Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“ PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA“

Oleh :
Kelompok 5
Nama Anggota :
I Gusti Ayu Made Lina Adhiutami (37)
I Gusti Ayu Mirah Pradnyawati (24)
Ni Putu Novi Gayatri Dewi (39)
Kintan Surya Pranandari (38)
Ayudia Salwa (09)
Ni Luh Putu Sulistya Naswari (50)
Ni Putu Eka Dhiana Pratiwi (47)
Ni Luh Komang Sri Puspayanti (48)
Ni Ketut Juliawati (35)
Putu Ayu Erika Prameswari (42)
Jurusan : S.Tr Keperawatan/1 A

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menurahkan taufik dan hidayatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang berjudul atau bertemakan “Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa”. Tidak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik
kepada Bapak I Nyoman Bagiastra SH.,MH, selaku dosen mata kuliah Pancasila maupun
teman – teman sekalian yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari pihak yang terkait.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan
mengenai wawasan kebangsaan terutama Pancasila dalam arus sejarah bangsa. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, 22 Agustus 2019

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................... 1
Tujuan Penulisan ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Periode Perumusan Pancasila .................................................... 2
2.2 Periode Pengesahan Pancasila …….......................................... 3
2.3 Sejarah Pancasila dalam Kejayaan Nasional ............................. 7
2.4 Pancasila dalam Kajian Sejarah Indonesia ................................ 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………...…………. 12
3.2 Saran ………………………………………………...………... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai beberapa nilai
yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai contoh Percaya kepada Tuhan dan
toleran, Gotong royong, Musyawarah, Solidaritas atau kesetiakawanan sosial dan
sebagainya. Nilai-nilai Pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan
Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis), merupakan
penyebab lahirnya negara. Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia,
memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Problematika yang terjadi di Indonesia seperti tindak korupsi, terorisme bahkan


dewasa ini, fenomena materialisme, pragmatisme, dan hedonisme makin menggejala
dalam kehidupan bermasyarakat. Paham-paham tersebut mengikis moralitas dan akhlak
masyarakat, khususnya generasi muda. Mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet
kepemimpinan agar tidak mudah terpengaruh oleh paham asing yang negatif. Serta, agar
mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam latar belakang diatas, yaitu :
1) Apakah Periode Perumusan Pancasila ?
2) Bagaimana Periode Pengesahan Pancasila ?
3) Bagaimana Sejarah Pancasila dalam Kejayaan Nasional ?
4) Bagaimana Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang kami tulis, yaitu :
1) Untuk mengetahui Periode Perumusan Pancasila
2) Untuk mengetahui Periode Pengesahan Pancasila
3) Untuk mengetahui Sejarah Pancasila dalam Kejayaan Nasional
4) Untuk mengetahui Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Periode Perumusan Pancasila


Hal terpenting yang mengemukakan dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16
Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian
dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal
pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat. Piagam Jakarta itulah terdapat
rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di
kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan. Ketika
para pemimpin Indonesia sibuk mempersiapkan kemerdekaan menurut skenario Jepang,
secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah satu penyebab terjadinya
perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang terhadap Sekutu. Peristiwa itu
ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Sehari
setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan Jepang di Jakarta
mengeluarkan maklumat yang berisi:
(1) Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi
Indonesia (PPKI),
(2) Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19
Agustus 1945, dan 54
(3) Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan. Esok paginya, 8 Agustus
1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal Terauchi (Penguasa Militer
Jepang di Kawasan Asia Tenggara) yang berkedudukan di Saigon, Vietnam
(sekarang kota itu bernama Ho Chi Minh). Ketiga tokoh tersebut diberi kewenangan
oleh Terauchi untuk segera membentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi
Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang 7 Agustus 1945 tadi. Sepulang

4
dari Saigon, ketiga tokoh itu, membentuk PPKI dengan anggota 21 orang, yaitu:
Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar Dinata,
Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap Cwan Bing, Muh.
Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan,
Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--
17). Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan sekutu
akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang semakin
lemah. Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa
syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Konsekuensi dari menyerahnya Jepang
kepada sekutu, menjadikan daerah bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah
perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat menjangkau
wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang masih ditugasi sebagai
sekadar penjaga kekosongan kekuasaan. Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan
oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah
kalah dan tidak berkuasa lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera
mengambil keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu berupa
melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat rencana
kemerdekaan bangsa Indonesia.1

2.2 Periode Pengesahan Pancasila


Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno,
Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia
Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana
yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan pada Agustus 1945 Jepang menyerah
kepada Sekutu tanpa syarat. Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman
kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang mendesak
agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena mereka tanggap
terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Para pemuda sudah mengetahui
bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak memiliki kekuasaan secara

1
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.2013.: Materi Ajar Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

5
politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia. Perubahan situasi yang cepat itu
menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-
kawan sehingga terjadilah penculikan atas Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok,
tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB
menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta. Sampai detik ini, teks Proklamasi
yang dikenal luas adalah sebagai berikut:

Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara saksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 2605
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan kelengkapan


kehidupan bernegara, seperti: Dasar Negara, Undang-Undang Dasar, Pemimpin negara,
dan perangkat pendukung lainnya. Putusanputusan penting yang dihasilkan mencakup
hal-hal berikut:
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945) yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI
dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah
tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29 Agustus 1945
dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo. Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD
1945 adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

6
2
Adapun alasan diperlukannya Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia:
1) Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut
sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik
dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan
tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan
Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural
dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.
Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-
agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama
tersebut menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi
tradisi dan kultur masyarakat Melayu, Minangkabau, dan Aceh tidak bisa
dilepaskan dari peran peradaban Islam. Sementara konstruksi budaya Toraja dan
Papua tidak terlepas dari peradaban Kristen. Demikian pula halnya dengan
konstruksi budaya masyarakat Bali yang sepenuhnya dibentuk oleh peradaban
Hindu.
2) Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan
nyata. Pancasila sebagai pandangan hidup, berarti nilai-nilai pancasila melekat
dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
Ketika pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka
seluruh nilai pancasila dimanifestasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan
dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah

2
Adam S, Cindy. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Gunung Agung, 1966

7
laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat
dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik
dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi
mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula dengan ideologi
bangsa. Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa
Indonesia kelima sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat
dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara
simultan. Di samping itu, proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi
kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang sangat beragam.
Meskipun demikian, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak
lama sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit, Sriwijaya,
Mataram, dan lain-lain yang memperlihatkan keunggulan peradaban di masa itu.
Nilai - nilai spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh
keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri. 3

4) Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa


Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa).
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

Adapun penjelasan tentang pancasila sebagai sumber Historis, Sosiologis,


Politis dalam arus sejarah bangsa Indonesia :
1) Sumber Historis Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan
dahulu dalam adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Contohnya, Sila Ketuhanan sudah ada sejak zaman
dahulu meskipun dalam praktik pemujaan terdapat keanekaragaman tetapi
pengakuan tentang adanya Tuhan telah diakui seperti kepercayaan kepada
kekuatan supranatural.

3
Federick,W.H., dan Soeri Soeroto (Eds).2005.Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta:
Pustaka LP3ES.

8
2) Sumber Sosiologis Pancasila
Bentuk nyata nilai Pancasila secara sosiologis adalah nilai gotong royong dalam
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Contohnya kebiasaan
bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga maupun kerjasama
untuk keperluan umum di desa-desa.
3) Sumber Politis Pancasila
Nilai kerakyaratan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan dengan
pola kehidupan besama dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan
sebagaimana yang tercermin dalam sila keempat.4

2.3 Sejarah Pancasila dalam Kejayaan Nasional


Sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam mencapai cita – cita kemerdekaan
berlangsng berabad – abad. Sejarah perumusan Pancasila erat kaitannya dengan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pancasila memiliki sejarah dari berbagai masa sebelum
pancasila dibentuk sebagai Ideologi bangsa Indonesia.
Keberadaan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara
historis sejak adanya sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini
dapat ditemukan dengan adanya peninggalan peninggalan sejarah pada masa kerajaaan.
Terbukti dengan ditemukannya beberapa prasasti, candi, dan yupa. Selain itu nilai nilai
pancasila ditemukan juga dengan adanya persatuan dan kesatuan antar umat beragama .5

1) KERAJAAN HINDU – BUDHA


 Hindu
Berkembang di zaman majapahit, bahkan seorang bawahan kekuasaannya Pasai
beragama Islam.
a) Nilai Musyawarah Mufakat Raja hayam wuruk senantiasa berhubungan dan
membuat suatu kesepakatan dengan perundingan.
b) Nilai Toleransi Umat Beragama Ditunjukan dengan beragamnya jenis
agama di majapahit, dan mereka hidup rukun.
c) Nilai Pancasila Bhineka Tunggal Ika jelas merajuk pada hakekat pancasila
sebagai pemersatu negeri

4
Praptanto, Eko.2010. Sejarah Indonesia. Jakarta: PT Bina Sumber Daya MIPA
5
Diponolo.G.S.1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai Pustaka.

9
 Buddha
Pada masa Kerajaan Sriwijaya banyak nilai-nilai pancasila yang sudah
berkembang seperti, adanya pemerintahan yang sudah terstruktur seperti
pemerintahan jaman sekarang. Selain itu sriwijaya juga sebagai pusat
pengembangan agama hindu pada saat itu.selain itu pada saat itu sriwijaya juga
sudah memiliki nilai-nilai yaitu:
1. Nilai Ketuhanan Pusat agama Budha di Asia Tenggara.
2. Nilai Kemanusiaan Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk
3. Nilai Persatuan Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara
4. Nilai Kerakyatan Rakyat makmur.
5. Nilai Keadilan Tidak membedakan latar belakang

 Hindu Buddha
Nilai – Nilai Pancasila Dalam Zaman Kerajaan Hindu-Budha Istilah
Pancasila pertama di temukan dalam buku “ Sutasoma ” karya Mpu Tantular
pada zaman kerajaan Majapahit.
Selain itu, nilai-nilai Pancasila juga telah ada pada zaman Kerajaan terbukti
dengan adanya nilai persatuan dan kesatuan antar umat beragama, nilai sosial
politik, nilai persatuan yang terjadi, nilai keadilan sosial, dan nilai lainnya yang
terjadi pada zaman kerajaan kerajaan dahulu. 6

2). KERAJAAN ISLAM


Nilai – Nilai Pancasila Dalam Zaman Kedatangan Islam.
 Sila ke-1
Pada masa kedatangan Islam bangsa Indonesia sudah dikenalkanq kepada
Tuhan yang esa (tunggal)
 Sila ke-2
Dihapuskannya sistem kasta dan perbudakan dalam masa walisongoq
 Sila ke-3
Usaha mempersatukan negeri oleh penyebar agama islam. Salahq satunya saat
walisongo menyebar ke daratan jawa untuk mensyiarkan tentang Islam.

6
Abdulgani, roeslan.1979.Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ida Ayu.

10
 Sila ke-4
Sistem musyawarah yang diperkenalkan Islam untuk mengatasiqsuatu
persengketaan.
 Sila ke-5
Keadilan bagi seluruh umat merupakan hakekat Islam itu sendiriq semenjak
dikenalkan sampai sekarang.7

2.4 Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

1) DINAMIKA PANCASILA PADA AWAL KEMERDEKAAN


Pancasila mulai dikenal ketika diterbitkannya buku bertajuk Lahirnya
Pancasila, Bung Karno Menggembleng Dasar Negara. Pancasila sebagai arus
sejarah bangsa Indonesia telah mengalami dinamika yang kaya dan penuh tantangan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 pancasila disahkan oleh PPKI sebagai dasar resmi
negara kebangsaan Indonesia. Namun, jauh sebelum periode pada saat pengusulan
Pancasila, cikal bakal lahirnya ideologi bangsa sebenarnya lahir dari rasa
nasionalisme yang menjadi pembuka menuju pintu gerbang kemerdekaan bangsa
Indonesia.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Prikemanusian.
c. Kebangsaan.
d. Kerakyatan.
e. Keadilan Sosial

Lima prinsip ini berbeda rumusannya dengan rumusan yang terdapat dalam
bagian pembukaan UUD yang ditetapkan tahun 1945.8

2) PANCASILA PADA ERA KEMERDEKAAN

Dalam sejarah bangsa Indonesia tercatat bahwa rumusan Pancasila yang


disahkan PPKI memiliki perbedaan dengan rumusan Pancasila yang terdapat dalam

7
Rahman, Rasyid Abd. 2017. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya. Perkembangan Islam di Indonesia masa Kemerdekaan
(Suatu kajian historis. Volume 12, Hlm,117-125.

DOI:http://dx.doi.org/10.34050/jbl.v12i2.3054.
8
Sulis.2017.Pancasila dan Wawsan Nusantara.Yogyakarta: Indoeduka.

11
Piagam Jakarta. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan masyarakat Indonesia yang berada di bagian timur.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta kemudian disahkan oleh


sidang PPKI, setelah terlebih dahulu dihapus 7 kata dari kalimat “ Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya” , diubah
menjadi “ketuhanan yang Maha Esa”. 9

3) DINAMIKA PANCASILA PADA ORDE LAMA

Orde lama berlangsung antara 1959 – 1966. Pada saat itu pancasila banyak
disebut dan dikemukakan oleh Ir. Soekarno, dan beliau mengenalkan pancasila
sebagai landasan idiil dan pemerintahan yang berdasar pada UUD 1945 sebagai
landasan strukturl dari tujuan revolusi Indonesia. Pancasila banyak ditampilkan
pada saat membahas mengenai kepribadian nasional. Dalam pandangan
kebangsaan, dikemukakan kritik – kritik terhadap liberalisme dan gerakan
separatisme.

4) DINAMIKA PANCASILA PADA ORDE BARU


Pada peringatan hari lahir pancasila Presiden Soeharto mengatakan,
“Pancasila makin banyak mengalami ujian zaman dan makin bulat tekad kita
mempertahankan pancasila.” Presiden Soeharto mengatakan bahwa pancasila
sebagai pegangan hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia tidak loyo. Pada
saat itu demokrasi semakin gencar mengkritik taktik pemerintah orde baru yang
tidak transparan dan otoriter, korupsi dan manipulasi. Politik yang sekaligus
mengkritik praktik pancasila. Meski demikian kondisi ini bertahan sampai dengan
lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
5) DINAMIKA PANCASILA PADA ERA REFORMASI
Era reformsi tahun 1998 lahir dengan semangat menghapuskan pengalaman –
pengalaman buruk pada orde baru. Semangat reformasi justru ingin kembali dan
menegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI, tetapi juga tidak ingin
memperlakukan pancasila sebagai alat legitimasi kekuasaan. Dengan demikian, era
reformasi yang pada awalnya “ Mendeskreditkan” pancasila karena dianggap

9
Federick,W.H., dan Soeri Soeroto (Eds).2005.Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta:
Pustaka LP3ES.

12
sebagai bagian dari orde baru selanjutnya bis menerima pancasila. Bangsa Indonesia
pada akhirnya mengakui bahwa pancasila adalah produk sejarah bangsa, warisan
jenius pendiri bangsa, idealitas dan fleksibilitas untuk terus berada dalam diri bangsa
Indonesia. 10

10
Rahman, Arif,Irwan Abdullah, Djoko Surjo.(2012, November).Wacana Pancasila dalam era Reformasi,Jurnal Pemikiran
Sosiologi, Vol. 1, No.2 Hlm,, 21-38.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau semuanya bermuara pada


masa yang akan datang. Semua aktivitas pada manusia pada masa lampau berkaitan
dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan
masa sebelumnya. Negara Indonesia dibangun berdasarkan pada suatu landasan atau
pijakan yaitu pancasila. Pancasila dalam kedudukannya merupakan dasar pijakan
penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan Negara Republik Indonesia. Dengan
demikian, kejadian-kejadian penting tersebut merupakan tonggak sejarah perjuangan
bangsa indonesia.

3.2 Saran

Pancasila dalam arus sejarah bangsa menggambarkan identitas bangsa


indonesia. Pengamalan nilai-nilai pancasila hendaknya diterapkan secara utuh oleh
masyarakat indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dikalangan
mahasiswa karena mahasiswa agent of change dalam kehidupan bermasyarakat yang
mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai
pancasila dapat meminimalisir konflik perbedaaan dan menyatukan bangsa indonesia
dalam kesatuan yang utuh sehingga menggambarkan identitas suatu bangsa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, roeslan.1979.Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ida Ayu.


Adam S, Cindy. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Gunung Agung,
1966.
Asmaroini, Ambiropuji.2017. Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi
Masyarakat di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarnegaraan,Vol. 1, No.2,
Hlm, 50-64.
Diponolo.G.S.1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.2013.:
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Federick,W.H., dan Soeri Soeroto (Eds).2005.Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan
Sesudah Revolusi. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Lensa Budaya, Vol. 12, Oktober 2017. Edisi Khusus Persembahan untuk Edward E
Poelinggomang.
ISSN:0126-351X.
Praptanto, Eko.2010. Sejarah Indonesia. Jakarta: PT Bina Sumber Daya MIPA.
Rahman, Arif,Irwan Abdullah, Djoko Surjo.(2012, November).Wacana Pancasila dalam era
Reformasi,Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 1, No.2,Hlm, 21-38.
Rahman, Rasyid Abd. 2017. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya. Perkembangan Islam di
Indonesia masa Kemerdekaan (Suatu kajian historis. Volume 12, Hlm, 117-125.
DOI:http://dx.doi.org/10.34050/jbl.v12i2.3054.
Sulis.2017.Pancasila dan Wawsan Nusantara.Yogyakarta: Indoeduka.
Sukadi. (2009). Pemahaman Pancasila. Pemahaman dan Orientasi Nilai Pancasila
Mahasiswa sebagai Wahana Pendidikan Karakter Bangsa, 306. Kode Jurnal:
jppendidikandd100084
Surojo, Djoko. (2012, November). Studi Kebudayaan Terhadap Psang Surut Wcana Pancasila
dalam Kontestasi Kehidupan, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol.1 No,2.Hlm, 21 - 38
Untari, Sri. 2012. “Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, dan Bernegara” dalam
Margono (Ed). Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan. Malng
: UNM (UM Press)
Winarno.2016.Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta:PT Bumi Aksara Group

15

Anda mungkin juga menyukai