Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
DINAMIKA DAN TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA, ESENSI DAN
URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK MASA DEPAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Erif Ahdhianto, S.Pd., M.Pd.

Di Susu Oleh Kelompok I:


1. PRETIY AYUNI SUPRIADI ( 210151601914 )
2. SHAKTI ARIO BHAGASKORO ( 210151601809 )
3. SATRIA WAHYU AS'ARI (210151601890)
4. NURINA EKA PUTRI SEPTIANI (210151601819)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
berkahnya kepada kami semua sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik mungkin. Ada pun topik pembahasan yang akan kami bahas pada makalah ini
adalah tentang “Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila, Esensi dan Urgensi
Pendidikan Pancasila Untuk Masa Depan”

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan penugasan kepada kami, sehingga
kami dapat belajar dengan baik. Terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah
membantu menyusun makalah ini.

Kami masih jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dalam
menjalankan studi kami. Oleh karena itu arahan dan bimbingan dari Ibu Dosen, serta kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Semoga penyusunan makalah ini dapat membantu kita semua dalam belajar.

Blitar, Januari 2022

Tertanda

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnyadikaitkan juga
dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian juga dalam bidang
pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu,terlebih dahulu mereka
memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasionalmaupun yang internasional.
Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang
diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengankeadaan atau tujuan
pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencariinformasi pada sejarah
pendidikan dunia.
Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut prinsip hidup yang tersimpul di dalam
pandangan hidup atau filsafat hidup bangsa (jati diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara
dirumuskan dalam rumusan sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip, yaitu
Pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri, dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis
Pancasila. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana dimanika Pendidikan Pancasila di Indonesia?
b. Apa saja tantangan pendidikan Pancasila di Indonesia?

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu:
a. Untuk mengetahui Dinamika Pendidikan Pancasila di Indonesia
b. Untuk mengetahui berbagai Tantangan Pendidikan Pancasila di Indonesia
BAB II

KERANGKA TEORITIK

1. Dinamika Pendidikan Pancasila


Upaya pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila telah secara konsisten
dilakukan sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Pada masa kemerdekaan, nilai-nilai
pancasila dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-rapat yang
disiarkan melalui radio dan surat kabar. Pada tanggal 1 Juli 1947, diterbitkan sebuah buku
yang berisi pidato Bung Karno tentang lahirnya Pancasila. Buku tersebut diterbitkan dengan
maksud membentuk manusia Indonesia baru yang patriotik melalui pendidikan. Pada tahun
1961 terbit pula buku yang berjudul penetapan Tujuh Bahan- Bahan Pokok Indoktrinasi.
Buku tersebut ditujukan kepada masyarakat umum dan aparatur Negara.
Sejak lahirnya ketetapan MPR RI Nomor 11 / MPR / 1978, tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4), P-4 tersebut kemudian menjadi salah satu
sumber pokok materi pendidikan Pancasila. Diperkuat dengan Tap MPR RI Nomor 11/ MPR/
1988 tentang GBHN. Dirjen Dikti, dalam rangka menyempurnakan kurikulum inti Mata
Kuliah Dasar Umum (MKDU) menerbitkan Sk, Nomor 25/ DIKTI / KEP/ 1985. Dampak dari
beberapa kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan penataran P-4, terdapat beberapa
perguruan tinggi terutama perguruan tinggi swasta yang tidak mampu menyelenggarakan
penataran P-4 pola 100 jam sehingga tetap menyelenggarakan mata kuliah pendidikan
Pancasila tanpa penataran P-4 pola 45 jam. Dirjen Dikti mengeluarkan kebijakan yang
memperkuat keberadaan dan menyempurnakan penyelenggaraan mata kuliah pendidikan
Pancasila, yaitu :
1. Sk Dirjen Dikti, Nomor 232/ U/ 2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi.
2. Sk Dirjen Dikti, Nomor 265/ Dikti/ 2000, tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).
3. Sk Dirjen Dikti, Nomor 38/ Dikti/ kep/ 2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Ditetapkannya Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003,


mengurangi langkah pembudayaan Pancasila melalui pendidikan. Dalam rangka
membudayakan nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus bangsa. Penguat keberadaan
mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi ditegaskan dalam Pasal 35, Pasal 2 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012.
Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika.
Pasal 35 Ayat (3) menentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata
kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.

2. Tantangan Pendidikan Pancasila

Menurut Abdulgani (1979:14) “Pancasila adalah leitmotive dan leitstar, dorongan


pokok dan bintang penunjuk jalan. Tanpa adanya leitmotive dan leitstar Pancasila,
kekuasaan negara akan menyeleweng. Dan penyelewengan harus dicegah. Karenanya,
Pancasila Dasar Filsafat dan Dasar Moral harus didahulukan agar Pancasila menjadi
dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan bagi generasi penerus pemegang estafet
kepemimpinan nasional. Nilai- nilai Pancasila harus diajarkan kepada para mahasiswa
melalui mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Tantangannya ialah bagaimana agar mata kuliah Pendidikan Pancasila dapat


diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat
berasal dari internal perguruan tinggi misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan
spesialisasi program studi yang makin tajam (yang menyebabkan kekurang tertarikan
sebagian mahasiswa terhadap Pendidikan Pancasila). Sedangkan tantangan yang bersifat
eksternal antara lain adalah krisis keteladanan dari para elite politik, dan maraknya gaya
hidup hedonistik di dalam masyarakat.

3. Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan


Dirjen Dikti mengembangkan esensi materi pendidikan Pancasila yang meliputi :
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar Negara
4. Pancasila sebagai Ideologi Negara
5. Pancasila sebagai sistem Filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Pendekatan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah pendekatan
pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai
Pancasila, filsafat Negara, dan ideologi-ideologi bangsa. Agar mahasiswa menjadi jiwa
pancasila daam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, urgensi pendidikan
Pancasila adalah untuk membentengi dan menjawab tantangan perubahan-perubahan dimasa
yang akan datang.
Dalam Undang- Undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003, pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
pendidikan merupakan alternatif terbaik dalam melakukan sosial secara damai. Setiap warga
Negara sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya memiliki pengetahuan,
pemahaman, penghayatan, penghargaan, dan pola pengamalan Pancasila.
Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya terkait
dengan tugas menyusun atau membentuk peraturan perundang-undangan. Orang yang
bertugas untuk melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian,
pemahaman, penghayatan dan pola pengalaman yang lebih baik daripada warga Negara yang
lain karena merekalah yang menentukan kebijakan untuk negaranya. Begitu pula dengan
mahasiswa lulusan prodi perpajakan dituntut memiliki komitmen dan tujuan untuk dapat
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan tempat kerja secara baik
dan benar.
Semua masyarakat mempunyai peran penting terhadap kejayaan bangsa di masa
depan secara benar, antara lain melalui mata kuliah di perguruan tinggi. Karena mahasiswa
sebagai bentuk perubahan muda dimasa depan yang akan menjadi pembangunan dan
pemimpin bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga di Negara, lembaga daerah dan
sebagainya. Untuk itu, pemahaman nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa amat penting,
baik yang berprofesi sebagai pengusaha, pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan
sebagainya.
ANALISIS KASUS

Penangkapan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin sebagai tersangka kasus dugaan korupsi

Kasus Korupsi para elite politik


Dari kasus Penangkapan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin sebagai tersangka
kasus korupsi, menunjukkan bahwa Indonesia krisis keteladanan dari para elite politik dan
krisis implementasi nilai- nilai Pancasila sebagai modal terpenting bangsa Indonesia.
Upaya menggaungkan nilai- nilai luhur Pancasila tak cukup hanya dengan cara-
cara formal, namun juga membutuhkan keteladanan, contoh nyata dari para pemimpin dan
elite mulai dari perilaku, integritas, dan kekuatan karakter. Karena keteladanan pengamalan
Pancasila adalah contoh paling penting dalam pengarus-utamaan Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari. Jika para pemimpin tidak bisa memberikan keteladanan
pengamalan Pancasila, bagaimana generasi muda bisa percaya tentang kebaikan Pancasila.
Bahkan saat ini, karakter dan budi pekerti luhur anak bangsa semakin meredup.
Redupnya integritas dan kesantunan, maraknya aksi korupsi, aksi- aksi kejahatan, dan
tontonan yang sungguh memilukan. Kian banyak nilai- nilai Pancasila tidak
terimplementasikan dengan sebenar- benarnya.
Untuk itu, Langkah besar harus dimulai dengan memperkuat pilar kebangsaan,
yakni Pancasila harus mampu dihadirkan secara nyata di tengah- tengah masyarakat. Bukan
hanya lantang dalam pidato- pidato bukan pula hanya dimasukkan kurikulum sebagai
pelajaran moral di sekolah. Bangsa ini membutuhkan teladan untuk dapat
mengimplementasikan nilai- nilai Pancasila seutuhnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Upaya pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila telah secara konsisten dilakukan
sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Pada masa kemerdekaan, nilai-nilai pancasila
dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-rapat yang disiarkan
melalui radio dan surat kabar. Pada tanggal 1 Juli 1947, diterbitkan sebuah buku yang
berisi pidato Bung Karno tentang lahirnya Pancasila. Sejak lahirnya ketetapan MPR RI
Nomor 11 / MPR / 1978, tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila , P-4
tersebut kemudian menjadi salah satu sumber pokok materi pendidikan Pancasila.

Dampak dari beberapa kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan penataran P-4, terdapat
beberapa perguruan tinggi terutama perguruan tinggi swasta yang tidak mampu
menyelenggarakan penataran P-4 pola 100 jam sehingga tetap menyelenggarakan mata
kuliah pendidikan Pancasila tanpa penataran P-4 pola 45 jam. Ditetapkannya Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, mengurangi langkah pembudayaan
Pancasila melalui pendidikan. Dalam rangka membudayakan nilai-nilai Pancasila kepada
generasi penerus bangsa. Penguat keberadaan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi
ditegaskan dalam Pasal 35, Pasal 2 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2012.

Pasal 35 Ayat menentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
agama, pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.

Pendekatan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah pendekatan


pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa untuk mengetahui dan memahami nilai-
nilai Pancasila, filsafat Negara, dan ideologi-ideologi bangsa. Agar mahasiswa menjadi
jiwa pancasila daam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, urgensi
pendidikan Pancasila adalah untuk membentengi dan menjawab tantangan perubahan-
perubahan dimasa yang akan datang. Setiap warga Negara sesuai dengan kemampuan dan
tingkat pendidikannya memiliki pengetahuan, pemahaman, penghayatan, penghargaan, dan
pola pengamalan Pancasila.

Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya terkait dengan
tugas menyusun atau membentuk peraturan perundang-undangan. Untuk itu, pemahaman
nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa amat penting, baik yang berprofesi sebagai
pengusaha, pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan sebagainya

Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya pemakalah akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca dan dosen agar pembuatan
makalah kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Abdulgani, R. (1979). Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Yayasan Idayu.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia.
Dr. Sarkadi, M.Si, Asep Rudi Casmana, S.Pd, M.A, D. (2020). Modul MKU Pendidikan
Pancasila. LPPM Universitas Negeri Jakarta.
Menghukum Parpol yang Kadernya Terlibat Korupsi Halaman all - Kompas.com. (n.d.).
Retrieved January 28, 2022, from
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/29/09051101/menghukum-parpol-yang-
kadernya-terlibat-korupsi?page=all

Anda mungkin juga menyukai