“Pendidikan Pancasila”
CLASS :
BESP 2021
SUPPORTING LECTURER :
2022
BAB I
IDENTITAS BUKU
Buku utama
Gerakan untuk merevitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan
baik oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi dan pemerintah. Tidak
terkecuali lembaga negara yaitu MPR mencanangkan empat pilar berbangsa yang
salah satunya adalah Pancasila. Memang ada perdebatan tentang istilah pilar
tersebut, termasuk yang penulis pahami bahwa Pancasila itu bukan pilar akan tetapi
dasar negara yang memperkuat seluruh pilar yang ada di atasnya. Sebagaimana
dipahami selama ini bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun semangat untuk
menumbuhkembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik. Undang Undang,
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, secara
eksplisit juga menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap
perguruan tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan,
Agama, dan Bahasa Indonesia.
Kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus bejaya
sepanjang masa karena ideologi Pancasila tidak hanya sekedar "confirm and deepen"
identitas bngsa Indoesia sepanjang masa Sejak Pancasila digali dan dilajirkan
kembali menjadi dasar dan ideologi negara, maka ia kmengbngunkan dan
membangkitkan dua identitas "tertidu dan "terbius: selama kolonialisme"
(Abdulgani, 1979: 22).
Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik, Isi Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni1945. Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan
melawan inperialisme-kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan
Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perjanjian
San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu ialah
sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
(Yamin, 1954. 16).Piagam Jakarta ini kemudian disahkan oleh sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945, setelah terlebi dahulu
dihapus 7 (tujuh) kata dari kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", diubah menjad Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Pada tahun 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak melakukan
interpretasi ulangterhadap Pancasila. Saat itu mund perbedaan perspektif yang
dikelompokkan dalamdua kubu Pertama, beberapa tokoh berusaha menempatkan
Pancasila lebih darisekedar kompromni politik atau kontrak sosial. Mereka
memandang Pancasila tidakhanya kompromi politik melainkan sebuah filsafat sosial
atau weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan Pancasila sebagai
sebuah kompromipolitik. Dasar argumentasinya adalah fakta yang muncul dalam
sidang-sidang BPUPKIdan PPKI. Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan
kompromi politik di antaragolongan nasionalis netral agama (Sidik Djojosukarto dan
Sutan takdir Alisyahbanadkk) dan nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin Zuhri
sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara.
1. Konsep Negara
Menurut Diponolo (1975: 23-25) Negara adalah suasu organs kekuasaan yang
berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tertib atas suatu
rakyat umat di suatu daerah tertentu. Dipole menyimpulkan 3 (tiga) unsure
yang menjadi syarat mutlak bagi adanje Negara yaitu:
2. Tujuan Negara
Tujuan negara republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua),
yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan menjani keamanan seluruh bangsa
dan seluruh wilayah negara. Oleh karena in pendekatan dalam mewujudkan
tujuan negara tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
Adapun hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 secara material
adalah menunjuk pada materi pokok atau isi pembukaan yang tidak lain adalah
Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang
demikian itulah maka Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat disebut sebagai
Pokok kaidah Negara yang Fundamental, sebagaimana dinyatakan oleh Notonegoro (
40), esensi atay inti sari Pokok Kaidah Negara yang Fundamental secara material
odak fain adalah pancasila.
B. FUNGSI IDEOLOGI
Dalam teori-teori Marxis dan Marxian, ideologi menunjuk pada setiap rangkaian ide dan
nilai yang memiliki fungsi sosial yaitu memperkuat tatanan ekonomi tertentu, dan yang
dijelaskan oleh fakta itu sendiri, bukan oleh kebenaran atau kebaikan yang dikandungnya.
Fungsi ideologi adalah untuk mentralkan status quo, dan untuk menampilkan kondisi-
kondisi sosial yang berlaku saat itu sebagai ciri yang tak dapat hilang dari sifat manusia,
Ideologi memberikan dukungan untuk kekuasaan kelas, dengan membujuk kelas-kelas
yang tertindas untuk menerima gambaran realitas yang menjadikan keadaan subordinasi
mereka sebagai hal yang alami. Karena, idcologi memiliki tiga fungsi utama
mengesahkan, memistikkan, dan menentramkan (Scruton, 2013: 436).
Namun, sekedar untuk diketahui bahwa ideologi juga mungkin digunakan untuk maksud-
maksud lain, seperti dikemukakan oleh Rodec dan kawan-kawan (2006 105) dalam buku
Introduction to Political Science, antara lain, bahwa ideologi memberi legitimasi (dasar
hukum atau keabsahan) bagi pemerintahuntuk menjalankan fungsinya. Sehubungan
dengan ini, suatu ideologi dapat digunakan oleh pemerintah untuk membenarkan tindakan
tindakannya Sebagai alasan mempertahankan kelas serta rezim yang memerintah
Sebaliknya, ideologi dapat pula digunakan oleh pihak lainnya (pihak pemberontak, pihak
oposisi, atau pihak reformasi) guna menyalahkan pemerintahan, menyerang kebijakan
pemerintah sampai kepada usaha mengubah Status Quo Umumnya, pihak yang
menentang pemerintahan menggunakan ideologi tertentu atau alasan ideologis seperti
“atas nama rakyat”, “demi kepentingan rakyat”, dan “perjuangan pihak yang tertindas”.
Untuk itu, ideologi dapat membantu anggota masyarakat dalam upaya melibatkan diri
dalam berbagai sektor kehidupan di samping fungsinya yang sangat umum, ideologi juga
memiliki fungsi yang khusus sifatnya, seperti:
1. Ideologi Berfungsi Melengkapi Struktur Kogatif Manusia
2. Ideologi Berfungsi Sebagai Panduan
3. Ideologi Berfungsi Sebagai Lensa. Melalui Mana Seseorang Dapat Melihat Dunianya,
Sebagai Cermin, Melalui Mana Seseorang Dapat Melihat Dirinya, Dan Sebagai
Jendela, Melalui Mana Orang Lain Bisa Melihat Din Kita
4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus fungsi integratif
C. MACAM-MACAM IDEOLOGI
Ada beberapa macam ideologi yang berkembang di dunia saat ini di antaranya ideologi
fasisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, ideologi Islam. Termasuk ideologi negera
kita yaitu ideologi Pancasila. Untuk membandingkan ideologi Panxasila dengan ideologi
besar di dunia yang lain dapat menggunakan tolok ukur dari aspek politik hukum,
ekonomi, agama, pandangan terhadap individu dan masyarakat, dan ciri khas. Berikut ini
pengertian dan ajaran dari ideologi selain ideologi Pancasila.
1. Ideologi Fasisme
2. Ideologi Komunis
3. Ideologi Liberal
4. Ideologi Islam
5. Ideologi Pancasila
1. Makna Dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan
Bernegara
Ketuhanan yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan yang Maha
Esa, pencipta alam semesta beserta isinya. Keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa itu
bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yan tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui
akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar yang
dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika.
2. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan
Bernegara
Kemanusiaan yang adil dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
mengajarkan untuk menghormati harkat martabat manusia dan menjamin hak-hak asasi
manusia Nilai ini didasarkan pada kesdaran bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa
Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah
sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.
3. Makna Dan Aktualisasi Sila Persatuan Indonesia Dalam Kehidupan Bernegara
Sila persatuan Indonesia, mengandung pemahaman hukum bahwa setiap peraturan hukum
mulai undang-undang hingga putusan pengadilan harus mengacu pada terciptanya sebuah
persatuan warga bangsa Pesatuan Indonesia merupakan implementasi Nasionalisme, bukan
Chauvinisme dan bukan kebangsaan yang menyendiri. Nasionalisme menuju pada
kekeluargaan bangsa-bangsa, menuju persatuan dunia, menuju persaudaraan dunia
Nasionalisme dan internasionalisme menjadi satu terminologi, yaitu Sosio Nasionalisme
4. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan Dalam Kehidupan Bernegara
Hakikat sila ini adalah demokrasi Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat Secara Sederhana, demokrasi yang dimakud adalah
melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam Pemerintahan
dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan
5. Makna dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam
Kehidupan Bernegara
Nilai keadilan sosial mengamanatkan bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama
dan bahwa semua orang sama di hadapan hukum. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia mengandung nilai-nilai bahwa setiap peraturan hukum, baik undang-undang
maupun putusan pengadilan mencerminkan semangat keadilan.
A. Pengertian Pancasila
Pancasila sebagai pedoman yang mampu 2 melandasi serta menjadi sebuah petunjuk
kehidupan mendatang. Secara etimologi Pancasila sendiri berasal dari Panca (yang
mempunyai arti “lima” dalam bahasa sansekerta) dan Sila (yang mempunyai arti “prinsip”
dalam bahasa sansekerta), sehingga
secara harfiah dapat dipahami makna dari Pancasila adalah lima prinsip yang menjadi
pedoman kehidupan bernegara. Nilai-nilai yang ada dalam setiap sila memberikan
dorongan filosofi pada bangsa ini. ongan filosofi pada bangsa ini.
Perumusan Pancasila sendiri bukan cara yang instan, terlihat muncul beberapa usulan
sebelum disepakati menjadi kesatuan nilai yang utuh seperti saat ini. Pancasila yang
mengiringi proses proklamasi yang akan dijadikan dasar dalam bernegara, sehingga pada
tahap persiapan kemerdekaan oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menginisiasi terhadap prinsip-prinsip dasar yang akan
ditemukan Dalam sejarah silam Indonesia, terdapat kerajaan-kerajaan lokal yang hidup
dan telah mempunyai ciri khas nilai-nilai luhur dan murni yang telah dimasukkan ke
dalam sila-sila Pancasila. Sejarah membuktikan bahwa jika ditarik ulurkan nilai filosofis
yang terkandung dimasing-masing sila Pancasila dapat ditarik rentang dari masa ke masa
hingga sampai di zaman kerajaan lokal yang dahulu telah ada. Mulai dari kerajaan Kutai
pada 400 Masehi yang memberikan pandangan terhadap nilai sosial dan prinsip
ketuhanan. Pada waktu itu yang muncul hanya tentang nilai kebersamaan dan bagaimana
cara menciptakan kerukunan dalam masyarakat.
Pemahan yang terkonstruksi dalam diri setiap manusia sangatlah berbeda. Hal itu
dipengaruhi dari lingkungan serta pola didikan yang diberikan pada pribadi manusia
tersebut. Sebagai contoh jika seseorang terlahir di dalam lingkungan yang baik dan penuh
dengan masukan-masukan moral dan etika sudah setidaknya manusia tersebut akan
tumbuh menjadi manusia yang bermoral. Penilaian terhadap pengaruh lingkungan dalam
membentuk karakter seseorang memang tidak bisa diukur seratus persen dari hal itu,
terkadang untuk manusia-manusia tertentu yang mampu mengajere kontra 18 keadaan
yang semula lingkungan tempat dimana dia dibesarkan tidak mendukung untuk menjadi
seorang yang baik, hal itu dijadikan sebagai titik balik untuk menghantarkan manusia
pada keadaan jiwa yang lebih kuat.
Manusia yang mempunyai jiwa Pancasila akan dapat melalui kehidupan dengan mudah, dapat
mengatasi segala permasalahan dengan prinsip hidup yang dipunyainya dan dapat menjadi
manusia yang mempunyai peran dalam menciptakan kebaikan di dunia ini. Dalam
membangun bangsa, Pancasila merupakan sumber energi sebagai kekuatan dan sekaligus
sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, menjadi alat pemersatu membangun
kerukunan berbangsa, dan sebagai pandangan hidup sehari-hari bagi bangsa Indonesia. Nilai-
nilai Pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan
kesadaran bangsa Indonesia.
Hanya saja saat ini pergeseran nilai-nilai Pancasila kian dirasakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Banyaknya problematika yang dihadapai oleh Indoesia,
mengharuskan kepada kita untuk reaktualisasi Kembali nilai-nilai ideologi negara Indonesia.
Sebagai solusi untuk menjadi manusia yang Tangguh dan memiliki kepribadian yang kuat
untuk menghadapi segara perubahan dan perkembangan zaman sehingga tidak melunturkan
karakter bangsa.
Bangsa Indonesia terkenal memiliki karakter yang baik jangan sampai terkontaminasi dengan
kebudayaan yang tidak sejalan dengan kebudayaan asli. Namun jika kita lihat lebih jelas lagi,
tampak pada generasi muda saat ini untuk mewujudkan karekater yang sejalan dengan prinsip
Pancasila harus dengan upaya yang serius mengingat zaman globalisasi ini memberikan
pengaruh budaya asing yang semakin mudah untuk sampai kepada pemikiran generasi muda
Indonesia dengan kebebasan informasi pada dunia maya. Hal itulah yang menjadi tantangan
paling berat saat ini untuk menciptakan generasi milenial dengan semanat Pancasila.
Generasi milenial atau yang sering kita kenal dengan generasi Y yang berumur antara 18-36
tahun, generasi ini tergolong masuk pada usia produktif. Generasi yang akan memainkan
peranan penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keunggulan
generasi ini memiliki kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta terkoneksi antara satu
dengan lainnya karena mereka hidup pada dunia digital teknologi. Namun, karena hidup di
era yang seba otomatis, generasi ini cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan
sangat gampang dipengaruhi. Contohnya pak Nadiem Makarim dengan mengembangkan
aplikasi gojek yang dapat menyediakan jasa pengantar makanan hingga jasa keperluan rumah
tangga.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, peran pemuda sangat signifikan dalam
mengawal peristiwa penting yang terjadi di Indonesia. Pemuda diharapkan mampu
menegakkan sendi kehidupan bangsa ini. Kecerdasan pemuda selalu dinanti untuk
membangun peradaban serta sikap kritis dan kepekaan pemuda dibutuhkan untuk mendirikan
bangunan kebangsaan yang kukuh.
Tuntutan zaman yang telah berubah cepat memberikan efek bagi pembentukan karakter
generasi milenial yang sebenarnya menjadi generasi yang mempunyai peran penting bagi
bangsa ini. Jiwa yang kreatif karena didukung usia yang masih sangat produktif, mempunya
pemikiran kritis dan cakap dalam memberikan tanggapan pada setiap perkembangan bangsa.
Akan tetapi karena teknologi yang semakin canggih, media informasi online yang dirasa
lebih dekat dengan kehidupan generasi milenial ini dapat menciptakan karakter yang
individualistik, lebih cenderung menghabiskan waktu untuk menggeluti dunia online melalui
internet.
Salah satu kelemahan dari kemajuan teknologi yang dekat dengan kehidupan milenial ini
akan menghilangkan rasa kepedulian pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehangatan
bermasyarakat hampir sulit didapatkan karena dengan teknologi yang berkembang saat ini
dianggap telah dapat mengganti peran orang lain sebagai teman interaksinya. Orang lebih
terkesan sibuk untuk mencari posisi masing-masing dan lebih senang dengan memenuhi
kebutuhan individu. Namun keadaan yang demikian memang tidak dapat dihindarkan lagi.
Pengaruh globalisasi yang semakin cepat menuntut kita untuk menyesuaikan. Kemudahan
yang dijanjikan dari kecanggihan teknologi terkadang juga menuntut manusia untuk menjadi
orang yang bersifat hedonistik.
Salah satu cara dalam menanamkan jiwa Pancasila pada generasi muda atau milenial ini
dengan mengikut sertakan mereka dalam menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila
melalui media sosial. Misalnya, membuat konten-konten sederhana yang mempunyai nilai
positif yang dapat mencerahkan para pengguna lainnya. Generasi muda harus mulai
membiasakan diri menjalankan pikiran dan memainkan jemarinya untuk berkreasi agar
menghasilkan karya yang kreatif dan menarik dengan memasukkan nilai Pancasila. Banyak
pula kegiatan positif yang dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi misalnya
membantu dalam kegiatan bagi kemanusiaan seperti penggalangan dana untuk korban
bencana, bakti sosial atau pembangunan tempat ibadah. Cara yang demikian ini sangat efektif
dalam menanamkan nilai Pancasila di era milenial seperti saat ini. Jiwa mudah lebih
cenderung mudah terpengaruh jika memang hal itu dapat menjadi viral (terkenal) di internet.
Pemahaman terhadap nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak begitu saja dapat diterima
atau dimengerti oleh manusia namun terkadang membutuhkan proses perenungan yang
panjang. Maka dari itu perlu adanya usaha untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita
bersama itu. Manusia memiliki keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang terbaik bagi
dirinya, dan idealnya kita harus melakukan kebaikan untuk kehidupan yang lebih luas.
Pancasila sebuah rumusan yang sangat pas yang dapat dijadikan landasan berpikir, bertindak
sehingga kita tidak pernah dibutakan arah menjalani kehidupan.
Sila Ketuhanan yang maha esa dijadikan landasan keyakinan. Keyakinan manusia terhadap
keberadaan Tuhan masing-masing berbeda tergantung sinkronisasi pikiran dan hati.
Keyakinan ini berfungsi menuntun manusia dalam menjalani kehidupan serta menjadi rem
bagi manusia jika ingin melakukan hal keburukan. Keyakinan juga membuat manusia
mempunyai sikap religius sebagai bentuk penguat dalam jiwanya ketika menghadapi setiap
ujian hidup.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab dijadikan pedoman berperilaku. Sebagai manusia
yang secara kodrati tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan bantuan dari manusia
lainnya. Untuk dapat menjadi manusia yang adil dan beradab kita harus mampu
memberlakukan orang lain seperti ap akita ingin diberlakukan orang lain.Sila persatuan
Indonesia dijadikan kekuatan bernegara. Negara Indonesia yang terdiri dari beribu pulau serta
berjuta keanekaragaman harus dikelola berdasarkan prinsip persatuan dan kesatuan. Tanpa
adanya prinsip itu potensi perpecahan akan terjadi dan berdampak pada disintegrasi bangsa
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan digunakan sistem mengelola negara. Masyarakat selalu menginginkan negara ini
hadir di dalam kehidupannya. Bentuk tanggung jawab dari negara yakni memberikan hak
pada rakyatnya serta menjamin terpenuhinya kebutuhan mereka. Sehingga dalam
mewujudkan pengelolaan negara yang penuh hikmah maka harus dipilih seorang pemimpin
yang memiliki kebijaksanaan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dijadilan tujuan hidup bernegara. Pada akhirnya
tujuan yang paling idiil dari terbentuknya sebuah negara adalah mencapai kesejahteraan
bangsa yang dijalankan pada prinsip keadilan. Kesejahteraan itu harus diciptakan dan dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Walaupun hal itu secara fakta sangat sulit
dilakukan atau menjadi sesuatu hal yang mustahil setidaknya memberikan semangat bagi kita
untuk selalu berupaya mewujudkan kesejahteraan.
1. Kapitalisme
Kapitalisme pada awalnya merupakan sistem ekonomi yang dibangun untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya melalui pengendalian sektor perdagangan, industri dan alat-
alat produksi oleh pihak swasta dengan menggunakan kekuatan negara. Peran pemerintah
disini tidak secara langsung mengintervensi pasar untuk tujuan memperoleh keuntungan
bersama, akan tetapi intervensi yang dilakukan pemerintah dilakukan hanya untuk
keperntingan pribadi atau kepentingan beberapa golongan semata
Namun terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan kapitalisme yakni kapitalisme
diartikan sebagai dukungan secara penuh pada perusahaan-perusahaan besar yang
sifatnya eksploitatif, korporasi besar yang berlaku memberikan dampak buruk bagi yang
lemah. Istilah miring tentang kapitalisme yang lain adalah, bahwa kapitalisme identik
dengan kekuatan yang berkroni dengan negara untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi
yang merugikan masyarakat banyak untuk mendapatkan keuntungan bagi golongan
tertentu.
2. Marxisme leninisme
Pada hakikatnya negara Marxis-Leninis tidak ingin membangun sosialisme melainkan
kapitalisme negara. Salah satu alasan yang menguatkan bahwa Marxisme merupakan
sistem pemikiran yang amat kaya karena Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual
yang telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan
ilmu ekonomi Inggris
Tujuan utama yang hendak dicapai dari Marxisme–Leninisme adalah pengembangan
suatu negara ke dalam apa yang dianggap sebagai negara sosialis melalui kepemimpinan
pelopor yang bersifat revolusioner terdiri dari revolusioner “profesional”, yang
merupakan bentuk perwakilan dari kelompok-kelompok kecil kelas pekerja yang
mempunyai kesadaran untuk menuju arah sosialis sebagai akibat dari adanya dialektika
perjuangan pada masing-masing kelas.
3. Komunisme
Ketika sebuah negara menganut paham komunisme, konsekuensi yang terjadi yakni
seluruh aset yang ada dalam negara tersebut, seperti tanah, Gedung perusahaan,
infrastruktur lain tidak dapat dimiliki secara pribadi, semuanya akan menjadi barang
milik negara dan segala keuntungan serta kerugian akan dibagi rata pada rakyatnya.
Dalam ideologi komunisme, rakyat harus diatur dan dibentuk secara diktator agar
masyarakat berjalan sedemikian rupa dengan ideologiideologi yang bersifat doktriner
dan deskatologis walaupun terkadang harus mengesampingkan nilai dari ajaran- ajaran
agama atau ketuhanan.
4. Liberalisme
Adapun nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar liberalism antara lain :
- Kesempatan yang sama
- Pengakuan terhadap hak
- Pemerntahan berjalan sesuai kehendak rakyat
- Berjalannya fungsi hukum
5. Sosialisme
Walaupun masih terdapat banyak kekurangan pada hakikatnya sosialisme mempunyai
tujuannya yang baik yaitu pemerataan kesejahteraan, rasa solidaritas dan rasa
kebersamaan dalam gotong royong yang sangat tinggi antar rakyat. Adanya pemerataan
sosial yang ingin dicaapai untuk mewujudkan keadaan yang seimbang
antara kaum elit dan kaum proletar, sehingga kesenjangan tidak terjadi. Dalam
menyelesaikan segala permasalahan masyarakat dijalankan dengan cara demokratis dan
musyawarah.
6. Libertarianisme
Alternatif yang ditawarkan dari paham libertarianisme bahwa negara harus menjamin
kehidupan yang damai. Masyarakat harus berfikir kreatif sehingga setiap orang mampu
untuk hidup produktif, di mana pun dan kapanpun.
7. Utilitarianisme
Utilitarianisme sebagai sebuah ideologi yang memberikan pemahaman bahwa segala
tindakan dalam menjalankan kebijakan harus dapat dipertanggungjawabkan dan diukur
berdasarkan kemanfaatan serta efektifitas berlakunya pada masyarakat.
8. Fasisme
Fasisme merupakan paham berdasarkan prinsip kepemimpinan dengan sistem otoritas
yang mutlak/absolut di mana perintah pemimpin harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh
rakyat tanpa adanya pengecualian.
9. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang ingin menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan sebuah konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional.
Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami, melainkan juga untuk
dihayati secara batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai ideologi bangsa harus diuji dengan rubrik tersendiri. Rubrik
yang pertama sebagai sebuah ideologi, Pancasila harus memberikan pandangan serta dapat
mengarahkan manusia-manusia pada sebuah negara untuk meyakini serta menjalankan pola
yang telah ditentukan.
Ideologi sebuah negara harus dapat menjamin terwujudnya cita-cita atau tujuan bernegara.
Sedangkan tujuan negara Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan secara umum dan
melindungi segenap bangsa harus terakomodasi melalui Pancasila dengan cara
mengaplikasikan nilai pada setiap kebijakan yang diambil. Melalui cara ini senantiasa apa
yang diinginkan bangsa ini dapat terwujud. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Ideologi Pengembangan sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas dan
fleksibilitas menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan – tantangan masa
kini dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan cita-cita
nasional Indonesia.
Berbicara tentang Pancasila dalam konteks sebuah sistem politik bangsa ini, terdapat
hubungan yang sangat erat dengan nilai demokrasi yang menjadi elemen terpenting
mewujudkan negara kesejahteraan. Sebagai sebuah jawaban yang sangat nyata bagi segala
persoalan yang sedang didera baik masa sekarang ataupun masa mendatang.
Sebagai salah satu fungsi dari politik untuk mengatur kekuasaan yang sejatinya telah lahir
dan berkembang di dalam masyarakat karena menjadi sebuah kebutuhan alamiah sehingga
kepentingan yang ada di dalam masyarakat dapat terorganisasi secara baik dan ideal.
Kebutuhan untuk mempertahankan keadaan masyarakat yang damai
tercukupi segala kebutuhannya identik dengan pengelolaan yang baik Kekuatan dari ideologi
politik sangat berpengaruh dan kita selaku masyarakat yang harus peduli terhadap
perkembangan dunia politik Indonesia membentuk budaya berpolitik yang bernafaskan
Pancasila. Politik mendekatkan kita pada konsep ketuhanan yang selalu memperhatikan
kepentingan manusia secara umum yang dihadapkan dengan lingkungannya.
Indonesia dengan keragaman budaya karena mempunyai ribuan suku dan puluhan ribu pulau
yang berada di dalamnya. Hal ini menjadikan kita memiliki perbedaanperbedaan yang telah
tumbuh secara alamiah di negara ini. Segala perbedaan yang ada tidak harus menjadi
kelemahan karena terbukti bangsa ini telah bertahan selama lebih dari tujuhpuluh empat
tahun setelah kemerdekaan. Hal ini membuktikan bahwa semangat persatuan di atas
perbedaan ini telah teruji dan dapat menjadi kekuatan dalam mempertahankan bangsa ini.
Mewujudkan negara yang maju dengan semangat bhineka tunggal ika seharusnya dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yakni:
1. menumbuhkan rasa saling menghargai di antara masyarakat dengan berbagai perbedaan
suku dan budaya;
2. menjalankan fungsi politik secara efektif untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
luas;
3. mengelola kekayaan daerah untukmemenuhi kebutuhan otonomi danmenunjang ekonomi
nasional; 4. menjunjung tinggi semangat kebersamaan untuk melawan issue perpecahan dan
ideologi yang merusak karakter bangsa
KELEBIHAN BUKU :
KEKURANGAN BUKU:
KELEBIHAN BUKU :
KEKURANGAN BUKU :
1. Dari aspek isi buku, dalam buku ini sangat minim bahkan tidak ada gambar
sama sekali yang dapat mempermudah kita dalam belajar. Dan masih ada
istilah yang sulit dimengerti karena tidak ada penjelasannya dalam buku
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat dari tugas CBR ini adalah bahwa dari kedua buku yang saya
bandingkan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kedua buku membahas
materi yang tergolong sama, di buku utama dari bab yang di bahas, mampu menjelaskan
peran seorang kaum muda khususnya mahasiswa sebagaimana yang seharusnya dilakukan
dengan berpedoman pada pancasila sebagai dasar Negara, ideologi Negara, dasar filsafat dan
etika meskipun tergolong ringkas. bedanya dibuku pada buku pembanding yang lebih
condong mengenai sejarah historis Pancasila dan pengemabangan konsep-konsepnya. Namun
pada dasarnya saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama yaitu tentang
pancasila ,khususnya tentang arti pentingnya dalam berbangsa dan bernegara. Dari sini
tergantung dari pribadi kita masing- masing dalam memilih referensi buku yang pas atau
mana yang baik bagaimana cara agar nilai pancasila kita jadikan iu dapat diperoleh, kita
jadikan pedoman dan menjadi dasar pemikiran kita sebagai kaum muda dalam
mempertahankan pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
B. SARAN
Mengenai materi cbr ini kami merekomendasikan buku pertama karena isi buku tersebut
secara keseluruhan mengarahkan kita (mahasiswa) untuk mempelajari dan mengerti arti
pentingnya pancasila yang di ditujukan proses belajar dalam mata kuliah.