Anda di halaman 1dari 8

EKONOMI MAKRO

SKETSA TEAM BASED PROJECT KELOMPOK 8

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Nyoman Reni Suasih, S.IP., M.Si

KELAS B1

Disusun oleh:

I Putu Satya Wiguna (2007511230)


Kristian Adiputra Jelamu (2007511249)

Joseph Januardo Tunabenani (1707512122)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
A. Topik
Dampak covid-19 terhadap penduduk usia kerja 2020-2021

B. Alasan
Semenjak pandemi covid 19 terjadi, tingkat pengangguran di Indonesia
meningkat yang dimana hal tersebut akan membuat perekonomian di Indonesia turun
drastis. Hal ini aka berdampak besar bagi penduduk Indonesia karena tanpa adanya
pekerjaan, para penduduk akan mengalami masa sulit karena tidak bisa mendapatkan
penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Hal tersebut pula yang
mendorong bahwa solusi untuk mengatasi masalah pengangguran ini sangat diperlukan

C. Uraian masalah:
1) Terdapat 19,10 juta orang (9,30 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-
19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (1,62 juta orang), Bukan Angkatan
Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,65 juta orang), sementara tidak bekerja karena
Covid-19 (1,11 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan
jam kerja karena Covid-19 (15,72 juta orang).
2) Meningkatnya Jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 1,59 juta dari
Agustus 2020 Tetapi masih kurangnya lapangan kerja.
3) Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari 2021 turun sebesar 0,81 persen poin
dibandingkan pada Agustus 2020.

D. Tujuan
Proyek ini bertujuan untuk menjelaskan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
pengangguran yang terjadi di Indonesia selama pandemi covid19.

E. Tahap pelaksanaan Proyek


Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas.
Penduduk usia kerja pada Februari 2021 sebanyak 205,36 juta orang, naik sebanyak
2,76 juta orang dibanding Februari 2020 dan naik sebanyak 1,39 juta orang jika
dibanding Agustus 2020. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan
kerja yaitu 139,81 juta orang (68,08 persen), sisanya termasuk bukan angkatan kerja.
Komposisi angkatan kerja pada Februari 2021 terdiri dari 131,06 juta orang
penduduk yang bekerja dan 8,75 juta orang pengangguran. Apabila dibandingkan
Februari 2020 yaitu kondisi dimana belum terjadi pandemi Covid-19 di Indonesia,
terjadi penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 0,41 juta orang. Penduduk bekerja
mengalami penurunan sebanyak 2,23 juta orang dan pengangguran meningkat
sebanyak 1,82 juta orang. Sementara itu, apabila dibandingkan kondisi Agustus 2020
(kondisi pandemi Covid-19), jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 1,59 juta
orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 2,61 juta orang dan pengangguran turun
sebanyak 1,02 juta orang.

Sejalan dengan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


(TPAK) juga mempunyai pola yang sama. TPAK adalah persentase banyaknya
angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan
besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu
negara/wilayah. TPAK pada Februari 2021 sebesar 68,08 persen, turun 1,13 persen
poin dibanding Februari 2020 namun naik sebesar 0,31 persen poin dibanding Agustus
2020.

Dalam lima tahun terakhir, jumlah pengangguran di Indonesia cenderung


menurun. Namun pada Februari 2020, angka pengangguran kembali meningkat 60
ribu orang. Dari 6,82 juta orang pada 2019 menjadi 6,88 juta orang setahun setelahnya.
Jumlah angkatan kerja pada 2020 juga bertambah menjadi 137,91 juta orang, sebanyak
131,03 juta orang di antaranya bekerja. Lapangan pekerjaan yang menurun berasal dari
sektor pertanian, perdagangan, dan jasa lainnya (Pusparisa, 2020).
Dalam satu tahun terakhir jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak
137,91juta orang, naik 1,73 juta orang dibanding Februari 2019. Berbeda dengan
naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) turun
sebesar 0,15 persen poin. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu
orang. Penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta orang, bertambah 1,67 juta orang
dari Februari 2019(Statistik, 2020). Menurut Badan Pusat Statistik per Agustus2020
ada 29,1-2 juta orang terdampak covid-19. Jumlah tersebut sebanding dengan 14,2-8
persen dari total penduduk usia kerja di Indonesia. Dari data tersebut menunjukkan
lebih dari 80 persen mengalami pengurangan jam kerja. Dan lebih parahnya lagi
sebanyak 2,56 juta orang menjadi pengangguran. Hal tersebubut sangat ironis di saat
jumlah angkatan kerja indonesia meningkat, akan tetapi tingkat pengangguran justru
semakin tinggi. Covid-19 membuat usaha lesu, sehingga banyak terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus
2020 mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen atau terjadi kenaikan
pengangguran sebesar 2,67 juta (Badan Pusat Statistik, 2020). Hal tersebut
menunjukkan jumlah pekerja formal semakin menyusut di masa pandemi. Paling
banyak di sektor industri pengolahan, konstruksi. Kondisi tersebut berbanding terbalik
dengan sektor pertanian. Maka tidak aneh jika tingkat pengangguran di kota jauh lebih
tinggi jika dibandingkan di desa (Gusti, 2020)

Dalam menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi masalah


pengangguran akibat pandemi virus corona (Covid-19) di sektor ketenagakerjaan,
kebijakan berfokus pada pasar tenaga kerja dan institusi pasar kerja, dengan tujuan agar
masalah pengangguran datapat diatasi. Berikut ini cara dalam mengatasi masalah
pengangguran khususnya akibat pandemic Covid-19 adalah (Karunia, 2020):

1. Mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar 46,6 miliar dollar


AS, termasuk stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar dollar AS.
Hal tersebut bertujuan agar pelaku usaha tetap mampu menjalankan usahanya
sehingga tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, (PHK) yang berdampak
pada meningkatnya jumlah pengangguran (Soemartini, 2020).
2. Menyediakan beberapa program penguatan ekonomi seperti insentif pajak
penghasilan, relaksasi pembayaran pinjaman atau kredit, dan kebijakan
relaksasi iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan sekitar 56
juta pekerja sektor formal.
3. Menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor informal. Pemerintah
memberikan bantuan sosial kepada 70,5 juta pekerja sektor informal yang
termasuk dalam kategori miskin dan rentan.
4. Memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program Kartu Prakerja
bagi pekerja yang terkena PHK. Pemerintah telah memberikan insentif
pelatihan dengan target tahun 2020 sebanyak 3,5 - 5,6 juta penerima manfaat.
Hingga saat ini, telah terealisasi lebih dari 680.000 penerima manfaat tersebut
mayoritas adalah korban PHK.
5. Memperbanyak program perluasan kesempatan kerja seperti padat karya tunai,
padat karya produktif, terapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Tenaga Kerja
Mandiri (TKM), dan kewirausahaan, yang bertujuan untuk menyerap tenaga
kerja.
6. Menyediakan panduan pelindungan kerja dan kelangsungan usaha, serta
perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.

F. Target Hasil
Diharapkan dalam pelaksanaannya mampu menjadi solusi dalam mengurangi
pengangguran di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Adapun taerget yang
ingin dicapai yaitu:
1. Agar pelaku usaha tetap mampu menjalankan usahanya sehingga tidak terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja, (PHK) yang berdampak pada meningkatnya
jumlah pengangguran
2. Pembukaan lapangan kerja baru
3. Penurunan jumlah pengangguran
4. Perlindungan terhadap para pekerja dari Wabah Covid-19

G. Hambatan
Meski jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 meningkat jika dibandingkan
pada saat agustus 2020, kurangnya lapangan kerja di Indonesia masih menjadi masalah
utama yang dihadapi masyarakat Indonesia. Meskipun pemerintah sudah turun tangan
dalam menanggulangi masalah pengangguran yang terjadi, tetapi dampak negative dari
pengangguran tidak dapat dihindari dimana hal tersebut akan membuat perekonomian
di Indonesia turun drastis.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, menegaskan bahwa hingga saat ini,
pihaknya masih terus mematangkan kebijakan penyaluran bantuan pemerintah berupa
subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh, atau Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi
pekerja/buruh di tahun 2021 ini. Kebijakan sebagai upaya membantu mengatasi
dampak sektor ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19, khususnya di masa
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
salah satu pelaksana programPemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemnaker,
kata Menaker Ida Fauziyah, sejak tahun 2020 lalu telah menggulirkan empat program
PEN dan menyentuh langsung sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Pertama, program
BSU yang telah diberikan kepada 12,2 juta orang. Kedua, program kartu pra kerja yang
menyasar pada 5,5 juta orang. Ketiga, program bantuan produktif usaha mikro yang
mencapai 12 juta orang. Keempat, berbagai program padat karya di
Kementerian/Lembaga yang menyasar 2,6 juta orang.
untuk memastikan investasi dapat menyerap tenaga kerja secara optimal, maka
pemerintah telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memberikan perizinan
investasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang bisa dilakukan benar-benar sesuai
kebutuhan dan keunggulan karakteristik masing-masing daerah, serta bisa memberikan
kontribusi maksimal bagi pembangunan termasuk, dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Meski jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 meningkat jika dibandingkan pada
saat agustus 2020, kurangnya lapangan kerja di Indonesia masih menjadi masalah
utama yang dihadapi masyarakat Indonesia. Meskipun pemerintah sudah turun tangan
dalam menanggulangi masalah pengangguran yang terjadi, tetapi dampak negative dari
pengangguran tidak dapat dihindari dimana hal tersebut akan membuat perekonomian
di Indonesia turun drastis.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, menegaskan bahwa hingga saat ini,
pihaknya masih terus mematangkan kebijakan penyaluran bantuan pemerintah berupa
subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh, atau Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi
pekerja/buruh di tahun 2021 ini. Kebijakan sebagai upaya membantu mengatasi
dampak sektor ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19, khususnya di masa
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
salah satu pelaksana programPemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemnaker,
kata Menaker Ida Fauziyah, sejak tahun 2020 lalu telah menggulirkan empat program
PEN dan menyentuh langsung sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Pertama, program
BSU yang telah diberikan kepada 12,2 juta orang. Kedua, program kartu pra kerja yang
menyasar pada 5,5 juta orang. Ketiga, program bantuan produktif usaha mikro yang
mencapai 12 juta orang. Keempat, berbagai program padat karya di
Kementerian/Lembaga yang menyasar 2,6 juta orang.
untuk memastikan investasi dapat menyerap tenaga kerja secara optimal, maka
pemerintah telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memberikan perizinan
investasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang bisa dilakukan benar-benar sesuai
kebutuhan dan keunggulan karakteristik masing-masing daerah, serta bisa memberikan
kontribusi maksimal bagi pembangunan termasuk, dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Meski jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 meningkat jika dibandingkan pada
saat agustus 2020, kurangnya lapangan kerja di Indonesia masih menjadi masalah
utama yang dihadapi masyarakat Indonesia. Meskipun pemerintah sudah turun tangan
dalam menanggulangi masalah pengangguran yang terjadi, tetapi dampak negative dari
pengangguran tidak dapat dihindari dimana hal tersebut akan membuat perekonomian
di Indonesia turun drastis.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, menegaskan bahwa hingga saat ini,
pihaknya masih terus mematangkan kebijakan penyaluran bantuan pemerintah berupa
subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh, atau Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi
pekerja/buruh di tahun 2021 ini. Kebijakan sebagai upaya membantu mengatasi
dampak sektor ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19, khususnya di masa
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
salah satu pelaksana programPemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemnaker,
kata Menaker Ida Fauziyah, sejak tahun 2020 lalu telah menggulirkan empat program
PEN dan menyentuh langsung sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Pertama, program
BSU yang telah diberikan kepada 12,2 juta orang. Kedua, program kartu pra kerja yang
menyasar pada 5,5 juta orang. Ketiga, program bantuan produktif usaha mikro yang
mencapai 12 juta orang. Keempat, berbagai program padat karya di
Kementerian/Lembaga yang menyasar 2,6 juta orang.
untuk memastikan investasi dapat menyerap tenaga kerja secara optimal, maka
pemerintah telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memberikan perizinan
investasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang bisa dilakukan benar-benar sesuai
kebutuhan dan keunggulan karakteristik masing-masing daerah, serta bisa memberikan
kontribusi maksimal bagi pembangunan termasuk, dalam hal penyerapan tenaga kerja.
H. Simpulan
Covid-19 membuat tingkat usaha menurun, sehingga banyak terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia
pada Agustus 2020 mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen atau
terjadi kenaikan pengangguran sebesar 2,67 juta. Pengangguran merupakan
salah satu masalah makro-ekonomi yang harus dihindari karena mampu menurunkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengatasi
masalah pengangguran khususnya akibat pandemi Covid-19 diharapkan daat
menekan angka pengangguran

I. Daftar Pustaka

Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Akibat


Pandemi Covid-19
https://prosiding.insuriponorogo.ac.id/index.php/aicoms/article/view/3/3

Berita Resmi Statistik “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2021”

BRSbrsInd-20210505114336.pdf

Anda mungkin juga menyukai