PANCASILA
STUDY PROGRAM S1
BILINGUAL CHEMISTRY
EDUCATION
SCORE:
COURSES : PANCASILA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dengan terselesaikannya CRITICAL BOOK REVIEW ini, penulis bertujuan untuk
menganalisis buku dan memberi wawasan pengetahuan dan bahan kajian bacaan tentang apa-
apa saja yang terdapat pada Pendidikan Pancasila. Dan selain dari pada itu penulis juga
bertujuan untuk memenuhi tagihan akan tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan pancasila.
1.3 Manfaat
Untuk dapat mempengaruhi pembaca untuk dapat mengetahui tentang apa itu Pendidikan
Pancasila yang lebih menfokus kepada penjelasan dan pemaparan akan khazanah dan
penjelasan yang bersangkut dengan Pendidikan Pancasila.
1
BAB II
ISI BUKU
Buku Utama
2
2.2 Ringkasan Isi Buku
Buku Utama
BAB II
3
yang negative. Hal ini berarti dampak teknologi informasi berimplikasi secara langsung pada
perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi muda.
4
B. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraaan.
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideology bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia.
4. Kemukakan argument Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa
Indonesia. (Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016:69)
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaran pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan dan/ atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit
yang menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan
menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130).
Unsur ideology ada tiga, yaitu (a) keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideology
menunjuk adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk dijadikan
dasar dan rahasia strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, (b) mitos, dalam arti
bahwa setiap konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik, dan
5
setermistik pasti akan tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. (c)
loyalitas,dalam arti bahwa setiap ideology selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar
loyalitas dari para subjek pendukungnya (Tukiran Taniredja, 2016:130).
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara
membicarakan masalh dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan padangan hidup
bangsa (weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis,
tetapi pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis
memerlukan perenungan lebih mendalam. Filsafat pancasila merupakan istilah yang
mengemukakan dalam dunia akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang dalam
pengertian filsafat Pancasila, yaitu Pancasila sebagai genetivus objectvus dan Pancasila
sebagai genetivus subjectivus. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi karna yang
pertama meletakkan pancasila sebagai aliran atau obek nyang dikaji oleh aliran – aliran
filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan Pancasila sebagai subjek yang mengkaji
aliran-aliran lainnya.
a. Pada era pemerintahan Soekarno, pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan
istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan filosofis Soekarno
atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka.
b. Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah
yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung).
c. Pada era Reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonansinya.
Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana akademik, termasuk
kritik dan renungan yang dilontarkan oleh habibie dalam 1 uni 2011.
Beberapa tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-
bentuk sebagai berikut:’
a. Kapitalisme, yaitu aliran yang menyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal
untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya
merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.
b. Komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai rekasi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.
6
F. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI ETIKA
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari silsila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Pentingnya pancasila sebagai sisitem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi
rambu normative untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai suatu sistem etika pada hakikatnya merupakan
suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hokum, norma
moral maupun norma kenegaraan.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa terminology yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila
sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila
sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator value.s
(Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu.
a. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan
di Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented)
b. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan
pasar sehingga prodi-prdi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah
prodi-prodi yang terserap oleh pasar (pasar industry).
c. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum melibatkan masyarakat luas
sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu
(scientist oriented).
7
Buku Pembanding
BAB II
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideology bangsa
itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip
oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik, menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-
sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi
dari pihak penjajah Jepang. Para peserta siding BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya
atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing.
8
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
10
Pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan
melalui penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikkan
Pancasila dengan P-4.
11
memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam
masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila.
12
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan
Kekurangan
Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
Terkadang ada kata kata yang tidak bisa saya translate karena tidak ada dikamus
bahasa inggris atau npun digeogle translate.
Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat yang ada dibuku
tersebut.
Kelebihan
13
Kekurangan
Buku ini menggunakan kata kata yang sulit juga dimengerti karena ada kata-kata yang
tidak bisa saya cari dikamus bahasa inggris.
Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang, dan
Pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan.
14
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Halking. Pendidikan Pancasila.UPT MKWU Universitas Negeri Medan
Ahmad, Intan. Pendidikan Pancasila. 2016. RISTEKDIKTI
16