MAKALAH
Oleh :
Nama : Ermawati
NRP : 113020138
Kelompok :F
Meja : 1 (satu)
Tanggal Percobaan : 2 Desember 2011
Asisten : Muhammad Luthfi Khairul Anwar
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan
Dalam menggambarkan suatu sampel zat akan dirinci sifat-sifatnya yang khas.
Misalnya keadaan fisik dari zat, yang berarti akan disebutkan zat berupa padat,
cair atau gas. Juga akan disebutkan beberapa massanya (beratnya) yang
merupakan sifat yang dapat diukur dari suatu zat. Kita gunakan sifat-sifat di atas
(Brady, 1999).
Sifat ekstensif adalah sifat yang tergantung dari ukuran dari sampel yang
diperiksa. Misalnya massa dan volume : bila ukuran sampel naik maka massa dan
volumenya juga akan naik. Sifat intensif tak tergantung dari ukuran sampel.
Beberapa contoh adalah sifat-sifat fisik seperti warna, titik leleh dan titik didih.
Misalnya semua sampel dari tembaga murni pada suhu kamar berbentuk padat,
mempunyai warna yang khas yang mudah dikenal dan akan meleleh pada suhu
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam ‘garis’ arusnya akan
2.1 Viskositas
Viskositas adalah resistor untuk setiap material yang mengalir yang dimiliki
oleh semua cairan. Viskositas dapat diperoleh melalui pengukuran waktu yang
diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler.
besar daripada air, sirop dikatakan cairan yang lebih kental dari air. Secara
kuantitatif viskositas diukur dengan menentukan laju cairan dalam pipa kapiler.
Hal ini telah ditunjukkan oleh Jean Louis Marie Poiseulle bahwa volum cairan (V)
yang mengalir dalam pipa kapiler per satuan waktu (t) berbanding lurus dengan
jari-jari kuadrat pipa (r) dan tekanan yang mendorong cairan turun (P), serta
berbanding terbalik dengan panjang pipa (d) dan viskositas cairan (ή). Secara
V = Пr2P
t 8ήd
Viskositas dilaporkan dalam satuan yang disebut ‘poise, P’. secara kasar,
viskositas air pada suhu kamar adalah 1 senti-poise (1cP). Minyak bensin
persamaan :
η1 = ρ1t1
η2 ρ2t2
Dengan η1 dan η2 masing-masing adalah viskositas pembanding dan
viskositas cuplikan yang akan dicari. ρ1 dan ρ2 masing-masing adalah massa jenis
pembanding dan massa jenis cuplikan. t1 dan t2 adalah waktu alir pembanding
dengan waktu alir cuplikan yang diperlukan dari mulai awal sampai akhir
(Anonim, 2009).
Viskometer Oswald menggunakan prinsip kecepatan aliran bahan pada suatu pipa
yang bekerja atas dasar hukum Archimedes. Alat ini dibuat dari tabung kaca
sedemikian sehingga jika dicelupkan kedalam zat cair, alat ini terapung tegak di
dalam zat cair itu. Untuk itu bagian bawah viskometer dibebani dengan butiran-
butiran timbale, dan bagian tengahnya dibuat lebih besar (Anonim, 2009).
Tegangan permukaan adalah salah satu sifat khas yang dihasilkan dari gaya
antar molekul dalam wujud cair. Adanya ketidaksetimbangan antaraksi di
cenderung mengadakan bakutarik secara sama dalam semua arah sehingga tidak
(Sunarya, 2005).
lengkung, sebab bentuk seperti itu akan meminimalkan energi permukaan cairan.
Jika suatu cairan berinteraksi dengan materi lain akan terjadi dua kemungkinan,
yaitu tetesan cair dipertahankan atau terbentuk lapisan cairan yang menyebar
(membasahi) keadaan ini ditentukan oleh kekuatan gaya antar molekul yang
terjadi, yaitu gaya kohesi atau gaya adhesi. Jika gaya kohesi lebih kuat
jika gaya adhesi lebih kuat atau energi yang diperlukan untuk menyebarkan
sabun diteteskan kedalam air, sabun akan menyebar melintasi permukaan air dan
permukaan air seperti orang yang sedang bermain ‘ice-skating’ di dataran bersalju
(Sunarya, 2005).
tetangganya, tetapi pada permukaanya, sebuah molekul pada permukaan ini hanya
mengalami gaya tarik menarik kea rah badan cairannya. Perilaku cairan pada
permukaan cairan dapat jauh membentuk tetesan, dapat merambat pada pipa
permukaan suatu cairan akan memiliki persentuhan dua permukaan. Bila benda
f = 2 Lγ atau γ = f ……..
sebuah kawat melingkar (cincin) mala L = 4ПR, dengan R adalah jejari cincin.
4πR
permukaan suatu cairan, diantaranya adalah metode rambat kapiler dan metode
hasilnya cukup teliti. Tabung kapiler (terbuat dari gelas) dicelupka kedalam
cairan, cairan akan merambat naik melalui pipa kapiler. Gaya (f) yang
F = 2.π.γ.cosθ
dengan F = gaya yang menyebabkan cairan naik, r = jejari kapiler, γ = tegangan
permukaan cairan Ө = sudut sentuh antara cairan dengan dinding gelas. Gaya
f = π.r2.ρgh
h adalah tinggi kolom cairan, ρ adalah massa jenis cairan dengan g adalah
bahwa kesetimbangan telah tercapai. Dengan kata lain kedua gaya f dan ρ adalah
γ= r.ρ.g.h .
2 cos θ
Dalam hal ini sudut sentuh (Ө) sangat kecil sehingga dapat dianggap nol dan
persamaan menjadi :
γ= r.ρ.g.h .
2
2.3 Titik Leleh
Titik leleh adalah suhu dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan
setimbang dimana tekanan luar sama dengan 1 atm. idealnya titik leleh ini berada
dalam 1 titik, namun kenyataannya berada dalam suatu rentang tertentu, biasanya
antara 0,3 – 0,5 derajat. hal ini dikarenakan pada zat padat yang akan dilelehkan
tersebut, terdapat zat pengotor, atau pada saat terjadi pelelehan zat padat mengurai
1. Identifikasi senyawa yang tidak diketahui. suatu senyawa yang tidak diketahui
dapat diidentifikasi dengan menentukan titik lelehnya. titik leleh yamg didapat
2. Uji kemurnian. senyawa yang telah diketahui namanya untuk lebih meyakinkan
bahwa senyawa yang kita miliki benar merupakan senyawa yang dimaksud, bisa
3. Menentukan berat molekul dari suatu senyawa. senyawa yang belum diketahui
berat molekulnya namun kita mengetahui titik lelehnya, maka untuk mencari berat
Dewasa ini telah banyak alat penguji titik leleh yang berkembang dari mulai
a. Labu kjeldahl, labu yang berisi cairan tangas bersuhu didih tinggi kemudian
dipanaskan diatas pembakar bunsen sambil di aduk-aduk. prinsip utama dari labu
kjeldahl ini adalah dengan menggunakan aliran konveksi diharapkan terjadi proses
distribusi panas dari sumber (api bimsen) ke padatan yang telah dimasukkan ke
b. Alat thiele, memilki prinsip yang sama dengan labu kjeldahl, namun pemanasan
c. Melting block, prinsip utama dari alat ini adalah menggunakan proses konduksi
dari logam untuk penghantaran panas. pada alat ini terdapat dua luabang di bagian
atas yang digunaka untuk menaruh pipa kapiler dan termometer, sementar dua
mudah dilakukan. ketika mulai dan berakhirnya semua padatan mencair maka
akan terdengar bunyi alarm. sehingga suhunya dapat di atur, dan pengamatan
dimiliki zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan volume zat
itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa dan
volumenya. Namun, nilai kerapatan tidak bergantung pada massa zat maupun
ρ= m .
V
dimana, ρ = Massa jenis zat (kg/m3)
Kerapatan benda padat tegar yang berbentuk balok dapat ditentukan dengan
mengukur massa, panjang, lebar dan tinggi (tebal) benda tersebut. Besar
ρ= m .
pxlxt
ρ= 4m .
π d2 t
Tepung, pasir, kapur, semen, dan sebagainya kurang akurat jika kerapatannya
butirannya yang ditempati udara. Pengukuran akan lebih akurat jika menggunakan
(m3 – m1) .
Cara yang paling mudah menentukan kerapatan zat cair adalah dengan
mengukur massa dan volumenya dalam gelas ukur. Zat cair, seperti spiritus
Selain dengan dua metode itu, kerapatan zat cair juga dapat ditentukan dengan
neraca Mohr.
mempunyai perbandingan massa 1; 0,1; 0,01; 0,001, beban yang terbesar 5 gr.
Benda celup digantungkan pada ujung lengan neraca, volume bend a celup 5
cc. Terhadap titik tumpu O, dalam keadaan neraca seimbang (EG horisontal),
Ʃ (momen gaya) = 0
Ʃ (w x l) – F x 10 = 0
Ʃ (m x g x l) – ρ x V x g = 0
Ʃ (m x l) = 10 x ρ x V
pada bagian lengan l, sedang V merupakan volume benda celup yang besarnya 5
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat yang Digunakan, Bahan yang
Alat yang digunakan pada percobaan Sifat-sifat Fisik dari Zat adalah
benang, bunsen, kelm statif, pompa isap (piller), pipet ukur, stopwatch.
Bahan yang digunakan pada percobaan Sifat-sifat Fisik dari Zat adalah
anilum, minyak kelapa, air susu, sakarin, Na-Benzoat, alkohol, aquadest, dan
aseton.
Bilaslah pipa kapiler dengan aquadest, alcohol dan terakhir dengan aseton
kemudian keringkan.
Setelah kering bilaslah pipa kapiler dengan cuplikan yang akan diperiksa.
Susun alat dan tempatkan dalam penangas air (± 25 O). isi tabung dengan
aquadest sedemikian sehingga pipa kapiler tercelup dalam cairan sedalam ± 1cm.
Biarkan cairan merambat naik dan setelah benar-benar berhenti bacalah tinggi
permukaan cairan pada kedua pipa kapiler tersebut. Tinggi permukaan cairan
dihitung relatif terhadap permukaan cairan dalam tabung besar. Kemudian
keduanya akan sama. Lakukan pengukuran ini h untuk setiap cuplikan sebanyak 3
kali.
mengggunakan piknometer.
Celupkan viscometer bersih dan kering kedalam penangas (gelas kimia berisi
Setelah itu hisaplah cairan tadi dengan menggunakan karet penghisap melalui
tepat pada permukaan aquadest hingga tepat pada tanda batas B stopwatch
dimatikan.
Catat waktu yang diperlukan aquadest untuk melewati volume bola yang