Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA : LILI AGUS SYAHPUTRI

NIM : 5153311022

KELAS : PTB D EKSTENSI

TUGAS KE :4

DOSEN PENGAMPUH : SANTA MURNI A SITUMORANG, S.E, M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli


1. a. Menurut Aristoteles

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika,
retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).

b. Menurut Immanuel Kant

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan), yang merupakan dasar dari semua pengetahuan
dalam meliput isu-isu epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab pertanyaan
tentang apa yang dapat kita ketahui.

c. Menurut Al Farabi

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang sifat bagaimana sifat sesungguhnya dari
kebenaran.

Sehingga menurut kesimpulan saya, fisafat adalah ilmu pengetahuan yang berisikan
tentang kebenaran.

2. a. Menurut Rene Descartes

Filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan bahwa Allah, manusia dan alam menjadi
pokok penyelidikan.

b. Menurut Plato

Filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang
sebenarnya.

c. Menurut Langeveld

Filsafat adalah berpikir tentang masalah final dan menentukan, yaitu masalah makna
keadaan, Tuhan, kebebasan dan keabadian.

Sehingga dapat saya simpulkan bahwasanya, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok penyelidikan antara Tuhan dengan manusia untuk menggali suatu
kebenaran.

3. a. Menurut Hasbullah Bakry

Filsafat adalah ilmu yang meneliti secara mendalam tentang ketuhanan, manusia dan
alam semesta untuk menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana alam dapat dicapai
sejauh pikiran manusia dan bagaimana perilaku manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.

b. Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah refleksi yang mendalam tentang penyebab di sana dan melakukan,
refleksi dari realitas (reality) jauh ke dalam mengapa penghabisan itu.

c. Menurut Ir. Proedjawijatna

Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk menemukan penyebabnya deras untuk segala
sesuatu dengan pikiran belaka.

Sehingga dari ketiga pendapat para ahli tersebut dapat saya simpulkan bahwasanya,
filsafat adalah ilmu yang meneliti secara mendalam untuk mengetahui tentang
bagaimana dan sejauh mana cara berfikir manusia untuk menghasilkan
pengetahuannya yang realitas.

4. a. Harold H. Titus :
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yg
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi;

b. Prof. Dr.Mumahamd Yamin:

Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya


didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

c. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd:

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara
sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan
radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yg hakiki (pengetahuan, dan kearifan
atau kebenaran yg sejati.

Sehingga dapat saya simpulkan bahwasanya, filsafat adalah suatu pemikiran


terhadap kepercayaan manusia untuk menemukan suatu kebenaran yang bersifat
radikal dan hakiki.

5. a. Bertrand Russel:

Filsafat adalah sesuatu yg berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana
teologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yg
pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun,
seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi
maupun otoritas wahyu.

b. Cicero:

Filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the mother of all the arts ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )

c. Johann Gotlich Fickte:


Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yg jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh
kenyataan.

Sehingga dapat saya simpulkan bahwasanya, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berasal dari segala jenis bidang ilmu yang menghasikan sebuah kebenaran.

6. a. Paul Nartorp

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan


manusia dengan menunjukan dasar akhir yg sama, yg memikul sekaliannya) .

b. Notonegoro:

Filsafat menelaah hal-hal yg dijadikan objeknya dari sudut intinya yg mutlak, yg tetap
tidak berubah , yg disebut hakekat.

c. Driyakarya:

Filsafat sebagai perenungan yg sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan


berbuat, perenungan tentang kenyataan yg sedalam-dalamnya sampai mengapa yg
penghabisan .

d. Sidi Gazalba:

Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala
sesuatu yg di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.

Sehingga menurut kesimpulan saya bahwasanya, filsafat adalah suatu ilmu yang
dapat dijadikan suatu objek untuk menelaah suatu kejadian untuk mencapai suatu
kebenaran yang sesungguhnya.

KEBENARAN MENURUT PARA AHLI


1. a.Thomas Aquinas,

Kadang orang juga membedakan antara kebenaran antologis (Veritas ontologica) dan
kebenaran logis ( Veritas logika). Kebenaran ontologis adalah kebenaran yang
terdapat dalam kenyataan entah spritual atau material, yang meskipun ada
kemungkinan untuk diketahui, masih lepas dari gejala pengetahuan, misalnya tentang
adanya segala sesuatu sesuai hakikatnya, kebenaran tentang adanya Tuhan, tentang
keabadian jiwa, sedang kebenaran logis adalah kebenaran yang terdapat dalam akal
budi manusia si penahu dalam bentuk adanya kesesuaian antara akal budi dan
kenyataan. Menurut Thomas Aquinas, hadir dan terlaksanakanya kebenaran dalam
pengetahuan manusia terjadi dalam bentuk pengarahan melalui proses yang tak ada
hentinya dan tidak bisa lepas dari indra.

b. Menurut Plato

Kebenaran sebagai suatu ketakter tersembunyian adanya itu tidak dapat dicapai
manusia selama hidupnya di dunia ini. Pengertian kebenaran seperti ini sama dengan
pendapat Thomas Aquinas sebagai kebenaran ontoiogis. Aritoteles dapat memahami
kebenaran lebih memusatkan perhatiannya pada kualitas pernyataan yang dibuat oleh
subjek penahu ketika ia menegaskan suatu putusan entah secara afirmatif atau negatif
itu tergantung pada apakah putusan yang bersangkutan sebagai pengetahuan dalam
diri subjek penahu itu sesuai atau tidak dengan kenyataannya. Di sini kebenaran
dimengerti sebagai persesuaian antara subjek sipenahu dengan objek yang diketahui.

c. Bagi Aritoteles

Subjek yang mengetahui lebih penting daripada objek yang diketahui, sebagaimana
dalam pandangan Plato, walaupun demikian bagi Aristoteles pun pengetahuan yang
paling benar dan paling luhur baru dimiliki kalau subjek penahu ( idealitas) dan objek
yang diketahui (realitas) itu identik satu sama lain dalam pengetahuan, akal, budi yang
sempurna. Pengertian tentang kebenaran dalam tradisi Aristotelian adalah kebenaran
logis dan linguistik propotional.

Sehingga menurut kesimpulan saya, Kebenaran itu adalah kenyataan yang berarti
nyata-nyata terjadi dan dapat di pahami berdasarkan akal dan bukti yang dapat di
jangkau oleh logika.

2. a. (Wilardo, 1985:238-239).
Dalam bahasan ini, makna kebenaran dibatasi pada kekhususan makna
kebenaran keilmuan (ilmiah). Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun
langgeng, melainkan bersifat nisbi (relatif), sementara (tentatif) dan hanya merupakan
pendekatan.

b. (Daldjoeni, 1985:235)

Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu
dengan bidang-bidang kehidupan. Kebenaran merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri.
Dengan demikian maka pengabdian ilmu secara netral, tak bermuara, dapat
melunturkan pengertian kebenaran sehingga ilmu terpaksa menjadi steril. Uraian
keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran
terhadap berakarnya kebenaran

c. Poedjawiyatna (1987:16)

Yang mengatakan bahwa persesuaian antara pengatahuan dan obyeknya itulah yang
disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus yang dengan aspek obyek yang
diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.

Sehingga menurut pendapat saya, kebenaran adalah ilmu yang berdasarkan


pengetahuan dan obyek yang telah di ketahui sehingga ilmu tersebut menjadi steril
(benar).

Anda mungkin juga menyukai