Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

azhar rizki 11.22

Analisa Aliran Fluida pada Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm dan


38,1 mm

disusun oleh:

Muhammad Azhar Rizki


Latar Belakang
Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang
handal dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan
keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi
rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu
menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida diartikan
sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat
cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak
dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu
contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan
sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.

Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan
hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep
tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes.
Hukum Pascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal
dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu
Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari Italia.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan
manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum
Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena
itu, diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan hokum Archimedes
sertapenerapannya dalam kehidupan.
Pengertian Fluida dan Macamnya
Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan gaya atau
tegangan geser (shear force). Definisi lain dari fluida adalah zat yang dapat
mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa
pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga
fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik
antara molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan
bebas serta volumenya tidak menentu. Gas termasuk fluida termampatkan.
2. Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik antara molekul
sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung untuk
mempertahankan volumenya. Fluida cair merupakan fluida yang tidak termampatk
Sifat-sifat Fluida
Semua fluida sejati mempunyai atau menunjukkan sifat- sifat atau karakteristik -
karakteristik yang penting.
1) Berat Jenis
Berat Jenis (specific weight) dari suatu fluida, dilambangkan dengan (gamma) didefinisikan
sebagai berat tiap satuan volume. Dirumuskan sebagai berikut :
dimana; = berat jenis (N/m3)
 = kerapatan zat, (kg/m3)
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

2) Kerapatan
Kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai massa tiap satuan volume pada
suatu temperatur dan tekanan tertentu. Kerapatan dinyatakan dengan ρ (adalah huruf
kecil Yunani yang dibaca “rho”) dan dirumuskan sebagai berikut :
Kerapatan fluida bervariasi tergantung jenis fluidanya. Untuk fluida gas,
perubahan temperatur dan tekanan sangat mempengaruhi kerapatan gas. Untuk fluida
cairan pengaruh keduanya adalah kecil. Jika kerapatan fluida tidak terpengaruh oleh
perubahan temperatur maupun tekanan dinamakan fluida incompressible atau fluida tak
mampu mampat.

3) KerapatanKerapatan relatif merupakan perbandingan antara kerapatan fluida tertentu


terhadap kerapatan fluida standard, biasanya air pada 4oC (untuk cairan) dan udara
(untuk gas). Kerapatan relatif (specific gravity disingkat SG) adalah besaran murni
tanpa dimensi maupun satuan, dinyatakan pada persamaan sebagai berikut :

4) Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya (F) tiap satuan luas bidang yang
dikenainya (A). Apabila suatu zat (padat, cair, dan gas) menerima gaya yang bekerja
secara tegak lurus terhadap luas permukaan zat tersebut, maka dapat dirumuskan :
Dimana : P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Satuan SI (Satuan Internasional) untuk tekanan adalah Pa (Pascal) turunan dari Newton/m2.
Dalam teknik memang lebih banyak digunakan satuan tekanan lain seperti
psi (pound per square inch), bar, atm, kgf/m2atau dalam ketinggian kolom zat cair
seperti cmHg. Apabila suatu titik (benda) berada pada kedalaman h tertentu di bawah
permukaan cairan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, maka berat benda
membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan yang dipengaruhi oleh
kedalaman zat cair ini disebut dengan tekanan hidrostatis. Tekanan ini terjadi karena
adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.

Gaya yang bekerja pada luasan tersebut adalah F = mg = ρAhg, de


ngan Ahadalah volume benda tersebut, ρ adalah kerapatan cairan (diasumsikan konstan),
dan gadalah percepatan gravitasi. Kemudian tekanan hidrostatis Ph adalah
Pemahaman tekanan hidrostatis dengan melakukan percobaan yang
menggunakan kaleng bekas tanpa tutup yang diberi lubang berbeda pada ketinggian,
tetapi terletak pada satu garis vertical, maka seluruh lubang akan memancarkan air.Tet
api, masing-masing lubang memancarkan air dengan jarak yang berbeda. Lubang paling
dasarlah yang memancrakan air paling deras. Jadi, gaya gravitasi menyebabkan
zat cair dalam wadah selalu tertarik kebawah. Semakin tinggi zat cair dalam wadah,m
aka akan semakin besar tekanan zat cair itu, sehingga makin besar juga tekanan zat cair
pada dasar wadahnya.
Tekanan Gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan
tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur
tekanan adalah tekanan gauge.Adapun tekanan sesungguhnya disebut dengan tekanan
mutlak.
Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
P = Pgauge + Patm
Alat ukur tekanan dan beberapa jenis alat lainnya telah diciptakan untuk
mengukur tekanan, diantaranya yang paling sederhana adalah manometer tabung
terbuka, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2. Manometer tersebut digunakan untuk
mengukur tekanan tera yang terdiri dari sebuah tabung yang berbentuk U yang berisi
cairan, umumnya mercury (air raksa) atau air.
Gambar Manometer U

5) Temperatur
Temperatur berkaitan dengan tingkat energi internal dari suatu fluida. Setiap atom
dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi temperatur benda tersebut.
Temperatur diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling
dikenal adalah Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis
termometer dengan termometer lainnya mengikuti

6) Kekentalan
Kekentalan (viskositas) diartikan sebagai tahanan internal terhadap aliran, dan beberapa
ahli dapat juga mendefiniskan sebagai gesekan dari fluida. Kekentalan adalah nilai yang
diukur dari tahanan fluida yang berubah bentuk karena tegangan geser (shear
stress) maupun tegangan tarik (tensile stess). Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
jumpai pada fluida seperti air, jelly, madu, susu, dapat pula dikatakan karena tegangan
geser air kecil, sehingga mudah jatuh maka viskositas air lebih kecil dibandingkan
dengan madu, karena madu mempunyai tegangan geser internal yang lebih besar,
sehingga saat diteteskan madu lebih sulit untuk jatuh dibandingkan dengan air.
Pengertian yang paling sederhana adalah bahwa semakin kecil nilai viskositas maka
semakin mudah suatu fluida untuk bergerak. Fluida ideal adalah fluida yang tidak memiliki
tahanan gesekan terhadap tegangan geser, atau biasanya disebut juga dengan
inviscid fluid, sedangkan fluida normal selalu mempunyai tahanan gesekan terhadap teg
angan geser, yang disebut dengan viskos fluid. Rheology adalah ilmu yang
mempelajari aliran suatu benda. Yang didalamnya terdapat juga konsep viskositas,
thermofluid dan hubungan lainnya.
Hubungan antara tegangan geser dan viskositas dan perubahan kecepatan dapat
dipahami pada kasus aliran diantara dua plat datar seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.3. Misalkan jarak antar plat adalah y dan diantara plat tersebut terdapat fluida
dengan isi yang homogen. Asumsikan bahwa plat sangat luas. Dengan luas A yang
besar, pengaruh rusuk dapat dianggap tidak ada. Pada plat bagian bawah diaanggap
tetap lalu diberikan gaya sebesar F pada plat atas. Bila ternyata gaya ini menyebabkan
material diantara dua plat bergerak dengan perubahan kecepatan u, gaya yang diberikan
proposional dengan luas dan perubahan kecepatan.
Gambar Perubahan bentuk akibat dari penerapan tegangan geser
Gaya yang diberikan sebanding dengan luas dan gradien kecepatan dalam fluida:
Persamaan ini dapat dinyatakan dalam tegangan geser
sehingga
dimana; = tegangan geser (N/m2)
= viskositas dinamik (Pa.s)
A = luas penampang lempeng (m2)
du/dy = gradien kecepatan (s-1)
Hal penting yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
 Tegangan geser berbanding lurus dengan perubahan kecepatan dengan arah tegak lurus
layer.
 Teganan geser juga berbanding lurus dengan nilai viskositas suatu fluida, semakin
besar nilai viskositas fluida, semakin besar pula tegangan geser yang dibutuhkan untuk
mengalirkan fluida.
Gambar Perbandingan laju regangan geser terhadap tegangan geser
Keterangan:
 Newtonian: fluida yang memiliki nilai viskositas konstan, misalnya air dan juga
sebagian besar gas.
 Shear thickening: viskositas akan naik dengan kenaikan laju geseran.
 Shear thinning: viskostias menurun dengan pertambahan geseran. 12
 Thixotropic: material yang mempunyai viskositas rendah ketika digerakkan, diberikan
tegangan
 Rheopectic: materials yang mempunyai viskositas meningkat ketika digerakkan, terkena
benturan, maupun diberi tegangan.
 A Bingham plastic adalah material yang mempunyai wujud solid ketika teganan
kecil tetapi mengalir ketika diberi tegangan besar is a material that behaves as a solid
at low stresses but flows as a viscous fluid at high stresses.
Perbandingan antara viskositas dinamik dan kerapatan (density) disebut viskositas
kinematik, yaitu:
Kerapatan, viskositas kinematis dan viskositas dinamik suatu fluida sangat dipengaruhi
oleh temperatur. Sifat-sifat fisik air dan berbagai zat cair lainnya terhadap pengaruh variasi
temperatur diberikan di dalam Tabel.

7) Persamaan Dasar Bernoully


Fluida tak termampatkan (inkompresibel) yang mengalir melalui suatu
penampang sebuah pipa dan saluran apabila aliran bersifat tunak (steady state) dantanp
a gesekan (insviscid) akan memenuhi hukum yang dirumuskan oleh Bernoulli.
Perumusan tersebut dapat dijabarkan dari Persamaan Energi pada aliran fluida melalui
sebuah penampang pipa silinder sebagai berikut :
Energi masuk = Energi keluar

dimana; Ep = Energi potensial (J)


Ek = Energi kinetik (J)
Pv = Energi tekanan (J)
Sehingga dapat dirumuskan :
Dimana Z : elevasi (tinggi tempat)

Tinggi tekanan

Tinggi Kecepatan

8) Kerugian Minor

Kerugian minor diberikan dalam bentuk koefisien kerugian (loss coefficient), yang
didefinisikan sebagai :
Sehingga, head loss:
Cara menentukan nilai koefisien kerugian, K untuk berbagai bentuk transmisi
pipa dan berbagai jenis komponen sistem pipa akan diperinci seperti di bawah ini:
a) Ujung masuk (inlet) dan ujung keluar (exit) pipa
Fluida mungkin mengalir dari reservoir ke dalam pipa dengan bentuk ujung
masuk tertentu. Jika V menyatakan kecepatan aliran setelah masuk pipa, maka nilai
koefisien kerugian, K dari persamaan 56 untuk berbagai bentuk ujung masuk pipa yang
terhubung dengan reservoir
Untuk menghitung kerugian pada ujung pipa keluar, menurut Sularso (1987)
digunakan rumus seperti persamaan:
dimana K = 1 dan V adalah kecepatan rata di pipa keluar
b) Belokan pipa lengkung
Belokan dalam pipa menghasilkan kerugian head yang lebih besar daripada pipa
yang lurus. Kerugian disebabkan daerah yang terpisah dari aliran dekat bagian dalam
belokan (terutama jika tikungan tajam) dan aliran sekunder berputar yang terjadi karena
adanya ketidakseimbangan gaya sentripetal akibat kelengkungan garis tengah pipa.
Efek-efek dan nilai-nilai terkait untuk besar Reynolds Numbers yang mengalir melalui
sebuah belokan
c) Komponen-komponen pipa
Beberapa komponen pipa yang tersedia secara komersial (seperti katup, siku,
tee, dsb), nilai koefisien kerugian K sangat bergantung pada bentuk komponen dan
sangat lemah pada bilangan Reynolds yang besar. Nilai-nilai khas K untuk untuk
komponen tersebut diberikan dalam Tabel 2.4.
Tabel Nilai koefisien kerugian minor K berbagai komponen sistem perpipaan
d) Perubahan penampang pipa mendadak
Pada kerugian yang terjadi karena perubahan penampang, secara sederhana nilai
K merupakan fungsi aspek rasio. Aspek rasio adalah perbandingan penampang yang
lebih kecil dengan penampang yang lebih besar. Untuk perubahan penampang seperti
pembesaran penampang pipa mendadak (sudden expansion) dan pengecilan penampang pipa
mendadak (sudden contraction).

Macam dan Aliran Fluida


Fluida yang bergerak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa katagori.
Apakah alirannya steadi atau tak steadi, apakah fluidanya kompresibel (dapat mampat) atau
inkompresibel (tak dapat mampat), apakah fluidanya viskos atau non -viskos, atau apakah
aliran fluidanya laminar atau turbulen. Jika fluidanya steadi, kecepatan partikel fluida
pada setiap titik tetap terhadap waktu. Fluida pada berbagai bagian dapat mengalir
dengan laju atau kecepatan yang berbeda, tetapi fluida pada satu lokasi selalu mengalir
dengan laju atau kecepatan yang tetap.

Fluida inkompressibel adalah suatu fluida yang tak dapat dimampatkan.


Sebagian besar cairan dapat dikatakan sebagai inkompressibel. Dengan mudah anda
dapat mengatakan bahwa fluida gas adalah fluida kompressibel, karena dapat
dimampatkan. Sedangkan fluida viskos adalah fluida yang tidak
mengalir dengan mudah, seperti madu dan aspal. Sementara itu, fluida tak-
viskos adalah fluida yang mengalir dengan mudah, seperti air.
Aliran fluida dapat dibedakan menjadi aliran laminar dan aliran turbulen, tergantung
pada jenis garis alir yang dihasilkan oleh partikel-partikel fluida. Jika aliran
dari seluruh partikel fluida bergerak sepanjang garis yang sejajar dengah arah aliran
(atau sejajar dengan garis tengah pipa, jika fluida mengalir di dalam pipa), fluida yang seperti
ini dikatakan laminar.
Fluida laminar kadang-kadang disebut dengan fluida viskos atau fluida garis
alir (streamline). Kata laminar berasal dari bahasa latin lamina, yang berarti lapisan atau plat
tipis. Sehingga, aliran laminar berarti aliran yang berlapis-lapis. Lapisan-lapisan fluida
akan saling bertindihan satu sama lain tanpa bersilangan seperti pada Gambar 2.5(atas).Jika
gerakan partikel fluida tidak lagi sejajar, mulai saling bersilang satu sama lain sehingga
terbentuk pusaran di dalam fluida, aliran yang seperti ini disebut dengan aliran turbulen,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 (bawah).

Gambar Aliran laminar (atas) dan aliran turbulen (bawah)


Karakteristik struktur aliran internal (dalam pipa) sangat tergantung dari
kecepatan rata-rata aliran dalam pipa, densitas, viskositas dan diameter pipa. Aliran
fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin merupakan aliran laminer atau turbulen.P
erbedaan antara aliran laminar dan turbulen secara eksperimen pertama sekali
dipaparkan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1883.
Eksperimen itu dijalankan dengan
menyuntikkan cairan berwarna ke dalam aliran air yang mengalir di dalam tabung
kaca. Jika fluida bergerak dengan kecepatan cukup rendah, cairan berwarna akan mengalir di
dalam sistem membentuk garis lurus tidak bercampur dengan aliaran air.
Pada kondisi seperti ini, fluida masih mengalir secara laminar. Jadi pada
prinsipnya, jika fluida mengalir cukup rendah seperti kondisi eksperimen ini, maka
terdapat garis alir. Bila kecepatan fluida ditingkatkan, maka akan dicapai suatu
kecepatan kritis. Fluida mencapai kecepatan kritis dapat ditandai dengan terbentuknya
gelombang cairan warna. Artinya garis alir tidak lagi lurus, tetapi mulai bergelombang
dan kemudian garis alir menghilang, karena cairan berwarna mulai menyebar secara
seragam ke seluruh arah fluida air.
Perilaku ketika fluida mulai bergerak secara acak (tak menentu) dalam bentuk
arus-silang dan pusaran, menunjukkan bahwa aliran air tidak lagi laminar. Pada kondisi
seperti ini garis alir fluida tidak lagi lurus dan sejajar
Gambar Percobaan Reynold tentang Aliran laminar (a) dan aliran turbulen (b)
Menurut Reynold, untuk membedakan apakah aliran itu turbulen atau laminar
dapat menggunakan bilangan tak berdimensi yang disebut dengan Bilangan Reynold.
Bilangan ini dihitung dengan persamaan berikut :
dimana;
Re = Bilangan Reynold (tak berdimensi)
V = kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
D = diameter pipa (ft atau m)
v = viskositas kinematik (m2/s)
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer.
Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen.
Pada Re = 2300-4000 terdapat daerah transisi

Desain Alat
Desain alat yang digunakan pada penelitian
kerugian tekanan dalam sistem perpipaan ini adalah desain alat yang sederhana. Alat yang
dibuat di desain untuk mengsirkulasikan fluida air, dari bak air ke pipa
pengujian dengan bantuan pompa, dan untuk pengaturan debit aliran fluidanya
menggunakan katup pengatur (valve) seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Skema Alat Penguji


Pipa pengujian yang transparan akan dapat membantu untuk melihat aliran dari fluida
tersebut.Untuk mendapatkan data yang terbaik diperlukan ketelitian yang cukup baik
dalam mengamati dan proses pengambilan data, karena rangkaian seperti diatas yang
fluidanya mengalir dengan dorongan pompa membuat debit maupun pembacaan perbedaan
ketinggian sangat fluktuatif.
Setup Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dirakit sendiri dengan mengacu pada referensi
peneliti dan buku mekanika fluida. Komponen- komponen yang
digunakan pada alat pengujian ini adalah:
1. Rangka meja uji
Rangka meja uji digunakan sebagai chassis dari
peralatan uji ini tempat meletakkan segala komponen dari alat uji. Rangka meja uji ini
terbuat dari besi siku yang dirangkai dengan
menggunakan las. Alas meja untuk meletakkan
pipa acrylic terbuat dari triplek dan alas meja untuk meletakkan bak air terbuat dari
papan kayu.
2. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal berfungsi sebagai media u ntuk mengalirkan fluida dari bak air ke
rangkaian alat penguji. Pompa sentrifugal yang digunakan adalah pompa slurry .
Pompa slurry adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan fluida cair dan padat.
Pompa slurry dipasangkan didalam bak air. Adapun spesifikasi dari pompa slurry yang
digunakan adalah:
- Merk dari pompa Nocchi DPV 160 / 6.
- Buatan dari Italia.
- Maximum head 6 m.
- Maximum debit 160 L / 1’.
- Liquid temperature 40°C.
- Frekuensi 50 HZ.
- Putaran 2850 rpm.
3. Pipa pengujian

1. Pipa pengujian yang digunakan adalah pipa acrylic . Pipa acrylic yang digunakan
sebanyak 3 pipa penguji yang terdiri dari: pipa acrylic dengan diameter luar 38,1 mm (1,5
inci) dan diameter dalam 32 mm (1,26 inci) dengan panjang 2 m.
2. pipa acrylic dengan di ameter luar 25,4 mm (1 inci) dan diameter dalam 18 mm (0,71 inci)
dengan panjang 2 m.
3. pipa acrylic dengan diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan diameter dalam 9,5 mm (0,37
inci) dengan panjang 2 m. Tujuan menggunakan pipa acr ylic untuk
penelitian karena pipa acrylic pipa yang transparan sehingga jalannya aliran fluida dapat
dilihat.
4. Piezometric
Piezometric digunakan sebagai alat ukur tekanan dengan cara mengukur beda tekanan yang
terjadi diantara dua titik pada pipa penguji. Piezometric
dibuat dari selang akuarium yang diameter dalamnya 10 mm dan dipasang pada taping
pipa acrylic. Piezometric ini dipasang pada millimeter blok yang sudah diberi ukuran dan
ditempelkan pada triplek, tinggi triplek tersebut 2,35 m dari perm ukaan meja penguji.
5. Rangkaian pipa PVC
Pipa PVC digunakan untuk mengalirkan fluida dari bak air sampai pada sambungan antara
pipa PVC dengan pipa acrylic , alasan menggunakan
pipa PVC dikarenakan pipa PVC dianggap mempunyai permukaan dalam yang licin
(smooth)sehingga kerugian karena losses dapat ditekan.
Pipa PVC yang digunakan yaitu diameter ½”, diameter ½” digunakan dari bak air
sampai inletsuction pada pompa dan diameter ½” juga digunakan pada discharge
suction pada pompa.
6. Katup pengatur ( V alve )
Katup pengatur berfungsi untuk mengatur kecepatan aliran fluida pada pipa
pengujian. Ada tiga jenis katup pengatur pada pipa, diantaranya yaitu:
1. Katup pengatur pada pipa discharge pompa yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
fluida yang masuk pada pipa uji.
2. Katup pengatur pada by pass pipe yang berfungsi untuk mengatur kecepatan fluida
pada by pass pipe agar aliran yang bersirkulasi pada rangkaian konstan dan mencegah
terjadinya “water hammer”.
3. Katup pengatur pada percabangan sebelum pipa uji berfungsi untuk mengatur fluida
yang masuk pada salahsatu pipa pengujian.
7. Bak air
Bak air berfungsi sebagai media penyimpan fluida selama uji coba, bak air yang digunakan
terbuat dari plastik sehingga tahan terhadap korosi. Kapasitas bak air yang digunakan 76
L.
Semua peralatan komponen diatas dirangkai menjadi instalasi seperti pada gambar .
Setelah peralatan dirangkai menjadi instalasi, maka baru diadakan penelitian. Pada
penelitian tersebut diperlukan juga peralatan pembantu untuk mengukur variabe l- variabel
lainnya, yaitu:
 Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengetahui volume fluida dalam waktu tertentu, dari volume
fluida yang didapat akan digunakan untuk mengetahui
debit fluida yang mengalir.
 Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk mengisi gelas ukur.
 Thermometer
Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu fluida selama pengujian. Hal ini diperlukan
karena suhu sangat berpengaruh terhadap viskositas
fluida.
 Busur derajat
Busur derajat digunakan untuk mengetahui besar pembukaan pada katup.

Unit Pengujian
Unit pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
1. Unit Pengujian Langsung
Unit pengujian langsung adalah semua variabel yang diukur langsung pada
saat penelitian,nilainya bis a langsung dapat diketahui tanpa diperlukan
perhitungan lebih lanjut. Unit pengujian langsung pada penelitian ini terdiri dari
pengukuran suhu (°C), beda ketinggian (m), volume fluida yang
tertampung (ml) dan waktu penampungan (s). Seluruh nilai unit pengujian langsung
digunakan sebagai input data untuk mendapatkan nilai unit pengujian tidak langsung.
2. Unit Pengujian Tidak Langsung
Unit pengujian tidak langsung adalah semua variabel yang nilainya didapat dari perhitungan
dan digunakan untuk bahan pengamatan analisa. Pada pengujian ini unit pengujian
langsung terdiri dari debit (Q), kecepatan (V), bilangan Reynolds (Re), dan koefisien
gesek (λ).

Persiapan Pengujian
Persiapan yang dilakukan dalam melakukan pengujian adalah:
 Menyiapkan tempat untuk ruang pengujian. Tempat untuk ruang penguijian tidak sempit
dan cukup luas supaya pengujian dapat
 dilakukan dengan baik.
 Membuat rangka tempat untuk meletakkan
 peralatan pengujian, sehingga peralatan dapat disusun dan menghindari terjadi
getaran pada waktu pengujian.
 Membuat rangkaian alat pengujian dengan menggunakan 3 pipa diameter yang berbeda
dan permukaan yang licin (smooth), pompa, katup, dan bak penampung sedemikian
sehingga membentuk loop tertutup serta pembiasan air yang tersirkulasikan.
 Untuk pipa acrylic diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), pipa acrylic dilubangi dengan
diameter 1 mm yang berjarak 0,5 m dari ujung pipa (tempat aliran masuk).
 Untuk pipa acrylic d iameter dalam 32 mm (1,26 inci), pipa acrylic dilubangi dengan
diameter 2 mm yang berjarak 1 m dari lubang pertama dengan diameter lubang 2 mm.

Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian yang dilakukan pada saat pengambilan data adalah sebagai berikut:
 Memasukkan fluida kedalam bak air dengan volume 76 L.
 Menghidupkan pompa, sehingga fluida dapat mengalir melalui instalasi pipa sehingga
terjadi sirkulasi aliran fluida.
 Menampung fluida yang keluar dari pipa pengujian dengan gelas ukur dan
mencatat waktunya dengan menggunakan stopwatch
 Mengamati tinggi air pada kedua Piezometric sesuai dengan bukaan
katup, mengamati sampai tinggi keduanya relatif stabil (dalam keadaan
tidak naik turun air yang ada dipiezometric lurus).
 Kemudian mencatat tinggi h 1 dan h 2 pada piezometric lurus.
 Mengulangi pengambilan data dengan mengatur bukaan katup dari minimal sampai
maksimal.
 Pengambilan data yang dilakukan dimulai dari aliran dengan bilangan
Reynolds kecil (laminar) sampai dengan bilangan Reynolds besar (turbulen) , dan
 Untuk pengambilan data berikutnya adalah dengan mengalirkan fluida ke pipa penguji
dengan diameter berbeda dan permukaan pipa yang licin (smooth)
, proses pengambilan data sama dengan proses pengambilan awal.

Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini ada dua macam yaitu:
1. Dengan cara mengurutkan sesuai dengan debit yang diperoleh kemudian
mengurutkannya kembali sesuai dengan urutan ditinjau dari bilangan Reynold yang
diperoleh.
2. Pengujian dilakuk an pada pipa acrylic diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18
mm (0,71 inci) dan 32 mm (1,26 inci) dengan permukaan pipa licin. Pengujian ini
dilakukan dengan secara berulang yaitu sebanyak tiga kali untuk setiap bukaan katup. Berikut
ini urutan pengambilan data:
1. Pengujian koefisien gesek pada pipa acrylic diameter dalam 9,5
mm (0,37 inci) permukaan pipa licin dengan fluida air.
2. Pengujian koefisien gesek pada pipa acrylic diameter dalam 18 mm (0,71 inci)
permukaan pipa licin dengan fluida air.
3. Pengujian koefisien gesek pada pipa acrylic diameter dalam 32 mm (1,26
inci) permukaan pipa licin dengan fluida air.
Selama proses pengujian pengecekan suhu
fluida harus sering dilakukan guna mengetahui
viskositas fluida aktual dari fluida dan untuk mendapatkan hasil yang benar dan kerja alat
penguji sambil dicek agar tidak terjadi penyimpang

Metode Pengolahan Data


Untuk kemudahan pengambilan data, maka diambil asumsi- asumsi sebagai berikut:
1. Fluida yang digunakan termasuk kedalam fluida incompressib le (tak mampu mampat)
sehingga persamaan yang digunakan adalah persamaan untuk aliran tak mampu mampat.
2. Fluida yang digunakan adalah fluida yang termasuk fluida Newtonian.
3. Fluida yang mengalir pada pipa tidak mengalami kebocoran sehingga volume dalam
rangk aian dianggap tetap.
4. Permukaan yang diamati untuk pipa acrylicdiameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18 mm
(0,71 inci), dan 32 mm (1,26 inci) dengan permukaan pipa yang licin (smooth).
Pada pengolahan data ini kembali pada tujuan penelitian, maka pengolaha n data
dilakukan guna memperoleh hubungan antara:
1. Bilangan Reynolds (Re) dengan koefisien gesek (λ).
2. Koefisien gesek ( λ ) dengan kecepatan (V) aliran fluida air.
3. Koefisien gesek ( λ ) dengan beda kerugian tinggi tekan (∆H).
4. Koefisien gesek ( λ ) dengan diameter (D) pipa pengujian.

PEMBASAHAN

Pengujian dilakukan pada pipa pengujian Diameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm (1,5
inci) dengan 13 kali bukaan katup, diantaranya: bukaan katup 30°, 35°, 40°, 45°, 50°, 55°,
60°, 65°, 70°, 75°, 80°, 85°, 90°. Dari setiap katup dilakukan sebanyak 3 kali dan hasilnya
dirata - ratakan. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur fluida air terlebih dahulu
dengan menggunakan termometer air. Pengukuran
temperatur bertujuan untuk mendapatkan nilai temperaturnya (T). Temperatur (T) fluida
air didapat maka akan mendapatkan nilai viskositas (v ) fluida
airnya. Lalu fluida disirkulasikan ke pipa pengujian
dengan menggunakan pompa. Supaya stabil, fluida
dibiarkan beberapa menit untuk bersirkulasi. Setelah
fluida bersikulasi stabil, volume fluida ditampung
kedalam gelas ukur selama 10 detik. Maka volume fluida yang masuk kedalam gelas
ukur selama 10 detik didapat. Ini bertujuan untuk menghitung debit (Q) fluida airnya. Karena
diameter dalam pipa (D) sudah diketahui, maka dapat menghitung luas penampang pipa
(A). Sehingga bisa untuk menghitung kecepatan dari fluida air. Nilai volume (V), diameter
dalam (D ) pipa, dan viskositas ( v ) fluida air akan digunakan untuk
mencari nilai bilangan Reynold nya (Re). Sedangkan data perbedaan head tekanan
digunakan untuk mencari nilai koefisien gesek ( λ ). Dibawah ini adalah contoh
perhitungan.

4.2 Data yang diketahui sebagai berikut:


Diameter pipa pengujia n : diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan diameter dalam 9,5 mm
(0,37 inci). Suhu fluida air pada saat pengujian :
29°C.Volume fluida air pada gelas ukur: 2260 ml =2,26×10-3 m3.
La manya fluida air tertampung (t): 10 detik.
Tinggi fluida air di piezometrik 1 (h1 ) : 1252 mm =1,252 m.
Tinggi fluida air di poezometrik 2 (h2 ) : 416 mm = 0,416 m.
Jarak antara piezometrik 1 dan 2 (L) : 1000 mm = 1 m.
Viskositas kinematik ( v ) air pada suhu 29°C : 8,23×10-7 m2/s (dari tabel).
Dari data- data yang sudah diketahui diatas, maka kita dapat menghitung data- data dibawah
ini
 Debit (Q) fluida air
 Luas p enampang pipa pengujian (A)
Diameter dalam (D) pipa = 9,5 mm = 9,5 × 10-3 m.

 Kecepatan (V) fluida air

 Bilangan Reynold (Re)


 Koefisien gesek sepanjang pipa (λ )
Hasil Perhitungan Data Analisa Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian

Data penelitian yang diambil dari hasil


percobaan pada pipa pengujian dengan menggunakan:
1. Pipa acrylic diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan
Diameter dalam 9,5 mm 0,37 inci) dengan permukaan licin.
2. Pipa acrylic diameter luar 38,1 mm (1,5 inci) dan
diameter dalam 32 mm (1,26 inci) dengan permukaan licin.

Tabel Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian Diameter 12,7 mm (0,5 inci) Dengan Permukaan
Licin

Tabel 4.2. Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian Diameter 38,1 mm(1,5 inci) Dengan
Permukaan Licin
Gambar Grafik Re- λ Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm (0,5 inci) Dengan Permukaan Licin
Gambar Grafik Re- λ Pipa Acrylic Diameter 38,1 mm (1,5 inci)
Dengan Permukaan Licin

Gambar Grafik Re - λ Gabungan Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm


( 0,5 inci) Dan Diameter Dalam 38,1 mm (1,5 inci) Permukaan Licin

PENUTUP
Dari hasil analisa aliran fluida air pada pipa acrylic berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1
mm (1,5 inci) dengan permukaan licin berdasarkan grafik Re - λ , dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) dengan permukaan licin
alirannya termasuk kedalam aliran turbulen, koefisien gesek (λ) terletak pada persamaan
Blassius λ = 0.3164Re -1/4 dengan grafik Re - λ yang lurus.
2. Pada pipa pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5 inci) dengan permukaan licin
alirannya termasuk kedalam aliran turbulen, grafik Re- λ melengkung mendekati lurus.
3. Nilai bilangan Reynold (Re) pada pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci)
lebih besar dari nilai bilangan Reynold (Re) pada pipa pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5
inci). Karena semakin bertambahnya nilai bilangan Reynold (Re) semakin kecil nilai
koefisien geseknya (λ), maka nilai koefisien gesek (λ) pada pipa pengujian berdiameter
12,7 mm (0,5 inci) lebih kecil dari nilai koefisien gesek (λ) pada pipa pengujian
berdiameter 38,1 mm (1,5 inci).
4. Pada kecepatan yang sama (V = konstan), jika semakin besar diameter (D) pipa
pengujiannya , maka nilai koefisien geseknya (λ) akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika semakin kecil diameter (D) pipa pengujiannya, maka nilai
koefisien geseknya (λ) akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai