Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN BUKU

TUGAS RUTIN 1

“PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA”

DISUSUN OLEH:

NAMA : RUFASA MUTIA SALWA SIMANGUNSONG

NIM : 4223121081

KELAS : PSPF 22E

DOSEN PENGAMPUH : Dra. GARTIMA SITANGGANG, M.Si.

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023
BAB I. PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dan Revitalisasinya


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian,
sesuai dengan program studinya masing-masing. Jadi, mata kuliah Pancasila merupakan
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student centered learning. Rogers
(dalam Fairuzabadi, 2010) menyatakan bahwa Pendekatan Student Centered Learning
merupakan hasil dari transisi perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari
kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar.
Pendekatan SCL tersebut untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya
sesuai dengan program studinya masing-masing dengan menjadikan nilai- nilai Pancasila
sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga negara yang baik
(good citizenship).

B. Dinamika Dan Tantangan Pendidikan Pancasila


1. Dinamika Pendidikan Pancasila
pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam pengimplementasiannya. Pada 1
Juli 1947, diterbitkan sebuah buku yang berisi Pidato Bung Kano tentang Lahirnya
Pancasila. Buku tersebut disertai kata pengantar dari Dr. K.R.T Radjiman
Wedyodiningrat yang sebagaimana diketahui sebelumnya, beliau menjadi Kaitjoo (Ketua)
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Peneyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan).
Perubahan yang signifikan dalam metode pembudayaan/ pendidikan Pancasila adalah
setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada 1960, diterbitkan buku oleh Departemen P dan
K, dengan judul Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics). Buku tersebut
diterbitkan dengan maksud membentuk manusia Indonesia bar yang patriotik melalui
pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, bahwa mata
kuliah wajib diperguruan tinggi beberapa universitas menggabungkan dalam materi
pendidikan kewarganegaraan. Dengan demikian, pembuat Undang-Undang menghendaki
agar mata kuliah Pendidikan Pancasila berdiri sendiri sebagai mata kuliah wajib di
perguruan tinggi (Nurwardani, dkk., 2016).

2. Tantangan Pendidikan Pancasila


Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai progam studi dengan dengan menarik dan
efektif. Dilihat dari asal tantangannya, ada dua tantangannya yaitu dari faktor internal dan
eksternal. Tantangan dari faktor internal yaitu berasal dari perguruan tinggi, misalnya
faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program studi yang makin tajam (yang
menyebabkan kekurangtertarikan sebagian mahasiswa terhadap pendidikan Pancasila).
Sedangkan faktor ekstenal antara lain krisis keteladanan dari para elit politik dan
maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat (Nurwardani, dkk.).
C. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Generasi muda telah dihadapkan pada dinamika perkembangan lingkungan strategis
yang penuh dilema, tantangan hidup yang semakin kompleks dan diwarnai dengan
fenomena terjadinya degradasi nilai-nilai luhur bangsa. Bahkan pendidikan di Indonesia
saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan,
namun mengabaikan pendidikan karakter. Dalam mengahadapi masalah yang begitu
rumit dan komplek seperti di atas dibutuhkan pendidikan karakter yang dibangun melalui
pendidikan. Pendidikan pancasila diharapkan mampu menghadirkan karakter generasi
muda yang tidak hanya cerdas namun juga berkarakter.

D. Landasan Dan Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Pancasila


1. Dasar Historis
Secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap nilai Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi Dasar Negara Indonesia. Perkataan Pancasila
dapat ditemui dalam "Negarakertagama" karangan Mpu Prapanca:
"YATNANGGEGWANI PANCASYIILA KERTASENGKARABHI SEKAKRAMA"
(Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (Pancasila) itu, begitu pula upacara-
upacara ibadat, dan penobatan-penobatan). Darmodihardjo (1978. 6) menjelaskan bahwa
setelah Kerajaan Majapahit runtuh dan Agama Islam sudah mulai tersebar, sisa-sisa
ajaran moral tersebut (Pancasila) masih ditemukan dalam masyarakat Jawa.
Istilah Pancasila menurut Agama Budha pada masa itu merupakan sikap hidup, dan
inenurut cetusan Soekarno, Pancasila adalah lima prinsip yang filosofis. Istilah Pacasila
yang dari bahsa Sangsekerta menjadi bahawa Jawi Kuno yang dipakai oleh Agama Budha
akhirnya menjadi bahasa Indonesia yang digunakan sebagai istilah untuk memberikan
nama filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Dasar Filosofis
Para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri dari tarikan-tarikan
dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan dasar (philosophische
grondslag) pada sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila. Pancasila mengandung
nilai-nilai dase filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist)
ata jati diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life). Pancasila
adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Hal ini
menyatakan dalam bermasyarakat dan beraegara mendasarkan pada nilai- nilai yang
tertian dalam sila-sila Pancasila.

3. Dasar Sosio-Kultural
Bangsa Indonesia yang plural secara sosiologis membutuhkan ideologi pemersatu
Pancasila. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila perlu dilestarikan untuk menjaga keutuhan
masyarakat bangsa, pelestariannya dilakukan khususnya lewat proses pendidikan formal,
karena lewat pendidikan berbaga butir nilai Pancasila tersebut dapat disemaikan dan
dikembangkan secara terencana dan terpadu.
Secara kultural, Pancasila itu tumbuh dari adat istiadat, kebudayaan, keagamaan, dan
kepustakaan bangsa Indonesia yang unsur-unsurnya telah ada pula dalam diri bangsa
Indonesia sejak dulu kala, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Pancasila merupakan
kritalisasi dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, keagamaan, dan kepustakaan bangsa
Indonesia.

4. Dasar Yuridis
Sila-sila Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara
filosofis-sosiologis berkedudukan sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam konteks
politis-yuridis sebagai Dasar Negara Indonesia. Konsekuensi dari Pancasila tercantum
dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, secara yuridis konstitusional mempunyai
kekuatan hukum yang sah, kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.
Nilai-nilai Pancasila dari segi implementasi terdiri atas nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis. Nilai dasar terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan
yang adil dan beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Nilai dasar ini terdapat pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,
dan Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa nilai dasar tersebut harus
dijabarkan konkret dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945,

E. Kerangka Konseptual Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, merupakan mata kuliah yang wajib diselenggarakan secara
mandiri di setiap perguruan tinggi pada tingkat diploma dan sarjana. Mata Kuliah Wajib
Umum (MKWU) ini merupakan mata kuliah yang merupakan kurikulum nasional
sehingga memiliki visi dan misi terkait dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional itu
sendiri. Fungsi Pendidikan nasional adalah mengembangkan 3 kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartaba dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Adapun tujuannya adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta tertanggung jawab.

F. Visi Dan Misi Pendidikan Pancasila


Visi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah terwujudnya kepribadian
sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Misi Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis)
b. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat, bangsa,
dan negara (misi psikososial

c. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan (misi


sosiokultural)
d. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem pengetahuan
terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline) (misi akademik) (Sumber:
Tim Dikti, 2016)

G. Tujuan Dan Capaian Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan
bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Berdasarkan SK Dirjen Dikti
No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai mata
kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan
kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa :
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya,
3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni,
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi,
dan bermartabat agar:
1. menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa,
2. sehat Jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti Yang luhur
3. memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari
nurani;
4. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi
bangsanya

H. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Yuridis, dan Politik Pendidikan Pancasila


a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

Sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan


lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan denga ungkapan seorang Filsuf
Yunani yang bernama Cicero (106-43 SM) yang mengungkapkan "Historia Vitae
Magistra". yang bermakna "sejarah memberikan kearifan". Melalui pendekatan historis
ini mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa
sejarak, baik nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

Soekanto (1982: 19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat
pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu melalui pendekatan
sosiologis ini anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial, dan masalahmasalah sosial yang patut disikapi secara arif
dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.

c. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila

Pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan


atau pengayaan materi mata kuliah Pendidikan Pancasila. Urgensi pendidikan yuridis ini
adalah dalam rangka menegakkan Undangundang (law enforcement,) yang merupakan
salah satu kewajiban negara yang penting.

d. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Melalui Pendekatan dari pendidikan politik ini, diharapkan mampu menafsirkan


fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat.

I. Ruang Lingkup Materi (Ki-Kd) Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


1. Desain Mata Kuliah
KOMPETENSI INT1 (KI) merupakan kemampuan atau kompetensi yang bersifat
generik yang isinya merujuk pada esensi Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20/2003)
Tujuan Dikti (UU No. 12/2012), KKNI (Permendikbud 73/2013), dan SKL
(Permendikbud SNPT).

KOMPETENSI DASAR (KD) bersifat spesifik yang isinya mendeskripsikan


kemampuan terkait substansi mata kuliah, dalam hal ini mata kuliah Pendidikan Pancasila
sebagai salah satu dari empat elemen Mata Kuliah Wajib Umum

Anda mungkin juga menyukai