Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu : Maman Darmansyah

TENTANG :
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Nama Kelompok : Achmad Luthfi


Muaafiqotun Fauziyah
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Pengantar Pendidikan Pancasila
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pancasila, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Tangsel, 10 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pancasila Merupakan Dasar Negara Indonesia yang berperan sebagai pandangan
hidup dalam bangsa dan negara, bagi rakyat Indonesia Pancasila menjadi dasar dari
setiap Rumusan – rumusan atau dalam Pembuat Hukum bagi Undang – Undang 1945,
Tokoh Perumus dalam Pancasila antara lain Mr.Mohammad Yamin, Prof.Mr.
Soepomo, dan Ir. Soekarno rumusan tersebut diusulkan pada tanggal 29 mei, 30 mei
dan juni.
Nilai -nilai yang terkandung di dalam Pancasila harus diketauhi oleh seluruh
Warga Negara Indonesia, Pancasila menjadi semakin Tangguh dalam sistem
Pendidikan, Pancasila memiliki nilai yang terkandung dimana keseluruhan nilai
memiliki 5 garis besar dalam kehidupan Bangsa dan Negara.

2. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud Dinamika ?
B. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila dalam pergururuan tinggi ?
C. Apa tujuan Pendidikan Pancasila ?

3. Tujuan
A. Untuk Menambah Wawasan dan Pengetahuan tentang Pendidikan Pancasila
B. Mengetauhi arti dari Dinamika dan tantangan Pendidikan Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

1. Dinamika Dan Tantangan Pendidikan Pancasila

A. Dinamika Pendidikan Pancasila


Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno;
sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus
Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara. Pancasila
sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas
tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas).
Apabila ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau pewarisan
nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal
kemerdekaan sampai dengan sekarang. Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda
dari zaman ke zaman. Pada masa awal kemerdekaan, pembudayaan nilai-nilai
tersebut dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-
rapat akbar yang disiarkan melalui radio dan surat kabar. Kemudian, pada 1 Juli
1947, diterbitkan sebuah buku yang berisi Pidato Bung Karno tentang Lahirnya
Pancasila. Buku tersebut disertai kata pengantar dari Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat yang sebagaimana diketahui sebelumnya, beliau menjadi Kaitjoo
(Ketua) Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan), Semakin Berkembangnya jaman pendidikan pancasila juga harus
terus berkembang baik dari sisi materi maupun penerapan system Pendidikan.
Dimasa yang akan datang tidak menutup kemungkinan untuk berubahnya rezim
maupun konteks politik di Indonesia dan dengan luar negri, oleh sebab itu
diharapkan di masa yang akan datang akan ada peningkatan mutu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan melalui guru maupun teknologi, Pendidikan
Pancasila termasuk Pendidikan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila.

B. Tantangan Pendidikan Pancasila


Abdulgani menyatakan bahwa Pancasila adalah leitmotive dan leitstar,
dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan. Tanpa adanya leitmotive dan
leitstar Pancasila ini, kekuasaan negara akan menyeleweng. Oleh karena itu,
segala bentuk penyelewengan itu harus dicegah dengan cara mendahulukan
Pancasila dasar filsafat dan dasar moral (1979:14). Agar Pancasila menjadi
dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan bagi generasi penerus pemegang
estafet kepemimpinan nasional, maka nilai- nilai Pancasila harus dididikkan
kepada para mahasiswa melalui mata kuliah pendidikan Pancasila.
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah
pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi dengan
menarik dan efektif. Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar
mata kuliah pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program
studi dengan menarik dan efektif.
Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan
tinggi,misalnyafaktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program
studi yang makin tajam (yang menyebabkan kekurang tertarikan sebagian
mahasiswa terhadap pendidikan Pancasila). Adapun tantangan yang bersifat
eksternal, antara lain adalah krisis keteladanan dari para elite politik dan
maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat.Untuk lebih memahami
dinamika dan tantangan Pancasila pada era globalisasi, Ada sejumlah
penjelasan, mengapa Pancasila seolah "lenyap" dari kehidupan kita. Pertama,
situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat
domestik,regional maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa
pada tahun1945 - 66 tahun yang lalu -- telah mengalami perubahan yang amat
nyata pada saat ini, dan akan terus berubah pada masa yang akan datang.
(1) terjadinya proses globalisasi dalam segala aspeknya;
(2) perkembangan gagasan hak asasi manusia (HAM) yang tidak diimbangi
dengan kewajiban asasi manusia (KAM);
(3) lonjakan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, di mana
informasi menjadi kekuatan yang amat berpengaruh dalam berbagai aspek
kehidupan, tapi juga yang rentan terhadap "manipulasi" informasi dengan
segala dampaknya
Pancasila diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli
pemaknaan dan penafsiran Pancasila yang digunakan untuk kepentingan
melanggengkan kekuasaan. Akibatnya ketika terjadi pergantian rezim diera
reformasi munculah demisifikasi dan dekonstruksi Pancasila yang dianggap
sebagai simbol. Pancasila ikut dipersalahkan karena dianggap menjadi
ornamen system politik yang represif dan bersifat monolitik sehingga
membekas sebagai trauma sejarah yang harus dilupakan. Pancasila bukan
milik sebuah era atau ornamen kekuasaan pemerintah pada masa tertentu .

2. Esensi Dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk Masa Depan


esensi dari asal kata essence berdasarkan kamus Longman memlikiarti
the most basic and important quality of something, sedangkan pada
Kamusbesar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi merupakan kata benda
yang artinya hakikat inti hal yang pokok. Jadi segala sesuatu yang
merupakan hakikat, dasar,inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan
konsentrat dari segala sesuatudisebut esensi tergantung dalam konteks
dan penggunaannya. Atas dasar hal tersebut maka pemerintah menggunakan
atau mengolakasikan 20% dana APBN yang sebagian berasal dari pajak untuk
membiayai Pendidikan nasional setiap warga negara sesuai dengan
kemampuan dan tingkat Pendidikannya harus memiliki pengetahuan,
pemahaman, penghayatan dan pola pengalaman Pancasila. Pendidikan
Pancasila dikatakan berhasil apabila para perserta didiknya cerdas dan
bertanggung jawab dengan berperilaku yang selalu bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa, selalu memiliki rasa kemausiaan yang adil dan selalu
mendukung persatuan masyrakat dan bangsa selalu mendukung kerakyatan
dan mengutamakan kepentingan orang banyak. Melalui Pendidikan Pancasila
warga negara Indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisis, dan
menjawab masalah – masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya dan
konsisten berdasarkan cita-cita bangsa indonsia.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkanakan mampu
mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan
konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta
memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola
pikir, pola sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila.
Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta
perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri warga negara Republik Indonesia. Selain itu bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk melihat esensi dan urgensi pendidikan Pancasila penting diperhatikan
Undang-Undang Republik Indonesia. Menurut penjelasan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 12tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang
dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa ideologi bangsa
Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa Pendidikan Pancasila sangat di
butuhkan dalam mewujudkan bangsa dan negara,Pancasila merupakan landasan
utama dalam kehidupan bangasa dan negara, tujuan Pendidikan pancasila adalah
untuk memberikan suatu arti yang sangat penting bagi rakyat indonesi bahwa
Pancasila adalah dasar negara indonesi dimana setiap sila-silanya memili makna
yang penting.

2. Saran
Sebagai warga negara Indonesia sepatutnya kita harus bertanggung jawab dalam
mengembangkan Pancasila dalam kehidupan dan bermasyrakat karena Pancasila
mrupakan sebagai pedoman tata berkelakuan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai