Merdeka
PKn
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS VI
SMT1
MODUL 3
Sejarah Pancasila Pancasila
& Demokrasi
1
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
KELAS VI
SEMESTER 1
MODUL
KURIKULUM
MERDEKA
TENTANG
SEJARAH PANCASILA
& DEMOKRASI
2
Sejarah Proses Perumusan Pancasila
Pengantar
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila sesuai dengan karakter
bangsa Indonesia, karena nilai-nilai luhur ini bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia. Secara
bahasa (etimologis), Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin (1960:
437), dalam bukunya yang berjudul Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,
mengungkapkan bahwa Pancasila berasal dari dua kata
yakni Panca dan Syila atau Syiila. Panca artinya lima, Syila artinya dasar, sendi atau alas.
Adapun Syiila artinya peraturan tingkah laku yang penting. Dengan demikian, Pancasila berarti
lima dasar atau lima aturan tingkah laku yang penting.
3
Masa Sidang BPUPKI
Masa sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945)
Dalam masa sidang ini dikemukakan pendapat tentang dasar negara yang akan digunakan untuk
Indonesia merdeka. Pemikiran ini dikemukakan oleh tiga tokoh yakni Mr. Muhammad Yamin,
Prof. Dr Soepomo dan Ir. Soekarno.
Pidato Mr. Muhammad Yamin
Disampaikan pada tanggal 29 Mei 1945 dengan judul: “Azas dan Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia” yang intinya sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Pidato Prof. Dr. Soepomo
Disampaikan pada tanggal 31 Mei 1945 yang intinya sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Pidato Ir. Soekarno
Disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 yang intinya sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Atas saran temannya yang ahli bahasa, lima asas yang disampaikan Soekarno diberinya
nama Pancasila. Sehingga saat sebagian orang setiap 1 Juni memperingati hari lahirnya istilah
Pancasila.
Masa sidang II (10 Juli – 16 Juli 1945)
Sebelum masa sidang II, BPUPKI membentuk panitia sembilan. Tugas panitia sembilan adalah
menampung aspirasi tentang pembentukan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Panitia
sembilan terdiri atas:
1. Ir. Soekarno
2. Abdul Kahar Muzakir
3. Drs. Moh. Hatta
4. KH Abdul Wachid Hasyim
5. Mr. Muhammad Yamin
6. H. Agus Salim
7. Mr. AA Maramis
8. Abikusno Cokrosuyoso
9. Mr. Ahmad Subarjo
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang oleh Mr.
Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Naskah Piagam Jakarta
adalah sebagai berikut:
4
Naskah Piagam Jakarta Sumber Gambar Wikipedia.org
Selain panitia sembilan, BPUPKI juga membentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar pada
masa sidang II (10-16 Juli 1945), yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar membentuk kelompok atau panitia kecil yang diketuai Prof. Dr. Soepomo dengan anggota
Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Rancangan Undang-
Undang Dasar disempurnakan oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein
Jayadiningrat, H. Agus Salim dan Prof Dr. Soepomo.
Selain Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, BPUPKI juga membentuk Panitia Ekonomi dan
Keuangan diketuai Drs. Moh. Hatta dan Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai Abikusno
Cokrosuyoso.
Pada masa sidang II BPUPKI, Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar pada tanggal 14 Juli 1945, dengan inti pokok sebagai berikut:
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Undang-Undang Dasar (batang tubuh)
Pada tanggal 15-16 Juli 1945, BPUPKI menyusun UUD berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar. Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan diganti dengan
badan baru dengan nama PPKI.
Pembentukan PPKI
PPKI singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang PPKI
dikenal dengan istilah Dokuritsu Junbi Linkai. PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945
menggantikan BPUPKI yang dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.PPKI terdiri dari 27 orang
anggota, yang diketuai Ir. Soekarno dengan wakilnya Drs. Mohammad Hatta. Susunan
kepengurusan lengkap PPKI adalah sebagai berikut:
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil ketua : Drs. Mohammad Hatta
Penasihat : Mr. Ahmad Subarjo
5
Anggota:
1. Mr. Soepomo
2. Dr. Radjiman Wedyodiningrat
3. R.P. Suroso
4. Sutardjo
5. KH. Abdul Wachid Hasyim
6. Ki Bagus Hadikusumo
7. Otto Iskandardinata
8. Suryo Hamijoyo
9. Abdul Kadir
10. Puruboyo
11. Yap Tjwan Bing
12. Latuharhary
13. Dr. Amir
14. Abdul Abbas
15. Teuku Moh. Hasan
16. Hamdani
17. Sam Ratulangi
18. Andi Pangeran
19. I Gusti Ketut Pudja
20. Wiranatakusumah
21. Ki Hajar Dewantara
22. Kasman Singodimejo
23. Sayuti Melik
24. Iwa Kusumasumantri
Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
Hasil Sidang:
1. Menetapkan UUD 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
3. Selama masa peralihan Presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
Sidang PPKI Kedua (19 Agustus 1945)
Hasil Sidang:
1. Pembentukan 11 Kementerian atau Kabinet
2. Membentuk 8 Propinsi
Sidang PPKI Ketiga (22 Agustus 1945)
1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
2. Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat)
3. Pembentukan PNI (Partai Nasional Indonesia)
6
Arti Semboyan Bhineka Tunggal Ika
Nah, pada kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda arti dari semboyan Bhineka
Tunggal Ika dan seberapa penting posisinya bagi bangsa Indonesia, selamat membaca.
Sejarah Bhineka Tunggal Ika Kalimat semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimuat dalam
sebuah karya berjudul Kekawin Purusadasanta (Kitab Sutasoma), yang ditulis oleh Mpu Tantular
tujuh abad silam pada zaman kerajaan Majapahit. Kalimat tersebut sebenarnya dibuat Mpu
Tantular untuk menyatukan perbedaan yang ada dalam dua agama besar saat itu, yakni Buddha
dan Hindu. Bunyi lengkap Bhinneka Tunggal Ika, seperti yang termuat dalam kitab tersebut adalah
sebagai berikut:
Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wisma, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka
ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mengrwa.
Artinya: bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai
kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Tercepah belah, tetapi satu jua, artinya tidak
ada dharma yang mendua.
Moh. Yamin merupakan tokoh yang pertama kali mengusulkan agar semboyan Bhinneka Tunggal
Ika tersebut diadopsi menjadi semboyan Negara. Usul ini diterima oleh Soekarno dan ikut menjadi
pembahasan dalam rapat BPUPKI. Akhirnya, semuanya sepakat untuk menjadikan kalimat ini
sebagai semboyan bangsa Indonesia bersama-sama dengan burung Garuda yang ditetapkan
sebagai lambang negara Indonesia.
Di bawah ini adalah merupakan sikap yang harus di kembangkan dalam demokrasi pancasila
antara lain:
menghargai terhadap hak asasi manusia
menghargai minoritas
tidak memaksakan kehendak
7
tidak bersikap curang
tidak berprasangka buruk.
Asas pemilu dan pilkada adalah luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur, adil) :
1. Langsung, memiliki makna bahwa setiap pemilih akan secara langsung memberikan suaranya
tanpa melalui perantara pihak/ orang lain.
2. Umum, memiliki makna bahwa pemilu berlangsung serentak untuk seluruh warga negara
yang telah memenuhi syarat tanpa perbedaan.
3. Bebas, memiliki makna bahwa pemilih menentukan pilihannya sesuai dengan keinginannya
sendiri tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun.
4. Rahasia, memiliki makna bahwa apa yang telah dipilihnya dijamin tidak ada pihak manapun
yang mengetahui dengan cara apapun.
5. Jujur memiliki makna bahwa semua yang terlibat di dalam proses pelaksanaan pemilu harus
bertindak secara jujur sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Adil, artinya bahwa setiap pemilih dan peserta pemilu harus diperlakukan secara adil, bebas
dari yang namanya kecurangan dari pihak manapun.
Pemilihan Umum
Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanan dari Pemilihan Umum (Pemilu) adalah untuk memilih para wakil rakyat yang akan
mewakili rakyat yang duduk di lembaga permusyawaratan/perwakilan rakyat. Tujuan
Pemilu adalah untuk melaksanakan kedaulatan rakyat seperti yang terkandung dalam UUD 1945
pasal 1 ayat 2. Pemilihan umum di indonesia diselenggarakan oleh lembaga independen yang
dinamakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki kedudukan di ibukota negara.
Sedangkan kalau yang ada di prpinsi adalah KPUD Propinsi, begitu pula untuk yang ada di
kabupaten/ kota dinamakan KPUD kabupaten/kota. Di tingkat kecamatan dinamakan Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK), sedangkan untuk yang ada di desa/ kelurahan dinamakan Panitia
Pemungutan Suara (PPS). Pada masing-masing Panitia Pemungutan Suara dibentuk Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Untuk setiap Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara dilengkapi dengan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Selain KPU juga terdapat Panitia
Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang mana lembaga ini dibentuk agar pemilu berjalan lancar, bebas,
jujur, adil, transparan, dan juga terhindar dari kemungkinan terjadinya kecurangan jumlah
perolehan suara.
Pemilihan Anggota Dewan
Calon peserta pemilu DPR dan DPRD
Sebagai seorang calon anggota DPR/ DPRD maka wajib terdaftar sebagai anggota dari salah satu
partai politik yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA). Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD merupakan
acuan mengenai tata cara pemilu anggota DPR atau DPRD.
Berikut adalah syarat-syarat calon anggota DPR dan DPRD antara lain :
Warga Negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun/ lebih
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Bertempat tinggal di wilayah NKRI
Cakap dalam berbicara, membaca, dan juga menulis bahasa Indonesia
Memiliki pendidikan yang serendah-rendahnya yaitu SLTA
Terdaftar sebagai anggota dari partai politik
Tidak sedang dicabut haknya
Sehat jasmani dan juga sehat rohani
Pemilihan DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Syarat khusus calon anggota DPD antara lain:
Bertempat tinggal pada provinsi yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 tahun yang secara
berturut-turut dihitung s/d tanggal pengajuan calon. Atau pernah bertempat tinggal selama 10
tahun sejak berusia 17 tahun di provinsi yang bersangkutan.
Tidak menjadi pengurus suatu partai politik sekurang-kurangnya 4 tahun yang dihitung sampai
dengan tanggal pengajuan calon.
Anggota dari DPD akan secara otomatis menjadi anggota MPR utusan dari masing-masing
provinsi. Yang menjadi pembeda dengan anggota DPR adalah terletak pada hak suara. Anggota
DPD hanya memperoleh hak suara sebagai penyeimbang, pembahas, penyelaras dan juga hanya
menyampaikan aspirasi saja, bukan menentukan suatu putusan.
8
Syarat calon anggota DPD antara lain meliputi:
1. WNI yang memiliki umur minimal 21 tahun/ lebih
2. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. setia kepada Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi
4. bertempat tinggal di wilayah NKRI
5. memiliki pendidikan minimal SLTA/ sederajat
6. cakap berbicara, membaca, dan menulis bahasa Indonesia
7. sehat jasmani dan sehat rohani
8. tidak pernah dijatuhi hukuman penjara
9. tidak sedang dicabut hak pilihnya
10. bukan bekas dari anggota organisasi yang terlarang termasuk juga organisasi
massanya
11. terdaftar sebagai pemilih.
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Semenjak tahun 2004 pemilihan presiden dan wakil presiden adalah dipilih secara langsung oleh
rakyat yang diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2003. Pada masa sebelum 2004, presiden dan wakil
presiden dipilih oleh MPR dalam Sidang Umum. Pada pemilihan yang dilakukan secara langsung
menunjukkan bahwa rakyat sungguh-sungguh terlibat secara langsung di dalam proses kedaulatan
rakyat.
Syarat-syarat calon presiden/wakil presiden
Berikut ini adalah syarat menjadi calon presiden atau wakil presiden antara lain:
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
WNI sejak kelahirannya dan tidak pernah mendapat kewarganegaraan lain karena kehendak
sendiri.
tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela
terdaftar sebagai pemilih
tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum
meempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melakukan kewajiban perpajakan
selama 5 tahun terakhir
mempunyai daftar riwayat hidup
belum pernah menjabat sebagai presiden atau wakil presiden selama 2 kali masa jabatan dalam
jabatan yang sama
setia terhadap Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi
tidak pernah dihukum penjara yang disebabkan oleh karena melakukan tindak pidana makar
yang berdasarkan pada putusan pengadilan
memiliki usia sekurang-kurangnya 35 tahun
tidak pernah penghianatan terhadap negara
memiliki kemampuan yang secara jasmani/ rohani untuk melaksanakan tugas dan juga
kewajiban sebagai presiden/ wakil presiden
berdomisili di wilayah NKRI
telah melakukan pelaporan atas kekayaan yang dimilikinya kepada instansi yang berwenang
tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
memiliki pendidikan serendah-rendahnya adalah SLTA/ sederajat
bukan merupaka bekas anggota PKI/ bukan orang yang terlibat secara langsung dalam G
30S/PKI.
9
memiliki usia minimal adalah 30 tahun
memiliki pendidikan minimal SLTA/ sederajat
sehat jasmani dan sehat rohani yang berdasarkan pada hasil pemeriksaan menyeluruh dari tim
dokter
tidak pernah dihukum penjara yang disebabkan oleh karena melakukan tindak pidana makar
yang berdasarkan pada putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
tidak sedang dicabut hak pilihnya yang berdasarkan pada putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum yang tetap
mengenal daerahnya dan juga dikenal oleh masyarakat di daerahnya
menyerahkan daftar dari kekayaan pribadinya dan bersedia diumumkan
tidak sedang memiliki tanggungan utang scr perseorangan dan/atau badan hukum yg menjadi
tanggungjawabnya yg merugikan negara
tidak sedang dinyatakan pailit yang berdasarkan pada putusan pengadilan
belum pernah menjabat sbg kepala daerah & wakil kepala daerah selama 2 kali masa jabatan di
dlm jabatan yang sama
tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
menyerahkan daftar riwayat hidup secara lengkap dengan anggota keluarga, pendidikan, dan
juga pekerjaan
tidak berstatus sebagai pejabat gubernur/wakil gubernur
b. Syarat calon bupati/wali kota dan calon wakil bupati/wali kota antara lain meliputi:
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
setia terhadap Pancasila dan UU 1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan kepala negara
Republik Indonesia serta pemerintah
memiliki usia minimal 30 tahun
mempunyai pendidikan minimal SLTA/ sederajat
sehat jasmani dan sehat rohani yang didasarkan pada hasil pemeriksaan menyeluruh dari tim
dokter
tidak pernah dihukum penjara oleh karena melakukan tindak pidana makar yang berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
tidak sedang dicabut hak pilihnya yang berdasarkan pada putusan pengadilan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap
mengenal daerahnya dan juga dikenal oleh masyarakat di daerahnya
tidak sedang memiliki tanggungan utang scr perseorangan dan/atau badan hukum yang menjadi
tanggung jawabnya yg merugikan negara
tidak sedang dinyatakan pailit yang didasarkan pada putusan pengadilan
menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan juga bersedia untuk diumumkannya.
belum pernah menjabat sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah selama 2 kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama
tidak pernah melakukan suatu perbuatan tercela
mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap dengan anggota keluarga, pendidikan dan juga
pekerjaan
tidak sedang berstatus sebagai pejabat kepala daerah (bupati/wali kota dan wakil bupati/wali
kota)
Daftar Pustaka
Murwanti, dan Yuwono, Teguh. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk Sekolah Dasar
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurbayani, Siti. Tt. Pendidikan Pancasila. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sunarso, dan Kusumawardhani, Anis. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk SD/MI
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Yamin, Muhammad. (1960). Pembahasan UUD Republik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Murwanti, dan Yuwono, Teguh. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk Sekolah Dasar
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarso, dan Kusumawardhani, Anis. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk SD/MI
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widihastuti, S dan Rahayuningsih, F. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas VI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
10
ASESMEN FORMATIF MODUL 3
I. Contoh Pilihan Ganda c. 28 april – 2 mei 1945
d. 29 Mei – 1 juni 1945
1. Kata Pancasila didapat dari bahasa ….
a. Sansekerta 11. Alenia ke-2 dari Pembukaan UUD 1945
b. Romawi terdapat cita-citadari rakyat Indonesia, adalah …
c. Yunani a. Negara Indonesia yang berdaulat, adil dan
d. Jawa juga makmur
b. Negara yang merdeka, berbentuk republik dan
2. Salah satu dari rumusan Pancasila yang juga kuat
dikemukakan oleh Moh. Yamin yaitu …. c. Kebebasan untuk mendapat berkah Allah
a. Musyawarah SWT.
b. Persatuan d. Kemerdekaan merupakan hak dari setiap
c. Kesejahteraan nasional bangsa
d. Peri kemanusiaan
12. Isi dari Pancasila yang ke-5 adalah …
3. Tiga tokoh dari bangsa Indonesia yang a. Persatuan indonesia
mengusulkan rumusan Pancasila ketika sidang b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
BPUPKI yaitu …. c. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Sukarno, Moh. Hatta, dan Supomo d. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Moh yamin, Moh. Hatta, Sukarno
c. Moh. Yamin, Sukarno, Supomo 13. Salah satu poin kebersamaan yang dapat kita
d. Moh. Yamin, Sukarno, Subarjo ambil dari proses perumusan Pancasila yaitu ….
a. Memfokuskan kepentingan pribadi
4. Panitia dari perancang UU terdiri dari berapa b. Mementingkan kepentingan suatu golongan
anggota …. c. Menolak keputusan bersama
a. 8 d. Memfokuskan kepentingan bersama
b. 7
c. 9 14. Berikut yang bukan termasuk dari anggota
d. 11 panitia sembilan yaitu ….
a. Ir. Sukarno
5. Dokuritsu Junbi Inkai merupakan julukan lain b. KH Wahid Hasyim
untuk …. c. Moh. Hatta
a. BPUPKI d. Dr. Radjiman Widyodiningrat
b. PI
c. PPKI 15. Demokrasi merupakan kata yang terdiri dari
d. PKL dua kata, yaitu Demos dan juga Kratos. Demo
memiliki arti .…
6. PPKI dibentuk pada tanggal .… a. Rakyat
a. 29 April 1945 b. Pemerintah
b. 7 Agustus 1945 c. Negara
c. 10 Juli 1945 d. Bangsa
d. 15 Agustus 1945
16. Di bawah ini yang dipilih melalui pemilu,
7. Dokuritsu Junbi Cosakai merupakan julukan kecuali …
lain dari …. a. Gubernur
a. PPI b. DPR
b. PPKI c. DPRD Kabupaten/Kota
c. PKI d. DPRD Provinsi
d. BPUPKI
17. Wilayah pada tingkat provinsi diperintah
8. BPUPKI dibentuk pada tanggal …. oleh ….
a. 7 Agustus 1945 a. Gubernur
b. 17 April 1989 b. Walikota
c. 1 Maret 1945 c. Bupati
d. 11 Maret 2000 d. Camat
9. Hari lahir Pancasila diperingati pada tanggal 18. DPD merupakan singkatan dari ….
…. a. Dewan Pemilihan Daerah
a. 2 Mei b. Dewan Perwakilan Daerah
b. 1 juni c. Dewan Permusyawaratan Daerah
c. 1 Juli d. Dewan Perencanaan Daerah
d. 17 Agustus
19. Pada wilayah tingkat kota diperintah oleh ….
10. BPUPKI melaksanakan sidang pertamanya a. Bupati
di tanggal …. b. Walikota
a. 26 juni – 1 juli 1945 c. Gubernur
b. 27 april – 30 april 1945 d. Lurah
11
20. Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia 27. Salah satu Negara ASEAN yang memiliki
menerapkan nilai-nilai yang terkandung di penduduk paling banyak yaitu ….
dalam Pancasila terutama pada sila …. a. Malaysia
a. Pertama b. Indonesia
b. Ketiga c. Singapura
c. Kedua d. Thailand
d. Keempat
28. Salah satu Negara ASEAN yang mempunyai
21. Indonesia sudah banyak sekali wilayah sangat kecil yaitu ….
menyelenggarakan pemilihan umum, yaitu a. Singapura
sebanyak …. b. Timor Leste
a. 12 kali c. Indonesia
b. 8 kali d. Thailand
c. 11 kali
d. 9 kali 29. Indonesia diterima secara resmi sebagai
anggota dari Organisasi PBB, pada tanggal ….
22. Indonesia merupakan sebuah negara yang a. 28 Juli 1990
menerapkan sistem pemerintahan …. b. 26 Juni 1850
a. Monarki c. 28 September 1950
b. Presidensial d. 29 Agustus 1947
c. Demokrasi
d. Liberal 30. Konferensi Asia Afrika pertama kali
diadakan di kota ….
23. Dibawah ini yang termasuk sebagai lembaga a. Denpasar
legislatif di Indonesia yaitu …. b. Jakarta
a. MPR, MA dan Presiden c. Bandung
b. MPR, DPR dan DPD d. Bangkok
c. KY, BPK dan DPD
d. BPK, DPR dan DPD II. Isian
12