Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KETUHANAN YANG MAHA ESA

Disusun oleh:

Ketua : MUH AAN APRIANSYAH (22660055)

Sekretaris : MUH. HAIKAL RAMADANI (22660039)

Anggota : DIYARANI SALAM (22660037)

: RAHMAD.D (22660031)

: BOJEZ (22660052)

: AISYA (22660043)

PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

KOTA BAUBAU

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala atas

segala limpahan rahmat dan karunianya alhamdulillah makalah yang berjudul

KETUHANAN YANG MAHA ESA dapat terselesaikan dengan cepat dan dengan

segala kekurangan yang ada, shalawat serta sallam kita anturkan kepada junjungan

kita baginda nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam beserta keluarga dan

sahabat-sahabatnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5

D. Manfaat Penulisan...........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

1. Proses susunan sila pertama............................................................................6

2. makna sila pertama.........................................................................................10

3. Hubungan agama dan negara Negara.............................................................13

4. membumikan Sila pertama.............................................................................17

BAB III..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18
A.Kesimpulan.....................................................................................................18

B.Saran...............................................................................................................19

Dartar pustaka........................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejak bergulirnya revormasi pancasila nyaris tidak lagi tampil dalam

berbagai wacana, baik dalam forum-forum diskusi, seminar, maupun dalam

program-program pemerintah. Undang-undang nasional pun dalam pasal 37

ayat 2 tidak menyebutkan pendidikan pancasila. Ia hanya menyebutkan

pendidikan kewarganegaraan,agama, dan bahasa. Hal ini merupakan indikasi

bahwa pancasila dalam funfsi sebagai dasar negara dilupakan, sehingga

secara gradual akan menghilangkan komitmen bangsa untuk menggunakan

sebagaima kehidupan yang ditegaskan dalam UUD1945 ssebagai dasar dan

arah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelahiran perkembangan pancasila

sejak disiapkan untuk diusulkan sebagai dasar falsafah negara hingga saat

disah kan pada tanggal 18 agustus 1945.Semuanya berlangsung pada forum

politik, bukan dalam ilmiah dimana tesis-tesis ilmiah digunakan sebagai dasar

argumentasinya. Dalam forum politik itulah himbauhan politik

dikumandangkan kesepakatan politik yang sangat fungdamental bagi dasar

dan arah kehidupan kemerdekaan meneju masa depan yang menjadi cita-cita

bersama. Keberadaan pancasila sebagai dasar negara republic Indonesia yang

telah menempuh setengah perjalanan setengah abad dan telah mengalami

pasang surutnya perjalanan RI, bukan merupakan dasar negara yang lahir
tanpa mengalami perdebatan, baik pada zaman orda lama, orda baru, maupun

pada masa reformasi saat ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diketahui rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses sila pertama?

2. Apa makna sila pertama?

3. Bagaimana hubungan sila pertama dengan agama dan Negara?

4. Bagaimana membumikan sila pertama?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui bagaimana proses sila pertama, apa itu sila pertama,

bagaimana hubungan sila pertama dengan agama dan negara dan bagaimana

membumikan sila pertama.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat utama dari penysunan makalah ini adalah sebagai berikut:


Menjadi pribadi yang paham akan Pancasila serta membentuk karakter

yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Proses susunan sila pertama

Susuai dengan undang-undang nomer:1 tahun 1942 yang dikeluarkan

pada tanggal 7 maret 1942 yaitu sebelum pemerintahan hindia belnda

menyerah,dinyatakan bahwa kedatanagn bala tentaranipon untuk memperbaiki

nasib rakyat Indonesia yang diannggap sebangsa dan seketurunan dengan

bangsa jebang .daerah pemerintahan di Indonesia di bagi bagi tidak lagi

sebagai satu pemerintahan,melainkan kedalam beberapa wilayah,bentuk jawa

dan Madura pusatnya di Batavia untuk Sumatra bukit tinggi.sehari setelah

pengurus BPUPKI di lantik,maka badan ini mulai mengadakan siding-sidang di

bawah pimpinannya,yaitu dr.KRP Retjiman Wediyonnigrat.persidangan

BPUKPI di bagi menjadi 2 masa persidangan,yaitu masaa persidangan 1 yang

berlangsung pada tanggal 29 mei-1 juni 1940,dan persidangan kedua

berlangsung dari tanggal 10-16 juni 1945,yang diselengarakan di gedung

Tyuoo sangi-in (sekarang gedung pejambon) Jakarta.

a) masa persidangan 1
masa persidangan 1 yang berlangsung selama 4 hari dari 29 mei-1

juni 1945 merupakan masa siding pleno yang dipimpin secara

langsung oleh ketua BPUKI.ketua BPUKI meminta kepada para

anggotanya untuk memberikan pandangan-pandangannya tentang

dasar Indonesia merdeka.adapun pembicara pertama dalam siding ini

di isi oleh Muhammad yamin,ia mengajukan usulan (lisan) mengenai

dasar Negara kebangsaan yang rumusanya terdiri atas lima(5):

1. Peri kebangsaan

2. Peri kemanusiaan

3. Peri ketuhana

4. Peri kerakyatan

5. Kesejahteraan rakyat

Yang disusul kemudian dengan usulan tertulis mengenai dasar Negara

kebangsaan tersebut dengan rumusan sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil

dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyak Indonesia

Selanjutnya dalam persidangam 1 hari kedua 30 juni 1945,

pembicaranya adalah dari tokoh-tokoh islam, yaitu Ki Bagous


Hadikoesoemo dan KH Wachid Hasyim, yang mengusulkan dasar

Negara islam, namun tanpa menyampaikan sesuatu perumusan.

Kemudian dalam persidangan 1 hari ketiga tanggal 31 mei 1945,

pembicara utama Soepomo, yang didalam pidatonya menyampaikan

pandangan tentang dasar Negara kebangsaan, yaitu melaui aliran

pikiran Negara integralistik. Dalam kaitan ini tidak dijumpai adanya

perumusan dasar negar yang lima dari Sopoemo, kecuali dalam buku

karangan Nugraha yang berjudul: “Proses perumusan Sila Dasar

Negara” yang sumbernya dikutip dari buku Muhammad Yamin.

Terdapat rutunan rumusan 5 (lima) dasar Negara usulan Soepomo

sebgai berikut:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Dalam Keimbangan lahir batin

4. Kemusyawaraan

5. Keadilan rakyat

Akhirnya persidangan 1 hari keempat/terakhir tanggal 1 juni 1945

pembicaranya adalah Soekarno ( Bung karno) yang juga mengusulkan

dasar Negara kebangsaan dengan menyampaikan rumusan yang diberi

nama Pancasila yaitu terdiri dari:

1. Kebangsaan_nasionalisme

2. Perikemanusiaan_internasionalisme
3. Mufakat_democrati

4. Keadilan sosial

5. Ke_tuhanan yang maha esa

Menurut Bung karno, klima sila ini bila diperas menjadi Tri sila, yaitu:

1. Socio_Nasionalisme 5

2. Socio_Democratilan

3. Ke_Tuhanan

Sedangkan bila Tri sila ini diperas lagi menjadi Eka sila, yaitu “Gotong

Royong”.Kesemua usul-usul ysang diajukan pada masa persidangan 1

tersebut masih merupakan Usulan perorangan /individual, yang setelah

dibahas dalam sidang ternyata belum menghasilkan kesimpulan yang

dapat disepakati. Oleh karena itu atas anjuran ketua BPUPKI telah

diminta agar para pengusul tadi mengajukan usulannya secara

tertulis,yang diharapkan telah masuk 20 juni 1945, dan untuk

keperluan itu dibentuk tugas menampung konseo-konsep dan usul-usul

dari para anggota serta menelitinya, kemudian kemudian diserahkan

oleh sekretariat BPUPKI. Panitia kecil/panitia 8 ini terdiri dari:

1. Ir. Soekarno (ketua)

2. Drs. Mohammad Hatta

3. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo

4. K.H. Wachid Hasyim

5. Ki Bagoes Hadikoesoemo

6. Rd. otto Iskandardinata


7. Mr. Muhammad yamin

8. Mr. Alfred Andre Maramis

Setelah konsep-konsep dan usul-usul tersebut ditampung dan diteliti,

maka dihasilkan pokok-pokok masalah yang meliputi 9 (Sembilan)

pokok masalah, yaitu:

1. Permintaan Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya

2. Tentang Dasar Negara

3. Masalah unifikasi dan federasi

4. Bentuk pemerintahan dan kepala Negara

5. Tentang warga Negara

6. Masalah pemerintahan di daerah

7. Masalah agama dan hubungannya dengan Negara

8. Masalah pembelaan

9. Masalah keuangan

2. makna sila pertama

Dengan sila ketuhanan yang maha esa bangsa Indonesia menyatakan

kepercayaan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dan oleh karenanya

manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

Kemanusiaan. Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap

hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut

penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina

kerukunan hidup dan antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap tuhan

yang maha esa adalah masalah yang menyangkut kepentingan pribadi dan

Tuhan yang maha esa yang dipercayai dengan diyakininya maka

dikembangkan nah Sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai agama dan kepercayaan dan tidak memaksakan suatu agama dan

kepercayaannya itu kepada orang lain Dari uraian di atas ternyata bahwa

terhadap tujuh putri yang sangat berharga dalam pengamalan sila pertama

yaitu: 1. Bahasa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya

terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Manusia Indonesia percaya dan takwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 1 H.Subandi Al

marsudi,SH.,M,Pancasila dan UUD’45 dalam paragdima reformasi,(Jakarta:pt

raja gafindo persada,2006)hlm.16-32 9 3. Mengembangkan sikap hormat-

menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut

kepercayaan yang peta pita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina

kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. 5. Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha

esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan

Yang Maha Esa yang dipercaya dan diyakininya. 6. Mengembangkan sikap

saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing. 7. Tidak memaksakan suatu agama dan

kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa kepada orang lain. Negara

Indonesia adalah negara kebangsaan yang mengakui Ketuhanan Yang Maha


Esa. Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama sebagai suatu bagian

dari masyarakat bangsa di dunia adalah ketuhanan yang maha esa lain negara

berketuhanan yang maha esa setiap warga negarapun juga ketuhanan yang

maha esa Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap

hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut

penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina

kerukunan hidup dan antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. masyarakat bangsa dan negara konsekuensinya dalam

negara harus di realitas kan dalam penyelenggaraan negara yang berketuhanan

yang maha esa baik menyangkut sifat negara dasar politik negara tujuan negara

sistem pendidikan dalam negara kantor utama dalam sistem hukum di

Indonesia Dengan demikian negara Indonesia yang berketuhanan yang maha

esa adalah negara yang bukan atheis demikian pula negara Indonesia bukan

negara kebangsaan yang chauvinistic yang Congkak dan sombong melainkan

negara Indonesia dan negara dan bangsa yang mendasarkan pada moral agama

dan kemanusiaan demikian pula Negara Indonesia bukanlah negara liberal

yang mendasarkan pada kebebasan manusia sebagai 10 makhluk individu

sehingga di samping kebebasan dalam ketuhanan tetapi bebas juga untuk arti

Tuhan dan tidak percaya terhadap Tuhan agama apa pun akhirnya negara

Indonesia yang berketuhanan yang maha esa adalah bukan negara agama dalam

arti negara yang berdasarkan pada salah satu ajaran agama tertentu meskipun

agama terbesar sekalipun dengan cara memakan kepada semua warga negara

untuk menjalankan agama tertentu dalam kehidupan kenegaraan.


3. Hubungan agama dan negara Negara

pada hakikatnya adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama

sebagai kodrat penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu atau

makhluk sosial. Oleh karena itu sifat sadar kodrat manusia merupakan dasar

Negara, sehingga Negara menifasetasi kodrat manusia secara horizontal dalam

hubungan dengan manusia lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun perlu

disadari manusia ssebagai warga hidupbersama, berkedudukan kodrat sebagai

makhluk pribadi dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa.sebagai makluk

prbadi memiliki atau dikaruniai kebebasan atau segala sesuatu ehendak

kemanusiaan. Negara merupakan produk manusia sehingga merupakan hasil

budaya manusia, sedangkan agama bersumber pada wahyu tuhan yang sifatnya

mutlak.Berdasarkan pengertian kodrat manusia maka terdapat berbagai macam

konsep tentang huungan Negara dengan agama, hal ini sangat ditentukan oleh

ontologis manusia masing-masing dalam memahami hubungan Negara denan

agama dalam pancasila atau Negara kebangsaan yang berketuhanan yang maha

esa.

1. Hubungan Negara dengan Agama menurut pancasila

Menurut pancasila Negara adalah berdasarkan ketuhanan yang

Maha Esa atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam

penjelasan UUD 1945 yaitu alinea keempat,hal ini tercantum dalam

pasal 29 ayat 910, bahwa Negara adalah bedasarkan atas Ketuhanan

yang Maha Esa. Nilai-nilai yang berasal dari tuan yang pada hakikatnya

adalah merupakan hukum tuhan, sumber material bagi segala


norma.Pasal 29 ayat (2) memberikan kebebasan kepada seluruh warga

Negara untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan

keimanan dan ketakwaan masingmasing. 2Prof.H.A.M.

Effendy,S.H,falsafah Negara pancasila(semarang:cv

cendekia,1995)hlm.65-66 11

2. Hubungan Negara dengan agama menurut paham theokrasi

Bahwa antara Negara dengan agama tidak dapat dipisahkan.

Negara menyatu dengan agama, pemerintah dijalankan berdasarkan

firman-firman tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat,bangsa

dan Negara berdasarkan firman-firman tuhan.

3. Hubungan Negara dengan agama menurut sekulerisme

. Paham ini membedakan dan memisahkan antara Negara dan

agama. Oleh karena itu dalam suatu Negara yang berpaham

sekulerisme bentuk, system, serta segala aspek kenegaraan tidak ada

hubungannya dengan agama. Sekulerisme berpandangan bahwa

Negara adalah masalah keduniawian hubungan manusia dengan

manusia, adapun agama adalah urusan akherat yang menyangkut

hbungan manusia dengan tuhan.

4. Hubungan Negara dengan agama menurut paham liberalisme

Negara liberal hakekatnya mendasarkan pada kebebasan individu.

Negara adalah alat atau sarana individu, sehingga masalah agama


dalam Negara sangat ditentukan oleh kebebasan individu. Negara

memberi kebebasan warganya untuk memeluk dan menjalankan

ibadah sesuai agamanya masing-masing. Dan didalam Negara liberal

juga diberi kebebasan untuk tidak percaya kepada tuhan (atheis),

bahkan memberi kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama lain.

Misalnya Salman rusdi yang mengkritik kitab suci dengan tulisan

ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran

individu adalah sumber kebenaran tertinggi.

5. Hubungan Negara dengan agama menurut paham komunis

Paham ini mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme

dealektis dan materialisme historis. Hakekat kenyataan tertinggi

adalah materi, dalam pengertian inimaka komunisme berpaham atheis,

karena manusia ditentukan pada diri sendir. Agama menurut

komunisme adalah suatu suatu kesadaran menghasilkan diri manusia

yang kemudian menghasilkan masyarakat Negara.

Oleh karenanya Pancasila harus dibaca sebagai kalimat aktif dan tidak

pakai frase yang netral jadi ketuhanan yang maha esa dibaca sebagai

maha esa kan Tuhan dan sebagainya sehingga Pancasila benar-benar

efektif dan menyejarah ya tidak sekuler tapi juga bukan merupakan

agama sebagai ideologi Pancasila.Objektifikasi dari Islam hal ini

berarti Prof.Dr.Kaelan,M.S,pendidikan pancasila,

(Yogyakarta:paradigma,2016)hlm.157-164 12 bahwa unsur-unsur


objektif agama ada dalam Pancasila dengan demikian Pancasila

mendapat dukungan ganda Ia adalah ideologi dengan categoricl

imperative dan melalui proses internalisasi yakini tidak secara

mekanis melainkan dengan kesadaran ia dapat masuk dalam wilayah

agama. Di sini nilai-nilai universal Islam secara eksplisit menjiwai

muatan Pancasila yang berprinsip ketuhanan kemanusiaan persatuan

permusyawaratan dan keadilan hal ini sejalan dengan Islam yang

menekankan persamaan persatuan permusyawaratan keadilan dan

ketuhanan. Dengan demikian sama-sama murni antara Islam sebagai

agama dan Pancasila sebagai ideologi tidak ada pertentangan. Namun

sama-sama praktis antara Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai

ideologi dapat berseberangan dikarenakan perbedaan kepentingan

Politik Berkaitan dengan ideologi nasional keinginan umat Islam

sangat. Mereka menginginkan kesatuan ideologi dengan kenyataan

murni dengan praktis satuan kata dengan perubahan Pancasila harus

disosialisasikan sebagai common denominator semua golongan agama

ras suku dan kelompok kepentingan. Semua agama perlu melihat

Pancasila sebagai suatu objektivitas ajaran agama sebagai rujukan

bersama. Demikian juga halnya dengan ras suku dan kelompok

kepentingan. Indonesia sudah amat beruntung Islam sebagai agama

mayoritas penduduknya adalah agama damai kita agresif hal ini

identik dengan watak dan moral dasar bangsa Indonesia yang terkenal

dengan keramahannya.4
4. membumikan Sila pertama

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan

way of life life life, Weltanschauung,wereld EN levensbschouwing.

Pandangan hidup,pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk

hidup sebagai pandangan hidup Pancasila dipergunakan sebagai

petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata lain Pancasila sebagai

petunjuk arah bagi semua kegiatan dalam aktivitas hidup dan

kehidupan. Pancasila sebagai pandangan hidup 4 Dr.M.Abdul

karim,M.A,M.M,penggali muatan pancasila dalam perspektif islam,

(jogyakarta:surya raja,2004)hlm.47-49 13 pegangan hidup pedoman

hidup dan petunjuk hidup berarti bahwa semua tingkah laku dan

tindak-tanduk serta perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai

oleh sila-sila Pancasila. Dan cara pengamalan kita terhadap sila

pertama adalah dengan menyakini ketakwaan terhadap tuhan yang

maha esa, dengan dibuktikannya dengan menjalankan perintahnya dan

mejauhi larangan. Berikut secara umum larangan yang harus dihindari

antara lain:

1. Tidak boleh melakukan kekerasan

2. Tidak boleh Mencuri

3. Tidak boleh berjiwa dengki

4. Tidak boleh Berbohong

5. Tidak Boleh mabok minuman keras.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Rumusan dasar negara ini merupakan penyempurnaan atas rumusan

dasar negara hasil Panitia Sembilan yang diterima bulat oleh BPUPKI yaitu

panjang mengenai sila satu yang semula berbunyi Ketuhanan dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi

ketuhanan yang maha esa. Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia

dikembalikan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk

agama dan penganut penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat

selalu dihina kerukunan hidup dan antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Negara pada hakikatnya adalah

merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai kodrat penjelmaan sifat

kodrat manusia sebagai makhluk individu atau makhluk sosial. Pancasila

sebagaiPandangan hidup,pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup

sebagai pandangan hidup Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup

sehari-hari.
B.Saran

Sebaiknya setiap warga negara Indonesia wajib beragama. Beriman,

sekaligus meyakini bahwa tuhan itu memang ada dan mampu memilih atau

menganut agama yang benar diatas kebenaran.


Dartar pustaka

H.Subandi Al marsudi,SH.,M,Pancasila dan UUD’45 dalam paragdima

reformasi,(Jakarta:pt raja gafindo persada,2006)

Prof.H.A.M. Effendy,S.H,falsafah Negara pancasila(semarang:cv

cendekia,1995)

Prof.Dr.Kaelan,M.S,pendidikan pancasila,(Yogyakarta:paradigma,2016)

Dr.M.Abdul karim,M.A,M.M,penggali muatan pancasila dalam perspektif

islam,(jogyakarta:suryaraja,2004)Prof.Dr.Hamid Darmadi,M.Pd,pengantar

pendidikan kewarganegaraan,(bandung:alfabeta,2010)

Anda mungkin juga menyukai