Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

(TEORI PERKEMBANGAN)

NAMA KELOMPOK II : AGAPE M PANJAITAN (5153311001)

LILI AGUS SYAHPUTRI (5153311022)

M HABIBI F MARUF (5153311024)

KELAS : D EKSTENSI 2015

DOSEN PENGAMPUH :

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
TEORI PERKEMBANGAN
Sesi pertanyaan I
1. Penanya : Jheriko Pratama Barus
Pertanyaan : Jelaskan pengertian tahap-tahap Psikoseksual ( Tahap Oral, Tahap Anal,
Tahap Falik, Tahap Laten, Tahap Genital)
Penjawab : Lili Agus Syahputri
Jawaban :
1. Fase Oral (usia 0 1 tahun)
Pada fase ini terdapa pada usia 0-1 tahun (anak bayi). Fase ini terdapat pada bagian
khusus mulut yang merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan
seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan/minum menjadi sumber
kenikmatannya. Kenikmatan atau kepuasan diperoleh dari rangsangan terhadap bibir-
rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan menguyah (sesudah gigi
tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak
memuaskan). Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan (oral
incorforation) dan menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototip dari
bermacam sifat pada masa yang akan datang. Kepuasan yang berlebihan pada masa
oral akan membentuk oral incorporation personalitypada masa dewasa, yakni orang
menjadi senang/fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau mengumpulkan harta
benda, atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain).

2. Fase Anal (usia 11/2 3 tahun)


Pada fase terdapat pada usia 11/2 -3 tahun. fase ini lebih menekankan pada
perkembangan yang terdapat anus/dubur merupakan daerah pokok aktivitas dinamik,
kateksis dan anti kateksis berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan
kotoran). Mengeluarkan faces menghilangkan perasaan tekanan yang tidak
menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Sepanjang tahap anal, latihan defakasi
(toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan
anal. Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap kepribadian di masa
depan tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika
ibu terlalu keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. Ini adalah
prototip tingkah laku keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality).
Sebaliknya ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan membuat anak
bebas melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di tempat dan waktu
yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul sebagai sifat ketidak
teraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman (anal
exspulsiveness personality). Apabila ibu bersifat membimbing dengan kasih sayang
(dan pujian kalau anak defakasi secara teratur), anak mendapat pengertian bahwa
produktif.
Jadi, tugas-tugas yang harus diselesaikan selama fase ini adalah belajar mandiri,
memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan
menangani perasaan-perasaan yang negatif.

3. Fase Fhalik (usia 3 6 tahun)

Pada fase ini merupakan tahap yang ke 3 yang terjadi pada usia 3-6 tahun. Falik
berasal dari kata latin phallus, yang berarti penis. Pada usia alat kelamin
merupakan daerah erogen terpenting. Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang
besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang
tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang penting.
Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang
diikuti fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy (pada
perempuan). Odipus kompleks adalah kateksis obyek kepada orang tua yang
berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin
memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin
memilki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
Pada mulanya, anak (laki dan perempuan) sama-sama mencintai ibunya yang telah
memenuhi kebutuhan mereka dan memandang ayah sebagai saingan dalam merebut
kasih sayang ibu. Pada anak laki-laki, persaingan dengan ayah berakibat anak cemas
kalau-kalau ayah memakai kekuasaannya untuk memenangkan persaingan merebut
ibunya.. Gejala ini disebut cemas dikebiri atau castrationanxiety. Kecemasan inilah
yang kemudian mendorong laki-laki mengidentifikasi iri dengan ayahnya.

4. Fase Latent (usia 6 tahun)


Dari usia 6 tahun sampai remaja, anak mngalami periode perbedaan impuls seksual,
disebut periode laten (masa puber). Anak akan lebih menekankan semua minat dalam
hal seksualitas serta mengembangkan keterampilan social dan intelektual. Aktivitas
ini dapat menyalurkan sebagian besar energi anak kedalam bidang-bidang kehidupan
emosional yang aman dan dapat membantu anak untuk meluapkan konflik yang
sangat mengganggu di tahap falik. Pada fase laten ini anak mengembangkan
kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan
nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan hubungan teman
sebaya. Fase laten juga ditandai dengan percepatan pembentukan super ego, orang
tua bekerjasama dengan anak berusaha merepres impuls seks agar enerji dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan superego. Anak
menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya (masa pubertas).

5. Fase Genital (usia 12/13 dewasa)


Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem
endoktrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda
seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tanda seksual
primer. Impuls pregenital bangun kembali dan membawa aktivitas dinamis yang
harus diadaptasi, untuk mencapai perkembangan kepribadian yang stabil. Pada fase
falis, kateksis genital mempunyai sifat narkistik, individu mempunyai kepuasan dari
perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diinginkan hanya
karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah. Pada fase
genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan
keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang
berorientasi sosial, realistik dan altruistik.
Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan
seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepribadian. Ini ditandai
dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial,
mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan
perasaan berdosa atau perasaan bersalah.

2. Penanya : Putri Aprillia Tampubolon


Pertanyaan : Jelaskan maksud teori Kognitif sosio-budaya dari Vygotsky
Penjawab : M Habibi F Maruf
Jawaban :
Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan
intelektual atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak
berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang
lebih tahu. Secara singkat, teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi
sosial dengan budaya mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat
seorang anak mengalami kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya
Vygotsky memusatkan perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan
masyarakat dalam pembentukan pengetahuan. Pengetahuan terbentuk sebagai akibat
dari interaksi sosial dan budaya seorang anak. Pengetahuan tersebut terbagi menjadi
dua bentuk, yaitu pengetahuan spontan dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan
spontan mempunyai sifat lebih kurang teridentifikasi secara jelas, tidak logis, dan
sistematis. Sedangkan pengetahuan ilmiah sebuah pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dan sifatnya lebih luas, logis, dan sistematis. Kemudian proses
belajar adalah sebuah perkembangan dari pengertian spontan menuju pengertian
yang lebih ilmiah.

3. Penanya : Ricky Johanes Baras


Pertanyaan : Jelaskan pengertian 3 struktur yang dimilki oleh Freud (ID, Ego, Super
Ego)
Penjawab : Agape M Panjaitan
Jawaban :
Id merupakan komponen utama dalam kepribadian. Id adalah satu-satunya komponen
kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari
perilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha
untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan
timbul kecemasan dan ketegangan. Menurut Frued id mencoba untuk menyelesaikan
ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses utama yang
melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai
cara untuk memuaskan kebutuhan. Sebagai contoh adalah ketika merasa lapar atau
haus maka akan segera memenuhi kebutuhan tersebut dengan makan atau minum
sampai id tersebut terpenuhi.
Yang kedua adalah Ego. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab
untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan
memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima
di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego
beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan proses sekunder adalah mencegah
terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan
kebutuhan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang
ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
Dan komponen yang terakhir adalah Superego. Superego adalah suatu gambaran
kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat,
agama, orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya Superego adalah hati nurani, jadi
Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau yang
salah. Superrgo hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. Id, Ego dan Superego
saling mempengaruhi satu sama lain, ego bersama dengan superego mengatur dan
mengarahkan pemenuhan id dengan berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam
masyarakat, agama dan perilaku yang baik atau buruk.
Sesi pertanyaan II
1. Penanya : Lina Masryanti Sihombing
Pertanyaan :Jelaskan cara menanggulangi masalah seorang anak yang memilki
masalah broken home berdasarkan teori perilaku kognitif sosial
Penjawab : Agape M Panjaitan
Jawaban :
Seperti yang kita ketahui, bahwasanya apabila seorang anak yang kurang kasih
sayang maka anank tersebut akan terhambat masa perkembangannya. Bukan
hanya itu saja, dia akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya yang termasuk
lingkungan bebas bergaul ke arah-arah yang negative.
Seorang anak yang sedang mengalami masalah broken home harus mendapat
dukungan dari orang orang terdekatnya, misalnya sanak saudaranya, dan
sahabat-sahabatnya serta arahan yang positif kepada anak tersebut. Agar anak
tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Selain itu, anak juga harus dapat memotivasi
dirinya sendiri atau mempunyai kesadaran diri yang tinggi agar dia tidak gampang
terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya.

2. Penanya : Inrayonta Nadeak


Pertanyaan : Jelaskan pengertian Orientasi teori elektif
Penjawab : M Habibi F Ma;ruf
Jawaban :

Pandangan ini juga disebut dengan sebagai Eklektisme yaitu pandangan yang
berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori atau doktrin, yang dimaksudkan
untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Dalam
pandangan ini digunakan bebagai teori dalam pendekatannya. Hal in dilakukan
karena tidak ada suatu teori yang sahih. Setiap teori mempunyai kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Suatu teori dapat diterapkan dalam satu kasus tetapi
tidak dapat digunakan dalam kasus lain, hal inilah yang menyebakan digunakannya
bebagai teori dalam pendekatannya. Dalam teori Eklektif, dasar teori yang digunakan
tudak hanya beasal dari satu saja akan tetapi merupakan penggabungan dari beberapa
dasar teori. Misalnya suatu kasus dalam penyelesaianya menggunakan teori A akan
tetapi teori ini mungkin tidak dapat digunakan dalam kasus lain, oleh karena itu perlu
menggunakan teori lain dalam menyelesaikan kasus tersebut.
3. Penanya : Dinda Kahirani Pangabean
Pertanyaan : Teori apakah yang paling tepat/bagus untuk menjelaskan perkembangan
manusia diantara semua teori tersebut?
Penjawab : Lili Agus Syahputri
Jawaban :
Menurut kelompok kami, semua perkembangan manusia yang dijelaskan melalui
berbagai teori baik teori freud, teori erikson, teori psikoanalisis, dan teori-teori
lainnya, sama-sama saling melengkapi, sama-sama saling bersangkut pautan. Seperti
yang kita ketahui, dan telah kita bahas, bahwasanya teori teori Freud mempunya
tahap-tahap perkembangan yang dimullai dari usia 0 (bisa dikatakan baru lahir
hingga pebertas dan ia meninggal) sedangkan teori Erikson juga membahasa
perkembangan yang dimulai sejak usia mulai dari lahir hingga sampai dewasa juga)
teori ini sama-sama saling membahas perkembangan dari sejak awal hingga akhir.
Hanya saja mereka mempunyai perbedaan diantara perkembangan umur, misalnya :
teori Freud berpendapat bahwasanta tahap oral berlangsung selam 18 bulan pertama (
kenikmatan bayi dipusatkan didaerah mulut) dan sampai seterusnya. Sedangkan teori
Erikson berpendapat bahwasanyatahap sensorimotor sejak usia lahir hingga berumur
2 tahun (bayi mengalami kemajuan dari tindakan reflex sampai mulai
membangunkan pikiran simbolis hingga akhir tahap). Jadi intinya tidak ada teori
yang paling tepat atau pun paling bagus. Semua teori sama bagusnya dan saling
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai