MEKANIKA TANAH
ANGGOTA KELOMPOK 1
Uji sampel yang dipergunakan dalam praktikum adalah struktur tanah lempung
sebagai komposisi dalam pembuatan benda uji. Lokasi pengujian Gradasi ayakan, Liquid
Limit, Plastic Limit dan Pemadatan Tanah pada Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Kadiri, sedangkan pengujian Sondir pada lokasi Lapangan Olahraga Universitas Kadiri.
Dasar Analisa yang digunakan adalah dengan SNI 3423:2008 pengujian Gradasi Ayakan,
SNI 1966:2008 Plastic Limit, SNI 03-1967-1990 Liquid Limit, SNI 1743:2008 Kepadatan
Tanah dan SNI 2827:2008 pengujian Sondir. Hasil Uji Gradasi Ayakan pada struktur tanah
yang di ambil dari Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek terdiri
dari 3,6% Gravel, 54,04% Sand, 9,32% Silt dan 33,04% Clay. Pada pengujian ini terdapat
2 sampel dengan campuran 0% dan 10% limbah beton. Sifat konsistensi Index Plastis
Tanah pada campuran 0% limbah beton adalah 13,51% dengan nilai optimum Liquid Limit
38,51% dan Plastic Limit 25,00%. Sehingga didapatkan nilai 0,43 pada perhitungan jenis
mineral lempung (Kaolinite). Sedangkan Index Plastis Tanah pada campuran 10% limbah
beton adalah 17,13% dengan nilai optimum Liquid Limit 38,38% dan Plastic Limit 21,25%.
Sehingga didapatkan nilai 0,54 pada perhitungan jenis mineral lempung (Illite). Sifat
pemadatan Tanah pada campuran 0% limbah beton pada nilai kadar air 10% dalam uji
proctor menunjukkan nilai optimum (ɣd) sejumlah 1,53 (gr/cm3) dengan berat kering benda
uji 1475 gr. Sedangkan pada campuran 10% limbah beton pada nilai kadar air 10% dalam
uji proctor menunjukkan nilai optimum (ɣd) sejumlah 1,65 (gr/cm3) dengan berat kering
benda uji 1590 gr. Daya dukung tanah pada pengujian sondir menunjukkan nilai jumlah
friction sebesar 752 Kg/Cm2 pada kedalaman 10 meter.
ii
ABSTRACT
Test sample used in practicum is clay soil structure as a composition in making test
specimens. Sieve Gradation, Liquid Limit, Plastic Limit and Soil Compacting test locations
at the Kadiri University Civil Engineering Laboratory, while Sondir testing at the Kadiri
University Sports Field location. The basic analysis used is SNI 3423: 2008 Sieve
Gradation testing, SNI 1966: 2008 Plastic Limit, SNI 03-1967-1990 Liquid Limit, SNI
1743: 2008 Soil Density and SNI 2827: 2008 Sondir testing. Sift Gradation Test Results on
the soil structure taken from Kedungsigit Village, Karangan District, Trenggalek Regency
consisted of 3.6% Gravel, 54.04% Sand, 9.32% Silt and 33.04% Clay. In this test there are
2 samples with a mixture of 0% and 10% concrete waste. The consistency properties of the
Soil Plastic Index in a mixture of 0% concrete waste is 13.51% with an optimum value of
Liquid Limit 38.51% and Plastic Limit 25.00%. So we get a value of 0.43 on the calculation
of the type of clay mineral (Kaolinite). While the Soil Plastic Index in a mixture of 10%
concrete waste is 17.13% with an optimum value of Liquid Limit 38.38% and Plastic Limit
21.25%. In order to get the value of 0.54 on the calculation of the type of clay mineral
(Illite). Soil compaction properties in a mixture of 0% concrete waste at a value of 10%
moisture content in the proctor test showed an optimum value (ɣd) of 1.53 (gr / cm3) with
a dry weight of 1475 gr. Whereas the mixture of 10% concrete waste at 10% moisture
content in the proctor test showed an optimum value (ɣd) of 1.65 (gr / cm3) with a dry
weight of the specimen 1590 gr. The carrying capacity of the soil in sondir testing shows
the value of the amount of friction of 752 kg / cm2 at a depth of 10 meters.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan mengucap Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
dipergunakan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akademik dalam Jurusan
sempurna tanpa ada berbagai pihak pendukung dalam pengerjaanya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penyusun ingin mengucap ungkapan
1. Bapak Yosef Cahyo SP., ST., MT., M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Kadiri.
2. Bapak Eko Siswanto ST., MT. selaku ketua jurusan Teknik Sipil, Fakultas
3. Bapak Agata Iwan Candra ST., MT. selaku dosen pembimbing yang selalu
4. Bapak Zendy Bima Mahardana, ST. selaku Kepala Laboratorim Teknik Sipil
Universitas Kadiri beserta seluruh jajaran Anggota Lab. yang senantiasa selalu
praktikum ini.
5. Bapak dan Ibu orang tua beserta seluruh keluarga, yang selalu mensuport baik
iv
6. Teman – teman program Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
KAVINDO YUGISWARA H.
NIM. 18513438
v
DAFTAR ISI
vi
3.3 UJI LIQUID LIMIT ................................................................................ 14
3.3.1. Alat .............................................................................................. 14
3.3.2. Bahan........................................................................................... 15
3.3.3. Prosedur Pelaksanaan .................................................................. 15
3.4 UJI PLASTIC LIMIT ............................................................................. 16
3.4.1 Alat .............................................................................................. 16
3.4.2 Bahan........................................................................................... 16
3.4.3 Prosedur Pelaksanaan .................................................................. 16
3.5 UJI COMPACTION TEST ..................................................................... 17
3.5.1 Alat .............................................................................................. 17
3.5.2 Bahan........................................................................................... 18
3.5.3 Prosedur Pelaksanaan .................................................................. 18
3.6 UJI SONDIR ........................................................................................... 19
3.6.1 Alat .............................................................................................. 19
3.6.2 Prosedur Pelaksanaan .................................................................. 21
3.7 RUMUS YANG DIGUNAKAN ............................................................ 22
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. UJI GRADASI AYAKAN ...................................................................... 27
4.2. UJI LIQID LIMIT ................................................................................... 29
4.3. UJI PLASTIC LIMIT ............................................................................. 31
4.4. UJI COMPACTION TEST ..................................................................... 34
4.5. UJI SONDIR TEST ................................................................................ 36
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN ....................................................................................... 40
5.2. SARAN ................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.2 Hasil Grafik Uji Liquid Limit Dengan Campuran 0% Limbah
Beton ...................................................................................... 29
GAMBAR 4.3 Hasil Grafik Uji Liquid Limit Dengan Campuran 10% Limbah
Beton ...................................................................................... 30
GAMBAR 4.4 Hasil Grafik Uji Compaction Test Dengan Campuran 0% Dan
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.2 Hasil Uji Liquid Limit Dengan Campuran 0% Limbah Beton. 30
TABEL 4.3 Hasil Uji Liquid Limit Dengan Campuran 10% Limbah
Beton......................................................................................... 31
TABEL 4.4 Hasil Uji Plastic Limit Dengan Campuran 0% Limbah Beton. 32
TABEL 4.6 Hasil Uji Plastic Limit Dengan Campuran 10% Limbah
Beton......................................................................................... 33
Beton......................................................................................... 34
TABEL 4.9 Hasil Uji Compaction Test Dengan Campuran 10% Limbah
Beton......................................................................................... 35
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
terhadap daya dukung tanah tersebut. Dengan melakukan pengujian Gradasi
Ayakan, Liquid Limit, Plastic Limit dan Pemadatan pengujian gradasi ayakan. SNI
3423:2008 pada pengujian Gradasi Ayakan, SNI 1966:2008 Plastic Limit, SNI 03-
1967-1990 Liquid Limit, SNI 1743:2008 Kepadatan Tanah dan SNI 2827:2008
pada pengujian Sondir.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
seperti itu akan menimbulkan masalah jika dibangun konstruksi di atasnya.
2.1.2 Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk massa padat. Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan
adalah kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas.
Pada dasarnya, beton terdiri dari agregat, semen hidrolis, air, dan boleh
mengandung bahan bersifat semen lainnya dan atau bahan tambahan kimia lainnya.
Beton dapat mengandung sejumlah rongga udara yang terperangkap atau dapat juga
rongga udara yang sengaja dimasukkan melalui penambahan bahan tambahan.
Bahan tambahan kimia sering digunakan untuk mempercepat, memperlambat,
memperbaiki sifat kemudahan pengerjaan (workability), mengurangi air
pencampur, menambah kekuatan, atau mengubah sifat-sifat lain dari beton yang
dihasilkan.[12]
Proposi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan berikut: Kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, pemadatan, dan perataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan
menutup permukaan secara serba sama (homogen); Keawetan; Kuat tekan;
Ekonomis.
Dalam perencanaan campuran beton harus dipenuhi persyaratan sebagai
berikut: perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat-
sifat bahan yang akan dipergunakan dalam produksi beton; susunan campuran
beton yang diperoleh dari perencanaan ini harus dibuktikan melalui campuran coba
yang menunjukan bahwa proporsi tersebut dapat memenuhi kekuatan beton yang
disyaratkan.[13]
4
yang mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.[1]
5
Tabel 2.1 Tabel Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO
Tanah Berbutir
Klasifikasi umum
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200)
A-1 A-2
Klasifikasi Kelompok A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisa ayakan
(% lolos)
No. 10 Maks 50
No. 40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No. 200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolos ayakan No. 40
Batas cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Platisitas (PL) Maks 6 NP Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 11
Batu pecah, kerikirl, Pasir Kerikirl dan pasir yang berlanau atau
Tipe Material yang paling dominan
dan pasir halus berlempung
Penilaian sebagai bahan tanah dasar Baik sekali sampai baik
Sistem klasifikasi AASTHO secara garis besar membagi tanah dalam dua
kategori pokok, yaitu tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus, yang dipisahkan
oleh saringan No. 200. Tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus jika lebih dari
35% tanah lolos saringan No. 200.[15]
6
berbutir halus dan berbutir kasar adalah pada lubang ayakan no 200 (0.075 mm) [2]
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti: GW, GP,
GM, GC, SW, SP, SM, dan SC. Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut
ini perlu diperhatikan:
1. Persentase butiran yang lolos ayakan No. 200 (ini adalah fraksi halus)
2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan No. 40
3. Koefisien keseragaman (uniformity coeffisien, Cu) dan koefisien
gradasi (gradation coefficient, Cc) untuk tanah di m ana 0 - 12% lolos
ayakan No. 200
4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos
ayakan No. 40 (untuk tanah di mana 5% atau lebih lolos ayakan No.
200).
Bilamana persentase butiran yang lolos ayakan No. 200 adalah antara 5
sampai dengan 12%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW-GC, GP-GC,
SW-SM, SW-SC, SP-SM, dan SP-SC diperlukan. Rincian klasifikasi ini diberikan
dalam Tabel 2.2. Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH,
CH, dan OH didapat dengan cara menggambar batas cair dan indeks plastisitas
.tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas.[1]
Tabel 2.2 Tabel Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan Unified (USCS)
7
2.3 MENENTUKAN INDEX PLASTIC
Standar cara uji penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas tanah
bertujuan untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan
plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah. Batas Plastis dihitung berdasarkan
persentasi berat air terhadap berat tanah kering pada benda uji.
Angka Indeks Plastisitas tanah didapat setelah pengujian Batas Cair (tidak
dibahas dalan buku ini) dan Batas Plastis selesai dilakukan. Angka Indeks
Plastisitas Tanah merupakan selisih angka Batas Cair (liquid limit, LL) dengan
Batas Plastis (plastic limit, PL).[16]
8
meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di
atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan.[1]
Pemadatan pada tanah adalah proses memperkecil ruangan pori dengan
menggunakan beban dinamis yang dipengaruhi oleh mekanisme pergerakan dari
partikel padatnya. Pada setiap standar pemadatan yang digunakan akan diperoleh
nilai kadar air optimum (optimum moisture content) yang menghasilkan kepadatan
maksimum (berat volume kering maksimum). Pada kadar air lainnya, baik di daerah
kering atau di daerah basah terhadap kadar air optimumnya, akan diperoleh
kepadatan yang lebih kecil dari kepadatan maksimumnya. Makin jauh dari kadar
air optimumnya, maka kepadatan yang akan didapatkan akan semakin kecil pula.
Tujuan dari pemadatan tanah adalah:
1. Mempertinggi kuat geser tanah
2. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
3. Mengurangi permeabilitas
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain-
lain[20]
Pada awal proses pemadatan, berat volume tanah kering (γd) bertambah
seiring dengan ditambahnya kadar air. Pada kadar air nol (w=0), berat volume tanah
basah (γb) sama dengan berat volume tanah kering (γd). Ketika kadar air berangsur-
angsur ditambah (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran tanah padat
per volume satuan (γd) juga bertambah. Pada kadar air lebih besar dari kadar air
tertentu, yaitu saat kadar air optimum, kenaikan kadar air justru mengurangi berat
volume keringnya. Hal ini karena, air mengisi rongga pori yang sebelumnya diisi
oleh butiran padat. Kadar air pada saat berat volume kering mencapai maksimum
(γdmak) disebut dengan kadar air optimum.[15]
Proses pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemadatan dapat
dilakukan dengan memberikan getaran, khususnya pada partikel-partikel yang
kering dan seragam. Sedangkan pada jenis material yang liat dan banyak
mengandung air, pemadatan dilakukan dengan memberikan tekanan di atasnya.
Pada kebanyakan tanah yang mengandung partikel halus dan sedikit lembab,
9
pemadatan dilakukan dengan memberi tekanan dengan berat yang tetap (static
weight), getaran (vibrating) atau keduanya. Alat pemadat proctor berupa silinder
(mold) yang mempunyai diameter 10,2 cm dan tinggi 11,6 cm. Tanah di dalam mold
dipadatkan dengan penumbuk yang beratnya 4,5 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm.
Tanah dipadatkan dalam 3 (tiga) lapisan dengan tiap lapisan ditumbuk sebanyak 25
kali pukulan.[21]
10
BAB III
METODOLOGI
B. Beton
Beton yang dipergunakan dalam pengujian berbahan semen, kerikil,
pasir dan air. Limbah beton ini diambil dari sisa sisa beton yang tidak
terpakai pada Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Kadiri, Kediri.
C. Air
Air yang dipergunakan dalam pengujian diambil dari saluran air
bersih yang berada pada Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Kadiri, Kediri.
D. Laboratorium Pengujian
Pengujian laboratorium dilaksanakan menggunakan Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Kadiri, Kediri.
11
U
Sumber : http://unik-kediri.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/lokasikampus.jpg
3.2.1 Alat
1. Timbangan
2. Talam/ cawan
3. Satu set ayakan standart
4. Kuas, sikat kuningan
12
Sumber : Dokumentasi
Gambar 3.3 Ayakan/Saringan
Keterangan gambar :
1. Penggantung Saringan 5. Pan
2. Plat Penjepit 6. Saringan
3. Tutup Saringan 7. Saklar on - off
4. Motor Penggerak 8. Cawan
3.2.2 Bahan
1. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat.
Berat tanah 1000 gram.
2. Bila agregat berupa campuran dari agregat kasar dan agregat halus,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian. Selanjutnya agregat
tersebut diayak sesuai dengan satu set ayakan yang telah disiapkan.
3.2.3 Prosedur Pelaksanaan
a. Benda uji disaring lewat susunan ayakan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling atas. Pengayakan ini dilakukan
dengan cara meletakkan susunan ayakan pada mesin penggetar/
pengguncang, dan digetarkan/ digoncangkan selama 7 menit.
13
b. Masing-masing ayakan dibersihkan, dimulai dari ayakan teratas
dengan menggunakan kuas.
c. Berat agregat yang tertahan diatas masing-masing lubang ayakan
ditimbang.
d. Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-
masing ayakan terhadap berat total benda uji.
3.3. UJI LIQUID LIMIT
Liquid limit test adalah uji untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air batas diamana suatu tanah berubah
dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
3.3.1 Alat
1. Liquid Limit Device 5. Spatula
2. ASTM Grooving Tool 6. Saringan No. 40
3. Cassagrande Grooving Tool 7. Moisture Content Test Set
4. Mangkuk porselin
14
5. Tuas pemutar 12. Plat kaca
6. Alas 13. Cawan (tin box)
7. Alat pembuat alur Cassagrande
3.3.2 Bahan
Benda uji yang disiapkan adalah sebagai berikut :
1. Jenis – jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua
butirannya lebih halus dari saringan 0.42 mm (no.40).
2. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak
butiran yang lebih kasar dari saringan 0.42 mm (no.40). Keringkan
contoh di udara sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat
saringan 0.42 mm (no.40).
15
6. Proses ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan
kira-kira 1 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu
bersinggungan.
7. Ulangi pekerjaan (3) sampai dengan (5) beberapa kali sampai
diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk
menyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul – betul merata
kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh
jumlah pukulan kurang lebih sama, maka ambillah benda uji
langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam
cawan yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.
8. Ulangi pekerjaan di atas dengan kebasahan tanah berbeda sehingga
nantinya diperoleh 4 data hubungan antara kadar air dan 25 jumlah
pukulan dengan masing-masing selisihnya hampir sama. Percobaan
disarankan dilaksanakan dari keadaan tanah yang cair kemudian
mengalami penguapan cair.
3.4.1 Alat
1. Mortar 5. Saringan no. 40
2. Pastel 6. Batang kawat diameter 3,00 mm untuk
3. Spatel ukuran pembanding
4. Pelat kaca 7. Alat-alat pemeriksa kadar air
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian berikut adalah Tanah lolos
saringan No. 40 (0,425 mm)
16
3.5. UJI COMPACTION TEST
Compaction test adalah suatu proses memadatnya partikel tanah sehingga
terjadi pengurangan volume udara dan volume air dengan memakai cara
mekanis.[25]
3.5.1 Alat
Sumber : Dokumentasi
Gambar 3.5 Alat uji Proktor
1. Alat pemadat tanah (proctor) 11. Timbangan kapasitas 20 kg
2. Pemukul proctor 12. Ayakan no. 4
3. Container 13. Kantong plastic
4. Oven 14. Sendok density
17
5. Desikator 15. Talam besar
6. Palu karet 16. Aquades
7. Jangka 17. Alat Pengaduk
8. Dongkrak 18. Gelas ukur
9. Pisau pemotong 19. Kuas
10. Minyak (Oli) 20. Skraper
3.5.2 Bahan
1. Tanah lolos saringan No.40 sebanyak 4 sampel pengujian
2. Air suling
18
3.6. UJI SONDIR
Uji sondir ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman
dan stratifikasi tanah. Uji sondir dapat mengindentifikasi jenis tanah dari kombinasi
hasil pembacaan tahanan ujung (qc) dan gesekan selimutnya (fs).[26]
3.6.1 Alat
Alat yang digunakan dalam melakukan praktikum sondir adalah dengan
sebagai berikut :
Keterangan gambar :
1. Gigi Penekan 14. Kunci Tiang
2. Gigi Cepat 15. Kaki Sondir
3. Gigi Lambat 16. Jangkar Spiral
4. Tiang Pelurus 17. Stang Dalam
5. Rantai 18. Patent Konus
6. Setelan Rantai 19. Lubang Pengisian Oli
7. Engkol Pemutar 20. Piston
8. Ruang Oli 21. Oli Seal
9. Kunci Tiang 22. Ring Penahan Seal
10. Treker 23. Mur Penjepit Seal
11. Manometer 24. Kunci Piston
19
12. Kaki Ruang Oli 25. Kop Penarik (berulir)
13. Stang Sondir 26. Bikonus
1. Mesin sondir ringan (2 ton) atau mesin sondir berat (10 ton)
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai
kebutuhan dengan panjang masing- masing 1 m
3. Dua buah manometer kapasitas :
• Sondir ringan 0 – 50 kg/ cm2 dan 250 kg/ cm2
• Sondir berat 0 – 50 kg/ cm2 dan 600 kg/ cm2
20
5. Empat buah angker dengan perlengkapan (angker dan spiral)
6. Kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik ( Castrol oli /SAE)
21
3.7. RUMUS YANG DIGUNAKAN
Adapun rumus yang digunakan dalam praktikum mekanika tanah kali ini
dilakukan mulai dari awal sampai akhir, setiap tahapan diuraikan di bawah ini :
22
2. Uji Liquid Limit
Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan dengan teori
perhitungan sebagai berikut (SNI 03-1967-1990, 1990) :
Wc = ( Ww / Ws) x 100%
Keterangan :
Wc = Kadar Air (Water Content)
Ww = Berat Air (Weight Water) = W – Ws
W = Berat Benda Uji Basah (Weight)
Ws = Berat Benda Uji Kering Udara (Weight Solid)
3. Uji Plastic Limit
Maka disimpulkan dengan teori sebagai berikut :
PL = Rata-rata dari keseluruhan Wc benda uji pada keadaan
plastis (Ketentuan Penggulungan hingga diameter 3 mm).
Keterangan :
Wc = Kadar Air (Water Content)
= ( Ww / Ws) x 100%
Ww = Berat Air (Weight Water)
= W – Ws
W = Berat Benda Uji Basah (Weight)
Ws = Berat Benda Uji Kering Udara (Weight Solid)
Indeks plastisitas merupakan selisih antara batas cair dengan batas
plastis. Pengujian indeks plastisitas ini bertujuan untuk mengetahui
parameter kadar air tanah pada keadaan palstis.
Perhitungan diperoleh setelah mendapatkan nilai liquid limit dan
plastis limit sebagai berikut :
IP = LL – PL
Keterangan :
LL = Angka Perhitungan Uji Liquid Limit
PL = Angka Perhitungan Uji Plastic Limit
Nilai khas aktivitas dari persamaan rumus diatas adalah :
23
Tabel 3.2 Tabel Nilai Aktivitas Tanah
Keterangan :
Wc = Kadar Air Benda Uji Setelah Proses Pemadatan (%)
Ww = Berat Benda Uji = W – Ws
W = Berat Benda Uji
Ws = Berat Kering Udara Benda Uji
ɣd = Berat Volume Kering Benda Uji Setelah Proses Pemdatan
(gr/cm3)
V = Volume Tanah Pada Moul
5. Uji Sondir Test
Tabel 3.3 Tabel Uji Sondir Lapangan
Nilai Konus T
(Qc) (Qc + Fs) Friction Fs Jumlah
KEDALAMAN
(T - Qc) Friction
DATA DATA
24
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
2,20
2,40
2,60
2,80
3,00
3,20
3,40
3,60
3,80
4,00
4,20
4,40
4,60
4,80
5,00
5,20
5,40
5,60
5,80
25
6,00
6,20
6,40
6,60
6,80
7,00
7,20
7,40
7,60
7,80
8,00
8,20
8,40
8,60
8,80
9,00
9,20
9,40
9,60
9,80
10,00
Sumber : (Badan Standarisasi Nasional, 2008)
26
BAB IV
PEMBAHASAN
GRADASI AYAKAN
100
90
80
Komulatif dari Tanah
70
Lolos Ayakan (%)
D60
60
50
40
D30
30
20 D10
10
0 1,5 0,25
25,00 5,00 1,00 0,20 0,08 0,04
Diameter Ayakan (mm)
27
Dari hasil pengujian gradasi ayakan Tanah menunjukkan nilai D60 = 1,5,
D30 = 0,25 dan D10 = 0,08. Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan Koefisien
keseragaman (Cu) dan Koefisien gradasi (Cc) dengan sebagai berikut :
𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10
1,5
𝐶𝑢 =
0,08
= 18,75
Jadi kesimpulan dari koefisien keseragaman adalah pembagian dari
diameter tanah 60% dari butiran lolos dengan diameter tanah 10% dari butiran lolos
menghasilkan nilai 18,75.
𝐷302
𝐶𝑐 =
𝐷60 𝑥𝐷10
0,252
𝐶𝑐 =
1,5 𝑥0,08
= 0,52
Jadi kesimpulan dari koefisien gradasi adalah pembagian dari diameter
tanah 30% dipangkat dua dengan perkalian dari diameter tanah 60% dan diameter
10% yang menghasilkan nilai 0,52.
• Termasuk tanah berbutir kasar karena lebih dari 50% butiran tertahan
pada ayakan No. 200 (Hasil Analisa, pada ayakan No. 200 yang
tertahan sejumlah 89,34% sedangkan yang lolos sejumlah 10,66%)
• Kemudian tergolong sebagai Pasir karena lebih dari 50% fraksi kasar
lolos ayakan No. 4 (Hasil Analisa, pada ayakan No. 4 yang lolos
sejumlah 85,08%)
= 13,51
28
4.2. UJI LIQUID LIMIT
Untuk menentukan batas cair dapat digunakan suatu data jumlah pukulan
dan kadar air yang dihitung. Pengujian berikut dilakukan pada benda uji tanah
lempung berbutir halus atau struktur tanah lempung dengan tingkat lolos ayakan
No.40 dan penambahan limbah beton sebesar 10% dari berat total sampel uji. Dari
hasil pengujian liquid limit yang telah dilaksanakan dapat diperoleh hasil dalam
susunan tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Liquid Limit Dengan Campuran 0% Limbah Beton
Percobaan no. 1 2 3 4
Jumlah pukulan 18 19 23 28
Berat B. Uji basah W (gram) 54 54 54 54
Berat B. Uji kering Ws (gram) 40 39 39 38
Ww =
Berat Air 14 15 15 16
(W – Ws) (gram)
Wc =
Kadar air ( (Ww / Ws) x 100%) 35,00 38,46 38,46 42,11
(gram)
Rata-rata batas cair (%) 38,51
Jumlah Pukulan (25) 39,25
Sumber : Data Diolah
Dari perhitungan yang dilakukan setelah pengujian Liquid Limit campuran
0% limbah beton dapat dilakukan penarikan kesimpulan yang terdapat dalam
gambar grafik berikut ini :
29
Gambar 4.2 Hasil Grafik Uji Liquid Limit Dengan Campuran 0% Limbah Beton
60
50
Kadar Air (%)
40
30
20
10
0 0 5 10 15 20 25 30
Jumlah Pukulan
Tabel 4.3 Hasil Uji Liquid Limit Dengan Campuran 10% Limbah Beton
Percobaan no. 1 2 3 4
Jumlah pukulan 19 21 23 29
Berat B. Uji basah W (gram) 56 56 56 56
Berat B. Uji kering Ws (gram) 42 41 40 39
Ww =
Berat Air 14 15 16 17
(W – Ws) (gram)
Wc =
Kadar air ( (Ww / Ws) x 100%) 33,33 36,59 40,00 43,59
(gram)
Rata-rata batas cair (%) 38,38
Jumlah Pukulan (25) 41,10
Sumber : Data Diolah
30
Gambar 4.3 Hasil Grafik Uji Liquid Limit Dengan Campuran 10% Limbah
Beton
60
50
Kadar Air (%)
40
30
20
10
0 0 5 10 15 20 25 30
Jumlah Pukulan
31
Tabel 4.4 Hasil Uji Plastic Limit Dengan Campuran 0% Limbah Beton
Percobaan no. 1 2 3 4
Berat B. Uji basah W (gram) 5 5 5 5
32
Tabel 4.6 Hasil Uji Plastic Limit Dengan Campuran 10% Limbah Beton
Percobaan no. 1 2 3 4
33
Kesimpulan dari Uji Plastic Limit (PL) pada sampel tanah yang telah
diteliti dengan campuran 0% limbah beton dan dihitung menghasilkan nilai PL
sebesar 29,17%. Selanjutnya terhitung pula Indeks Plastis (IP) sebesar 13,51%.
Dari data tersebut dapat ditentukan jenis mineral lempung yaitu Kaolinite.
Sedangkan hasil Uji Plastic Limit (PL) pada sampel tanah yang telah diteliti dengan
campuran 10% limbah beton dan dihitung menghasilkan nilai PL sebesar 21,25%.
Selanjutnya terhitung pula Indeks Plastis (IP) sebesar 17,13%. Dari data tersebut
dapat ditentukan jenis mineral lempung yaitu Illite.
Wc. Kombinasi
BERAT UJI
6% 8% 10% 12%
34
Dari pengujian pemadatan tanah dengan campuran 0% limbah beton
didapatkan hasil optimum sebesar 1,53 pada Berat Volume Kering (ɣd) dalam
keadaan padat maksimal yang ditunjukkan pada benda uji kadar air sejumlah 10%
Tabel 4.9 Hasil Uji Compaction Test Dengan Campuran 10% Limbah Beton
Wc. Kombinasi
BERAT UJI
6% 8% 10% 12%
BERAT TANAH KERING OVEN (Ws) (gr) 1513 1553 1590 1537
35
Gambar 4.4 Hasil Grafik Uji Compaction Test Dengan Campuran 0% Dan 10%
Limbah Beton
1,55
1,49 1,48
1,50 1,46
1,45
1,40
1,35
1,30
12 14
4 6 8 10
Tanah Asli
Water Content (%)
Tanah Campuran 10%
0 0 0 0 0
0,20 41 41 0 0
0,40 17 31 14 14
36
0,60 34 38 4 18
0,80 19 20 1 19
1,00 20 22 2 21
1,20 33 39 6 27
1,40 30 40 10 37
1,60 38 49 11 48
1,80 27 42 15 63
2,00 13 24 11 74
2,20 15 25 10 84
2,40 19 26 7 91
2,60 16 28 12 103
2,80 14 18 4 107
3,00 8 19 11 118
3,20 9 13 4 122
3,40 12 21 9 131
3,60 11 17 6 137
3,80 48 52 4 141
4,00 51 60 9 150
4,20 22 36 14 164
4,40 23 42 19 183
4,60 61 96 35 218
5,80 80 90 10 328
37
6,60 90 105 15 381
6,80 20 50 30 411
7,00 25 30 5 416
7,20 64 80 16 432
7,40 74 90 16 448
8,00 25 60 35 581
8,20 35 80 45 626
8,40 25 32 7 633
8,60 30 32 2 635
8,80 66 80 14 649
9,00 28 60 32 681
9,20 18 36 18 699
9,40 40 60 20 719
9,60 22 34 12 731
9,80 19 29 10 741
10,00 41 52 11 752
38
Gambar 4.5 Hasil Grafik Pengujian Sondir Test Lapangan
4
KEDALAMAN (M)
10
39
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil Uji Gradasi Ayakan pada struktur tanah yang di ambil dari Desa
Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek terdiri dari 3,6%
Gravel, 54,04% Sand, 9,32% Silt dan 33,04% Clay.
2. Hasil Uji Liquid Limit (LL) pada sampel tanah yang telah diteliti dengan
campuran 0% limbah beton dan dihitung menghasilkan nilai rata-rata batas
cair sebesar 38,51% dan untuk pukulan ke 25 sebesar 39,25%. Sedangkan
hasil Uji Liquid Limit pada sampel tanah yang telah diteliti dengan campuran
10% limbah beton dan dihitung menghasilkan nilai rata-rata batas cair
sebesar 38,38% dan untuk pukulan ke 25 sebesar 41,10%. Hasil Uji Plastic
Limit (PL) pada sampel tanah yang telah diteliti dengan campuran 0% limbah
beton dan dihitung menghasilkan nilai PL sebesar 29,17%. Selanjutnya
terhitung pula Indeks Plastis (IP) sebesar 13,51%. Dari data tersebut dapat
ditentukan jenis mineral lempung yaitu Kaolinite. Sedangkan hasil Uji Plastic
Limit (PL) pada sampel tanah yang telah diteliti dengan campuran 10%
limbah beton dan dihitung menghasilkan nilai PL sebesar 21,25%.
Selanjutnya terhitung pula Indeks Plastis (IP) sebesar 17,13%. Dari data
tersebut dapat ditentukan jenis mineral lempung yaitu Illite.
3. Hasil Uji Pemadatan Tanah pada sampel yang diteliti dengan campuran 0%
limbah beton dengan kombinasi water content 6%, 8%, 10%, dan 12%
dihasilkan nilai optimum sebesar 1,53 gr/cm3 dengan kadar air sejumlah
10,10%. Sedangkan hasil Uji Pemadatan Tanah pada sampel yang diteliti
dengan campuran 10% limbah beton dengan kombinasi water content 6%,
8%, 10%, dan 12% dihasilkan nilai optimum sebesar 1,65 gr/cm3 dengan
kadar air sejumlah 10%.
4. Daya dukung tanah dilokasi lapangan olahraga Universitas Kadiri sebagai
titik pengujian sondir menunjukkan nilai jumlah friction sebesar 752 Kg/Cm2
pada kedalaman 10 meter.
40
5.2. SARAN
Dalam susunan laporan praktikum Mekanika Tanah berikut ini praktikum
masih dilaksanakan menggunakan alat-alat yang cukup sederhana. Diharapkan
untuk akademisi maupun praktisi dalam menguji suatu tanah menggunakan alat-
alat yang berkualitas, sehingga data yang dihasilkan mempunyai akurasi kebenaran
yang tinggi.
41
DAFTAR PUSTAKA
[5] A. I. Candra, “Studi Kasus Stabilitas Struktur Tanah Lempung Pada Jalan
Totok Kerot Kediri Menggunakan Limbah Kertas,” UKaRsT, vol. 2, no. 2,
p. 11, 2018, doi: 10.30737/ukarst.v2i2.255.
[12] SNI 7656:2012, “Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal,
Beton Berat dan Beton Massa,” Badan Standarisasi Nas., p. 52, 2012.
[16] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 03-1966:2008 Batas Plastis dan Indeks
Plastis,” 2008.
[18] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 1967:2008 Cara uji penentuan batas
cair tanah,” p. 25, 2008.
[23] Badan Standardisasi Nasional, “Cara uji penetrasi lapangan dengan alat
sondir,” Sni, pp. 1–23, 2008.