Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROSES PERUMUSAN PANCASILA dan UNDANG – UNDANG DASAR 1045

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu:

Nurwinsyah Rohmaningtyas, S.H.I., M.,SEI

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Defina Puspita Sari (22051111)

2. A. Zulfikar A. (22051111)

3. Teguh Dwi Romadlon (22051017)

4. Femy Anggi Puji L. (22051111)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


 
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang
mana telah mencurahkan Nikmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Tak lupa,
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW. Semoga kita semua mendapatkan  syafa’at  di  yaumul  akhir.  Kami  bersyukur 
kepada  Allah  SWT  yang  telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas presentasi mata kuliah PANCASILA dengan membuat
makalah yang berjudul "PROSES PERUMUSAN PANCASILA dan UNDANG –
UNDANG DASAR 1045"

Ucapan terima kasih tak lupa kami tujukan kepada Bapak NURWINSYAH
ROHMANINGTYAS, S.H.I.,M.,SEI selaku dosen mata kuliah PANCASILA dan
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini dapat dikatakan jauh dari kesempurnaan
dan banyak kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, kami perlu kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
 
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
 
 
Lamongan, 24 Oktober 2022
 
 
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG...................................................................................................... 4
A. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 5
B. TUJUAN....................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia................................6

B. Usul Perorangan Tentang DasarNegara.................................................................... 6


C. Usul Kelompok Islam dan Kebangsaan Tentang Dasar Negara ............................ 8
D. Peristiwa Rengasdengklok.......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia bergelaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan
Nasional 1908 di pelopori oleh Dr. Wahidin Sodirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan
inilah yang merupakan awal gerakan nasional untukmewujudkan suatu bangsa yang memiliki
kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo yang di dirikan pada 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor
pergerakan nasional, sehingga setelah itu muncula h organisasi - organisasi pergerakan lainnya,
sepert Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909, yang kemudian dengan cepat mengubah
bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam(SI)
/ tahun *+ ++/ diba"ah '.3.S4okroaminoto, %ndis(he Partij *+ +5/, yang dipimpin oleh Tiga
Serangkai yaitu 6Dou"es Dakker, 4ipto Mangunkusumo, Su"ardi
Surya diningrat *yang kemudian lebih dikenal dengan nama! i'ajarde" antoro/.Sejak semula
partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak berumur panjang k a r e n a pimpinannya
dibuang ke luar negeri *+ +5/.D al a m si tuasi yang men ggon(a ngkan i tu mun(ula h Parta i
Nasi onal%ndonesia *PN%/ *+ 27/ yang dipelopori oleh Soekarno,
4iptomangunkusumo,Sartono dan tokoh lainnya. Mulailah kini perjuangan %ndonesia
dititikberatkanpada kesatuan nasional dengan tujuan yang j elas yaitu %ndonesia merdeka.
Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yan g jelas, kemudian diikuti dengantampi l nya go
longan pemu da yang tokoh tokohnya anta ra lain 6 M. Yamin,0ongsonegoro, !un(oro Purbap
ranoto, serta tokoh tokoh pemuda lainnya.Perjuangan rintisan !esatuan
Nasional kemudian

Sumpah Pemuda tanggal 2 Oktober + 2 , yang isinya satu baha s a, satu bang sa dan satu
ta nah air%ndonesia. 8agu %ndonesia 9aya pada saat ini pertama kali dikumandangkan
dansekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.Pada masa ini perjuangan
juga dilakukun se(ara kooperasi, antara lainmun(ulnya patindo dan parinda. Pada saat ini mun(ul
pula &raksi baru
dalam:olksraad yang diketuai olh M. 'usni Th amrin, yai tu ;ra ksi N a si onal yang men urut
jaminan kemerdeka an nasional, selai n i tu j ugaa me nurut adanyapelarangan sekolah s"asta.
$ntuk nanti mun(ul Petisi Sutarjo yang menuntutperbaikan %ndonesia serta "akil %ndonesia di
<olksraad. Tetapi tuntutan ini ditolakoleh pemeri n tah #elan da sehingga melahirkan 1)P% yang
tidak mendapa

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tentang BPUPKI ?
2. Bagaimana usulan perorangan tentang Dasar Negara?
3. Bagaimana usulan kelompok Islam dan kebangsaan tentang Dasar Negara?
4. Bagaimana Peristiwa Rengasdengklok?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang BPUPKI
2. Untuk mengetahui tentang usulan perorangan Dasar Negara
3. Untuk mengetahui tentang usulam kelompok Islam dan kebangsaan Dasar Negara
4. Untuk mengetahui peristiwa Rengasdengklok
BAB II PEMBAHASAN

A. BPUPKI
Pembentukan BPUPKI merupakan lanjutan dari pengumuman Panglima Balatentara Dai
Nippon di Jawa yang pada 1 Maret 1945, Saikoo Sikikan, Panglima Balatentara Dai Nippon
di Jawa, mengeluarkan pengumuman yang berisi rencana pembentukan badan untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan. Pembentukan BPUPKI pada 29 April 1945
ditandai dengan dikeluarkanya Maklumat Gunseikan (Komandan Angkatan Darat Jepang)
Nomor 23 tentang pembentukan Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai yang (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 1
Berita kemerdekaan Indonesia disambut dengan gembira oleh masyarakat Indonesia.
Kalangan nasionalis Islam yang sudah lama menginginkan kemerdekaan, menunggu janji –
janji Jepang. Keinginan kaum nasionalis ini mulai dilakukan ketika dibentuk BPUPKI oleh
pemerintah Jepang. Maka persiapan ini mulai dimanfaatkan dan dijalankan sebaik – baiknya
oleh kaum Nasionalis Islam.
Dokuritu Zyunbi Tyosa Kai sering diterjemahkan sebagai Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI memiliki dua masa sidang, yaitu
masa sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan masa sidang kedua
pada tanggal 10 juli 1945 sampai 17 juli 1945.2

Dipersidangan ini kaum nasionalis mulai merumuskan ideologi dan dasar negara bangsa
Indonesia. Badan Penyelidik diumumkan oleh Jepang nama-nama para anggota.
Kebanyakan berasal dari pulau Jawa, tetapi terdapat beberapa dari Sumatra, Maluku,
Sulawesi dan beberapa orang Peranakan Eropa, Cina, Arab. Semuanya itu bertempat tinggal
di Jawa.3

Anggota BPUPKI membentuk Konstitusi Pemerintahan Indonesia yang ideal.


Pembicaraan diawali dengan pembahasan mengenai Dasar-dasar Negara. Sebagian besar
anggota BPUPKI memberikan gagasan terkait dasar Negara yang akan dibentuk.BPUPKI
diketuai oleh Radjiman Wediodingrat. Didampingi dengan dua orang wakil ketua, yaitu
Yasuo Ichibangase (anggota istimewa, orang Jepang) dan Raden Pandji Doeroso yang
sekaligus merangkap sekretaris.
Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI secara formil, termuat dalam Maklumat
Gunseikan nomor 23 tanggal 29 mei 1945, dilihat dari latar belakang dikeluarnya Maklumat
No. 23 itu adalah karena kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat
terancam. Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI
bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa
kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat Indonesia, dan yang kedua, untuk
melaksanakan politik kolonialnya.

1 Ahmad Basarah, Bung Karno Islam Dan Pancasila (Jakarta : Konpress, 2017), P. 23.
2 Aris Hardianto, Autentisitas Sumber Sejarah Pancasila Dalam Masa Sidang Pertama Badan Untuk Menyelidiki Usaha – Usaha Persiapan
Kemerdekaan Tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945, Jurnal Konstitusi, Vol. 3, No. 1 (2016), P. 44 3 Kaelan, M.S, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta
: Paradigma, 2004), P. 36. 4 Op. Cit. Matorji (2009)., hal. 35
B. Usulan Perorangan Dasar Negara

1. Sidang tanggal 29 Mei 19454, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik
Indonesia, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan dan
5. Kesejahteraan Rakyat”.
2. Sidang tanggal 31 Mei 1945,5 Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau
namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah dan
5. Keadilan Sosial.
3. Sidang tanggal 1 Juni 19456, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai
rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang beliau namakan “Indonesia",
yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan
oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah “Pancasila” masih menurut beliau
bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi “Trisila”.
(Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang
Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas
kembali dinamakannya sebagai “Ekasila” (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”,
ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan
mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada
dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan
BPUPK yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1
Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

C. Usulan kelompok Islam dan kebangsaan Dasar Negara


D. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang diterapkan


oleh sejumlah pemuda (a.l.) Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, sebagai kemudian
didesak supaya mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan
terjadinya kesepakatan sela golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad
Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berganti pendirian.
Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan sudah menyusun rencana sebagai merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang sudah direncanakan tidak sukses dijalankan karena tidak semua
babak PETA mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno
dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang sudah
menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah
Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa telah tersedia sebuah acara yang
akan disediakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah bersiap-siap, sebagai menghindari
kericuhan, sela penonton-penonton masa terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah
Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di
rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang
di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan sebagai proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim sebagai berunding
dengan pemuda-pemuda yang telah tersedia di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto
hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo
ke Rangasdengklok sebagai menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad
Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta sebagai membacakan
proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut
sampai di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi
dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti
Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor
Kepala Agen Tingkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sekretariat Negara RI 1995. Risalah Sidang BPUPKI 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. Jakarta:
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Nadiroh. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif tentang Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah, Kemajuan dalam ilmu sosial, Pendidikan dan penelitian
Humaniora, volume 251 Dasar,294.

Anda mungkin juga menyukai