau. Jurnal kedua menunjukkan bahwa, salah satu
bentuk peninggalan ilmu arkeologi adalah artefak, Adapun pengertian artefak adalah sebuah tinggalan yang
berupa benda atau bahan alam secara fisik, yang merupakan hasil karya tangan manusia, benda tersebut
bersifat observable, yaitu bisa diteliti, ditandai dengan adanya jejak-jejak buatan manusia, bukan benda
alamiah semata. Salah satu ciri dari artefak adalah, merupakan peninggalan yang dapat digerakkan dan
dipindahkan oleh tangan manusia dengan mudah, tanpa merusak bentuknya, seperti keramik, alat dapur dan
lain-lain. Jurnal ketiga menunjukkan bahwa arkologi merupakan ilmu yang bersumber dari bentuk fisik atau
sisa budaya yang ditinggalkan oleh manusia masa lampau pada bentang alam tertentu dan berguna untuk
menjelaskan proses perubahan budaya.

Relasi dari ketiga data tersebut dapat disimpulkan bahwa arkeologi Islam merupakan sebuah ilmu yang
diperoleh menggunakan disiplin penelitian yang sistematik tentang kehidupan dan kebudayaan Islam di
masa lalu, yang kemudian dipublikasikan dan menjadi khazanah keilmuan Islam, diantara objek kajian
arkeologi adalah i artefak, ekofak dan fitur, artefak merupakan sebuah benda yang merupakan hasil karya
tangan manusia pada zaman dahulu, yang bersifat mudah dipindahkan, tanpa merusak atau menghancurkan
benda tersebut, dalam hal ini seperti tembikar, alat dapur, alat berkebun dan lainnya. Sedangkan fitur adalah
sebuah peninggalan manusia pada masa lalu, merupakan hasil tangan manusia, namun tidak dapat
dipindahkan, hal tersebut dikarenakan akan menyebabkan kerusakan atau kehancuran apabila dipindahkan,
dalam hal ini seperti, masjid, makam, rumah adat, dan yang lainnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa
penemuan-penemuan arkeologi bersumber dari peninggalan-peninggalan yang berupa material atau
bendawi, yang ditinggalkan manusia dalam kurun waktu tertentu, yang berfungsi sebagai penjelasan dari
setiap budaya masa lalu dan perubahan-perubahannya.

Urgensi Pendekatan Arkeologi Dalam Kajian Islam

  Kajian arkeologi, dapat menelusuri sejarah awal masuknya Islam, proses akulturasi, perkembangan dan
pengaruh Islam berdasarkan tinggalan kebudayaan fisiknya. Penelitian mengenai kebudayaan Islam di
Minahasa dengan menggunakan kajian arkeologi secara khusus belum pernah dilakukan. ditemukan
perbedaan pengaruh kebudayaan Islam di wilayah pesisir dengan pedalaman Minahasa disebabkan
perbedaan latar belakang sejarah, sosial budaya, dan politik masyarakat Islam pesisir dan pedalaman
Minahasa. (Marzuki, 2020). Meski demikian, terbentuknya negeri-negeri adat yang dihuni komunitas muslim,
menarik untuk diungkap dari mana Islam berasal dan bagaimana perkembangannya. Penelitian arkeologi
mampu melihat jaringan Islamisasi yang terbentuk pada negeri-negeri adat. Melalui penelitian arkeologi,
dengan metode survei serta wawancara untuk menelusuri sejarah kehadiran Islam. (Handoko, Wuri 2016).
Untuk penelitian manfaatnya lebih luas dan dapat memenuhi jawaban atas berbagai problematika kehidupan
yang makin kompleks, maka bagi yang menggeluti bidang kajian keislaman dituntut untuk melakukan
penelitian menggunakan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya semisal Arkeologi, Sastra, Antropologi, Sosilogi,
dan lain-lain. (Ushuluddin, Dosen Fakultas 2015).

Jurnal pertama menunjukkan bahwa pendekatan arkeologi dalam Kajian Islam dapat menelusuri
sejarah awal masuknya Islam, proses akulturasi, perkembangan dan pengaruh Islam berdasarkan tinggalan
kebudayaan fisiknya, oleh sebab itu penelitian menggunakan pendekatan arkeologi sangat penting, sebab
ternyata penelitan studi Islam menggunakan pendekatan arkeologi masih sedikit, bahkan di beberapa
wilayah seperti di pedalaman Minahasa belum pernah dilakukan penelelitian terhadap peninggalan yang
bersifat fisik. Jurnal kedua menunjukkan bahwa penelitian arkeologi penting untuk diaplikasikan, karena
membantu untuk mengungkap negri-negri adat yang dahulunya dihuni oleh komunitas muslim, sehingga bisa
diketahui dari mana Islam berasal dan bagaimana perkembangannya. Selain itu, arkeologi mampu melihat
jaringan Islamisasi yang terbentuk pada negeri-negeri adat untuk menelusuri sejarah kehadiran Islam. Jurnal
ketiga menunjukkan bahwa manfaat arkeologi untuk penelitian yang lebih luas dan dapat memenuhi jawaban
atas berbagai problematika kehidupan yang makin kompleks, maka bagi yang menggeluti bidang kajian
keislaman dituntut untuk melakukan penelitian menggunakan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya semisal ilmu
Arkeologi.

Relasi dari ketiga data tersebut menunjukkan bahwa ternyata urgensi pendektan arkeologi dalam
kajian Islam berfokus pada manfaat bidang arkeologi sebagai alat dalam memajukan perkembangan keilmuan
tentang kepurbakalaan Islam, dan penggalian kebudayaan di masa lalu mengenai kehidupan masyarakat
muslim di suatu wilayah tertentu, sehingga peninggalan-peninngalan yang ditemukan bisa menjadi data dan
bukti yang kemudian menjadi referensi baru dalam keilmuan Islam, hal ini juga sangat membantu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kehidupan yang berkembang semakin kompleks, selain itu juga
membantu dalam menemukan jati diri bangsa yang sesungguhnya, karena jika data dan bukti arkeologi sudah
berbicara, maka masyarakat akan kukuh keilmuannya. Namun, meskipun begitu, penelitian kajian Islam
menggunakan pendekatan arkeologi masih sangat sedikit, bahkan banyak wilayah Islam yang belum
tersentuh oleh penelitian menggunakan pendekatan arkeologi, hal ini sangat disayangkan, apalagi Indonesia
termsuk negara yang kaya akan peninggalan Islamnya, oleh kaena itu, sangat diperlukan perhatian yang lebih
serius lagi mengenai pendekatan arkeologi dalam kajian Islam.

Implementasi Pendekatan Arkeologi Dalam Kajian Islam

Ragam hias merupakan salah satu atribut pada makam Islam menjadi objek kajian arkeologi Islam.
Mesjid Turikale di Maros merupakan mesjid kuno dengan tipe mesjid makam, dimana arsitektur mesjid
dengan arsitektur makam merupakan satu rangkaian bangunan secara utuh. Kaligrafi di komplek makam ini
tidak meniru bentuk makhluk hidup apalagi anthropomorphic, untuk menghindari aktivitas pengkultusan
pada sosok selain Allah. (Mulyadi, Yadi 2017). Selain itu ditemukan Adanya situs-situs di Majene, Sulawesi
Barat, yang berupa bagunan masjid purbakala di Salabose, serta empat buah makam penyiar Islam pertama
di Majene. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya naskah-naskah klasik berupa Alquran tulisan
tangan, naskah khutbah, dan bendera. (Bodi, Idham Khalid, 2016. Pedagang asing yang pertama mendatangi
Kepulauan Maluku adalah pedagang Arab muslim. Masuknya Islam ke Jailolo ditandai dengan keberadaan
nisan-nisan kuno di Desa Galala dan Gam Lamo. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui proses masuknya
Islam melalui variasi nisan kuno di Jailolo. (Abdul Jalil, Laila, 2017)

Jurnal pertama menunjukkan adanya mesjid di Maros, Sulawsi selatan, tepatnya di Turikale, mesjid
tersebut merupakan tipe mesjid makam, yang mana arsitektur mesjid dengan arsitektur makam merupakan
satu rangkaian bangunan secara utuh. Kaligrafi di komplek makam tersebut tidak diemukan kaligrafi yang
meniru bentuk makhluk hidup apalagi anthropomorphic, hal ini bertujuan untuk menghindari aktivitas
kesyirikan, yaitu pengkultusan pada sosok selain Allah, hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang melarang
penganutnya untuk menggantungkan harapan dan berdoah kepada selain Allah Ta`ala. Jurnal kedua
menunjukkan adanya situs-situs di Majene, Sulawesi Barat, yang berupa bagunan masjid purbakala di
Salabose, dan ditemukan juga empat buah makam penyiar Islam pertama di Majene. Ditemukan juga adanya
naskah-naskah klasik berupa Alquran tulisan tangan, naskah khutbah, dan bendera, penemuan ini sangat
berguna untuk mengkaji Islam. Jurnal ketiga menunjukkan adanya bukti arkeologi bahwa yang pertama kali
membawa agama Islam di Jailolo kepulauan Maluku adalah pedagang muslim, yang ditandai dengan
penemuan nisan-nisan kuno.

Relasi dari ketiga data tersebut menunjukkan bahwa ternyata Islam sudah sejak dulu hadir di Indonesia,
hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan arkeologi, yaitu berupa masjid yang
kita ketahui merupakan tempat peribadatan umat muslim, kemudia selain itu ditemukan juga adanya makam
yang bertiskan kaligrafi, bukan ukiran dengan ciri khas buddha dan hindu yang identik dengan ukiran-ukiran
yang menyerupai makhluk hidup, hal tersebut merupakan antisipasi umat Islam saat itu agar masyarakt
muslim terhindar dari bahaya kesyirikan, selain data tersebut, yang menjadi penguat bahwa Islam benar-
benar telah hadir sejak dulu di Indonesia adalah dengan ditemukannya naskah-naskah klasik berupa Alquran
tulisan tangan, naskah khutbah, dan bendera. Selanjutnya keberadaan Islam di suatu wilayah juga bisa
disimpulkan dari penemuan makam-makam kuno, seperti yang ditemukan di Jailolo kepulauan Maluku.
Ketiga data ini memberikan informasi kepada masyarakat setempat khususnya, dan masyarakat luas
umumnya, bahwa Islam sudah ada di Indonesia sejak dulu, yang bisa dibuktikan melalui tinggalan-tinggalan
arkeologi.

V. DISCUSSION

Ringkasan hasil penelitian yang berjudul pendekatan arkeologi dalam studi Islam terdiri atas tiga hal:
pertama, pengertian pendekatan arkeologi dalam studi Islam, secara etimologi arkeologi berasal dari bahasa
Yunani, kata archeo yang berarti kuno, dan logos yang berarti ilmu, dan secara terminologi arkeologi adalah
ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia pada masa diartikan sebagai kajian studi aspek sosial dan
kebudayaan di masa lampau melalui sisa material yang ditemukan, untuk menyusun serta menguraikan
kejadian tersebut; kedua, urgensi pendekatan arkeologi dalam studi Islam ialah sebagai alat untuk mengkaji
dan mempelajari kebudayaan masa lalu, dan sebagai alat penyambung antara kebudayaan masa lalu dengan
kebudayaan yang akan datang; ketiga, contoh-contoh pendekatan arkeologi dalam studi Islam, salah satu
contoh dari pendekatan arkeologi dalam studi Islam adalah yang disebutkan dalam sebuah jurnal yang
berjudul Islamisasi dan Arkeologi Islam di Susupu Jailolo, dari penelitian tersebut ditemukan bahwa
Islamisasi di Susupu dilakukan oleh pedagang Arab dan kesultanan Ternate, hal tersebut disimpulkan melalui
jejak arkeologi Islam yang ditemukan, diantaranya masjid di Saroang dan Masjid Raya An-Nur. Corak Islam di
Indonesia juga dapat dilihat dari bentuk bangunan makam, dan istana atau kraton.

Artikel pertama dilihat dari pengertian pendekatan arkeologi dalam kajian Islam menunjukkan bahwa
betapa pentingnya memahami secara mendalam arkeologi sebagai salah satu pendekatan dalam mengkaji
Islam, pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman yang bersandar pada pendapat para ahli melalui
literatur mereka, arikel kedua tentang urgensi pendekatan arkeologi dalam kajian Islam menunjukkan bahwa
betapa pentingnya arkeologi sebagai salah satu pendekatan dalam mengkaji Islam, hal ini dikarenakan Islam
merupakan agama yang kaya akan peninggalan, yang tersebar luas dalam rentang ruang dan waktu yang
panjang seiring dengan perjalanan sejarah umat manusia dan arkeologi adalah ilmu yang mempelajari
budaya manusia pada masa lampau melalui peninggalan-peninggalan material. Artikel ketiga tentang contoh-
contoh menunjukkan pentingnya mengetahui contoh-contoh dari penelitian studi Islam menggunakan
pendekatan arkeologi, selain menunjukkan bahwa betapa pentingnya mendalami implementasi/penerapan
pendekatan arkeologi, juga menambah wawasan mengenai jejak arkeologi yang bersangkutan, atau bisa
dikatakan bahwa contoh-contoh dari pendekatan arkeologi dalam studi Islam menjadi bukti keberadaan
kebudayaan Islam masa lampau.

Penafsiran terhadap pendekatan arkeologi dalam studi Islam ada tiga hal: pertama, pengertian
pendekatan arkeologi dalam studi Islam adalah sebuah pendekatan melalui penelitian-penelitian sistematis
yang dilakukan terhadap peninggalan kebudayaan manusia pada masa lalu, dalam hal ini terkhusus
masyarakat Islam pada masa lalu; kedua, urgensi pendekatan arkeologi dalam studi Islam, memberikan
wawasan yang lebih luas kepada masyarakat islam khususnya, dan mayarakat luas umumnya, mengenai sisa-
sisa kebudayaan Islam di masa lalu, dalam hal ini dapat membantu umat muslim, khususnya para pemerhati
agama untuk membaca pergerakan Islam pada masa yang lalu, kemudian merkontruksinya dan
menjadikannya pelajaran dan ibrah untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang; ketiga contoh-
contoh pendekatan arkeologi dalam studi Islam ada yang diabadikan ke dalam objek wisata, situs, ada yang
diabadikan dalam museum, melalui karya-karya literatur dari para peneliti, kita bisa menjumpai betapa
banyak dan luas contoh dari pendekatan arkeologi dalam kajian Islam, namun masih perlu untuk terus dan
tetap dikembangkan.
Pengaruh dari hasil penelitian pendekatan arkeologi dalam studi Islam ada tiga hal: yang pertama,
pendapat yang mengatakan bahwa pndekatan arkeologi merupakan kajian materil atau benda-benda kuno
manusia pada masa lalu, hal tersebut berdampak positif dimana para peneliti ditantang untuk melakukan
penelitian lebih lanjut; yang kedua, mengenai argumen tentang Islam masuk ke wilayah-wilayah adat di
Indonesia secara damai dengan tidak merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang memiliki kebudayaan
tersendiri seblum Islam, dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan yang memadukan antara kebudayaan
Islam dan kebudayaan pra Islam di dalam satu masjid, atau makam. Ini memberi dampak negatif, dimana
banyak terjadi, pengkultusan benda-benda keramat yang merupakan kebudayaan pra Islam, masih berlanjut
di masa setelah masyarakat di wilayah tersebut sudah memeluk Islam. Alhasil, masyarakat terancam
ketauhidannya, karena mengkultuskan dan berdoa kepada selain Allah; yang ketiga adalah, pengaruh positif
dari tinggalan arkeologi, dapat memberikan gambaran bahwa Islam tidak datang dengan kekerasan, hal ini
perlu dicontoh oleh siapapun yang hendak berdakwah.

Persamaan ahsil penelitian ini denagn penelitian yang lain ada tiga hal: pertama dari sisi pengertian,
sama-sama sepakat bahwa arkeologi Islam merupakan peninggalan kebudayaan masyarakat muslim di masa
lampau, yang dikaji dan diteliti sehingga menjadi bahan keilmuan di masa sekarang dan mendatang; kedua,
dari sisi urgensi, sama-sama melihat bahwa arkeologi Islam masih perlu diteliti lagi, karena Islam merupakan
agama yang kaya akan peninggalan, selain itu Islam memiliki jangkauan yang luas di Indonesia, masih banyak
yang belum terjamah oleh penelitian; yang ketiga dilihat dari contoh-contoh pendekatan arkeologi digunakan
sebagai alat untuk membaca pergerakan Islam, bagaimana dan siapa yang pertama kali memperkenalkan
Islam di Indonesia. Adapun perbedaannya juga tiga hal: pertama, bahasan pengertian di penelitian yang lain
cenderung lebih kompleks; kedua, urgensi di penelitian ini lebih umum, sedangkan di penelitian lain lebih
terkhusus kepada masyarakat di wilayah tertentu; ketiga, penelitian ini tidka mengkhususkan satu contoh,
sedangkan di penelitian lain cenderung meneliti satu contoh.

Penelitian yang selanjutnya penting untuk dilakukan adalah relevansi dengan pengertian, urgensi dan
contoh-contoh pendekatan arkeologi Islam, penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang lebih terkhsus
pada satu tema, misalnya pengertian pendekatan arkeologi dalam kajian Islam, dibahas menggunakan
pendapat-pendapat para ahli arkeologi kemudian digabungkan dengan pandangan-pandangan yang Islami,
agar terjadi keselarasan antara ilmu arkeologi dan ilmu Islam, dan menjadi referensi kuat mengenai
pendkatan arkeologi dalam studi islam, penelitian yang kedua adalah mengenai urgensi pendekatan arkeologi
dalam studi Islam, diharapkan penelitian selanjutnya lebih mengeneralisasikan urgensi dari pendekatan
arkeologi dalam studi Islam, tidak hanya uergensinya bagi sebagian masyarakat muslim, tetapi mencakup
umat muslim seluruhnya, kemudian penelitian selanjutnya, penelitian tentang contoh-contoh pendekatan
arkeologi dalam studi Islam, diharapkan memberikan contoh implementasi yang lebih rinci, maksudnya
adalah penelitian mendalam tentang hubungan antara temuan arkeologi dengan nilai-nilai keislman yang
sesungguhnya, dan memberiakan penjelasan antara batasan dari kebudayaan masa Islam dan pra islam, agar
masyarakat bisa membedakan dengan baik.

VI. CONCLUSION

Sesuatu yang didapatkan setelah mengkaji pengertian, urgensi dan contoh-contoh pendekatan arkeologi
dalam studi Islam ialah, pentingnya ilmu arkeologi sebagai alat untuk menemukan peninggalan-peninggalan
kebudayaan Islam masa lampau, hal ini sejalan dengan isyarat dan anjuran dari Allah Ta`ala, yang mana di
dalam Al-Qur`an banyak disebutkan tentang pentingnya melihat ke kkehidupan masa lalu, untuk mngambil
pelajaran, dan juga pentingnya berjalan di muka bumi ini, untuk menyaksikan peninggalan-peninggalan
manusia di masa lampau, yang kemudian diambil hikmahnya untuk masa sekarang dan akan datang. Selain
itu, dengan mengetahui peninggalan-peninggalan kejayaan Islam, dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
rasa bangga pada diri seorang muslim, dan akan menambah keyakinannya bahwa Islam ternyata ramah dan
damai, tidak datang secara paksa. Jika tidak dilakukan riset mendalam dan detil mengenai pergerakan Islam
melalui pendekatan arkeologi, bisa terjadi kesalah pahaman dan ketidak tahuan akan proses kedatangan
Islam di suatu wilayah tertentu, hal ini tentunya berbahaya, dan bisa saja merugikan umat Islam.

Kontribusi secara individual dan institusional, yang dimaksud adalah, kontribusi untuk pribadi dan
keilmuan yang didapatkan setelah penelitian, dalam hal ini kontribusi secara individu atau untuk pribadai
adalah, sebagai tambahan ilmu dan pengetahuan, guna memperkaya pemahaman mengenai pendekatan
arkeologi dalam studi Islam, menjadi sebab pengetahuan mengenai data-data arkeologi, hal ini didapatkan
setelah mengkaji referensi-referensi terkait, dan berperan dalam membuaka wawasan yang lebih luas lagi
dan mendalam, dan hal tersebut melalui informasi dan data yang ditemukan, juga sebagai bentuk pengasahan
kemampuan dalam melihat data, memilih sumber data yang akurat, kemuadian memadukannya menjadi
sebuah tulisan. Adapun kontribusi secara institusional adalah, sebagai karya baru, yang menandakan
keaktifan sebuah lembaga, kemudian juga menjadi sumbangsih keilmuan yang dapat menjadi referensi untuk
penelitian berikutnya, selain itu juga dapat menjadi konsumsi bagi masyarakat luas, di kehidupan yang terus
berkembang dan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks, oleh karena itu diperlukan peneltian yang
menganalisa Islam ke akarnya, agar kebenarannya tersampaikan.

Tema yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada tiga hal yaitu: pengertian, urgensi dan implementasi,
sehingga informasi dalam penelitian ini terbatas hanya dalam tiga hal itu saja, belum membahas hal-hal yg
lain yang tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu, kiranya penelitian ini dilanjutkan yang berkaitan dengan
pendekatan arkeologi dalam kajian Islam. Karena sebenarnya pendekatan arkeologi dalam kajian Islam
sangatlah luas, mencakup pengertian, urgensi, ruang lingkup, karakteristik, metode, Teknik penelitian,
tipologi dan contoh implementasinya dalam kajian Islam, sementara penelitian ini hanya membahas tiga dari
cakupan tersebut. Maka itu, diperlukan penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas semua cakupannya,
guna memperkaya keilmuan Islam secara umum, dan keilmuan tentang pendekatan arkeologi dalam studi
Islam secara khusus. Dengan begitu, kajian tentang pendekatan arkeologi dalam studi Islam dapat dipaparkan
secara lebih lengkap dan terperinci, juga membantu peneliti-peneliti di bidang ini dalam menemukan
referensi yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian yang sedang mereka jalankan, yang pada akhirnya
dikontribusikan untuk umat.

REFERENCES

Abbas, N. (1984). CATATAN SINGKAT MENGENAI KOMPLEKS MAKAM BANYUSUMURUP, IMOGIRI.


Berkala Arkeologi, 5(2). https://doi.org/10.30883/jba.v5i2.426
Anggito, A. dan J. S. (2018). Metodologi Pnelitian Kualitatif. In CV Jejak.
Anggraini, O., & Supriyanto, S. (2019). Literasi Digital. Seminar Dan Lokakarya Kualitatif Indonesia 2019.
Anikwidiastuti. (2014). Metodologi Pengumpulan Data. Metodologi Penelitian Bisnis, 172, 104.
Atmojo, B. S. W. (2016). TINGGALAN ARKEOLOGI ISLAM SEBAGAI BAGIAN PERKEMBANGAN SEJARAH
BUDAYA DI KALIMANTAN. Naditira Widya, 6(2). https://doi.org/10.24832/nw.v6i2.86
Awlia, T. (2020). Metode Pengumpulan Data: Kuantitatif dan Kualitatif. In detikNews.
Dianna, D. N. (2020). Dasar-Dasar Penelitian Akademik : Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif. Jurnal
Akuntansi, March.
Dita Kurniasari. (2021). Analisis Data Adalah: Mengenal Pengertian, Jenis, Dan Prosedur Analisis Data.
Dqlab.Id.
Dr. Wahidmurni, M. P. (2017). Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. Repository Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dwiyanto, D. (2021). Studi Permukiman Kuna di Indonesia Melalui Pendekatan Multidisiplin. Berkala
Arkeologi, 14(1). https://doi.org/10.30883/jba.v14i1.627
Fadhly, M., & Warwefubun, J. (2019). Islamisasi dan Arkeologi Islam di Susupu Jailolo. Intizar, 25(1).
https://doi.org/10.19109/intizar.v25i1.3188
Fitrah, Y., & Sadzali, A. M. (2018). Arsitektur Mesjid Kuno Dataran Tinggi Jambi: Suatu Kajian Arkeologi
Islam Dalam Upaya Melestarikan Kebudayaan Melayu Jambi. Titian:Jurnal Ilmu Humaniora, 02(02).
Gunawan, A. (2016). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Melalui Penggunaan Media
Pendidikan Dalam Pembelajaran IPS SD. Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan, 03(02).
Handoko, W. (2016). Tata Kota Islam Ternate: Tinjauan Morfologi dan Kosmologi. Kapata Arkeologi,
11(2). https://doi.org/10.24832/kapata.v11i2.292
Handoko, W. (2017). Ekspansi Kekuasaan Islam Kesultanan Ternate di Pesisir Timur Halmahera Utara.
Kapata Arkeologi, 13(1). https://doi.org/10.24832/kapata.v13i1.396
Handoko, W., & Mujabuddawat, M. Al. (2018). Lingkungan dan Lansekap Situs Kampung Kuno Kao:
Faktor Determinasi Permukiman dan Pusat Islamisasi di Halmahera Utara. KALPATARU, 26(2).
https://doi.org/10.24832/kpt.v26i2.298
Harnovinsah. (2019). Modul 3 Metodologi Penelitian: Metode Pengumpulan Data. In Pusat Bahan Ajar
dan e-Learning Universitas Mercu Buana.
Juliawati, N. P. E., Muslim, A., & Utami, L. S. (2020). MENJAHIT BENANG MERAH NARASI SEJARAH ISLAM
DOMPU. Al-Qalam, 26(2). https://doi.org/10.31969/alq.v26i2.885
Kurniadi, A., & Utami, T. B. (2016). Tipologi Fasad Bangunan Pada Penggal Jalan Permukiman Perkotaan
Studi Kasus : Kampung Arab Pekojan , Jakarta Barat. Vitruvian Jurnal Arsitektur, Bangunan Dan
Lingkungan, 5(3).
Maharoesman, Z. R., Suwardhi, D., & Indrajaya, A. (2017). PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KEGIATAN EKSKAVASI SITUS WARISAN BUDAYA INDONESIA. Jurnal
Konservasi Cagar Budaya, 7(2). https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v7i2.117
Makmur, M. (2018). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ARKEOLOGI ISLAM BERBASIS WEBGIS : Kajian
Arkeologi Publik. AMERTA, 36(1). https://doi.org/10.24832/amt.v36i1.334
Maulida. (2020). TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM METODOLOGI PENELITIAN. Darussalam, 21.
Melfianora. (2019). Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Studi Literatur. Open Science Framework.
Mene, B. (2017). MASUKNYA ISLAM DI KABUPATEN FAKFAK DAN TINGGALAN ARKEOLOGINYA. Jurnal
Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat, 5(2). https://doi.org/10.24832/papua.v5i2.47
Muslim, A. (2016). Simbol pada Makam Syekh Bil Ma’ruf dan Sosio-Religi Pulau Tangnga Sulawesi Barat.
Jurnal Lektur Keagamaan, 14(2). https://doi.org/10.31291/jlk.v14i2.501
Noerwidi, S. (2016). ASPEK BIOKULTURAL SISA RANGKA MANUSIA DARI SITUS LIANGAN,
TEMANGGUNG, JAWA TENGAH. Berkala Arkeologi, 36(1). https://doi.org/10.30883/jba.v36i1.226
Nunggalsari, R. N., & Soebijantoro, S. (2018). Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pacitan Dalam Pelestarian
Museum Buwono Keling Di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN
PEMBELAJARANNYA, 8(01). https://doi.org/10.25273/ajsp.v8i01.2037
Prasetyo, B. (2013). Persebaran dan Bentuk-Bentuk Megalitik Indonesia: Sebuah Pendekatan Kawasan.
Kalpataru, Majalah Arkeologi, 22(2).
Riyanto, S. (2018). Catatan Hasil Kegiatan Penelitian Arkeologi. Buletin Al-Turas, 2(1).
https://doi.org/10.15408/bat.v2i3.6951
Siregar, S. M., & Putri, Z. N. (2019). Manfaat Sumber Daya Arkeologi di Situs Lesung Batu. Siddhayatra,
22(2). https://doi.org/10.24832/siddhayatra.v22i2.98
Subair, M. (2018). TINJAUAN ARKEOLOGI RELIGI PADA MAKAM RAJA SAOSAO DAN RAJA LAKIDENDE DI
KEN DARI SULAWESI TENGGARA [Review of Archaeology Religy in Saosao Tomb and Lakidende Tomb in
South East Sulawesi]. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat, 9(2).
https://doi.org/10.24832/papua.v9i2.212
Sumarno, S. (2014). Pemanfaatan WebGIS “Petakita” untuk Dokumentasi dan Sosialisasi Objek Arkeologi.
Jurnal Itenas Rekayasa, 18(1).
Syafnidawati. (2020). Data Primer. In Universitas Raharja.
Syam, E. (2018). PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM PADA BANGUNAN MESJID JAMIK AIR TIRIS KAMPAR.
Jurnal Ilmu Budaya, 3(1). https://doi.org/10.31849/jib.v3i1.692
Tucunan, K. P., Sulistyandari, U., & Perkasa, M. I. (2018). ARTEFAK DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN
KAWASAN HERITAGE ISLAM. Jurnal Planologi, 15(2). https://doi.org/10.30659/jpsa.v15i2.3523
Wan Omar, W. A. H., & Mansor, I. (2019). PEMERHATIAN TERHADAP TERJEMAHAN TEKS SEJARAH
ISLAM KE DALAM BAHASA MELAYU. Journal of Nusantara Studies (JONUS), 4(2).
https://doi.org/10.24200/jonus.vol4iss2pp265-281
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). TIPE PENELITIAN DESKRIPSI DALAM ILMU KOMUNIKASI.
Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2). https://doi.org/10.17933/diakom.v1i2.20
7. fina dhea https://rumusrumus.com/

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JERR/article/view/1624

"√ Jenis-jenis Penelitian - Penjelasan dan Contohnya ...." https://saintif.com/jenis-jenis-penelitian/.

Dimensi objek arkeologis – GISGEOARKEOLOGI." 31 Mar. 2021,


https://gisgeoarkeologi.id/2021/03/31/dimensi-objek-arkeologis/.

"Penelitian Arkeologi ISlam – Balai Arkeologi Provinsi D.I ...." 27 Aug. 2020,
https://arkeologijawa.kemdikbud.go.id/2020/08/27/penelitian-arkeologi-islam/.

"Penelitian Kualitatif - Pengertian, Ciri, Jenis & Perbedaan." 30 Jul. 2021,


https://www.dosenpendidikan.co.id/penelitian-kualitatif/.

"PENELITIAN KUALITATIF - UNIVERSITAS RAHARJA." 29 Oct. 2020,


https://raharja.ac.id/2020/10/29/penelitian-kualitatif/.

Harnovinsah. (2019). Modul 3 Metodologi Penelitian: Metode Pengumpulan Data. Pusat Bahan Ajar Dan
E-Learning Universitas Mercu Buana.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/05/135139669/ilmu-arkeologi-pengertian-sejarah-
tujuan-manfaat-dan-tahapannya

Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara,(Gramedia: Jakarta, 2009)

(fakta literature) PENGELOLAAN SUMBERDAYA ARKEOLOGI I Wayan Suantika Balai Arkeologi Denpasar

ARKEOLOGI SEBAGAI SUATU PENGANTAR A. Nurkidam Hasmiah Herawaty Penerbit CV Kaaffah


Learning Center Sulawesi Selatan ARKEOLOGI SEBGAI SUATU PENGANTAR Penulis: A.Nurkidam &
Hasmiah Herawaty ISBN: 978-623-7426-45-5 Cetakan I, Desember 2019
https://en.wikipedia.org/w/index.php?search=arkeologi&title=Special%3ASearch&go=Go&ns0=1

https://kbbi.web.id/arkeologi

https://www.britannica.com/science/archaeology

https://kbbi.web.id/urgen

https://kbbi.web.id/analisis

Anda mungkin juga menyukai