Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REVIEW

PROFESI KEPENDIDIKAN
(Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd 2018)

NAMA MAHASISWA : LILI AGUS SYAHPUTRI

NIM : 5153311022

DOSEN PENGAMPU : FUJI AYU ROSNIYATI, M.Pd,

MATA KULIAH : PEROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA

APRIL 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena Rindho dan
hidayatNYAlah saya diberi kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
kuliah berupa Profesi Kependidikan ini dengan tepat waktu.

Sehubungan dengan tugas critical book review yang bersifat kelompok ini,
ada juga bebagai manfaat dari tugas kuliah ini, yaitu menambah wawasan dan juga
mengembangkan budidaya membaca para mahasiswa serta menumbuhkan keaktifan
mahasiswa dalam belajar.

Saya juga mengetahui bahwasanya critical book review yang saya buat ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali kekurangannya, oleh sebab
itu saya (penulis) meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, dan saya
mengharapkan saran beserta kritikannya, agar saya dapat menyempurnakan critical
book review saya dikemudia harinya. Semoga critical book review ini dapat
bermanfaat.

Medan, 9 - April - 2018

Penulis

` Lili Agus Syahputri

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya CBR .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan CBR........................................................................................... 1

1.3 Manfaat CBR ......................................................................................................... 2

1.4 Identitas Buku ........................................................................................................ 2

BAB II. RINGKASAN

2.1 Profesi Kependidikan (Buku Utama) ..................................................................... 4

2.2 Profesi Kependidikan (Buku Pembanding) .......................................................... 14

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku.......................................................................................... 19

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku ................................................................... 20

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 23

4.2 Saran .................................................................................................................. 23

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 25

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan. Tanpa pendidikan
maka masyarakat dan individu akan terus terbelenggu dalam kebodohan dan
kevakuman sehingga sulit untuk berbuat sesuatu yang berguna demi
meningkatkan kualitas diri. Pendidikan bisa dilakukan oleh lembaga formal dan
informal. Guru sebagai profesi menjadi tenaga pendidik yang diharuskan
memiliki kompetensi-kompetensi tertentu seperti kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Semua
kompetensi itu berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan
keprofesionalan guru.
Oleh karena itu alasan saya memilih kedua buku tersebut yang berjudul
buku profesi kependidikan oleh pengarang Dr.Yasarantodo Wau, M.Pd yang
dijadikan sebagai buku utama dan buku profesi kependidikan oleh pengarang
Prof. Dr. H.Hamzah B.Uno,M.Pd yang dijadikan sebagai buku pembanding
karena didalam buku tersebut membahas seputar tentang seorang pendidik yang
profesional sehingga bagus untuk di pahami oleh para calon pendidik khususnya
para calon guru yang ingin menjadi seorang guru yang kreatif, inovatif, dan yang
paling penting menjadi seorang guru yang profesinal dalam segala bidang
apapun yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan social.Selain itu dalam buku tersebut juga menjelaskan tentang bimbingan
konseling dan peran guru sehingga kita sebagai calon pendidik mengetahui
mengenai hal terssebut. Pada buku pembanding diawal bab menjelaskan
mengenai masalah profesi kependidikan, sehingga membuat pembaca yang ingin
mendalami peran sebagai guru profesional tertarik dalam membacanya. Itu lah
kekuatan dari buku ini untuk membuat saya memilih dan membandingkan dari
kedua buku ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan CBR ini yaitu :

1
a. Untuk mengetahui perbedaan diantara buku utama dan buku pembanding.
b. Untuk mengetahui kelebihan dari buku utama dan kelebihan buku
pembanding.
c. Untuk mengetahui kekurangan dari kedua buku tersebut.
d. Menambah pengetahuan tentang critical book review
e. Meningkatkan pola berfikir
f. Melatih keterampilan dalam membuat critical book review.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan CBR ini yaitu :
a. Mahasiswa mendapatkan wawasan lebih banyak karena ada dua buku yang
telah dibaca.
b. Mendapatkan pengetahuan yang dapat diaplikasikan langsung dalam
kehidupan nyata.
c. Mampu menjadikan suatu pembelajaran yang berharga karena didukung
oleh isi kedua buku tersebut.
d. Mengekspresikan pendapat secar pribadi.
e. Membuat diri semakin mahir dalam membuat critical book review
f. Menumbuhkan nilai dan keterampilan yang baik

1.4 Identitas Buku


a. Identitas Buku Utama
Judul Buku : Profesi Kependidikan

Nama Pengarang : Dr.Yasaranto Wau,M.Pd

Penerbit : UNIMED PRESS

Tahun Terbit : 2018

Isbn : 978-602-7938-05-2

Jumlah Halaman : 331 Halaman

2
b. Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Profesi Kependidikan, Problem, Solusi, Dan


Reformasi Pendidikan Di Indonesia

Nama Pengarang : Prof.Dr.H.Hamzah B.Uno,M.Pd

Penerbit : PT Bumi Aksara

Tahun Terbit : 2010

Jumlah Halaman : 146 Halaman

3
BAB II

RINGKASAN

2.1 Buku Utama (Profesi Kependidikan) :


Didalam buku profesi kependidikan oleh Dr.Yasaranto Wau,M.Pd membahas 6
bab yaitu:

Bab I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN yang didalam nya terdapat


dua jenis hal yang dibahas yaitu konsep dasar profesi kependidikan dan ciri-ciri
professional guru,dimana dalam konsep dasar profesi kependidikan memperjelas
empat materi yaitu pengantar,pengertian professional,ciri-ciri profesi,dan guru
sebagai jabatan profesional.sedangkan dalam ciri-ciri profesional guru
memperjelas dua materi yaitu konsep dasar ciri pofesional dan ciri-ciri profesi
guru.
Guru sebagai tenaga pendidik adalah insan – insan pendidikan yang telah
berhasil mengikuti proses pendidikan dan latihan hingga perguruan tinggi, dan
dengan suara nyaring berkata kepada khalayak “saya adalah tenaga pendidik
yang professional.
Profesi sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan
terampil dan cakap. Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris
profession yang berakar dari bahsa latin profeus yang artinya mengakui atau
menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan.
Ciri – ciri profesi:
- Segi fungsi dan signifikansi sosial; suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting.
- Segi kealhian dan ketrampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan ketrampilan tertentu,
- Memperoleh keahlian dan ketrampilan yang dilakukan secara rutin,
- Batang tubuh ilmu,
- Masa pendidikan,
- Aplikasi dan sosialisasi nilai – nilai professional,

4
- Kode etk tertentu dalam memberikan pelayanan masyarakat,
- Wewenang/ kekuasaan untuk memberi suatu judgement/pendapat/putusan,
- Tanggung jawab professional atau otonomi,
- Pengakuan dan imbalan.
Kompetensi guru professional ditetapkan dalam UU no. 14 tahun 2005, meliputi :
1. Kompetensi pedagogik: kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
2. Kompetensi kepribadian: kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi professional: penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4. Kompetensi sosial: kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarat sekitar.

Bab II Profesionalisasi Guru yang didalamnya terdapat enam pembahasan yaitu


pengertian profesionalisasi, profesionalisasi jabatan guru, pengembangan
kinerja guru, pengembangan karir guru, peningkatan mutu, dan perlindungan
profesi. Sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya secara terus menerus. Sasaran penyikapan terhadap
perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat
kerja, pimpinan dan pekerjaan.sebagai jabatan yang harus dapat menjawab
tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan
dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan
pembaharuan sesuai dengan tuntutan tugasnya.
Pekerjaan guru sejak masa awal hingga dewasa ini telah mengalami
perkembangan sejajar dengan berkembangnya kemajuan ditengah masyarakat.

5
Pekerjaan profesional dapat diartikan sebagai pekerjaan yang memerlukan
pendidikan khusus, memenuhi persyaratan khusus yang ditetapkan oleh
organisasi, dan mendapat pengakuan dari negara. Satu jenis pekerjaan dapat
dikategorikan profesional bila memenuhi ciri – ciri dalam berbagai aspek :
fungsi dan signifikasnsi sosial, keahlian dan ketrampilan disiplin ilmu tertentu,
memerlukan pendidikan dan latihan, nilai – nilai profesionalnya dapat
diaplikasikan kepada masyarakat, mempunyai kode etik, mempunyai tanggung
jawab tertentu, diakui dan mendapat imbalan yang layak atas profesinya.
Unsur penunjang tugas guru meliputi berbagai kegiatan yang meliputi:
- Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya,
- Melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas – tugas guru,
- Memperoleh penghargaan/tanda jasa.
Guru yang profesional mampu berperan sebagai:
- Pemelihara (konservator),
- Trasmitor (penerus),
- Transformator (penerjemah),
- Planner (perencana),
- Manajer proses pembelajaran,
- Direktur (pemandu),
- Organisator(penyelenggara),
- Komunikator,
- Fasilitator,
- Motivator,
- Evaluator (penilai).
Unsur – unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja
guru menurut Siswanto dalam Lamatenggo (2001), sebagai berikut:
- Kesetiaan,
- Prestasi kerja,
- Tanggung jawab,
- Ketaatan,
- Kejujuran,
- Kerja sama,

6
- Prakarsa,
- Kepemimpinan.
Undang – undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 8
dan 9 ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhannya dalam bekerja.
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya
(menurut pirdata):
- Kepemimpinan kepala sekolah,
- Fasilitas kerja,
- Harapan – harapan,
- Kepercayaan personalia sekolah.

Bab III Organisasi Dan Sikap Profesi Kependidikan, didalam nya terdapat dua
jenis hal yang dibahas yaitu organisasi profesi keguruan dan sikap profesional
kependidikan.dalam pembahasan pertama ada empat yang dibahas yaitu
konsep dasar,analisis peranan,kode etik profesi guru,dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kode etik.pembahasan yang kedua juga ada empat yang dibahas
yaitu rasional,pengertian,sasaran dan pengembangan sikap.
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang – orang yang
memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian
tertentu. Organisasi profesional bertujuan untuk mengikat, mengawasi, dan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Seorang guru dapat dikatakan memiliki hak profesional jika memiliki lima
aspek yang perlu diwujudkan, yakni:
- Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang
keguruan yang menjadi tanggung jawab,

7
- Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah – langkah interaksi
edukatif dalam batas tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam proses
pengembangan pendidikan setempat,
- Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif
dan efisien dalam rangka menjalankan tugasnya sehari – hari,
- Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-
usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya,
- Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesional secara
individual maupun secara institusional.
Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). PGRI lahir pada tanggal 25 november 1945,
organisasi ini pada mulanya adalah organisasi serikat kerja, tetapi dengan
perkembangannya yang pesat, maka pada akhirnya Kongres XIII di jakarta
pada tahun 1973 merubah sifat organisasi ini dari serikat kerja menjadi
organisasi profesi. Fungsi organisasi profesi keguruan ini ditegaskan oleh
Basyuni Suriamiharja (1981) pengurus besar PGRI adalah membina guru dan
martabat guru dengan segala aspeknya dalam kehidupan profesinya yang
profesional sepanjang masa.
Kode etik berasal dari dua kata yakni code atau kode yang berarti tulisan,
kata atau tanda, yang melalui persetujuan mempunyai arti atau maksud
tertentu. Dan ethic atau etik artinya aturan tatasusila; sikap atau akhlak.
Dengan demikian, kode etik adalah ketentuan atau aturan yang berkenaan
dengan tatasusila dan akhlak. Kode bagi suatu organisasi profesional
merupakan hal yang sangat penting dan mendasar.
Kode etik PGRI:
1. Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-pancasila,
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan masing-masing anak didik,
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan wewenang,

8
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memilihara hubungan
dengan orangtua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik,
5. Guru memelihara hubungan, baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih lugas untuk kepentingan pribadi,
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha megemban dan
meningkatkan mutu profesinya,
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan,
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya,
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

Bab IV Peranan Guru Dalam Manajemen Pendidikan,dalam pembahasan ini ada


dua materi yang di bahas yaitu hakekat manajemen pendidikan dan hubungan
kemiitraan stakeholders,dimana dalam materi yang pertama membahas dua
materi yaitu pengertian manajemen dan fungsi manajemen,materi kedua juga
membahas dua judul yaitu stakeholder pendidikan dan hubungan sekolah.
Manajemen adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.
Fungsi manajemen menurut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktivitas
dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan dimasa akan
datang untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang – orang
itudalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan.
3. Penyusunan (Actuating)

9
Fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya manusia yang akan
melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan di organisasikan
secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
4. Pengarahan (directing)
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang
telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
5. Koordinasi (coordinating)
Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-
orang yang terlibat dalam organisasi kedalam suasana kerjasama yang
harmonis.
6. Pencatatan dan pelaporan (recording dan reporting)
Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga
pengawasan, bahkan memberi umpan balik tidaklah memiliki arti jika tidak
direkam secara baik melalui pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat.
7. Pengawasan (controling)
Pengawasan merupakan fungsi administratif yang mengharapkan setiap
administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang
direncanakan.

Bab V Hakekat Supervisi Pendidikan,dalam bab ini ada sembilan yang dipelajari
yaitu pengertian supervisi pendidikan,latar belakang pentingnya
supervise,tujuan supervise pendidikan,fungsi supervisi pendidikan,,prinsip
supervisi pendidikan,permasalan pada supervise guru,pendekatan supervisi
pendidikan,,tugas supervisor,dan teknik supervisi pendidikan. Jabatan
profesional harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Pengembangan ini seharusnya datang dari kemauan dan kemampuan pribadi
masing-masing tenaga profesional itu.dalam kenyataannya karena berbagai
sebab, pertumbuhan profesional itu memerlukan bantuan dari luar, baik yang
menyangkut substansinya maupun pemanfaatan sumber daya yang mendukung
perkembangan itu. Orang yang bertanggung jawab membantu pertumbuhan
profesional guru adalah supervisor. Supervisor itu sendiri juga merupakan
jabatan profesional, yang sangat mementingkan kemampuan untuk menetapkan

10
bantuan apa dan sampai seberapa jauh yang diperlukan guru.dalam
menjalankan tugasnya supervisor dapat menggunakan satu atau lebih
pendekatan yang dirasa cocok untuk memberikan layanan terhadap guru.
Pendekatan itu antara lain, pendekatan humanistik, pendekatan kompetensi,
pendekatan klinis, dan pendekatan profesional.guru sebagai subjek supervisi
juga harus berperan aktif dalam pelaksanaan supervisi.
Supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar dapat
membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Supervisi berasal
dari bahasa inggris yakni supervision artinya melihat dari atas atau melihat
kelebihan. Seorang supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan-
kelebihan (super) dibidang keguruan, dimana kelebihan tersebut dapat
membuatnya membantu guru memperbaiki situasi belajar mengajar kearah
yang lebih baik.
Tujuan supervisi guru menurut sahertian dan mataheru:
1. Membantu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan,
2. Membantu para guru dalam membimbing pengalaman belajar,
3. Membantu para guru menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar,
4. Membantu para guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid,
5. Membantu para guru dalam menggunakan alat-alat, metode, dan model
mengajar,
6. Membantu para guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri,
7. Membantu para guru membina reaksi mental atau moral para guru dalam
rangka pertumbuhan pribadi jabatannya,
8. Membantu para guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan
tugas yang diembannya,
9. Membantu para guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap
masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber masyarakat dan seterusnya,
10. Membantu para guru agar waktu dan tenaga guru dicurahkan sepenuhnya
dalam membina sekolah.
Tugas supervisor pendidikan menurut Burton:
- Meningkatkan aktivitas pembelajaran,

11
- Meningkatkan pelayanan guru,
- Menseleksi dan mengorganisir materi-materi pembelajaran,
- Melakukan pengetasan dan pengukuran,
- Menentukan peringkat guru.
Pendekatan supervisi pendidikan:
1. Pendekatan Non-direktif
Pendekatan non-direktif merupakan pendekatan terhadap permasalahan
yang bersifat tidak langsung.
2. Pendekatan direktive
Pendekatan direktif merupakan pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung dihadapi guru saat melaksanakan tugas mengajar.
3. Pendekatan collaborative
Pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan yang memadukan
pendekatan direktif dan non-direktif.

Bab VI Bimbingan Konseling Dan Peran Guru,dalam materi yang terakhir ini
membahas tujuh materi yaitu pendahuluan,landasan bimbingan dan
konseling,orientasi layanan konseling,prinsip pokok konseling,pengembangan
program,dan kebutuhan konseling. Bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan bersama. Semua personel sekolah (kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi) mempunyai peran masing-masing dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.untuk dapat menyukseskan
misi bimbingan dan konseling diperlukan program yang komprehensif dan
mantap. Program ini harus disusun dengan tepat sesuai dengan hasil
identifikasi masalah. Oleh karena itu, program bimbingan di setiap jenjang
pendidikan berbeda satu sama lain sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa
pada masing-masing kelompok umur itu.terlepas dari peranan personel
pendidikan lain di sekolah, guru mempunyai peranan amat penting dalam
pelaksanaan bimbingan di sekolah. Hal ini disebabkan oleh posisi guru yang
memungkinkannya bergaul lebih banyak dengan siswa sehingga mempunyai
kesempatan tatap muka lebih banyak dibandingkan dengan personil sekolah

12
lainnya itu. Oleh karenannya, guru dapat memerankan bimbingan kepada siswa
baik di dalam maupun di luar kelas.
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor
dan konseli yang bermasalah, dimana pembimbing membantu konseling dalam
mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku. Sasaran utama dari konseling
adalah perubahan sikap dan tingkah laku kearah yang lebih baik lagi.
Tujuan seorang konselor:
1. Menolong anak mengenal diri sendiri,
2. Menolong anak menerima diri sendiri,
3. Menolong anak mampu membuat keputusan sendiri, menentukan pilihan
sendiri,
4. Menolong anak mampu membuat rencana hidup dan lain-lain, maka
kegiatan konseling itu diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan sementara
bimbingan yang selanjutnya akan berfungsi sebagai langkah untuk
tercapainya tujuan akhir konseling.
Fungsi konseling (terkait dengan pelayanan konseling di sekolah):
1. Fungsi pemahaman
Tugas konselor adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang di
konseling itu.
2. Fungsi pencegahan
Pelayanan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
3. Fungsi penyaluran
Melalui fungsi penyaluran perorangan dan kemudian membantunya dalam
penyaluran ke arah kegiatan atas program yang dapat menunjang
tercapainya perkembangan yang optimal.
4. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah pelayanan konseling yang berfungsi untuk
membantu terciptanya penyesuaian antar siswa dan lingkungannya.
5. Fungsi perbaikan
Meskipun fungsi pemahaman, pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian
telah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masing mungkin

13
mengalami masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan dan
pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan.
6. Fungsi pengembangan
Artinya layanan yang diberikan membantu para siswa dalam
mengembangkan keseluruhan secara lebih terarah dan mantap.
Azas-azas pokok konseling:
- Azas kerahasiaan,
- Azas kesukarelaan,
- Azas kekinian,
- Azas kemandirian.

2.2 Buku pembanding (Profesi Kependidikan, Problem, Solusi, Dan


Reformasi Pendidikan Di Indonesia) :

Didalam buku profesi kependidikan oleh Prof.Dr.H.Hamzah B.Uno,M.Pd


Membahas 10 bab yaitu:

Bab I Suatu Uraian Pengantar Profesi Kependidikan. Dalam bab ini membahas
enam materi yang dibahas yaitu berbagai masalah yang berpengaruh pada
pendidikan, isu yang berkembang dimasyarakat, perubahan paradigm, visi
pendidikan, keberhasilan pendidikan kita dewasa ini, dan masalah yang perlu
diatasi. Di dalam manajemen pendidikan kita harus melihat seberapa jauh
kekuasaan pembuatan kebijaksanaan pendidikan itu tersentralisasi atau
terdesentralisasi. Demikian juga kita harus mengamati seberapa jauh
masyarakat terlibat dan ikut berperan dalam pendidikan berarti memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk mengontrol pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian, pengontrolan ini pendidikan tidak akan dikebiri prosesnya
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Bab II Sepuluh Perubahan Pendidikan Untuk Peningkatan Sumber Daya


Manusia. Dalam bab ini membahas sembilan bab yaitu pendidikan sebagai
proses pembebasan, pendidikan sebagai proses pencerdasan, pendidikan

14
menjunjung tinggi hak-hak anak, pendidikan menghasilkan tindak
perdamaian, pendidikan anak berwawasan integrative, pendidikan
membangun watak persatuan, pendidikan menghasilkan manusia demokratis,
pendidikan menghasilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan, dan
sekolah bukan satu-satunya instrument pendidikan. Seberapa jauh pendidikan
mampu meningkatkan sumber daya manusia (sdm) kita dan jati diri bangsa
dalam mengembangkan demokrasi dan memupuk persatuan bangsa? Hal ini
dapat terlihat dengan menganalisis beberapa paradigme pendidikan, di
antaranya: (1) pendidikan sebagai proses pembebasan. (2) pendidikan sebagai
proses pencerdasan. (3) pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak. (4)
pendidikan menghasilkan tindak perdamaian. (5) pendidikan sebagai proses
pemberdayaan potensi manusia (6) pendidikan anak berwawasan integratif.
(7) pendidikan membangun watak persatuan. (8) pendidikan

Bab III Profesionalisme Guru. Dalam bab ini membahas lima bab yaitu
pendahuluan,hakikat profesi guru,guru sebagai contoh(suri
teladan),kompetensi dan tugas guru dan peranan guru dalam pembelajaran
tatap muka.

Bab IV Merekontruksi Masyarakat Dan Kebudayaan Melalui Pengubahan


Sistem Pengelolaan Pendidikan Disekolah. Dalam bab ini membahas enam
bab yaitu pendahuluan, misi pendidikan persekolahan, sekolah sebagai sarana
rekonstruksi masyarakat, pengaruh eksternal dan internal dalam pengelolaan
pendidikan,pendidikan di sekolah dengan system desentralisasi dan program
kegiatan yang perlu dikedepankan. Perananan sekolah dalam merekonstruksi
masyarakat berarti sekolah merekonstruksi berbagai tata nilai yang telah ada
dalam masyarakat, yang oleh malindoski disebutkan sebagai upaya
mengembangkan kebudayaan. Ada tujuh sistem nilai atau kebudayaan yang
secara universal dikembangkan, yaitu (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3)
sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi, (4) organisasional, (5) sistem
pengetahuan, (6) religi, dan (7) kesenian.

15
Bab V Jabatan Profesional Dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran,dalam
bab ini membahas lima bab yaitu pendahuluan,kegiatan guru dalam
pembelajaran,kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil,metode
penyajian,dan belajar mandiri. Jabatan guru merupakan jabatan profesional
yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional. Bekerja sebagai
seorang yang profesional berarti bekerja dengan keahlian, dan keahlian hanya
dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.

Bab VI Kompetensi Profesionalisme Guru. Dalam bab ini membahas dua materi
yaitu pendahuluan dan instrument pengukur kompetensi guru. Kompetensi
guru adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki guru, yang
diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan
dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang
berhubungan dengan keadaan pribadinya (personal), dan kompetensi yang
berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial).

Bab VII Reformasi Pendidikan. Dalam bab ini membahas lima materi yaitu
pendahuluan, manajemen berbasis sekolah sebagai paradigm baru
pengelolaan pedidikan, menuju otonomi pada tingkat sekolah-
sekolah,pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah, dan pemberdayaan
komite sekolah dan dewan pendidikan. Sistem pendidikan yang selama ini
dikelola dalam suatu iklim birokratik dan sentralistik dianggap sebagai salah
satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan
keunggulan pendidikan di tanah air. Mengapa demikian? Karena sistem
birokrasi selalu menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling
menentukan dalam proses pengambilan keputusan.

Bab VIII Peran Teknologi Dalam Pengembangan Pendidikan Di Indonesia.


Dalam bab ini membahas 4 materi yaitu pendahuluan,pengenalan awal
teknologi, dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan,dan dasar
pertimbangan perumusan. Salah satu komponen pendidikan yang perlu
dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di

16
jenjang pendidikan dasar. Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan
masalah, berpikir secara alternatif, dan menilai sendiri hasil karyanya dapat
dibelajarkan melalui pendidikan teknonologi. Untuk itu, pembelajaran
pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran,
yaitulearning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together.

Bab IX Peran Guru Dalan Pengembangan Media Pembelajaran Di Era


Teknologi Komunikasi Dan Informasi. Dalam bab ini membahas 7 materi
yaitu pendahuluan, teori-teori yang berkaitan dengan sumber belajar,
pengertian media, jenis dan klasifikasi media, peran media, media yang tidak
diproyeksikan, dan media yang diproyeksikan. Klasifikasi media
pembelajaran sebagai berikut:
1. Media yang tidak diproyeksikan (non projected media), jenis media:
realita, model, bahan grafis (graphical material), display.
2. Media yang diproyeksikan (projected media), jenis media: oht, slide,
opaque.
3. Media audio (audio), jenis media: audio kaset, audio vision, active audio
vision.
4. Media video (video), jenis media: video.
5. Media berbasis komputer (computer based media), jenis media: computer
assisted instruction (cia), computer managed instruction (cmi).
6. Multimedia kit, jenis media: perangkat praktikum.

Bab X Membahas Tentang Mengurai Benang Kusut Pendidikan Di Era


Otonomi Pendidikan. Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan
pada beberapa permasalahan yang menonjol: (1) masih rendahnya
pemerataan untuk memperoleh pendidikan, (2) masih rendahnya kualitas
dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan,
di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu
pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. Ketimpangan
pemerataan pendidikan juga terjadi di antarwilayah geografis, yaitu antara

17
perkotaan dan pedesaan, serta antara kawasan timur indonesia (kti) dan
kawasan barat indonesia (kbi), dan antartingkat pendapatan penduduk
ataupun atargender.
Kondisi yang sangat memprihatinkan tentang kualitas pendidikan di
indonesia tercermin pada hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat
sekolah dasar (sd) yang dilaksanakan oleh organisasi international
education achievement (iea) yang menunjukkan bahwa siswa sd di
indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Sementara
untuk tingkat sekolah menengah pertama (smp), studi untuk kemampuan
matematika siswa smp di indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42
negara, dan untuk kemampuan ilmu pengetahuan alam (ipa) hanya berada
pada urutan ke-40 dari 42 negara peserta.

18
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISA

A. Pembahasan Isi Buku

Profesi sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan


terampil dan cakap. Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa
inggris profession yang berakar dari bahsa latin profeus yang artinya
mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan.
Pekerjaan guru sejak masa awal hingga dewasa ini telah mengalami
perkembangan sejajar dengan berkembangnya kemajuan ditengah
masyarakat. Pekerjaan profesional dapat diartikan sebagai pekerjaan yang
memerlukan pendidikan khusus, memenuhi persyaratan khusus yang
ditetapkan oleh organisasi, dan mendapat pengakuan dari negara. Satu jenis
pekerjaan dapat dikategorikan profesional bila memenuhi ciri – ciri dalam
berbagai aspek : fungsi dan signifikasnsi sosial, keahlian dan ketrampilan
disiplin ilmu tertentu, memerlukan pendidikan dan latihan, nilai – nilai
profesionalnya dapat diaplikasikan kepada masyarakat, mempunyai kode etik,
mempunyai tanggung jawab tertentu, diakui dan mendapat imbalan yang
layak atas profesinya.
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhannya dalam bekerja.
Seorang guru dapat dikatakan memiliki hak profesional jika memiliki
lima aspek yang perlu diwujudkan, yakni:
- Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang
keguruan yang menjadi tanggung jawab,
- Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah – langkah interaksi
edukatif dalam batas tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam proses
pengembangan pendidikan setempat,
- Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif
dan efisien dalam rangka menjalankan tugasnya sehari – hari,

19
- Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-
usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya,
- Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesional secara
individual maupun secara institusional.

B. Kelebihan Dan Kekurangan Isi Buku

1. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama


a. Kelebihan
- Pilihan warna dari cover sangat menarik,karena warna nya cerah.
Sampul yang menarik juga menjadi daya tarik tersendiri untuk
meningkatkan keingintahuan pembaca.
- Isi bukunya sangat bagus dan menarik, isinya cukup jelas untuk
dipahami bagi calon guru. Calon guru lebih bisa menghayati dan
mempraktekkan isi buku tersebut.
- Dalam daftar isi di cantumkan daftar gambar,sehingga memudahkan
mahasiswa mencari refrensinya.
- Adanya rangkuman dan juga latihan di setiap babnya sehingga
mempermudah para guru untuk memahami isi buku tersebut,dan
menggali potensi yang telah dipahami.
- Melampirkan kontrak kuliah dan juga melampirkan format
pelaksanaan 6 tugas.
- Bahasa penulis menggunakan gaya bahasa yang sangat komunikatif
dan tidak monoton sehingga mudah untuk dipahami.

b. Kelemahan :
- Jenis font yang dipakai dalam buku ini membuat pembaca tidak
konsen,karena terlalu berdekatan jarak hurufnya. Karena tidak
menggunakan bentuk huruf “times new roman”.
- Perpaduan antara dua jenis font, sehingga membuat buku tersebut
terkesan tidak rapi.

20
- Terdapat kekeliruan pada pengetikan teks tanda kutip.
- Dalam mengetik isi buku ukuran jenis huruf nya tidak sama .
- Gambar yang dilampirkan tidak berwarna
- Dalam buku ini ada kesalahan dalam pengetikan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding


a. Kelebihan :
- Bagian cover sangat menarik,karena dari judul nya saja profesi
kependidikan yang membahas tentang problema, solusi dan reformasi
pendidikan.
- Ringan dan mudah untuk dibawa kemana-mana.
- Bentuk dari teks yang ada dalam buku itu bagus,karena membuat
pembaca merasa konsen.
- Memberikan tugas dalam setiap bab sehingga membuat para pembaca
langsung memberikan pemahaman mengenai isi buku yang telah
dibaca tersebut.
- Pada setiap materi yang dibahas mencantumkan daftar pustaka secara
langsung,sehingga memudahkan para pembaca untuk mengetahui dari
mana sumber yang didapatkan.
- Cara penyajian isi permasalahan terlihat efektif dan efisien terbukti
dengan pola-pola pengembagan pembahasan berdaya guna dan
bertepat guna yang mempermudah pembaca dalam memahami dan
mengerti isi buku.
- Terdapat rangkuman dalam setiap akhir materi yang dibahas,sehingga
memudahkan para pembaca untuk mengingat materi yang dibahas
lebih rinci dari materi tersebut.
- Bahasa yang digunakan pengarang menggunakan bahasa Indonesia
yang sudah sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),selain
itu bahasanya juga lugas sehingga mudah untuk dipahami.

21
b. Kekurangan
- Ada kejanggalan dalam menggunakan sumber acuan.Hal ini juga
tidak baik,karena menunjuk pada acuan yang cukup lama
diberlakukan.
- Penggunaan dua kata sekaligus yang memiliki pengertian sama. Jadi,
jika salah satu dihilangkanmaka tidak akan mengurangi makna
kalimat tersebut.
- Terdapat penulisan yang salah seperti: “Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1880
buku III c dalam rangka pelaksanaan kurikulum taman kanak-kanak”,
sementara sebelumnya pedoman tersebut berlaku pda tahun 1975.
- Terdapat kalimat yang ambigu
- Adakalanya pengarang menyisipkan istilah yang sulit dipahami oleh
pembaca

22
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang sedang mendalami atau
ingin mendapatkan ilmu mengenai keprofesian pendidikan.Di dalam buku ini
memuat hal-hal pokok yang harus diketahui dan dipelajari seperti konsep
profesi kependidikan, pengertian dan syarat-syarat profesi, kode etik profesi
keguruan, pengembangan sikap profesional dan lain sebagainnya. Sebagai
mahasiswa jurusan pendidikan dituntut mampu memiliki sikap profesional
keguruan agar ia dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama
akan melihat bagaimana sikap atau perbuatan guru itu sehari-hari, apakah
memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Buku ini sangat cocok digunakan sebagai buku pedoman ataupun
sebagai buku pegangan sebelum seorang guru mulai terjun langsung
kelapangan dan juga dapat menjadi acuan agar mampu mencetak dan
membentuk dirinya menjadi seorang guru yang profesional. Buku ini sangat
bagus untuk kalangan guru maupun calon guru untuk memotivasi diri menjadi
pembelajar yang profesional. Dalam buku ini juga menawarkan banyak
metode-metode pembelajaran sehingga sangat diperlukan untuk pegangan
guru.Oleh karena itu buku ini menarik minat saya dalam mereview nya.

3.2 Saran
a. Hendaknya penyajian buku ini mempertahankan keunikannya tersendiri
yang telah terbangun dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan pribadi
internal dan juga eksternal dunia profesi kependidikan.
b. Hendaknya penyajian makna tersirat buku juga terus dikembangkan lebih
mendetail agar tidak ditafsir menyimpang dari yang diharapkan.

23
c. Sebaiknya dalam buku tersebut dilampirkan foto-foto atau gambar
mengenai profesi kependidikan,agar pembaca lebih tertarik untuk membaca
nya.
d. Apabila ada kata-kata yang penting,maka seharusnya jenis font cukup di
pertebal saja,bukan mengubah jenis font/huruf nya.
e. Mementingkan kerapian dalam pengetikan setiap kalimat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B.Uno. 2010. Profesi Kepemdidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Yasaranto, Wau. 2018. Profesi Kependidikan. Medan. Unimed Press.

25

Anda mungkin juga menyukai