Anda di halaman 1dari 17

UJIAN AKHIR SEMESTER

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


SEMESTER JULI- DESEMBER 2020

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila


Semester/Sks : III/2
Dosen Pengampu : Maryatun Kabatiah, M. Pd.
SOAL

1. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa melalui perioderisasi mulai dari
periode pengusulan, periode perumusan, sampai dengan periode pengesahan pancasila.
Jelaskan secara lebih terperinci ketiga tahapan perioderisasi tersebut !

2. Analisis Etika Pancasila sebagai solusi terhadap problema bangsa, menyadarkan kita akan
pentingnya mengaplikasikan etika pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
a. Kemukakan Perbedaan antara Etika dan Etiket!
b. Uraikan urgensi pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat!

3. Jelaskan hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945 dan
hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila! mengapa pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 tidak dapat atau tidak boleh dirubah?

4. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Fundamental Negara mengandung empat pokok pikiran,
yang tidak lain merupakan penjabaran dari nilai-niai pancasila. Jabarkan ke empat pokok
pikiran tersebut!

5. Ideologi mencirikan sebuah negara. Demikian pula halnya dengan ideologi pancasila.
a. Kemukakan perbedaan antara ideologi terbuka dan ideologi tertutup!
b. Buatlah suatu perbandingan mendasar antara ideologi pancasila dengan ideologi
Liberal, Komunis, dan Sosialis!
c. Mengapa ideologi pancasila dianggap layak menjadi ideologi nasional?

6. Pancasila sebagai sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, epistimologis dan aksiologis.
a. Kemukakan makna dari ketiga dasar tersebut?
b. Jelaskan makna pancasila bersifat “hirarki piramidal”?
c. Uraikan dasar aksiologis filsafat pancasila ?

7. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka ilmu pengetahuan juga ikut
berkembang dan mengalami banyak pembaharuan. Namun pengembangan ilmu
pengetahuan haruslah memiliki landasan agar dapat bermanfaat. Di negara kita pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu. Mengapa demikian?

8. Buatlah suatu uraian mengenai pentingnya pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mengamati kondisi sosial
masyarakat Indonesia saat sekarang ini, uraikan mulai dari sila pertama hingga sila
kelima!!
UJIAN AKHIR SEMESTER PENDIDIKAN
PANCASILA

Nama : Edward Partogi Lumban Raja


Nim : 7193510038
Kelas : Manajemen B’19
Jawaban

1. Periode Pengusulan

Pancasila Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya


ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi
pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono
Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya
yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik, menengarai bahwa benih
nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia
yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia
menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan
keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga
sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun
ada intervensi dari pihak penjajah Jepang.
perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama
yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60
orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh
dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase
(orang Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara
ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945,
dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar
negara. tokoh-tokoh yang berbicara dalam sidang BPUPKI yaitu Menurut catatan
sejarah, diketahui bahwa sidang tersebut menampilkan beberapa pembicara, yaitu
Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo. Ir. Soekarno
yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima
butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan

erdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang
tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas
(1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong. Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari
diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku
yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku
tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika
Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga
1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat
negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan kemudian
dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh.
Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas
menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang pertama
BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara.

Periode Perumusan

Pancasila Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 -
16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan
naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta
itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Naskah awal “Pembukaan
Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di kemudian hari
dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-
sini. Ketika para pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan
kemerdekaan menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan
peta politik dunia. Salah satu penyebab terjadinya perubahan peta politik
dunia itu ialah takluknya Jepang terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai
dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Sehari setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan
Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisi:
1. pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI),
2. panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai
bersidang 19 Agustus 1945, dan
3. direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

Esok paginya, 8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal
Terauchi (Penguasa Militer Jepang di Kawasan Asia Tenggara) yang berkedudukan
di Saigon, Vietnam (sekarang kota itu bernama Ho Chi Minh). Ketiga tokoh tersebut
diberi kewenangan oleh Terauchi untuk segera membentuk suatu Panitia Persiapan
Kemerdekaan bagi Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang 7 Agustus
1945 tadi. Sepulang dari Saigon, ketiga tokoh tadi membentuk PPKI dengan total
anggota 21 orang, yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo,
Otto Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap
Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I
Gde Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono
Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--17). Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat
Jepang takluk, Amerika dan sekutu akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada
9 Agustus 1945 yang meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan
Jepang semakin lemah. Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Konsekuensi dari
menyerahnya Jepang kepada sekutu, menjadikan daerah bekas pendudukan Jepang
beralih kepada wilayah perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum tentara
sekutu dapat menjangkau wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang
masih ditugasi sebagai sekadar penjaga kekosongan kekuasaan. Kekosongan
kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI yang semula
dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak berkuasa lagi, maka para
pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil keputusan politis yang penting.
Keputusan politis penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan
Jepang dan mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

Periode Pengesahan Pancasila

Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta,
dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan
ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang
pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan ternyata pada 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan
Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang
mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena
mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Para pemuda
sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak
memiliki kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia.
Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok
pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri
Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok (dalam istilah pemuda pada waktu itu
“mengamankan”), tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan
pada pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta
(Kartodirdjo, dkk., 1975: 26). Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu
didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari. Dengan
demikian, naskah bersejarah teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan
ditulis oleh dua tokoh proklamator tersebut sehingga wajar jika mereka dinamakan
Dwitunggal. Selanjutnya, naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan
pernyataan kemerdekaan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi nama
Piagam Jakarta, akhirnya tidak dibacakan pada 17 Agustus 1945 karena situasi
politik yang berubah. Sampai detik ini, teks Proklamasi yang dikenal luas adalah
sebagai berikut:

Proklamasi

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Halhal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni 18 Agustus 1945, PPKI


bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi bangsa Indonesia dari semula
bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka. PPKI yang semula merupakan badan
buatan pemerintah Jepang, sejak saat itu dianggap mandiri sebagai badan nasional. Atas
prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi, dengan maksud agar lebih
mewakili seluruh komponen bangsa Indonesia. Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki
Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Koesoema Soemantri, dan
Ahmad Subarjo. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan
kelengkapan kehidupan bernegara, seperti: Dasar Negara, Undang-Undang Dasar,
Pemimpin negara, dan perangkat pendukung lainnya. Putusanputusan penting yang
dihasilkan mencakup hal-hal berikut:
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam
Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari
rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI
ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini
dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah bangsa Indonesia juga mencatat bahwa rumusan Pancasila yang disahkan
PPKI ternyata berbeda dengan rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam
Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan
masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui Bung Hatta yang
mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi
secara arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati,
yaitu dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan
diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”.

2. a. Perbedaan Etika dan Etiket

Menurut Bartens, etika da etiket memiliki perbedaan yang mendasar :

 Etiket hanya berlaku jika ada orang yang hadir, apabila tidak ada orang etiket tidak
berlaku. Etika berlaku tidak bergantung ada atau tidaknya orang lain yang hadir
 Etiket adalah cara untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.
Etika adalah niat, perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak, seseuai dengan
pertimbangan niat baik atau buruknya.
 Etiket bersifat relatif. Mungkin bisa dianggap tidak sopan salah satu kebudayaan, tapi
dianggap sopan di kebudayaan lain. Misalnya makan menggunakan tangan atau
bersendawa waktu makan. Etika jauh lebih absolut atau bersifat mutlak misalnya
“aturan jangan mencuri” yang mana meenjadi etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
 Etiket adalah formalitas (lahiriah),  tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan
santun dan kebaikan. Etika adalah nurani (batiniah), bagaimana harus bersikap etis
dan baik

b. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi
rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara,
seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

3. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945
A. Alinea 1,2,3 a tidak memiliki hub. Causal organis dengan UUD 1945 karena
berisi hal-hal yang mendahului kemerdekaan
B. Alinea 4 a memiliki hub. Causal organis dg uud45 krn berisi hal-hal pokok bagi
terselenggaranya negara ;
 Uud ditentukan akan ada
 Yg diatur dalam UUD adalah pembentukan pemerintahan negara
 bentuk negarà republik berkedaulatan rakyat
 Pancasila sbg dasar negara

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila

 Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,


maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan
demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas sosial,
ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang
melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya
Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti
yang tercamtum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
 Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok
kaidah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum indonesia mempunyai
dua mcama kedudukan yaitu:
 Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktor
faktor mutlak bagi adanya tertib hukum di Indonesia
 Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum tertinggi.
 Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal pasalnya. karena Pembukaan UUD 1945 yang
intinya Pancasila adalah tidak tergantung pada pada Batang Tubuh (Pasal pasal)
UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
 Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,
kedudukan, dan fungsi sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, yang
menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia
yang diprolamirkan pada 17 Agustus 1945.
 Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia. Dengan demikian kedudukan formal yuridis
dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagai dasar negara
adalah sebagaimana terdapat dalam UUD 1945. Maka perumusan yang
menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah secara
tidak sah Pembukaan UUD 1945, bahkan berdasarkan hukum positif sekalipun dan
hal ini dalam sejarah ini telah ditentukan dalam ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1996.

Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat atau tidak boleh dirubah

Meski Konstitusi telah diubah kesekian kali, namun Pancasila tak dapat diubah.
Pasalnya sebagai dasar negara, Pancasila menjadi landasan dalam bernegara hukum
di Indonesia. Beragam produk legislasi pun tak boleh bertentangan dengan Pancasla
dan UUD 1945.Bachtiar bahkan menilai Pancasila UUD 1945 yang dimiliki seperti
halnya kitab yang dijadikan pedoman dalam bernegara dan bermasyarakat di
Indonesia. “Sebab dalam soal hak asasi manusia, kita lebih dulu dengan bangsa lain,”
ujar Ketua Fraksi Nasdem di MPR itu. Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang
menambahkan konstitusi negara memiliki banyak kelebihan. Ia meminta agar
masyarakat pada umumnya memiliki rasa kebangsaan dengan empat pilar yang
dimilik negara. Mulai Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. “Kita harus terus membangkitkan jiwa
kebangsaan sesuai dengan konstitusi kita,” ujarnya. Kita wajib menjaga nasionalisme
sebab kita diajarkan bagaimana mencintai dan memahami Pancasila, UUD 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

4. Empat pokok pikiran, yang tidak lain merupakan penjabaran dari nilai-niai
pancasila yaitu :
 asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam pengertian ini diterima pengertian negara persatuan, negara yang melindungi
dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran
‘persatuan’ dengan pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap
warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan
ataupun perseorangan. Letak pokok pikiran pertama yaitu pada Sila Ketiga Pancasila
dan penjabaran pada Pembukaan.
 Pokok Pikiran Kedua: “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Pokok pikiran kedua merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’
yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Letak pokok pikiran kedua yaitu pada Sila Kelima Pancasila dan
penjabaran terletak pada Pembukaan.
 Pokok Pikiran Ketiga: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”. Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’
mengandung konsekuensi logis bahwa sitem negara yang terbentuk dalam UUD
harus bedasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasrkan
permusyawaratan/perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat
Indonesia. Ini adalah pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’, yang menyatakan bahwa
kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Pokok pikiran inilah yang merupakan Dasar Plotik
Negara. Letak pokok pikiran ketiga yaitu pada Sila Keempat Pancasila dan
penjabaran terletak pada Pembukaan.
 Pokok Pikiran Keempat: “Negara berdasarkan atas Ketuhan Yang Maha Esa menurut
dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Undang-Undang Dasar harus
mengandung isi mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lain untuk
memelihara budi pekerti kemanusia yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran
‘Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’
yang mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia ataunilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran
keempat merupakan Dasar Moral Negara. Letak pokok pikiran keempat yaitu pada
Sila Pertama dan Sila Kedua Pancasila dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
5. a. Perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup yakni

Ideologi terbuka

1. Nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi harus dari moral, dan
budaya masyarakat.
2. Hasil dari musyawarah masyarakat setempat.
3. Nilai-nilai yang bersifat dasar.

Ideologi tertutup

1. Cita-cita dari suatu kelompok untuk mengubah masyarakat.


2. Pengorbanan dibebankan kepada masyarakat.
3. Bukan hanya berisi nilai dan cita-cita, tetapi juga tuntutan konkrit yang diajukan
secara mutlak.

b. Perbandingan mendasar antara ideologi pancasila dengan ideologi Liberal,


Komunis, dan Sosialis!

 Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang digunakan bangsa Indonesia untuk


mewujudkan cita-cita dan mencapai tujuan bangsa Indonesia, Pancasila
diresmikan sah sebagai dasar negara pada sidang PPKI yang kedua pada tanggal
18 Agustus 1945. Pancasila merupakan kata yang berasal dari bahasa sansekerta
yang mempunyai arti panca artinya lima dan syila artinya batu, sendi, alas, dan
dasar. Secara etimologis Pancasila dapat diartikan yaitu dasar yang memiliki lima
unsur. Pancasila merupakan Ideologi yang digunakan oleh bangsa Indonesia
dalam mewujudkan cita-cita serta mencapai tujuan bangsa Indonesia. Pancasila
digunakan sebagai ideologi di Indonesia karena nilai-nilai yang terkandung dalam
sila Pancasila sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia, nilai-nilai
dalam Pancasila juga cocok dengan bangsa Indonesia karena nilai-nilai dalam
Pancasila sudah ada dan digunakan sejak dahulu dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Pancasila digunakan sebagai ideologi karena nilai luhur yang
diyakini kebenarannya serta kebaikannya yang digunakan sebagai acuan atau
pedoman kehidupan bangsa Indonesia sehingga menimbulkan tekad yang kuat
dalam mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Dijadikannya pancasila sebagai
ideologi bagi bangsa Indonesia maka setiap permasalahannya keagamaan,
kenegaraan, ekonomi, kebudayaan, dan politik dapat dijelaskan oleh ideologi
pancasila.
 Liberalisme
Ideologi yang ada di dunia ini bermacam-macam salah satunya adalah
Kapitalisme. Kapitalisme merupakan ideologi yang berkembang di
Amerika Serikat, ideologi ini dikembangkan oleh Adam Smith yang
merespons terhadap adanya paham merkantilisme, Adam Smith
menganggap bahwa merkantilisme kurang mendukung perekonomian
masyarakat pada waktu itu karena Adam Smith menganggap bahwa tanah
adalah hal yang penting dalam proses produksi sehingga Adam Smith
beranggapan bahwa ada sistem yang tersembunyi dalam berjalannya suatu
perekonomian sehingga pasar harus bebas dari segala campur tangan
pemerintah. Sehingga pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas saja.
Adapun negara yang menganut ideologi kaptilasime ini di antaranya adalah
Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Australia, dan
lain-lain. Negara-negara tersebut menggunakan ideologi kapitalisme untuk
mewujudkan cita-cita bangsa serta mencapai tujuan, negara tersebut yakin
bahwa ideologi kapitalisme sesuai dengan kehidupan yang terdapat dalam
masyarakat, karena dulu di negara barat pada abad ke 18 dominasi gereja
terhadap aspek kehidupan sangat besar sehingga muncullah ideologi
kapitalisme karena merasa kehidupan masyarakat dikekang oleh dogma-
dogma gereja akibatnya muncul reaksi dalam masyarakat yang sebelumnya
tersiksa hingga pada akhirnya menimbulkan gerakan perlawanan terhadap
para feodal, raja, dan tirani. Masyarakat menuntut adanya liberty,
fraternity, dan egality. Dengan adanya hal tersebut maka lahirlah ideologi
liberalisme. Keterkaitan antara liberalisme dengan kapitalisme cukup erat
karena ideologi ini sama-sama menginginkan kebebasan dan menolak
segala campur tangan negara dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
kapitalisme dan liberalisme sangat menjunjung tinggi sekularitas sehingga
dalam sebuah negara yang menganut ideologi ini cenderung memisahkan
antara urusan agama dengan pemerintahan atau negara.

 Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideologi yang terdapat di dunia ini dan
sekarang masih terdapat negara yang menganut ideologi tersebut seperti
Kuba dan Rusia. Komunisme merupakan ideologi yang pertama kali
dicetuskan oleh Karl Marx yang merupakan seorang filsuf yang berasal
dari Jerman. Komunisme lahir sebagai akibat dari adanya sistem
kapitalisme yang terjadi di Inggris pada saat terjadinya revolusi Industri
pada abad ke 18, Karl Marx melihat adanya eksploitasi terhadap para
pekerja yang kala itu disebut sebagai kaum proletar, yang bekerja untuk
menghasilkan uang bagi para pengusaha atau disebut sebagai borjuis, bagi
Karl Marx hal tersebut merupakan sebuah penindasan sehingga Karl Marx
berpikir supaya tidak ada penindasan seperti yang dilakukan oleh
kapitalisme maka lebih baik jika semua alat produksi negaralah yang
memegang kendali supaya tidak ada masyarakat yang tersekat pada kelas-
kelas tertentu seperti pekerja dengan pengusaha. Dalam konteks beragama
individu yang hidup dalam negara yang menggunakan ideologi komunis
adalah individu tetap berhak memeluk agama yang diyakini tetapi dalam
praktiknya hal tersebut sangat dibatasi kebebasan untuk memeluk agama
yang diyakini dengan keberadaan individu yang beragama diatur oleh
negara untuk mengikuti ideologi dari negara. Komunis dalam hubungan
antara negara dengan agama dapat dikatakan bersifat sekuler artinya agama
dipisahkan dalam kegiatan bernegara dan pengambilan keputusan sehingga
agama tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap negara. Dalam
negara yang menganut ideologi komunisme sering sekali menemukan
individu yang tidak percaya adanya keberadaan tuhan atau dewa dan dewi
karena dalam negara komunis pemerataan ekonomi serta materi lebih
penting terhadap keberadaan agama itu sendiri.

 Sosialisme

Sosialisme merupakan ideologi yang muncul sebagai respons atas


kemunculan ideologi liberal dan kapitalis pada akhir abad-18 sampai
dengan awal abad-19 Masehi di wilayah benua Eropa seperti halnya
komunisme, sosialisme pun muncul saat terjadinya revolusi industri di
Inggris yang mana pada waktu itu terjadi perbedaan kelas antara burjois
dengan proletar karena para burjois atau majikan melakukan eksploitasi
kepada kaum proletar atau buruh untuk kepentingannya sehingga para
proletar mendapatkan gaji yang kecil dan tinggal di kawasan kumuh dan
jauh dari kata sejahtera sehingga hal tersebut menimbulkan revolusi sosial
yang di gerakan oleh Karl Marx serta Fredierch Engels dan lahirlah
ideologi baru yakni Sosialisme. Dalam ideologi sosialisme erat kaitannya
dengan kebersamaan dan rasa solidaritas yang tinggi antar masyarakat
sehingga terjadi pemerataan dalam kehidupan masyarakat dan tidak terjadi
kesenjangan seperti yang terjadi dalam masyarakat liberal-kapitalis.
Adapun negara yang menganut ideologi sosialisme yakni Laos. Dalam
konteks agama sosialis menganggap bahwa setiap individu berhak
memeluk agama yang diyakini setiap individu tetapi dalam sosialisme juga
menganggap hal yang sah dan lumrah apabila individu tidak menganut
agama serta tidak percaya dengan keberadaan tuhan atau ateisme. Dalam
pemerintahan untuk menjalankan sebuah negara, Sosialisme memiliki sifat
yang sekuler yakni tidak melibatkan agama dalam urusan yang
menyangkut dengan negara seperti pembuatan keputusan maupun
kebijakan pengaruh agama dihilangkan.

c. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif
bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang bersatu, yang berkerakyatan, dan yang
berkeadilan. Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa
Indonesia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai
moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa Indonesia. Dengan
demikian, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar dari
pandangan hidup dan budaya bangsa.

6. a. Dasar Ontologis, Epistemologi, dan Aksiologi sila-sila Pancasila

 Pengertian Ontologi
Ontologi menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu tentang
ada atau keberadaan. Ontologi juga dikenal dengan ilmu tentang keberadaan sesuatu
secara nyata, faktual, dan konkret. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang
ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi). Secara
ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas
lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asa yang berdiri sendiri, melainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
 Pengertian Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang menyelidiki
asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi
meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas,
dan validitas ilmu pengetahuan.
Secara epistemologi kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila
sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini
berarti pancasila telah menjadi suatu belief sistem, sistem cita-cita, menjadi suatu
ideologi. Oleh karena itu pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama
dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.

 Pengertian Aksiologi
Istilah Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran atau ilmu. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. bidang yang diselidiki adalah
hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisiska suatu nilai. Nilai (value
dalam bahasa inggris) berasal dari bahasa Latin valere yang artinya kuat,
baik, dan berharga. Dalam kajian filsafat nerujuk pada sesuatu yang sifatnya
abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung harapan
akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai
yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.

b. makna pancasila bersifat “hirarki piramida

Pancasila bersifat hierarkis paramida berarti isi dari pancasila itu ada tingkatnya yang
menjadi satu kesatuan yang saling erat kaitannya,jadi sila 1 menjadi dasar dan erat kaitannya
dengan sila yang 2 begitu pun seterusnya sampai sila ke 5

c. Dasar aksiologs pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis,
yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat
nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai,
manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat
nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.

7. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka ilmu pengetahuan juga ikut
berkembang dan mengalami banyak pembaharuan. Namun pengembangan ilmu pengetahuan
haruslah memiliki landasan agar dapat bermanfaat. Di negara kita pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu karega agar pengembangan ilmu yang akan di lakukakn nantinya
memberikan dampak yang positif bagi negara dan pengmbangan ilu nantinya bisa memenuhi
kaidah yang terdapat pada pancasila agar ilmu itu nanti nya dapat bergana bagi negara dan tidak
menumbuklan kekacawan bagi negara.

8. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap masyarakat
Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya masing-masing. Masyarakat
kini dapat menjalani kepercayannya dengan tenang tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini,
masyarakat juga diminta agar tidak menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi
kerukunan umat beragama antara satu dengan yang lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara Indonesia
memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu, juga kesetaraan dalam
kehidupan yang layak, hak politik, hokum, dan semua hal yang telah diatur di undang-
undang tanpa melihat suku dan ras warga negara Indonesia tersebut.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia tidak
boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan negara kita,
seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatism, dan hal-hal yang
serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara
kita. Kita harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun masalah
yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat ini. Contohnya
banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK. Hal ini semakin parah karena
masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap dalam menghormati pendapat orang lain.
Demokrasi dan rasa legowo di hati para pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghormati segala keputusan yang telah
dirundingkan bersama.  Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun
hasilnya.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini, dapat dilihat
bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia mendapat kesejahteraan dan
keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang
layak, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, perlindungan keamanan dan hokum yang
seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.

Anda mungkin juga menyukai