Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR


NEGARA

Disusun oleh:
Nama: Syifa Faiza Zuhra Nasution
Nim: 230304100
Fakultas: Pertanian
Program Studi: Agribisnis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar
Negara" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ilmu pancasila bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Merry Alfrida Sitepu S.H.M.Kn selaku Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 23 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii

BAB I: PENDAHULUAN …..…………………………………..…………………………... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...……….. 1

1.3 Tujuan …………………………………………………….……………………... 1

BAB II: ISI ………………….…………..………………………………………….……...… 2

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara………………………………… 2

2.2 Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara………………….... 5

2.3 Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara..………………………… 5

2.4 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara……………………………. 7

BAB III: PENUTUP .…………..……………………………………………………………. 9

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………..… 9

DAFTAR PUSTAKA ………………...……………………………………………………… 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan
UUD 1945. Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara
Indonesia bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sakral
bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD
1945 telah ditetapkan sebagai dasar negara padatanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang
telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus
tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara?


2. mengapa Pancasila diperlukan dalam kajian sebagai dasar negara?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar negara?
4. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara.


2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya kajian Pancasila sebagai dasar negara.
3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.
4. Menjelaskan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

1
BAB II

ISI

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara

Memahami dinamika perubahan susunan sila Pancasila termasuk ke dalam upaya


untuk memahami sejarah Pancasila. Bangsa Indonesia yang peduli terhadap pandangan hidup
serta dasar negara kita seharusnya mendalami materi sejarah Pancasila yang dulunya
berliku-liku hingga menciptakan Pancasila yang sangat ideal bagi Bangsa Indonesia ini.

Adapun beberapa keputusan politik yang berpengaruh terhadap lahirnya Pancasila.


Anda tentunya sudah sering mendengar istilah kepanitiaan yang terbentuk pada saat itu,
seperti BPUPKI, PPKI, dan Panitia Sembilan.

1. Pembentukan BPUPKI (29 April 1946)

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


bertujuan untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesa,
termasuk dasar negara. Sidang BPUPKI inilah yang menjadi sejarah Pancasila sebagai dasar
negara. Sidang BPUPKI ini diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat dengan 33
pembicara pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945).

● Mohammad Yamin (29 Mei 1945)

Mohammad Yamin yang merupakan salah satu tokoh penting kemerdekaan Indonesia,
mengusulkan dasar negara yang disampaikan dalam pidato tidak tertulisnya pada sidang
BPUPKI yang pertama, diantaranya peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Setelah itu, beliau juga mengusulkan rumusan 5 dasar
yang merupakan gagasan tertulis naskah rancangan UUD Republik Indonesia, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2
● Soepomo (31 Mei 1945)

Dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Soepomo antara lain:

1. Paham Persatuan.
2. Perhubungan Negara dan Agama
3. Sistem Badan Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antar Bangsa yang Bersifat Asia Timar Raya.

● Soekarno (1 Juni 1945)

Pada sidang BPUPKI yang pertama ini, Soekarno juga mengusulkan dasar negara
yang terdiri dari 5 poin. Dan kemudian dinamakan dengan Pancasila yang meliputi:

1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

2. Panitia Sembilan (22 Juni 1945)

Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan naskah


Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun
rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:
● Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
● Kemanusiaan yang adil dan beradab.
● Persatuan Indonesia.
● Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
● Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Sidang BPUPKI II(10-16 Juli 1945)

Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan, BPUPKI mengadakan sidang yang
kedua dan menghasilkan beberapa keputusan, yang meliputi: pertama, kesepakatan dasar
negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Kedua, negara
Indonesia berbentuk negara Republik, hsail ini merupakan kesepakatan 55 suara dari 64
orang yang hadir. Ketiga, kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah
Hindia Belanda, Timor Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara). Dan yang
terakhir, pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi
dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air.

3
Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia secara resmi memproklamasikan
kemerdekaannya. Sehari setelah kemerdekaan, BPUPKI diganti oleh PPKI yang bertujuan
untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

4. Sidang PPKI (18 Agustus 1945)

Dalam sejarah Pancasila, sidang PPKI yang dilakukan sehari setelah Indonesia
merdeka masih saja terjadi perubahan pada sila pertama yang diusulkan oleh Muhammad
Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi lebih ringkas, yaitu”Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penghapusan sembilan kata dari sila pertama tersebut sering menjadi isu yang
kontroversial pada saat itu, bahkan hingga kini. Namun yang harus kita tanamkan dan catat
untuk diri masing-masing dari materi sejarah Pancasila ini, sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa berlaku untuk semua rakyat Indonesia. Seharusnya apabila kita meresapi
sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, segala permasalahan yang menyangkut
dengan sila pertama tidak harus dan tidak patut untuk terjadi lagi. Karena hal tersebut akan
bertentangan dengan Pancasila.

5. Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968

Semakin berkembangnya zaman, Pancasila dinilai mengalami beberapa keragaman


baik dalam rumusan, pembacaan atau pun pengucapannya. Untuk mengantisipasi
terhindarnya keragaman tersebut, Presiden Suharto pada tahun 1968 mengeluarkan Instruksi
Presiden tentang rumusan Pancasila yang benar, yaitu sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4
2.2 Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara

Dengan adanya Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia dapat dihindari karena


Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan,
dan keserasian sehingga perbedaan dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang
kokoh. (Muzayin, 1992: 16).

Adanya peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil


dan tidak adil dapat diminimalisir. Oleh karena itu, Pancasila memberikan arah
tentang hukum untuk menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan
berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Diharapkan warga negara dapat memahami dan melaksanakan nilai nilai
pancasila, contohnya ikut berpartisispasi membersihkan lingkungan dan tolong
menolong.

Pemerintah seharusnya dapat lebih mengerti dan memahami dalam


pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan. Pemerintah harus
menjadi panutan bagi warga negara, agar masyarakat meyakini bahwa Pancasila hadir
dalam setiap hembusan nafas bangsa. Nilai-nilai pancasila hadir bukan hanya bagi
mereka yang ada di pedesaan dengan keterbatasannya, melainkan juga orang-orang
yang ada dalam pemerintahan yang notabene sebagai pemangku jabatan yang
berwenang merumuskan kebijakan atas nama bersama.

2.3 Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila adalah dasar dan ideologi negara yang lahir bersama dengan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila merupakan hasil perumusan dari
nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Pancasila juga
merupakan pandangan hidup bangsa yang menjadi pedoman dalam segala aspek kehidupan
bernegara.

● Kedudukan Pancasila

Kedudukan Pancasila adalah posisi atau tempat Pancasila dalam tatanan kehidupan
bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Pancasila adalah sumber hukum dasar
nasional. Artinya, semua peraturan perundang-undangan yang dibuat di Indonesia harus

5
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, kedudukan Pancasila
juga dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

– Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan
cita-cita dan jati diri bangsa Indonesia.

– Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, yaitu ciri khas atau karakteristik bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.

– Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu kristalisasi pengalaman sejarah
bangsa Indonesia yang membentuk sikap, watak, perilaku, norma, dan etika bangsa.

– Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, yaitu landasan atau fondasi yang menentukan
arah dan tujuan negara Indonesia².

– Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, yaitu kesepakatan para pendiri negara
untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang harus dilaksanakan, dipelihara, dan
dilestarikan.

– Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu gambaran ideal atau harapan
bangsa Indonesia yang ingin dicapai melalui perjuangan bersama.

● Fungsi Pancasila

Fungsi Pancasila adalah peranan atau manfaat Pancasila dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan pasal-pasal Undang-Undang Dasar
1945, fungsi Pancasila dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

– Pancasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat, yaitu memberikan petunjuk atau arahan
bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai
luhur.

– Pancasila sebagai dasar penyelenggaraan negara, yaitu memberikan landasan atau acuan
bagi penyelenggara negara dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
konstitusi.

– Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, yaitu memberikan asas atau prinsip
bagi pembentukan hukum di Indonesia yang harus menghormati hak asasi manusia dan
keadilan sosial.

– Pancasila sebagai ideologi nasional, yaitu memberikan visi atau pandangan tentang sistem
kenegaraan dan kemasyarakatan yang diinginkan oleh bangsa Indonesia.

6
2.4 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa haruslah
diwujudkan ke dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini meliputi bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan.

1. Bidang Politik

Salah satu perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang politik
adalah melalui pemilihan umum (pemilu). Terselenggaranya pemilu harus demokratis dan
sesuai dengan nilai sila ke-4. Langkah untuk menghadirkan pemilu yang demokratis sesuai
sila ke-4 adalah:
● Memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar
● Menyediakan waktu kepada calon pejabat publik untuk berkampanye. Namun,
pelaksanaannya harus sesuai dengan perundang-undangan.
● Melaksanakan pemilu sesuai asas yang berlaku di Indonesia, yaitu langsung, umum,
bebas, dan rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil).

2. Bidang Ekonomi

Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi dapat
dilihat melalui penerapan sistem ekonomi Pancasila. Pada UUD 1945, ada beberapa
ketentuan yang memuat pelaksanaan perekonomian di Indonesia, utamanya di batang tubuh
UUD 1945 pasal 33.

3. Bidang Sosial-Budaya

Contoh penerapan nilai- nilai Pancasila dalam bidang sosial dan budaya adalah
kegiatan gotong royong dan musyawarah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
mewujudkannya adalah:
● Melibatkan semua anggota masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan, misalnya
kerja bakti
● Mempererat rasa kekeluargaan, contohnya dengan ronda malam.
● Mengajarkan generasi muda supaya terbiasa bergotong royong dan bermusyawarah.

4. Bidang Pertahanan-Keamanan

Contoh nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang pertahanan dan
keamanan bisa dilihat salah satunya melalui penjabaran nilai instrumental Pancasila.
Penjabaran ini bisa dilihat dari beberapa pasal berikut ini:
● UUD 1945 pasal 27 ayat 3 yang menjelaskan bahwa, "Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."

7
● UUD 1945 pasal 30 ayat 1 yang menegaskan, "Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara."
● UUD 1945 pasal 30 ayat 2 yang menyebut bahwa, "Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung."
● UUD 1945 pasal 30 ayat 3 yang menerangkan, "Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara yang
bertugas mempertahankan, melindungi, serta memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara."
● UUD 1945 pasal 30 ayat 4 yang menegaskan, "Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum."
● UUD 1945 pasal 30 ayat 5 yang menyebutkan bahwa, "Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan dan
kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang."

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.
Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila Sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus
dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas
akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.

DAFTAR PUSTAKA

https://cimahikota.go.id/artikel/detail/1217-sejarah-pancasila

https://an-nur.ac.id/blog/kedudukan-dan-fungsi-pancasila-bagi-bangsa

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6445305/contoh-contoh-nilai-pancasila-sebagai-dasar-negara
-di-segala-bidang

Anda mungkin juga menyukai