Anda di halaman 1dari 16

FLUIDA

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikelpartikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
memiliki gaya geser.
Fluida ada 2 macam: cairan dan gas. Watak dari fluida adalah mengalir, mengisi ruangan
yang mewadahinya. Beberapa diantara sifat-sifat fluida adalah:
1.Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa per satuan volume, sedangkan
berat spesifik adalah berat per satuan volume.
2. Tekanan: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur (gauge pressure).
Yang disebut terakhir tidak lain adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir (1 atm).
Tekanan fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau barometer (gas).
3. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi
termal: Panas spesifik adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan
massa sebesar satu derajat. Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk
menghantarkan (mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal
menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.
4. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan
incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas bersifat
incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya dinyatakan dalam bulk
compressibility modulus.
Istilah compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah
compressible flow dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas
fluidanya tidak berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan
incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan aliran,
misalnya aliran udara.
5. Viskositas: menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding) diatas lapisan
lainnya. Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan ada tidaknya geseran (shear). Dengan
demikian, viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan tegangan geser yang
terjadi pada partikel-partikel fluida. Dalam hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous fluid
dan inviscid fluid (kadangkala disebut juga nonviscous fluid atau frictionless fluid). Sebetulnya,

semua fluida pasti memiliki viskositas betapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat
kecil dan bisa diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid fluid.
Fluida yang berada didalam lapis batas (boundary layer) biasanya diperlakukan sebagai viscous,
sedangkan fluida yang berada diluar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid. Fluida yang
berada dalam lapis batas, sebagai akibat dari sifat viskositasnya, akan membentuk gradien
kecepatan.
Pada fluida Newtonian, gradien kecepatan berubah secara linier (membentuk garis lurus)
terhadap besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian, hubungan antara
gradien kecepatan dan besarnya tegangan geser tidaklah linier.
6. Tegangan permukaan (surface tension): adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada
permukaan fluida (cair). Definisi lainnya adalah: intensitas daya tarik-menarik molekular per
satuan panjang pada suatu garis manapun dari permukaan fluida. Dimensi dari tegangan
permukaan adalah gaya per panjang. Contoh bagaimana efek dari tegangan permukaan adalah,
jika sebuah pisau silet diletakkan secara perlahan diatas air maka pisau silet tersebut tidak akan
tenggelam akibat adanya tegangan permukaan air.

HIDROLIKA
Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan
dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun
makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa
sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida, hidrolika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan
perpindahan tenaga menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika
membentang dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen
seperti aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air, hitungan
dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka seperti sungai dan
selokan.
Kata Hidrolika berasal dari bahasa Yunani hydraulikos, yang merupakan gabungan dari hydro
yang berarti air dan aulos yang berarti pipa.

1. Massa Jenis Zat (Density)


Massa
jenis adalah
pengukuran massa setiap
satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI kilogram per meter kubik (kg/m3)
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
=m/V
dengan: m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan

Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)

Air

1,00

Gliserin

1,26

Aluminium

2,7

Kuningan

8,6

Baja

7,8

Perak

10,5

Benzena

0,9

Platina

21,4

Besi

7,8

Raksa

13,6

Emas

19,3

Tembaga

8,9

Es

0,92

Timah Hitam

11,3

Etil Alkohol

0,81

Udara

0,0012

2. Tekanan (p)
Tekanan zat adalah gaya yang bekerja pada benda tiap satuan luas
benda
Secara matematis, tekanan zat dirumuskan sebagai berikut.
P=F/A
dengan :
F = gaya yang bekerja pada benda
A = luas penampang benda

3. Tekana Hidrostatis (Ph)


Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada
pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu.
Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat cair, massa jenis dan
percepatan gravitasi.
Ph = F / A
= mg / A
= rVg / A
= rAhg / A
= rhg
ket.
P= Tekanan Hidrostatik (N/m2)
= Massa Jenis (kg/m3)
g= Percepatan gravitasi ( m/det2)
h= Kedalaman/ketinggian (m)
Tekananan Pada Suatu Kedalaman
P = P o + Ph
P = Po + g h
Dengan :
Po = tekanan udara luar
h = ke dalaman di ukur dari permukaan
= massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi

Barometer Raksa
PA = P B
Po = g h
Dengan :
= massa jenis raksa = 13,6 gr / cm 3
g = percepatan gravitasi = 9,8 m / s2
h = tinggi raksa dalam pipa kapiler (cm atau m)
Po = tekanan udara luar = 1 atm atau 76 cm Hg

Hukum Pascal
Tekanan yang di berikan kepada fluida yang memenuhi sebuah ruangan di teruskan oleh fluida
itu dengan sama kuatnya ke segala arah tanpa mengalami pengurangan
PRINSIP HUKUM PASCAL

Di rumuskan :
P1 = P2
(F1/A1) = (F2/A2)
Dengan :
F1 : gaya yang bekerja pd piston 1
F2 : gaya yang bekerja pd piston 2
A1 : luas penampang 1
A2 : luas penampang 2
Bejana Berhubungan

Di rumuskan :
P1 = P2
Po + 1gh1 = Po + 2gh2
1h1 = 2h2
Prinsip-prinsip hukum Pascal dapat diterapkan pada alat-alat seperti,
PastaGigi
Pasta gigi adalah cairan yang tertutup dalam tabung dengan lubang kecil di
salah satu ujung. Ketika bagian ujung satunya dari tabung diperas maka
akan menyemprotkan pasta gigi keluar dari ujung terbuka yang satunya.
Tekanan diberikan pada tabung dan ditransmisikan secara merata ke seluruh
pasta gigi. Ketika tekanan mencapai ujung terbuka, kemudian memaksa
pasta gigi keluar melalui lubang tersebut.
Rem Hidrolik
Contoh lain betapa bergunanya hukum pascal adalah prinsip kerja rem
hidrolik dalam kendaraan bermotor seperti mobil. Rem hidrolik dalam mobil
menggunakan cairan untuk mengirimkan tekanan, gaya yang diberikan pada
pedal

akan

diteruskan

ke

silinder

utama

yang

berisi

minyak

rem.

Selanjutnya, minyak rem tersebut akan menekan bantalan rem yang


dihubungkan pada sebuah piringan logam sehingga timbul gesekan antara
bantalan rem dengan piringan logam. Gaya gesek ini akhirnya akan
menghentikan putaran roda.
Dongkrak Hidrolik
Dongkrak

digunakan

untuk

mengangkat

mobil

yang

akan

dicuci

menggunakan hukum pascal. Saat kita mendorong salah satu piston dengan
gaya f maka fluida didalamnya tertekan kemudian menyebarkan tekanan

dengan merata ke segala arah, sehingga mampu menekan piston lain yang
ditumpangi mobil yang kemudian terangkat ke atas.
Suntikan
Begitupun dengan suntikan, kita memberikan tekanan pada salah satu ujung
suntikan kemudian cairan keluar melalui ujung tajam jarum suntikan
tersebut. dan masih banyak contoh lainnya.

Mengapung

Karena bendanya seimbang, maka :


Fy = 0
Fa w = 0
Fa = w
Fa = mb g
Fa = (b Vb) g
(f Vbf) g = (b Vb) g
b = (Vbf/Vb) f

Atau
b = (Vbf/Vb) f
= (A hbf / A hb) f
b = ( hbf / hb ) f

Dengan :
b = massa jenis benda (kg / m3)
f = masa jenis fluida (kg / m3)
hb = tinggi benda (m)
hbf = tinggi benda dalam fluida (m)

Kesimpulan :
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan mengapung, bila massa jenis rata rata benda
lebih kecil daripada massa jenis fluida.
Syarat benda mengapung :
b < f

Melayang

Syarat benda melayang :


Fa = w
(f Vbf) g = (b Vb) g
f = b
Kesimpulan :
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan melayang, bila massa jenis rata rata benda
sama dengan massa jenis fluida.
Syarat benda melayang:
b = f

Tenggelam

Dengan cara yang sama di peroleh :


b > f
Kesimpulan :
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam, bila massa jenis rata rata benda
lebih besar daripada massa jenis fluida.

contoh:

TEGANGAN PERMUKAAN

Secara matematis tegangan permukaan di rumuskan :

Atau

Tegangan Permukaan pd Sebuah Bola

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS FLUIDA Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida
mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan bendabenda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seharihari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian
juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara
yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni: 1. Fluida statis 2. Fluida Dinamis 1.
FLUIDA STATIS Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut
atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis
sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang
tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai
yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai
dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga
cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya
dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya
sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu
tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut. Sifat- Sifat Fluida Sifat
fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam
(statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas. 1. Massa Jenis Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu
dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut
tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah
bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi
lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan

massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran
kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi
massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kgm-3) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
dengan: m = massa (kg atau g), V = volume (m3 atau cm3), dan = massa jenis (kg/m3 atau
g/cm3). Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa
Jenis atau Kerapatan Massa (Density) Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis
(g/cm3) Air 1,00 Gliserin 1,26 Aluminium 2,7 Kuningan 8,6 Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9
Platina 21,4 Besi 7,8 Raksa 13,6 Emas 19,3 Tembaga 8,9 Es 0,92 Timah Hitam 11,3 Etil Alkohol
0,81 Udara 0,0012 2. Tegangan permukaan Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet
yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan.
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair.
Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di
permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan
timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul
di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah
permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas
ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk
menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan
permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. 3. Kapilaritas Tegangan permukaan ternyata juga
mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang
menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain
itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala
kapilaritas. Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan
pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau
lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan
gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu,
gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair
yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan
kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda

jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan
baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Pada gejala kapilaritas pada air, air
dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi
antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca
lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa
dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan
atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang
bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Berikut ini beberapa contoh yang
menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: a. Naiknya minyak tanah melalui
sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan. b. Kain dan kertas isap dapat menghisap
cairan. c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu. Selain keuntungan,
kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini : Air hujan merembes dari dinding
luar, sehingga dinding dalam juga basah. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui
batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab. 4. Viskositas Viskositas merupakan
pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada
masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan
internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu
yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan
ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari
pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan
disebut fluide ideal. Tekanan Hidrostatis Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah
gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang
tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. p= F/ A dengan: F =
gaya (N), A = luas permukaan (m2), dan p = tekanan (N/m2 = Pascal). Persamaan diatas
menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya
bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis
yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di
atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep
tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A). p= F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida
dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p= massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = V,
persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p = Vg / A Volume fluida di dalam bejana
merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h).
Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan
menjadi p= (Ah) g / A = h g Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya
dituliskan sebagai berikut. Ph = g h ph = tekanan hidrostatis (N/m2), = massa jenis fluida
(kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan
semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang
dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan

berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah
jika kedalaman bertambah. Contoh menghitung tekanan hidrostatis Tabung setinggi 30 cm diisi
penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan
tabung berisi: a. air, b. raksa, dan c. gliserin. Gunakan data massa jenis pada Tabel Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2. Ditanya : a. Ph air b. Ph raksa c. Ph gliserin Jawab : a.
Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air: Ph = gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3
m) = 3.000 N/m2 b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa: Ph = gh =
(13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2 c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang
berisi gliserin: Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2 Prinsip tekanan
hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur tekanan yang
digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut. a. Manometer Pipa
Terbuka Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat
ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p
(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan
atmosfir (p0). b. Barometer Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista
Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur
tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang
tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan
kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul A Unit
of Measurement, The Torr Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa
(mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
raksa percepatan gravitasi Bumi panjang raksa dalam tabung atau (13.600 kg/cm3 )(9,8
m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2 Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 105 N/m2 c. Pengukur
Tekanan Ban Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban,
tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan
dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara
luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban. MEKANIKA FLUIDA Mekanika fluida adalah
subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang dapat berupa cairan dan gas).
Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari
fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Fluida
Newtonian vs. non-Newtonian Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton)
didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan
gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa
fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida.
Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada
keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang".
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada
material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk
adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada
cat). Ada banyak tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang
berubah pada keadaan tertentu. Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang
menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan istilah
viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian adalah: di mana

adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida adalah viskositas fluida-sebuah konstanta
proporsionalitas adalah gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran Viskositas pada
fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan tekanan dan tidak
bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel dan
viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan yang menggambarkan tegangan
geser (dalam koordinat kartesian) adalah di mana ij adalah tegangan geser pada bidang ith
dengan arah jth vi adalah kecepatan pada arah ith xj adalah koordinat berarah jth Jika suatu
fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian. ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida dapat diaktegorikan: 1. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam
aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relative
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton 2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum
dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran
turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran. 3. Aliran transisi Aliran transisi
merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. KONSEP DASAR Bilangan
Reynolds Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikanlaminar bila
aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada
bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan. Viskositas Viskositas fluida
merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum
molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan
temperatur hal ini disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunya viskositas dari zat cair tersebut. Rapat jenis (density ) Density atau rapat jenis ()
suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan
volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai density dapat dipengaruhi oleh
temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena
disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin berkurang. Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan
aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing masing jenis aliran.
Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. TEKANAN
DALAM FLUIDA Misalkan kita sedang berendam di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolaholah air menekan seluruh tubuh kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini semakin besar
apabila kita masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada dibalik peristiwa ini.
Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa fluida memberikan tekanan terhadap benda yang
berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada
ketebalannya atau lebih tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga
merupakan bentuk dari fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan seperti definisi di atas.
Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian tertentu di atas bumi namun untuk ketinggian
yang sangat tinggi di atas permukaan bumi besarnya menjadi berbeda. FLUIDA ELEKTROREOLOGI Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan
fluida yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali

dengan mungkin? Sebab ide atau niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun
yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya.
Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari partikel dielectric yang tersuspensi
pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi, alias tidak mampu hantar
listrik). Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian
dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat campuran
seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar yang
diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida
elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai yield stress relatif kecil, ya iyalahcairan gitu loh
Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat
dengan drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk
menjelaskan fenomena ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm)
diaplikasikan kepada fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari
dielektrik partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga
mempunyai kutub ini menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya,
sesusai sifat kutub masing-masing. Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel searah dengan
medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk daripada susunan rapi jajaran partikel yang
berbentuk seperti rantai inilah yang menyebabkan nilai yield stress menjadi naik secara dramatis.
Definisi pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini, ntar disambung
lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi telah
mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: - controllable valve and shakers - controllable
machinery and engine mount - controllable clutch and brakes - controllable dampers Mungkin
ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan operasikan
terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di depan anda hanyalah
kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik produk-produk
tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang membikin dahi
berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian lama waktu yang
diperlukan. FLUIDA BERMAGNET Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor
penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah
penelitiannya berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan
Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic particle)
berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan
seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan.
Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa cenderung bersifat stabil (tidak
terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang
terjadi ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda
mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika adukannya
merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu tersuspensi kedalam air, dan
cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan performa stabilitas fluida bermagnet
dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel magnet satu
sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat
dipertahankan lebih lama lagi. Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika
dikenakan medan magnet. Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida
bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka
kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan
media pendingin loudspeaker adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini. FLUIDA

MAGNET-REOLOGI Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida
magnet-reologi. Secara umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel
magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam
orde mikro-meter (seperseribu meter) dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah
proses pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran
partikel relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat fluida magnet-reologi ini adalah
kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan cukup padat hingga dapat
dikategorikan fase padat (solid phase). 2. FLUIDA DINAMIS Pengertian Fluida Dinamis Fluida
dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap
waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen
(tidak mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang
berkaitan dengan fluida dinamis ini. Besaran-besaran dalam fluida dinamis Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau: Dimana : Q = debit aliran (m3/s) A =
luas penampang (m2) V = laju aliran fluida (m/s) Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit
aliran Dimana : Q = debit aliran (m3/s) V = volume (m3) t = selang waktu (s) Persamaan
Kontinuitas Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau : Hukum
Bernoulli Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi
yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap
titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi : Dimana : p =
tekanan air (Pa) v = kecepatan air (m/s) g = percepatan gravitasi h = ketinggian air Penerapan
dalam teknologi Pesawat Terbang Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi
pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara
tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas
pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat
dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan: = massa jenis udara (kg/m3) va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat
(m/s) vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s) F = Gaya angkat pesawat (N)
Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju
yang lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil
daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan
lama kelamaan akan menyembur keluar.
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai