Disusun oleh :
Aisyah Humairah
Tasliatul Fuadi
Wildania
JAKARTA
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas segala rahmat yang
telah Allah berikan kepada kita semua berkat rahmat serta karunia-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Makalah.............................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Sejarah Piagam Jakarta..................................................................................2
B. Isi Piagam Jakarta..........................................................................................4
C. Perumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta..................................................6
D. Perbedaan Piagam Jakarta dan Pancasila.......................................................7
BAB III........................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Piagam Jakarta yang terjadi pada tanggal 22 juni 1945 yang dipelopori oleh
Haji Agus Salim, KH. Wahid Hasyim, Abikusno dan Abdul Kahar Muzakir,
Soekarno, Mohammad Hatta, A.A Maramis, Achmad Subardja dan Muhamad
Yamin merupakan peristiwa pemicu awal terbentuknya identitas politik Islam
Indonesia dengan mendirikan himpunan partai Islam yang dinamakan partai
Masyumi. Masyumi yang merupakan partai besar Islam pertama yang diresmikan
oleh presiden Soekarno pada tanggal 7 sampai 8 November 1945 dalam Kongres
Umat Islam Indonesia di Yogyakarta sebagai kebulatan tekad Umat Islam
memasuki pentas politik di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggal 22 Juni biasanya memang dikenal oleh umat Islam Indonesia sebagai
hari kelahiran Piagam Jakarta (the Jakarta Charter). Peristiwa itu memperingati
pengesahan sebuah dokumen penting, yang disebut sebagai “Piagam Jakarta”.
Sebuah naskah yang kemudian menjadi kontroversi panjang dalam sejarah
Pada tanggal itu, 22 Juni 1945, Panitia Sembilan yang dibentuk oleh Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yang dikenal juga dengan
nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai menandatangani rancangan Pembukaan
Undang-Undang Dasar negara RI yang berikutnya dikenal sebagai Piagam
Jakarta tersebut.
2
karena memiliki kesan-kesan yang baik dan dapat diterima serta dimengerti oleh
masyarakat kota maupun desa.
1) Soekarno
2) Mohammad Hatta
3) Muhammad Yamin
4) Achmad Soebarjo
5) Abikoesno Tjokrosoejoso
6) Abdul Kahar Muzakkir
7) Abdu Wahid Hasyim
8) Haji Agus Salim
9) A.A. Maramis
1
Verelladevanka Adryamarthanino, Piagam Jakarta: Sejarah, Isi, Tokoh Perumus, dan Kontroversi,
Diakses pada 06 Desember 2022,
https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/22/100000779/piagam-jakarta-sejarah-isi-tokoh-
perumus-dan-kontroversil/ (Adryamarthanino, 2022)
3
B. Isi Piagam Jakarta
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Itulah naskah yang kemudian dikenal dengan nama “Piagam Jakarta”, karena
ditandatangani di Jakarta. Usai menyampaikan naskah Piagam Jakarta tersebut,
kepada para pemimpin dan anggota BPUPK, Soekarno mengatakan:
2
Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, Jakarta (Gema Insani Press, 1997) hal 29.
4
“Di dalam preambule itu ternyatalah, seperti saya katakana tempo hari,
segenap pokok-pokok pikian yang mengisi dada Sebagian besar daripada
anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyosakai. Masuk di dalamnya ke-
Tuhanan, dan terutama sekali kewajiban umat Islam untuk menjalankan
syariat Islam masuk di dalamnya; kebulatan nasionalisme Indonesia,
persatuan bangsa Indonesia masuk didalamnya; kemanusiaan atau Indonesia
merdeka masuk di dalamnya; perwakilan permufakatan kedaulatan rakyat
masuk di dalamnya; keadilan sosial, sociale rechtvaardigheit, masuk di
dalamnya. Maka oleh karena itu, Panitia kecil penyelidik usul-usul
berkeyakinan bahwa inilah preambule yang bisa menghubungkan,
mempersatukan segenap aliran yang ada di kalangan anggota-anggota
Dokuritsu Zyunbi Tyosakai.”3
3
DR. Adian Husaini, Pancasila untuk Menindas Hak Konstitusional Umat Islam, Jakarta : (Gema
Insani, 2009), hal 37. (Husaini, 2009)
5
melakukan pemberontakan bersenjata, seperti yang dilakukan kelompok DI/TII.
Usaha mengembalikan kalimat tersebut juga dilakukan lewat jalur politik, di
mana dalam sidang-sidang konstituante di Bandung masa 1956-1959, sejumlah
partai yang berasaskan Islam memperjuangkan berlakunya Kembali syariat Islam
sebagai dasar negara Indonesia.
Sidang BPUPKI yang dilaksanakan pada kurun waktu 29 Mei 1945 hingga 1
Juni 1945 belum menetapkan ketiga usulan rumusan dasar negara tersebut
menjadi sebuah dasar dalam negara Indonesia. Pada saat itu pula dibentuk panitia
yang beranggota sembilan orang yang dikenal dengan sebutan ‘Panitia Sembilan’
Panitia sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno pada tanggal22 Juni 1945
berhasil merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian
dikenal dengan Piagam Jakarta (Djakarta Center) yang berisi, sebagai berikut:
6
Selanjutnya, dengan berbagai pertimbangan yang mencakupi, keragaman
suku bangsa, agama, budaya yang terdapat di Indonesia, dikeluarkan Peratuan
Presiden atau PP No. 12 tahun 1968 tertanggal 13 April 1968 mengenai Rumusan
Dasar Negara dalam negara Indonesia, dikemukakan Rumusan Pancasila yang
benar dan sah adalah rumusan yang tercantum di dalam pembukaan UUD
1945yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dengan rumusan sebagai
berikut:
Sedangkan Jakarta Charter (Piagam Jakarta) ialah cikal bakal dari rumusan
pancasila tersebut. Perbedaan Pancasila dan Piagam Jakarta adalah terletak pada
isinya yakni sila pertama apabila Piagam Jakarta pada sila pertamanya ialah
5
Jurnal Darsita, Sejarah Perumusan Pancasila dalam Hubungannya dengan Proklamasi, hlm. 10-11.
(Darsita)
6
Matroji. Sejarah. (Jakarta: Erlangga, 2009) , hal 22-25).
7
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya Sedangkan pada pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
Piagam Jakarta adalah naskah pembukaan (preambule) UUD 1945 yang
disiapkan untuk konstitusi Negara Indonesia merdeka. Setelah Bung Karno
menyampaikan usulannya, maka berakhir pula sidang pleno pertama BPUPKI.
Setelah itu, 38 orang melanjutkan pertemuan untuk membentuk panitia kecil
untuk merumuskan usulan Bung Karno dengan tetap memperhatikan semua
usulan yang berkembang dalam siding.
Kemudian tim perumus dibentuk sebanyak 9 orang, terdiri dari Bung Karno
(Ketua) dan 8 orang anggota, yakni Moh. Hatta, Moh. Yamin, Soebarjo ,AA
Maramis, Agus Salim, Abi Kusuno Tjopkrosujoso, Kahar Muzakir, dan Wahid
Hasyim. Dan membagi aspirasi kedalam tiga golongan:
Golongan nasionalis
Golongan netral agama
Golongan nasionalis muslim
B. Saran
Pada makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari
segi penulisan maupun isi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah yang akan datang.
Demikian penulisan makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis,
khususnya bagi pembaca
9
DAFTAR PUSTAKA
iii