Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

Anggota Kelompok :
1. Divana Salsha Aulia
2. Dira Anggraeny
3. Fadiyah Tiara Saputri
4. Khansa Aulia Rahma
5. Rangga Aditya Pratama
Pengertian Teks Ceramah~
Pengertian Teks Ceramah
Teks ceramah adalah teks yang berisi
pemberitahuan, penyampaian suatu
informasi baik pengetahuan maupun
informasi umum lainnya untuk
disampaikan di depan orang banyak oleh
pakar atau orang yang menguasai
bidangnya baik secara langsung maupun
melalui media elektronik & digital.
Perbedaan Ceramah, Pidato &
Khotbah
Pidato merupakan pembicaraan di depan umum
yang lebih cenderung bersifat persuasif, yakni
ingin mengajak pendengar mengubah persepsi,
sikap atau tindakannya. Pidato juga dapat lebih
sering digunakan untuk menumbuhkan motivasi
dan mendapatkan dukungan dari pendengarnya.
Sementara itu, Khotbah adalah pembicaraan di
depan umum yang berisi penyampaian
pengetahuan mengenai keagamaan dan praktik
beribadah, hingga ajakan-ajakan untuk
memperkuat keimanan pendengarnya.
Ceramah bersifat lebih umum, ceramah
menyampaikan suatu pengetahuan, informasi,
atau isu tertentu yang umum (mencakup semua
bidang) dan disampaikan oleh pakar atau orang-
orang ahli dalam bidangnya.
Struktur Teks Ceramah

• Seperti teks lainnya, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui beberapa bagian
pembangunnya. Bagian-bagian pembangun struktur teks ceramah meliputi: pembuka/pendahuluan, isi, penutup. 

• Pembuka (Tesis)
Berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan hingga pandangan penceramah mengenai topik yang
akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks eksposisi.
• Isi (Rangkaian argumen)
Berupa rangkaian argumen-argumen penceramah yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan
pada pembuka atau tesis. Bagian ini biasanya mengemukakan pula berbagai fakta dan data yang
memperkuat argumen-argumen penceramah.
• Penutup (Penegasan kembali)
Merupakan penegasan kembali mengenai apa yang disampaikan dalam ceramah. Hal ini bertujuan
untuk memastikan ceramah tidak memberikan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan,
hingga agar diingat oleh pendengarnya. Selain itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya
terpengaruh untuk melakukan sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran
mengenai topik yang disampaikan.
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

• Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal)


dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata
• Banyak memakai kata kerja
ganti pertama contohnya mental,
adalah: saya, aku, kami (mengatasnamakan kelompok).
Sementara kata kedua jamak adalah: anak-anak, misalnya: memprihatinkan,
hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara. memperkirakan, mengagumkan,
• Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan diharapkan, berasumsi,
yang sesuai dengan topik yang dibahas. Misalnya jika
topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, menyimpulkan, berpendapat.
istilah-istilah yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika
berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan berbahasa. • Menggunakan kata-kata
• Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan
sebab akibat atau argumentasi. Contohnya
persuasif, seperti: diharapkan,
adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, sebaiknya, hendaklah, perlu,
maka, sebab, karena.
harus.
Ciri Teks Ceramah

• Ada sesuatu yang dijelaskan atau • Berisi argumen yang menguatkan topik
diinformasikan untuk memperluas yang dibicarakan.
pengetahuan para pendengar.
• Memiliki fakta dan data yang
• Disampaikan oleh seseorang yang memiliki memperkuat argumen dalam teks.
keahlian atau dianggap pakar dalam bidang
atau disiplin ilmu yang diceramahkan. • Terdapat komunikasi dua atau banyak
• Terdapat ajakan atau persuasi untuk arah antara pembicara dan pendengar,
mengubah sikap atau melakukan tindakan yaitu berupa dialog, tanya jawab, kolom
terhadap materi yang dibicarakan. komentar tanggapan video (jika daring),
dsb.
Contoh Teks Ceramah Singkat
Pentingnya Berbahasa Santun
Pembuka (pendahuluan)
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya
dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-
ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika
berdemonstrasi ataupun rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja
hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Isi (rangkaian argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku
dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat
terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam
pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku
dalam masyarakat itu.
Penutup (Penegasan Ulang)
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil.
Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu
akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai
etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.

Anda mungkin juga menyukai