Anda di halaman 1dari 16

ii

Daftar Isi

Halaman Judul . ................................................................................... i


Daftar Isi . ............................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan . ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah . ........................................................... 1
Bab II Pembahasan . ........................................................................... 2

A. Pengertian Pancasila . .............................................................2


1. Pengertian Secara Etimologis . ...........................................2
2. Pengertian Secara Historis . ...............................................3
3. Pengertian Secara Terminologis . .......................................5
B. Landasan Pancasila. ................................................................6
1. Landasan Historis ...............................................................6
2. Landasan Kultural . .............................................................7
3. Landasan Yuridis . ...............................................................8
4. Landasan filosofis ...............................................................8
C. Tujuan Pancasila .....................................................................9
D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. ........................................9

Bab III Penutup ................................................................................. 12

A. Kesimpulan 12
B. Saran. .....................................................................................12

Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia dan jiwa seluruh


rakyat Indonesia yang membimbing bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang luhur dan memiliki kepribadian yang khas. Pancasila berasal dari
diri bangsa Indonesia itu sendiri sehingga Pancasila tidak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, perlu tindakan nyata
dari rakyat Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan semua cita
– cita mulia bangsa Indonesia yang sudah tercantum dalam setiap sila
Pancasila.

B. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan dalam


makalah ini, maka penulis akan membatasi pokok bahasan yang akan
dibahas, yaitu :

1. Landasan pendidikan Pancasila, serta tujuan pendidikan


Pancasila.

2. Pancasila sebagai ideologi negara.


BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah
memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
negara,pandangan hidup bangsa, ideologi negara dan sebagai
kepribadian bangsabahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai
macam terminologi yangharus kita deskripsikan secara obyektif. Oleh
karena itu untuk memahamiPancasila secara kronologis baik
menyangkut rumusannya maupunperistilahannya maka pengertian
Pancasila meliputi :
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut
Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki
dua macam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, alas, dasar Syiila
artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila
yang memilikiarti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.Kata
Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di
India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai
nirwana denganmelalui samadhi dan setiap golongan mempunyai
kewajiban moral yangberbeda. Ajaran moral tersebut adalah
Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral
principle)yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri,
berzina, berdusta danlarangan minum-minuman keras.
Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India
masukke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk kepustakaan
Jawa terutamajaman Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara
Kertagama karangan Empu Prapanca disebutkan raja menjalankan
dengan setia ke lima pantangan (Pancasila). Setelah Majapahit runtuh
dan agama Islam tersebar, sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha
(Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa yaitu lima larangan ( mo
limo/M5 ) : mateni (membunuh), maling (mencuri), madon (berzina),
mabok (minuman keras/candu), main (berjudi).
2. Pengertian Pancasila Secara Historis
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang
akandi terapkan. Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu
M. Yamin,Soepomo dan Ir.Soekarno yang mengusulkan nama dasar
negara Indonesia disebut Pancasila.
Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk
pembukaannyayang didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
sebagai dasar negara. Walaupun dalam Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah/kata Pancasila,namun yang dimaksudkan dasar negara
Indonesia adalah disebut dengan Pancasila. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan
dasar negara yang secara spontan diterima oleh peserta sidang
BPUPKI secara bulat. Secara historis proses perumusan Pancasil
aadalah :
a. Mr. Muhammad Yamin
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin berpidato
mengusulkan lima asas dasar negara sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara
tertulis mengenai rancangan UUD RI yang di dalamnya tercantum
rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


b. Mr. Soepomo
Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo
mengusulkan lima dasar negara sebagai berikut :

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
c. Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
mengusulkan dasar negara yang disebut dengan nama Pancasila
secara lisan/tanpa teks sebagai berikut :
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas
menjadi TriSila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan
Internasionalisme), SosioDemokrasi (Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang MahaEsa. Adapun Tri Sila
masih diperas lagi menjadi Eka Sila yang intinya adalah“gotong
royong”.
d. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota
BPUPKI(Panitia Sembilan) yang menghasilkan “Piagam Jakarta” dan
didalamnya termuatPancasila dengan rumusan sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sya,riat Islam bagi


pemeluk – pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adila dan beradab.


3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.


3. Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18
Agustus 1945oleh PPKI tercantum rumusan Pancasila sebagai
berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai
dasar Negara Republik Indonesia. Namun dalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia dalamupaya bangsa Indonesia
mempertahankan proklamasi dan eksistensinya,terdapat pula
rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :
a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (29 Desember – 17
Agustus 1950) :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
c. Dalam kalangan masyarakat luas
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
Dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang sah dan benar
adalahrumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 sesuai denganKetetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.
B. LANDASAN PANCASILA

1. LANDASAN HISTORIS
Bangsa Indonesia terbentuk karena melalui suatu proses
sejarahyang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa asing menjajah sa kita. Setelah
melalui proses sejarah yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia akhirnya menemukan jati dirinya, yang didalamnya
tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa Indonesia yang berbeda
dengan bangsa lain. Kemudian para pendiri Negara merumuskannya
dalam suatu rumusan yang sederhana tapi mendalam yang meliputi
lima prinsip ( lima sila ) yang kemudian diberinama Pancasila.
Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam setiap
sila pancasila sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelum sirumuskan
dan disahkan menjadi dasar Negara. Sehingga asal nilai – nilai
pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis
pancasila.
Atas dasar itulah maka generasi penerus bangsa terutama kalangan
intelektual kampus harus mengkaji, memahami dan mengembangkan
berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki
kesadaran dan wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai –
nilai yang dimilikinya sendiri. Materi inilah yang berdasarkan kurikulum
internasional disebut civic education, yaitu mata kuliah yang
membahas tentang nasional philosopy bangsa Indonesia.
2. LANDASAN KULTURAL
Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat memiliki
pandangan hidup, filsafat hidup, dan pegangan hidup yang berbeda
antara satu bangsa dengan bangsa lain. Negara komunisme dan
liberalisme melekatkan filsafat negaranya pada suatu konsep ideology
tertentu misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada suatu
konsep pemikiran Karl Marx.

Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia mendasarkan


pandangan hidupnya pada suatu asas cultural yang sudah melekat
dan dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai – nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam nilai pancasila bukanlah
hanya suatu konseptual seseorang saja melainkan suatu hsil karya
besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai kultural yang
bangsa ini miliki, melalui preses refleksi filosofis para pendiri Negara
seperti Soekarno, M. Yamin, M.
Hatta, Soepomo serta para pendiri Negara lainnya.

3. LANDASAN YURIDIS
Landasan perkuliahan Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi
tertuang dalam undang – undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa system
pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Hal ini mengandung
makna bahwa secara material bahwa pancasila merupakan sumbar
hokum pendidikan nasional.
Meskipun secara eksplisit nama mata kuliah tidak disebutkan
dalam undang – undang Sisdiknas, namun mata kuliah pancasila
adlah mata kuliah yang mendidik warga Negara akan dasar filsafat
negaranya, nilai – nilai kebangsaan serta nilai kecintaan terhadap
tanah air yang dalam kurikulum internasional disebut sebagai civic
education, citizenship education.
Dalam Sk Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa
Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan
kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai – nilai dasar pancasila, nilai kebangsaan dan cinta tanah air
dalkam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Jadi, berdasarkan ketentuan tersebut maka materi
pendidikan pancasila wajib diberikan diperguruan tinggi.
4. LANDASAN FILOSOFIS
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara
adalh sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan fakta obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat ( merupakan unsur pokok
Negara ), sehingga secara filosofis Negara berpersatuan dan
berkerakyaan. Konsekuansinya rakyat adalah merupakan dasar
antologis demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan
Negara.
Atas dasar itulah maka pancasila merupakan dasar filsafat
Negara. Maka sudah menjadi keharusan bahwa pancasila merupakan
sumber nilai dalam melaksanakan kenegaraan, baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hokum, social budaya,
maupun pertahanan dan keamanan.

C. TUJUAN PANCASILA
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta
didik yang berperilaku :
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya.

2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan


kesejahteraan serta cara – cara pemecahannya.

3. Mengenali perubahan – perubahan dan perkembangan ilimu


pengetahuan, tekhnologi, dan seni.

4. Memiliki kemampuan untuk memaknai nilai sejarah dan nilai – nilai


budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


Pengertian Ideologi, Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden
yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan,
gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat
dirumuskan sebagai komplek engetahuan dan nilai secara keseluruhan
menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang
dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah:
Aterm used for any group of ideas concerning various political and
aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah
politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu
rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat.

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan


definisidefinisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah
usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian
sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis
radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat
yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk
dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan
bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang
diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian
diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan
memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu
rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar
moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan
masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Pancasila sebagai Dasar Negara, maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat
imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus
tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang
berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai
dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu
pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksisanksi
hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia
terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan
dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila
sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila sangat penting diajarkan
kepada para pelajar agar para pelajar mengerti dan memiliki pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan Pendidikan
Pancasila bukan hanya sebuah materi dalam ilmu pendidikan saja
akan tetapi sebuah pembuktian tentang bagaimana bangsa Indonesia
terbentuk dan apa saja perangkat – perangkat sebuah Negara.

B. SARAN
Dengan adanya penjelasan tentang Pendidikan Pancasila ini
diharapkan setiap warga Indonesia bias mengaplikasikan dan
mengamalkan semua yang tercantum dalam sila – sila pancasila
dalam kehidupan sehari – harinya. Bukan hanya mengerti tetapi juga
menghayati dan mengamalkannya. Bukan hanya rakyat saja yang
perlu mengaplikasikan setiap sila – sila pancasila, tetapi setiap warga
Negara Indonesia termasuk para anggota pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.freeskripsi.com/search/makalah-tentang-pendidikan

2. http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/2008/10/12/ideologi di-asia

3. Bakry, Noor Ms.1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta :


Liberty

4. Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta :


Centre for Strategic and International Studies

Anda mungkin juga menyukai