Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MAKALAH

MK. EKONOMI TEKNIK


PRODI S1 PTB-UNIMED

Skor Nilai :

SISTEM PENGKREDITAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROYEK

KONSTRUKSI

FOTO FOTO
MAHASISWA/I MAHASISWA/I

LILI AGUS SYAHPUTRI RITA WIDYA SARI

5153311022 5153311041

DOSEN PENGAMPU : Dr. DARWIN, ST., M.PD

MATA KULIAH : EKONOMI TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

NOVEMBER 2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena Rindho dan

hidayatNYAlah saya diberi kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

kuliah berupa makalah ekonomi teknik ini dengan tepat waktu. Saya berterima

kasih kepada Bapak Dosen Dr. Darwin, ST. M.Pd yang telah memberikan

bimbinganya.

Kredit merupakan sistem yang dapat meringankan segala sesuatu yang

berhubungan dengan keuangan. Dimana kredit tersebut bukan hanya bisa di

dapat antar sesama manusia atau individu atau kelompok. Namun juga bisa

didapatkan di sebuah Bank. Perlu diketahui bahwa Bank bukan hanya tempat

untuk menyimpan uang, tapi juga untuk meminjam uang, yang mana sistem

pengembaliannya dapat dilakukan secara berangsur-angsur yang lebih dikenal

dengan sistem kredit. Sistem kredit yang disediakan oleh Bank pun juga

bervariasi, dimana setiap Bank memiliki sistem yang berbeda-beda dalam

menjalankan keuangannya. Bahkan segala kemudahan dan juga Bunga yang

harus ditarifkan pun sangat bervariasi.

Sehubungan dengan tugas makalah ekonomi teknik (Sistem Pengkreditan)

yang bersifat individual ini, saya juga mengetahui bahwasanya makalah yang

saya buat ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali

kekurangannya, oleh sebab itu saya meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam

penulisan, dan saya mengharapkan saran beserta kritikannya, agar saya dapat

menyempurnakan makalah saya dikemudia harinya. Semoga isi dari makalah ini

dapat bermanfaat.

Medan, 20 -November-2017

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftra isi .................................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................. 2

D. Manfaat Penulisan Makalah ........................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

a. Pengertian Kredit Kepemilikan Rumah ........................................ 3

b. Tujuan dan Fungsi Kredit .............................................................. 5

c. Manfaat kredit .................................................................................. 5

d. Resiko Kredit ..................................................................................... 7

e. Perjanjian Kredit. .............................................................................. 7

f. Syarat syarat kredit ....................................................................... 8

g. Jenis jenis kredit. ............................................................................ 9

h. Prosedur Pemberian Kredit Rumah ............................................. 11

i. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Bersubsidi ....................... 13

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 16

B. Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang

Sistem keuangan merupakan satu kesatuan sistem yang dibentuk dari

semua lembaga keuangan yang ada dan yang kegiatan utamanya dibidang

keuangan yaitu menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat. Keberadaan sistem keuangan ini diharapkan dapat melaksanakan

fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediation) dan

lembaga transmisi yang mampu menjembatani mereka yang kelebihan dana

dengan mereka yang kekurangan dana serta memperlancar transaksi

ekonomi.

Rumah yang dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan

dapat dijual kepada konsumen dengan sistem pembayaran lunas. Tetapi tidak

setiap orang mempunyai kemampuan untuk membeli rumah yang yang

dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan dengan sistem

pembayaran lunas disebabkan oleh keterbatasan kemampuan ekonomi. Untuk

memberikan kesempatan kepada konsumen agar dapat memiliki rumah yang

dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan dapat ditempuh

dengan cara pembelian rumah secara kredit melalui Kredit Pemilikan Rumah

(KPR).

Jadi, setiap peminjam uang dapat menyesuaikan kebutuhan dan

kesanggupannya, dimana sistem kredit ini tidak akan memberatkan baginya.

Yang selanjutnya yang harus diperhatikan ialah besarnya Bunga yang harus

dibayarkan pada setiap kali mengangsur pengembalian hutang. Anda harus

melihat dan mengatur besarnya Bunga tersebut, agar tidak memperbesar

kembalian dari batas normal atau sebelum meminjam uang di Bank,

perhatikan atau lakukan survei untuk mendapatkan Bunga yang ringan.

1
F. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

2.1. Pengertian Kredit Kepemilikan Rumah

2.2. Tujuan dan Fungsi Kredit

2.3. Manfaat kredit

2.4. Resiko Kredit

2.5. Perjanjian Kredit.

2.6. Syarat syarat kredit

2.7. Jenis jenis kredit

2.8. Prosedur Pemberian Kredit Rumah

G. Tujuan Penulisan Makalah

i. Agar mahasiswa lebih memahami tentang system pengkreditan

ii. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan system

pengkreditan

iii. Agar mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai

system pengkreditan dan hubungannya dengan proyek konstruksi

bangunan

iv. Dengan bertambahnya pengetahuan mahasiswa maka mahasiswa dapat

mengembangkan ilmu/wawasanya yang telah ia miliki.

H. Manfaat Penulisan Makalah

1. Mahasiswa mendapat penambahan ilmu mengenai system pengkreditan

serta hubungannya dalam konstruksi bangunan

2. Wawasan para mahasiswa lebih luas

3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana syarat-syarat kredit serta jenis-

jenisnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit

Rumah yang dibangun oleh penyelenggara pembangunan

perumahan dapat dijual kepada konsumen dengan sistem pembayaran

lunas. Tetapi tidak setiap orang mempunyai kemampuan untuk membeli

rumah yang yang dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan

dengan sistem pembayaran lunas disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan ekonomi. Untuk memberikan kesempatan kepada konsumen

agar dapat memiliki rumah yang dibangun oleh penyelenggara

pembangunan perumahan dapat ditempuh dengan cara pembelian rumah

secara kredit melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Kata kredit berasal dari bahasa Romawi, credere (dalam bahasa

Belanda: vertrouwen, Inggris: believe, trust, confidence) yang artinya percaya.

Kepercayaan ini merupakan dasar dari setiap perikatan, yaitu seseorang

berhak menuntut sesuatu dari orang lain. Elemen dari kredit adalah adanya

2 pihak, kesepakatan pinjam meminjam, kepercayaan, prestasi, imbalan,

dan jangka waktu tertentu. Pengertian di atas menunjukkan bahwa kredit

mempunyai arti yang luas, yang mempunyai objek benda. Molenaar

mengemukakan bahwa kredit adalah meminjamkan benda pada peminjam

dengan kepercayaan, bahwa benda itu akan dikembalikan dikemudian hari

kepada pihak yang meminjamkan. M.Jakile mengemukakan bahwa kredit

adalah suatu ukuran kemampuan dari seseorang untuk mendapatkan

sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai ganti dari gajinya untuk membayar

kembali hutangnya pada tanggal tertentu.

Pengertian kredit disebutkan juga dalam Pasal 1 angka 11 Undang-

undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu penyedia uang atau
3
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan

pihak-peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga. Adapun dalam Pasal 1 angka 4 Naskah Perjanjian

Kredit Bank Tabungan Negara dinyatakan bahwa Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada Debitur untuk

digunakan membeli rumah dan/atau berikut tanah guna dimiliki dan dihuni

atau digunakan sendiri. Johannes Ibrahim menyatakan bahwa Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu bentuk kreditconsumer yang

dikenal pula dengan nama housing loan (pinjaman yang diberikan untuk

pembelian rumah). Pemberian fasilitas ini ditujukan untuk konsumen yang

membutuhkan rumah digunakan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau

rumah tangga, tetapi tidak ditujukan untuk kepentingan yang bersifat

komersial dan tidak memiliki pertambahan nilai barang dan jasa

dimasyarakat. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit yang diberikan oleh bank

kepada debitur yang digunakan untuk pembelian rumah beserta hak atas

tanahnya yang dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan,

dalam jangka waktu tertentu debitur mengembalikan kredit (utangnya)

kepada bank disertai dengan pemberian bunga. Rumah yang dibeli oleh

debitur menjadi jaminan pelunasan kredit (utang) debitur kepada bank yang

dibebani hak tanggungan

Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31.4) mendefinisikan kredit sebagai

berikut: Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,

imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam

4
pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan

bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga

nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian

adanya kesepakatan antara bank sebagai kreditur dan nasabah penerima

kredit sebagai debitur, dengan perjanjian yang telah dibuat. Dalam

perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak,

termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian

pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian

yang telah dibuat.

B. Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan dari kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka

ragam sesuai dengan harkatnya, selalu meningkat. Sedangkan kemampuan

manusia mempunyai suatu batasan tertentu, memaksakan seseorang untuk

berusaha memperoleh bantuan permodalan untuk pemenuhan hasrat dan

cita-citanya guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna sesuatu

barang/jasa.

Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk melayani

kebutuhan masyarakat (to serve the society) dalam rangka mendorong dan

melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang

kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat

banyak.

C. Manfaat Kredit

Kredit juga memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Debitur

5
a) Meningkatkan usahanya dengan pengadaan berbagai faktor produksi.

b) Kredit bank relatif mudah diperoleh bila usaha debitur layak dibiayai.

c) Dengan jumlah yang banyak, memudahkan calon debitur

memilihbank yang cocok dengan usahanya.

d) Bermacam-macam jenis kredit dapat disesuaikan calon debitur.

e) Rahasia keuangan debitur terlindungi.

2. Bagi Bank

a) Bank memperoleh pendapatan dari bunga yang diterima dari debitur.

b) Dengan adanya bunga kredit diharapkan rentabilitas bank akan

membaik dan perolehan laba meningkat.

c) Dengan pemberian kredit akan membantu dalam memasarkan

produk atau jasa perbankan lainnya.

d) Pemberian kredit untuk merebut pangsa pasar dalam industri

perbankan.

e) Pemberian kredit untuk mempertahankan dan menggembangkan

usaha bank.

3. Bagi Pemerintah

a) Alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara umum.

b) Alat untuk megendalikan kegiatan moneter.

c) Alat untuk menciptakan lapangan usaha.

d) Meningkatkan pendapatan negara.

e) Menciptakan dan memperluas pasar.

4. Bagi Masyarakat

a) Mendoorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi.

b) Mengirangi tingkat pengangguran.

c) Meningkatkan pendapatan masyarakat.

d) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menyimpan uangnya

di bank.

6
D. Resiko Kredit

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu

kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar

resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja

oleh nasabah maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana

alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya,

sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

E. Perjanjian Kredit

Salah satu dasar yang kuat dan jelas bagi bank mengenai keharusan

adanya suatu perjanjian kredit adalah ketentuan dalam Pasal 1 angka 11

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang menyatakan bahwa

kredit diberikan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain.

Dalam pelaksanaannya, perjanjian kredit pada umumnya harus dapat

memenuhi persyaratan sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320

KUHPerdata, yang menentukan 4 syarat sahnya perjanjian , yaitu :

1) Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian

2) Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian

3) Adanya obyek tertentu

4) Adanya suatu sebab yang halal

Empat syarat tersebut diatas merupakan syarat essensial dari suatu

perjanjian, artinya tanpa 4 syarat tersebut perjanjian dianggap tidak pernah

ada. Adapun syarat yang pertama dan kedua disebut dengan syarat

subyektif, yaitu syarat mengenai orang atau subyek yang mengadakan

perjanjian, sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif,

7
karena mengenai perjanjian itu sendiri atau obyek dari perbuatan hukum

yang dilakukan.

F. Syarat Syarat Kredit

Prinsipnya, bank hanya akan memberi kredit pada orang yang

dipercaya. Oleh sebab itu, hal yang perlu Anda lakukan adalah meyakinkan

pihak bank agar percaya pada Anda. Caranya? Penuhi semua persyaratan

yang diminta.

Seperti kami ringkas dari beberapa situs perbankan nasional, bank

selanjutnya akan membedakan debitur perorangan ini dalam tiga golongan,

yakni wirausahawan, karyawan, dan profesional, sesuai profesi masing-

masing debitur. Persyaratan yang diminta umumnya sama, yakni:

1) Foto kopi identitas diri (KTP, SIM, atau paspor).

2) Fotokopi akte nikah (bagi yang sudah menikah).

3) Fotokopi kartu keluarga.

4) Fotokopi rekekening koran/ giro atau tabungan 6-3 bulan terakhir.

5) Fotokopi slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan (bagi

karyawan).

Sedang, persyaratan yang diminta untuk kelompok debitur perusahaan,

antara lain:

1) Bukti legalitas perusahaan

Fotokopi identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur &

komisaris).

Fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Fotokopi SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).

Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris.

Fotokopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan).

8
2) Performa keuangan

Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun

selama 6-3 bulan terakhir.

Data keuangan lain, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba,

catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan

lainnya.

Setelah hal tersebut di atas lengkap, bank biasanya akan meminta

jaminan untuk lebih meyakinkan mereka bahwa Anda layak mendapat

kredit. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa serifikat atau surat-surat

berharga, bisa juga dalam bentuk wujud tanah, bagunan, kendaraan

bermotor, dan lain-lain. Yang penting, nilainya lebih besar atau (minimal)

sama dengan jumlah kredit diterima.

G. Jenis Jenis Kredit

Pada dasarnya, kredit yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada

nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa mendatang,

dengan disertai kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai

keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang

usaha para nasabah, maka jenis kredit menjdi beragam.

Jenis-jenis kredit tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan penggunaan, adalah :

a. Kredit Konsumtif

Kredit ini digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi,

artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan

terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.

9
b. Kredit Produktif

Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Kredit

produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha

produksi, perdagangan maupun investasi.

c. Kredit Perdagangan

Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangan pada

umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari sesuatu

barang.

2. Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya, adalah :

a. Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya

digunakanuntuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit

investasi misalnya untuk membangun atau membeli mesin-mesin.

Masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan

dibutuhkan modal yang relatif besar pula.

b. Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluanmeningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai

contoh kredit modalkerja diberikan untuk membeli bahan baku,

membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

3. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, adalah :

a. Kredit jangka pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling

lama 1 tahun dan biasanya utuk modal kerja. Contohnya untuk

10
peternakan,misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk

pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah

Kredit yang memiliki jangka waktunya berkisar 1 tahun sampai

dengan 3tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan

investasi. Sebagaicontoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau

peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.

Biasanyakredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan

karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif

seperti kredit perumahan.

4. Jenis kredit menurut jaminannya, adalah :

a. Unsecured Loans

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan . Dalam dunia

perbankan di Indonesia bentuk ini belum lazim dan malahan dilarang

oleh Bank Sentral.

b. Secured Loans

Jenis seperti inilah yang digunakan oleh seluruh bank di Indonesia

tentang pemberian kredit tanpa jaminan.

H. Prosedur Pemberian Kredit Rumah

Menurut Kasmir (2012:100) Secara umum akan di jelaskan prosedur

pemberian kredit oleh badan hukum berikut ini:

a. Pengajuan bekas-berkas Dalam hal ini pemohon atau calon debitur

mengajukan permohonan kredit yang di tuangkan dalam proposal.

11
b. Penyelidikan berkas pinjaman Penyelidikan berkas pinjaman yaitu

meneliti atau mengecek berksa-berkas yang telah diajukan oleh pemohon

yang bertujuan untuk mengetahui apakah berkas yang di ajukan sudah

lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudan benar.

c. Wawancara 1 Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan pihak

bank dengan menanyakan lagsung , untuk meyakinkan apabila berkas

berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan syarat yang di inginkan

bank.

d. On the spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan

meninjau berbagai obyek yang akan di jadikan usaha atau jaminan.

e. Wawancara 2 Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

kekurangan pada saat setelah di lakukannya on the spot di lapangan.

f. Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan

apakah kredit akan di berikan atau di tolak, jika di terima maka di

persiapkan administrasinya.

g. Penandatangan akad kredit / perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan

kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit di cairkan

terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengingat

jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian dianggap perlu.

h. Realisasi kredit Realisasi kredit ini diberikan setelah penandatanganan

surat-surat yang di perlukan dengan membuka rekening giro atau

tabungan di bank yang bersangkutan. i. Penyaluran / pelelangan rumah

Adalah pencairan rumah dari KPR dan Developer yang ditunjuk untuk

membangun rumah.

12
I. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN Bersubsidi adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan Berkas-berkas Permohonan Kredit Prosedur pemberian

kredit diawali dengan permohonan kredit atau pengajuan berkas-

berkas persyaratan kredit yang sebelumnya sudah diketahui oleh

calon debitur yang ada pada Bank BTN pada tahap ini dijalankan oleh

Loan Service (LS) memberikan informasi tentang Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) BTN Bersubsidi kepada calon debitur.

2. Penyidikan Berkas Pinjaman Prosedur selanjutnya penyidikan berkas

pinjaman calon debitur petugas yang melaksanakan adalah Data

Entry Operasional (DEO) dan juga Loan Service (LS) yang meliputi

pengumpulan data permohonan kredit , pengecekan daftar hitam

calon debitur (BI cheking), pemeriksaan kebenaran data yang sudah

terkumpul. Penyidikan ini menghasilkan dua keputusan, yaitu:

1. Lengkap, berarti semua berkas-berkas yang sudah terkumpul

sesuai dengan persyaratan dapat diproses ketahap selanjutnya.

2. Tidak lengkap, berarti masih ada berkasberkas yang kurang

dipenuhi calon debitur sebagai persyaratan kredit sehingga

belum dapat diproses ketahap selanjutnya.

3. Wawancara 1 Pada tahap ini Loan Service (LS) yang melaksanakan

wawancara awal dengan calon debitur terkait dengan penghasilan,

jumlah anggota keluarga, dsb. Pada Bank BTN untuk formulir

wawancara awal hanya dibuat satu rangkap saja sekedar untuk

mengetahui secara langsung. Formulir wawancara sebaiknya dibuat 3

rangkap dengan rincian berikut:

Rangkap 1: Bank BTN (arsip)

Rangkap 2: calon debitur

Rangkap 3: Loan Adminitration (LA)

13
4. Proses Analisa Kredit Pada tahap analisa kredit sudah sesuai dengan

prosedur yang ada yaitu yang melaksanakan analisa kredit adalah

analis yang berkompeten dibidang tersebut. Petugas analisa kredit

menganalisa dari pengahasilan calon debitur, kemampuan membayar

dari calon debitur, dan juga analisa dari penialain Appraisal. Selain

itu sebaiknya analis kredit menganalisa kredit tidak hanya dari 3 pilar

saja melainkan dengan 5C yaitu:

a. Character

b. Capacity

c. Capital

d. Condition of Economic

e. Collecteral

5. On The Spot

5. Pada tahap ini Loan Administration (LA) yang melaksankan on the

spot atau kunjungan ketempat calon debitur yang akan mengajukan

kredit dengan membawa berkas-berkas debitur agar bisa melakukan

pencocokan data lisan dengan keadaan yang sebenarnya.

6. Wawancara 2 Prosedur selanjutnya yaitu tahap wawancara 2 (dua),

wawancara lanjutan dari wawancara 1 (satu) yang sudah dilakukan

oleh LS. Wawancara tahap 2 (dua) ini dilakukan oleh LA pada saat

melakukan OTS dan Appraisal.

7. Keputusan KPR Keputusan KPR dilakukan oleh MCLU Head setelah

menerima surat rekomendasi dari analis kredit untuk dianalisa

kembali berkas permohonan calon debitur, yang dijadikan acuan

14
dalam pertimbangan pemutusan kredit apakah kredit tersebut ditolak

atau diterima.

8. Akad kredit Setelah MCLU Head memberikan keputusan kredit

bahwa kredit disetujui, pihak LS menerbitkan SP3K untuk

penandatanganan Akad kredit. Akad kredit dilakukan oleh calon

debitur (suami dan istri) bagi yang sudah menikah, kemudian LS,

MCLU Head, dan juga notaris.

9. Pencairan Dana Pencairan dana Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN

Bersubsidi dicairkan melalui rekening Developer oleh petugas Loan

Administration (LA) dan Transaction Processesing (TP).

10. Prosedur Monitoring Tahap terakhir dari prosedur pemberian kredit

yaitu prosedur monitoring. Monitoring kredit yang dilakukan pada

BTN cabang kediri sudah baik dimana memiliki pejabat yang

berwenang tersendiri untuk memantau rekening debitur setiap

harinya.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seseorang atau suatu badan atau lembaga keuangan yang

memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit dimasa mendatang akan

sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik berupa barang,

uang ataupun jasa. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian

suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan, yang merupakan suatu keyakinan pemberi kredit

(bank) bahwa kredit yang diberikannya baik dalam bentuk uang,

barang atau jasa akan benar- benar diterimanya kembali dalam jangka

waktu tertentu dimasa yang akan datang.

2. Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan

pemberian kredit dan pelunasannya.

3. Resiko, yang menyatakan adanya risiko yang mungkin muncul

sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya.

4. Kesepakatan, yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur

terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian

dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

B. SARAN

Untuk menghadapi masalah kredit macet, Bank harus mempunyai

Manajemen Kredit yang handal dalam menganalisa calon debiturnya. Bank

harus menggunakan Prinsip Prudential dan prinsip knowing your customer

agar dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah. Apabila terjadi

16
kredit macet, Bank bisa menggunakan pendekatan pendekatan terhadap

keluarga debitur yang bersangkutan ataupun dengan usaha usaha antara

lain : rescheduling, reconditioning, restructuring, dan liquidation.

17
DAFTAR PUSTAKA

Perbanas STIE. 1991. Dasar-dasar Perkreditan. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Sari, Wulan Angka, dkk. 2016. Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit

Kepemilikan Rumah (Kpr) Btn Bersubsidi Dalam Usaha Mendukung

Pengendalian Manajemen Kredit. Vol 41, No 1

https://media.neliti.com/media/publications/87630-ID-analisis-sistem-dan

prosedur-pemberian-k.pdf. diakses pada 15 11 - 2017

Suryono, Citra Dewi Putri, dkk. 2016. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Pemilikan

Rumah (Kpr) Dalam Mengantisipasi Terjadinya Kredit Bermasalah. Vol 32,

No 1

https://media.neliti.com/media/publications/86677-ID-evaluasi-sistem-pemberian-

kredit-pemilik.pdf . diakses pada 15 11 2017

18

Anda mungkin juga menyukai