Disusun Oleh:
Aulia Ulfah 2381070001
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas "RESENSI BUKU PANCASILA UNTUK
PERGURUAN TINGGI." Resensi buku ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
individu mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan dosen pengampu Bapak Akbar Tanjung, M.
Pd.
Selain daripada melaksanakan tugas meresensi buku, pada hakikatnya penulis belajar
serta menambah wawasan akan pengetahuan Pancasila. Penulis berharap resensi buku ini bisa
memberikan manfaat dan turut memperkaya wawasan materi para pembaca.
Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan,
bahasa, maupun isi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan dari pembaca
untuk perbaikan karya tulis selanjutnya.
A. Sinopsis Buku
Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi yang dibuat oleh Direktorat
Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan terdiri dari tujuh bab. Bab pertama membahas
latar belakang pendidikan Pancasila, kebijakan nasional pembangunan bangsa dan karakter,
landasan hukum pendidikan Pancasila, kerangka konteks pendidikan Pancasila, visi dan
misi, tujuan pendidikan Pancasila, desain mata kuliah, kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Bab kedua membahas Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia, mengkaji dinamika
Pancasila pada era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan
Reformasi. Buku ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Pancasila
menjadi dasar pengaturan pemerintah negara Indonesia.
B. Kekurangan
Kekurangan dari buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi yang di karang
oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswan, yaitu:
1.Tidak memberikan contoh konkrit tentang penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tidak membahas secara mendalam tentang tantangan dan hambatan dalam
implementasi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
3. Tidak membahas secara mendalam tentang dampak perubahan zaman terhadap
Pancasila.
4. Banyak nya kata-kata yang kurang efektif.
C. Kelebihan
Kekurangan dari buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi yang di karang
oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswan, yaitu:
1. Memberikan pemahaman tentang konsep dasar pendidikan Pancasila.
2. Memberikan pemahaman tentang bagaimana Pancasila berkembang seiring dengan
perubahan zaman.
3. Mahasiswa dapat menjadikan buku ini sebagai referensi tentang pendidikan Pancasila
yang mudah dipahami.
BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian,
sesuai dengan program studinya masing-masing. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Masih banyak Wajib Pajak Perorangan maupun badan yang belum sadar dalam
memenuhi kewajiban perpajakan. Laporan yang disampaikan masih belum sesuai
dengan harta dan penghasilan yang sebenarnya dimiliki, bahkan banyak kekayaannya
yang disembunyikan. Pendidikan dan kesadaran perpajakan perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kesadaran hukum para mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
2. Masalah Korupsi
3. Masalah Lingkungan
6. Masalah Narkoba
Letak geografis Indonesia yang strategis memiliki dampak negatif dalam hal
pemasaran obat-obatan terlarang, yang menyebabkan banyak generasi muda yang
masa depannya suram karena kecanduan narkoba. Sanksi yang diberikan terkesan
kurang tegas sehingga tidak menimbulkan efek jera pada bandar narkoba, dan kasus
narkoba yang ditangani oleh POLRI semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pendidikan Pancasila perlu ditingkatkan untuk membentengi generasi muda dengan
nilai-nilai Pancasila yang dapat mengatur etika masyarakat dan mencegah dekadensi
moral dalam masyarakat
8. Masalah Terorisme
Terorisme merupakan masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini, dan
faktor dominan dalam penegakan hukum adalah faktor manusianya, yaitu kesadaran
hukum masyarakat dan profesionalitas aparatur penegak hukum. Kelompok teroris
mudah terpengaruh paham ekstrim karena himpitan ekonomi, rendahnya tingkat
pendidikan, dan pemahaman keagamaan yang kurang komprehensif. Pendidikan
Pancasila perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran hukum para mahasiswa
sebagai calon pemimpin bangsa dan membentengi mereka dengan nilai-nilai
Pancasila yang dapat mengatur etika masyarakat
Adapun visi dan misi mata kuliah pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut:
Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara sejak kemerdekaan, dan telah
menjadi konsensus bangsa untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun tantangan
pendidikan Pancasila dapat berasal dari faktor internal perguruan tinggi, seperti
ketersediaan sumber daya dan semakin meningkatnya spesialisasi program studi,
sehingga dapat menyebabkan rendahnya minat terhadap pendidikan Pancasila di
kalangan sebagian mahasiswa. Tantangan eksternal antara lain krisis
kepemimpinan elite politik dan maraknya gaya hidup hedonis di masyarakat.
Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama
yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
Pemerintah Pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang.
Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang Ketua
Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase. BPUPKI dilantik oleh
Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945.
Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi
pokokpembicaraan calon dasar negara.
Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno
menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945
adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal
dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan
kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan
Pancasila sebagai berikut:
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di
kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-sini.
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945) yang terdiri atas Pembukaan
dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan sejumlah
perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah
perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah tokoh-
tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29 Agustus 1945 dengan
ketua Mr. Kasman Singodimejo.