SEMESTER 117
NIM : 1306622029
Prodi : Fisika
Asisten Laboratorium :
Ahmad Fatullah 1306619013
Galih Muhammad Gufron 1306619059
Alifia Putri Rachmatillah 1306619061
Daffa Aji Pangestu 1306619063
Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir Nilai Akhir
2022
A. TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida (zat cair atau gas)
akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut
C. TEORI DASAR
Jika benda dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal, maka benda tersebut akan
mendapatkan percepatan karena ada gaya yang bekerja padanya
Gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut1:
∑ F y =G−B−F=ma F
dengan
F = gaya gesek
Gaya yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan, gaya semacam ini
disebut gaya gesek Newton dan cairan. Dalam hal ini, cairan yang digunakan disebut
cairan Newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut Stokes, gaya yang dialami
benda dapat dirumuskan sebagai berikut :
F 6rv (1)
dimana,
F = gaya gesekan yang bekerja pada bola
= kofisien kekentalan dari fluida
r = jari-jari bola
v = kecepatan bola relatif terhadap fluida
Jika sebuah benda padat berbentuk bola dengan rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka bertambah besar pula
gaya Stokes yang bekerja pada bola tersebut. Pada akhirnya bola tersebut akan
bergerak dengan kecepatan tetap. Gerakan dengan kecepatan tetap ini terjadi setelah
tercapai keseimbangan antara gaya berat, gaya apung (Archimedes) dan gaya Stokes
1
Tim Dosen Fisika Dasar. 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Jakarta: UNJ
pada bola tersebut.
Jika kecepatan makin membesar, maka gaya gesek juga akan makin membesar,
sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis, dimana benda bergerak tanpa
percepatan. Gaya gesek tersebut dirumuskan:
F r=G – B
2 2 g
η= r ( ρbola −ρcairan ) (2)
9 v
Dari persamaan (2) dapat diturunkan persamaan:
2 9 ηd
Tr = (ρ −ρ ) (3)
2 g bola cairan
Koreksi: Pada percobaan yang dilakukan , syarat (a) tidak dipenuhi, karena fluida
yang akan ditentukan koefisien kekentalannya ditempatkan dalam tabung yang
besarnya terbatas, sehingga jari – jari bola tidak dapat diabaikan terhadap Jari-jari
tabung. Dalam hal demikian kecepatan bola harus dikoreksi dengan:
(
v 0=v 1+
kr
R ) (4)
T kr
= +1 (5)
T0 R
TEORI TAMBAHAN
Viskositas atau kekentalan merupakan sifat fluida untuk melawan tegangan geser etika
mengalir, tingkat kekentalan juga dapat didefinisikan sebagai besarnya tahanan fluida
pada saat mengalir di bawah pengaruh tekanan yang dikenakan.2 (ZETIAWAN, 2019)
Viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya kohesi, sedangkan pada zat gas
viskositas terjadi karena adanya tumbukan molekul. Viskositas menentukan kemudahan
suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antara lapisan material Fluida yang lebih
cair akan lebih mudah mengalir. (Ningrum, 2014 : 57)
2
Yanwar, Ziendi Zetiawan.“Analisis Viskositas Di Das Saddang Dengan Digital Viskometer NDJ-8S”. Skripsi-S1
thesis, Universitas Hasanuddin.
Terdapat beberapa etika yang mempengaruhi viskositas fluida salah satunya adalah
suhu. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu jika suhu naik maka viskositas akan
turun dan begitu pun sebaliknya 3 Selain suhu, gaya etik antar molekul dan ukuran, serta
jumlah molekul terlarut fluida, baik zat cair maupun gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda-beda. Viskositas dapat dianggap sebagai etika di bagian
dalam suatu fluida.4
Vikositas fluida dinotasikan dengan ɳ “eta” sebagai rasio tegangan geser (F/A), dengan
laju regangan (v/l) (Damayanti, 2018)
tegangan geser F / A
η= =
laju regangan v /l
Fluida yang beda akan berubah bentuk dengan laju yang berbeda di bawah gaya
tegangan geser yang sama. Fluida yang memiliki viskositas tinggi akan berubah bentuk
etikai lebih lambat daripada fluida viskositas rendah contohnya air.5 Fluida diletakkan di
antara dua pelat sejajar. Satu pelat digerakkan dengan kecepatan konstan v arah sejajar
ke dua pelat. Permukaan fluida yang bersentuhan menggunakan etikai diap tetap diam
sedangkan yg bersentuhan dengan pelat yang bergerak ikut bergerak dengan kecepatan v
pula. Akibatnya terbentuk gradien kecepatan. Lapisan fluida yang lebih dekat dengan
pelat bergerak mempunyai kecepatan yang lebih besar . untuk mempertahankan
kecepatan tersebut, dibutuhkan adanya gaya F yang memenuhi.6 (syaiban, 2021)
3
Damayanti, Lesmono, Prihandono. “Kajian Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas di Minyak Goreng Sebagai
Rancangan Bahan Ajar Petunjuk Praktikum Fisika” Jurnal Pembelajaran Fisika FKIP Universitas Jember. Vol.7
(3), 2018, hal 301-308
4
Syaiban, “Rancang Bangun Alat Uji Viskositas Dengan Metode Bola Jatuh Praktikum Mekanika Fluida Skala
Laboratorium”, 2021
5
Rohani, Iman. 2019. Mekanika Fluida; untuk Bidang Ilmu Rekayasa. Yogyakarta: Graha Ilmu
6
Mikrajuddin Abdullah,Fisika Dasar I.2016.Bandung : ITB.hlm 794
Hukum Dasar dan Perhitungan Matematis
σ =η . y (6)
Jika ρb menyatakan massa benda ρ f menyatakan massa fluida, dan v b sebagai volume
benda, serta g adalah gravitasi bumi maka berlaku persamaan ini
w=ρb v b g (7)
F A= ρf v b g (8)
Rapat massa ρb dan rapat massa fluida ρ f dapat diukur dengan persamaan berikut
massa benda
ρb = (9)
volume benda
( m g u+ mf ) −m gu
ρf= (10)
Vf
m f = massa fluida
V f = volume fluida
Kecepatan geser ( γ ¿ pada lapisan fluida disuatu tempat pada jarak y dari bidang tetap
dengan tidak adanya tekanan fluida menjadi
dv
γ= (11)
dy
Fluida yang koefisien viskositasnya sangat dipengaruhi oleh gradien kecepatan disebut
fluida non Newtonian
σ =μ . γ (12)
Variabel (μ) diatas didefinisikan sebagai viskositas absolut (dinamik) suatu fluida.
Satuan viskositas absolut (dinamik) berdasarkan etika SI adalah sebagai berikut :
[ N /m2 ] s kg
μ= =N = s=Pas (13)
[ ms ]
−1
m s
Pengukuran nilai koefisien viskositas cairan dengan benda jatuh mengikuti keadaan
hukum stokes
F s=kvμ (14)
Kecepatan terminal yaitu pada saat gaya apung ditambah gaya gesek cairan
Σ F=0 (15)
Hukum Newton I menjelaskan bahwa, “Jika resultan gaya pada benda sama dengan
nolmaka benda yang mula-mula bergerak akan bergerak dengan kecepatan tetap
F a+ F s−w=0 (16)
F a = gaya apung
w = berat
ρ f v b g +kvμ−mg=0 (17)
4 3
V b= μ r (18)
3
Dengan memasukkan persamaan (15) dan konstanta stokes sebesar 6r maka
ρf ( 43 Π r ) g+( 6 r Π ) μv −mg=0
3
(19)
4 3 2 2
Π r (ρb −ρf ) r g( ρb−ρ f )
3 g (20)
μ= =
6 μrv v
D. CARA KERJA
5. Ukurlah rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan
Areometer.
8. Masukkan sendok saring sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat
hingga zat cair diam.
10. Ubahlah letak – letak kawat sehingga jarak d berubah juga. Ukurlah d dan T
seperti langkah pada nomor 7 dan 9.(pengulangan jarak d sebanyak 3
perubahan)
11. Ubahlah suhu zat cair dengan memasukkan tabung zat cair ke dalam air es
(dingin) atau ke dalam bak air hangat (panas).(Bila kondisi memungkinkan).
E. PERTANYAAN AWAL
1. Apakah pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair. Terangkan
jawaban Anda.
Jawab:
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naikmaka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya suhu yang terlalu rendah akan menyebabkan
viskositas meningkat, sehingga gesekan yang terjadi pada bola terhadap
viskositas fluida sangat lambat. Ini disebabkan karena viskositas merupakan
suatu bahan yan terbentuk sebelum menjadi zat cair (zat kental) serta adanya
etika partikel-partikel cairan yang semakun cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya. Jika suatu zat dipanaskan atau suhunya naik, maka zat
tersebut semakin cair dan tidak akan kental sehingga koefisien viskositas
semakin kecil. Begitupula jika suatu zat didinginkan atau suhunya semakin
turun, maka zat tersebut akan membentuk seperti sebuah padatan, tapi bukan
padatan yang dapat menyebabkan koefisien viskositas akan meningkat.
2 2 g
η= r ( ρb− ρf ) (terbukti)
9 v
6. Jika sebuah peluru ditembakkan ke atas, apakah kecepatannya pada saat jatuh
Kembali sama dengan kecepatannya pada saaf ditembakkan ? Terangkan
jawaban Anda!
Jawab :
Jika kita mengabaikan hambatan udara maka kecepatan peluru yang
ditembakkan ke atas akan sama dengan kecepatan peluru pada saat jatuh karena
pengaruh gaya gravitasi bumi peluru tidak akan lebih cepat atau lebih lambat
ketika kembali ke tanah disbanding saat ia baru meninggalkan laras maka
berapa pun kecepatan laras sebutir peluru akan secepat itu pula peluru mencapai
tanah
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika Dasar. 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Jakarta: UNJ.
Syaiban, “Rancang Bangun Alat Uji Viskositas Dengan Metode Bola Jatuh Praktikum
Mekanika Fluida Skala Laboratorium”, 2021
Rohani, Iman. 2019. Mekanika Fluida; untuk Bidang Ilmu Rekayasa. Yogyakarta: Graha Ilmu