Oleh :
Kelompok 5
Nama Anggota :
I Gusti Ayu Made Lina Adhiutami (37)
I Gusti Ayu Mirah Pradnyawati (24)
Ni Putu Novi Gayatri Dewi (39)
Kintan Surya Pranandari (38)
Ayudia Salwa (09)
Ni Luh Putu Sulistya Naswari (50)
Ni Putu Eka Dhiana Pratiwi (47)
Ni Luh Komang Sri Puspayanti (48)
Ni Ketut Juliawati (35)
Putu Ayu Erika Prameswari (42)
Jurusan : S.Tr Keperawatan/1 A
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menurahkan taufik dan hidayatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang berjudul atau bertemakan “Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa”. Tidak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik
kepada Bapak I Nyoman Bagiastra SH.,MH, selaku dosen mata kuliah Pancasila maupun
teman – teman sekalian yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari pihak yang terkait.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan
mengenai wawasan kebangsaan terutama Pancasila dalam arus sejarah bangsa. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................... 1
Tujuan Penulisan ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Periode Perumusan Pancasila .................................................... 2
2.2 Periode Pengesahan Pancasila …….......................................... 3
2.3 Sejarah Pancasila dalam Kejayaan Nasional ............................. 7
2.4 Pancasila dalam Kajian Sejarah Indonesia ................................ 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dari Saigon, ketiga tokoh itu, membentuk PPKI dengan anggota 21 orang, yaitu:
Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar Dinata,
Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap Cwan Bing, Muh.
Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan,
Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--
17). Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan sekutu
akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin
lemah. Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa
syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Konsekuensi dari menyerahnya Jepang
kepada sekutu, menjadikan daerah bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah
perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat menjangkau
wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang masih ditugasi sebagai
sekadar penjaga kekosongan kekuasaan. Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan
oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah
kalah dan tidak berkuasa lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera
mengambil keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu berupa
melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat rencana
kemerdekaan bangsa Indonesia.1
1
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.2013.: Materi Ajar Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
5
politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia. Perubahan situasi yang cepat itu
menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-
kawan sehingga terjadilah penculikan atas Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok,
tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB
menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta. Sampai detik ini, teks Proklamasi
yang dikenal luas adalah sebagai berikut:
Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara saksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 2605
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
6
2
Adapun alasan diperlukannya Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia:
1) Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut
sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik
dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan
tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan
Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural
dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.
Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-
agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama
tersebut menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi
tradisi dan kultur masyarakat Melayu, Minangkabau, dan Aceh tidak bisa
dilepaskan dari peran peradaban Islam. Sementara konstruksi budaya Toraja dan
Papua tidak terlepas dari peradaban Kristen. Demikian pula halnya dengan
konstruksi budaya masyarakat Bali yang sepenuhnya dibentuk oleh peradaban
Hindu.
2) Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan
nyata. Pancasila sebagai pandangan hidup, berarti nilai-nilai pancasila melekat
dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
Ketika pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka
seluruh nilai pancasila dimanifestasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan
dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah
2
Adam S, Cindy. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Gunung Agung, 1966
7
laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat
dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik
dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi
mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula dengan ideologi
bangsa. Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa
Indonesia kelima sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat
dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara
simultan. Di samping itu, proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi
kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang sangat beragam.
Meskipun demikian, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak
lama sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit, Sriwijaya,
Mataram, dan lain-lain yang memperlihatkan keunggulan peradaban di masa itu.
Nilai - nilai spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh
keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri. 3
3
Federick,W.H., dan Soeri Soeroto (Eds).2005.Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
8
2) Sumber Sosiologis Pancasila
Bentuk nyata nilai Pancasila secara sosiologis adalah nilai gotong royong dalam
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Contohnya kebiasaan
bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga maupun kerjasama
untuk keperluan umum di desa-desa.
3) Sumber Politis Pancasila
Nilai kerakyaratan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan dengan
pola kehidupan besama dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan
sebagaimana yang tercermin dalam sila keempat.4
4
Praptanto, Eko.2010. Sejarah Indonesia. Jakarta: PT Bina Sumber Daya MIPA
5
Diponolo.G.S.1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai Pustaka.
9
Buddha
Pada masa Kerajaan Sriwijaya banyak nilai-nilai pancasila yang sudah
berkembang seperti, adanya pemerintahan yang sudah terstruktur seperti
pemerintahan jaman sekarang. Selain itu sriwijaya juga sebagai pusat
pengembangan agama hindu pada saat itu.selain itu pada saat itu sriwijaya juga
sudah memiliki nilai-nilai yaitu:
1. Nilai Ketuhanan Pusat agama Budha di Asia Tenggara.
2. Nilai Kemanusiaan Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk
3. Nilai Persatuan Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara
4. Nilai Kerakyatan Rakyat makmur.
5. Nilai Keadilan Tidak membedakan latar belakang
Hindu Buddha
Nilai – Nilai Pancasila Dalam Zaman Kerajaan Hindu-Budha Istilah
Pancasila pertama di temukan dalam buku “ Sutasoma ” karya Mpu Tantular
pada zaman kerajaan Majapahit.
Selain itu, nilai-nilai Pancasila juga telah ada pada zaman Kerajaan terbukti
dengan adanya nilai persatuan dan kesatuan antar umat beragama, nilai sosial
politik, nilai persatuan yang terjadi, nilai keadilan sosial, dan nilai lainnya yang
terjadi pada zaman kerajaan kerajaan dahulu. 6
6
Abdulgani, roeslan.1979.Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ida Ayu.
10
Sila ke-4
Sistem musyawarah yang diperkenalkan Islam untuk mengatasiqsuatu
persengketaan.
Sila ke-5
Keadilan bagi seluruh umat merupakan hakekat Islam itu sendiriq semenjak
dikenalkan sampai sekarang.7
Lima prinsip ini berbeda rumusannya dengan rumusan yang terdapat dalam
bagian pembukaan UUD yang ditetapkan tahun 1945.8
7
Rahman, Rasyid Abd. 2017. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya. Perkembangan Islam di Indonesia masa Kemerdekaan
(Suatu kajian historis. Volume 12, Hlm,117-125.
DOI:http://dx.doi.org/10.34050/jbl.v12i2.3054.
8
Sulis.2017.Pancasila dan Wawsan Nusantara.Yogyakarta: Indoeduka.
11
Piagam Jakarta. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan masyarakat Indonesia yang berada di bagian timur.
Orde lama berlangsung antara 1959 – 1966. Pada saat itu pancasila banyak
disebut dan dikemukakan oleh Ir. Soekarno, dan beliau mengenalkan pancasila
sebagai landasan idiil dan pemerintahan yang berdasar pada UUD 1945 sebagai
landasan strukturl dari tujuan revolusi Indonesia. Pancasila banyak ditampilkan
pada saat membahas mengenai kepribadian nasional. Dalam pandangan
kebangsaan, dikemukakan kritik – kritik terhadap liberalisme dan gerakan
separatisme.
9
Federick,W.H., dan Soeri Soeroto (Eds).2005.Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
12
sebagai bagian dari orde baru selanjutnya bis menerima pancasila. Bangsa Indonesia
pada akhirnya mengakui bahwa pancasila adalah produk sejarah bangsa, warisan
jenius pendiri bangsa, idealitas dan fleksibilitas untuk terus berada dalam diri bangsa
Indonesia. 10
10
Rahman, Arif,Irwan Abdullah, Djoko Surjo.(2012, November).Wacana Pancasila dalam era Reformasi,Jurnal Pemikiran
Sosiologi, Vol. 1, No.2 Hlm,, 21-38.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15