Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu:
Drs. Ahmad Tijari, M. Pd.

Oleh:
Rangga Putra Prasetiya

No. Induk Mahasiwa 1301622073


Program Studi : Pendidikan Matematika
Angkatan 2022

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................4
2.1 Pancasila sebelum dan sesudah kemerdekaan.....................................................................4
2.2 Dipelukannya Pancasila dalam kajian sejarah.....................................................................7

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................8
2.2 Saran....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang berisikan lima sila yang menjadi
pendasar dalam sebuah negara, berdasar kesepakatan bersama dan sudah menjadi hasil
akhir yang tidak bisa diubah. Pancasila seperti namanya “Panca” yang berarti Lima dan
“Sila” yang berarti Dasar. Jadi, Pancasila ialah lima dasar yang menjadi pijakan Bangsa
Indonesia dalam segala aspek. Pancasila sebagai ideologi, ciri khas, karakter, dan jiwa
Bangsa Indonesia tentunya sangat bermanfaat bagi bangsa jika pengamalannya sesuai
dengan yang terkandung dalam Pancasila. Namun, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila masih belum terlaksana dengan sempurna dikarenakan masih terdapat kasus-
kasus dalam negeri yang menyangkut intoleran
Pancasila yang kini kita ketahui tentunya tidak hadir dengan sendirinya. Pancasila
memiliki sejarah yang cukup panjang untuk membentuk lima dasar tersebut. Ini bisa
menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan yang ada dikhalayak ramai tentang siapa
pencetus Pancasila dan siapa yang merancang Pancasila.
Pancasila sendiri sudah melalui beberapa kali persidangan yang panjang sebelum
akhirnya disahkan pada tangga 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI. Pada sidang
tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar negara yang sah. Patut dibanggakan karena pahlawan
bangsalah yang mengambil andil dalam perumusan Pancasila. Beberapa diantaranya ialah
Ir. Soekarno, Dr. Soepomo, dan Moh. Yamin.
Seperti kata bapak proklamator bangsa, Ir. Soekarno “JASMERAH” yang artinya
jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah Pancasila harus kita ketahui dan kita
pelajari untuk sebuah pembelajaran dimasa yang akan datang.

2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pancasila sebelum dan sesudah kemerdekaan?

b. Kenapa Pancasila diperlukan dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui sejarah Pancasila sebelum dan sesudah kemerdekaan
b. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebelum dan sesudah kemerdekaan


A. Pancasila pada Era Pra kemerdekaan
Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman
Wedyodiningrat menjadi langkah awal perumusan dasar negara. Dalam pembukaan
sidang pertama Dr. Radjiman Wedyodiningrat mempertanyakan bentuk dasar negara
yang diinginkan.
Untuk merumuskan Pancasil terdapat tiga usulan pribadi pertama yang
dikemukakan oleh Mohammad Yamin. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno dalam sidang
pertama BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945.
1. Mohammad Yamin
Mengemukakan pendapatnya pada tanggal 29 Mei 1945 yang berisikan 5 asas bagi
Negara Indonesia, yaitu:
a. Sila pertama “kebangsaan”
b. Sila kedua “kemanusiaan”
c. Sila ketiga “ketuhanan”
d. Sila keempat “kerakyatan”
e. Sila kelima “kesejahteraan rakyat”

2. Dr. Soepomo
Mengemukakan pendapatnya pada tanggal 31 Mei 1945 yang berisikan 5 asas bagi
Negara Indonesia, yaitu:
a. Sila pertama “persatuan”
b. Sila kedua “kekeluargaan”
c. Sila ketiga “keseimbangan lahir dan batin”
d. Sila keempat “musyawarah”
e. Sila kelima “keadilan rakyat”

3. Ir. Soekarno
Mengemukakan pendapatnya pada tanggal 1 Juni 1945 yang berisikan 5 asas bagi
Negara Indonesia, yaitu:
a. Sila pertama “kebangsaan Indonesia”
b. Sila kedua “Internasionalisme atau perikemanusiaan”
c. Sila ketiga “mufakat atau demokrasi”
d. Sila keempat “kesejahteraan sosial”
e. Sila kelima “ketuhanan yang berkebudayaan”

4
Dari ketiga usulan yang dikemukakan 3 pahlawan bangsa, tidak serta merta
Pancasila jadi begitu saja, karena Pancasila masih melewati persidangan selanjutnya.
Setelahnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agutus 1945 karena dianggap sudah
menyelesaikan tugasnya. Sebagai ganti dan kelanjutannya, maka dibentuklah Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai langsung oleh Ir. Soekarno.

PPKI sendiri melaksanakan 3 kali persidangan, berikut hasil persidangan PPKI

1. Persidangan Pertama pada 18 Agustus 1945


a. Mengesahkan UUD 1945 dengan Pancasila didalamnya
b. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
c. Dibentuk komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum
dibentuknya MPR dan DPR.

2. Persidangan Kedua pada 19 Agustus 1945


a. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi
b. Membentuk Komite Nasional (Daerah)
c. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4
menteri negara

3. Persidangan Ketiga pada 22 Agustus 1945


a. Pembentukan Komite Nasional
b. Membentuk Partai Nasional Indonesia
c. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

B. Pancasila pada Pasca Kemerdekaan


a. Pancasila pada masa Orde Lama
Setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada
17 Agustus 1945, yang terjadi setelahnya adalah hiruk-pikuk politik dan keamanan
seiring masuknya kembali Belanda ke wilayah Indonesia. Pada masa awal pemerintahan
Soekarno-Hatta pula Pancasila dibentuk dan digodok. Tak hanya dasar negara, bentuk
pemerintahan juga birokrasi didalamnya juga dirumuskan.

Masa setelah pengakuan kedaulatan (1950-1959), muncul pergerakan


pemberontakan yang diantaranya adalah UUD 1945. Sejatinya G30SPKI menjadi
awal dari berakhirnya Orde Lama dan berganti ke Orde Baru pada 1966.

b. Pancasila pada masa Orde Baru


Pada masa ini, Ir. Soekarno tak lagi menjabat sebagai Presiden, melainkan Soeharto
yang menjabat sebagai Presiden saat itu. Pada masa ini Angkatan Darat menunjukan
dominasi pada pemerintahan Orde Baru. Terdapat landasan konstitusional mengenai
masuknya militer ke dalam politik, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan
adanya golongan ABRI dalam MPR. Pada akhirnya, kegiatan bebas yang seharusnya

5
diperbolehkan menjadi lebih dibatasi. Atas nama Pancasila sebagai falsafah dan dasar
negara, kata Suharto, maka ABRI dan Golkar harus bersatu, terutama dalam menjalankan
pemerintahan yang kuat dari segala ancaman. Selain itu, tidak jarang dilakukan
pembreidelan surat kabar hingga majalah kala itu. Ada juga peritiwa penangkapan aktivis
karena mengkritik pemerintahan Suharto pada masa Orde Baru. Oleh karenanya,
masyarakat menilai bahwa Suharto menyalahgunakan Pancasila untuk kepentingan diri
sendiri dan kelompoknya.
Pemerintah pada masa Orde Baru mempunyai visi utama dengan menjalankan
nilai-nilai Pancasila dan UUD RI dalam kehidupan masyarakat serta bernegara. Upaya
penerapan Pancasila di Rezim ini salah satunya adalah penyederhanaan partai politik.
Partai politik dibatasi dan hanya berjumlah tiga, meliputi PDI, PPP, dan Golkar. Bukan
hanya itu, rezim Orde Baru mewajibkan Pancasila sebagai asas tunggal. Oleh sebab itu,
baik organisasi masyarakat hingga partai politik harus menjadikan Pancasila sebagai
pedoman utama dalam menjalankan kegiatannya.

c. Pancasila pada masa Reformasi


Seiring lengsernya Suharto dari kursi kepresidenan dan selanjutnya, penerapan
Pancasila juga terhalang banyak hal. Berakhirnya Orde Baru membawa kebebasan bagi
rakyat Indonesia, nyaris disemua lini kehidupan.
Penerapan Pancasila kini mendapat tantangan dari kondisi masyarakat Indonesia
yang benar-benar mendapat kebebasan. Di satu sisi, adanya kebebasan merupakan hal
positif, semisal dengan munculnya kreativitas dari anak-anak bangsa. Namun, ada juga
beberapa sisi negatifnya, sebagai contoh adalah terjadinya pergaulan bebas,
penyalahgunaan narkoba, cara komunikasi yang tak beretika, anarkisme-vandalisme, dan
konflik horizontal.
APRA, Andi Azis, RMS, Persemesta, lainnya. Pemberontakan tersebut terjadi
pada saat penerpaan Pancasila di Indonesia dan juga pemberontakan tersebut mengancam
ideologi pancasila.

Masa akhir Orde Lama (1959-1966), terjadi pergerakan yang berusaha untuk
mengubah ideologi Pancasila yaitu G30SPKI. Akibat gerakan ini ialah system
pemerintahan pada saat itu menjadi kacau. Soekarno mengubah sistem pemerintah
menjadi Demokrasi Terpimpin yang dimana pelaksanaannya malah menyimpang dari

6
2.2 Diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia

a. Pancasila sebagai identitas Bangsa Indonesia


Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan
akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari
proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila, jalan
kemaslahatan berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat
ditelusuri dari kehidupan agama dan perilaku dalam masyarakat Indonesia.

b. Pancasila sebagai kepribadin Bangsa Indonesia


Pada fungsi ini, Pancasila diwujudkan dalam sikap mental, tingkah laku serta
perbuatan. Segala nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semuanya ada pada sikap
dan tingkah laku bangsa Indonesia. Sikap mental dan tingkah laku yang dimaksud adalah
bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yang membedakan bangsa lain. Ciri khas inilah
yang dimaksud dengan kepribadian.

c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


Artinya, segala nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan
diyakini kebenaranya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
Indonesia dan menjadikan sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Pancasila sebagai
pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan bermasyarakat
dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.

d. Pancasila sebagai jiwa bangsa


Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia
yaitu pada zaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G.
Pringgodigdo dalam tulisannya tentang Pancasila. Menurut Prof. Pringgodigdo, tanggal 1
Juni 1945 adalah istilah untuk hari lahir Pancasila. Sementara Pancasila itu sendiri telah
ada dan menjadi jiwa sejak adanya Bangsa Indonesia.

e. Pancasila sebagai perjanjian leluhur


Segala nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah disepakati oleh para
pendiri bangsa itu sendiri. Kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara adalah bukti
pilihan yang diambil dan langkah tersebut adalah pilihan yang sangat tepat.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan nilai-nilai leluhur yang dijadikan acuan oleh bangsa
Indonesia. Segala nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ialah sebuah kesepakatan
bersama warga bangsa Indonesia itu sendiri. Pansila memang lahir pada 18 Agustus
1945, tetapi jiwa Pancasila sudah melekat pada masyarakat Indonesia sejak adanya
Bangsa Indonesia. Kedudukan Pancasila sudah tercantum dan dilegalkan oleh Instruksi
Presiden Nomor 12/1968. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki
arti bahwa segala peraturan yang ada harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak
boleh bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila terbentuk dari beberapa persidangan yang telah dilakukan. Tiga sidang
pertama dilakukan oleh BPUPKI pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dan tiga sidang
selanjutnya dilaksanakan oleh PPKI pada 18-22 Agustus 1945. Permusyawaratan untuk
mencapai mufakat telah dilakukan oleh tokoh penting pada masa perjuangangan
kemerdekaan. Pancasila juga merupakan buah pikiran dari tokoh tersebut yang menjadi
cikal bakal Pancasila.

Sejarah terbentuknya Pancasila menjadi suatu bahan ajar untuk Indonesia dimasa
yang akan datang, tentang bagaimana semangat juang yang tinggi dilakukan oleh pendiri
bangsa untuk terciptanya 5 dasar yang disebut Pancasila. Pancasila tiada berarti jika
masyarakat Indonesia tidak mengamalkan Pancasila. Penerapan Pancasila dari masa ke
masa memiliki tantangannya sendiri dan itu seharusnya membuat Pancasila lebih kokoh
lagi sebagai jiwa bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Pancasila lahir memelalui proses yang panjang dan tidak instan. Penulis berpesan
kepada generasi penerus bangsa untuk senantiasa memahami, mempelajari, dan
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ke kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila akan selalu melekat pada bangsa
Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia dari masa sekarang sampai dimasa yang akan
datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahardiansya, Rahil Fadhil. Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.


Diambil dari studocu.com (diakses pada 2 Oktober 2022)

Zulfikar, Fahri. 9 Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia.


Diambil dari detik.com (diakses pada 2 Oktober 2022)

Adryamarthanino, Verelladevanka. Hasil Sidang BPUPKI Pertama Dan Kedua.


Diambil dari kompas.com (diakses pada 2 Oktober 2022)

Dachi, Mesakh Ananta. Ini Usulan Dasar Negara Dari Soekarno, Soepomo, Dan Moh.
Yamin Pada Sidang BPUPKI.
Diambil dari mediaIndonesia.com (diakses pada 2 Oktober 2022)

Adrymarthanino, Verelladevanka. Penerapan Pancasila pada Masa Orde Lama.


Diambil dari kompas.com (diakses pada 02 Oktober 2022)

Adrymarthanino, Verelladevanka. Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru.


Diambil dari kompas.com (diakses pada 02 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai