TUGAS RUTIN 13
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
NOVEMBER 2022
SEMALAM BERSAMA PENGUNGSI
Pendahuluan
Peperangan dan kejahatan kemanusiaan lainnya di berbagai belahan dunia
tidak kunjung berhenti terjadi hingga saat ini. Hal ini tentu menimbulkan rasa
takut dan ketidaknyamanan terhadap masyarakat pada negara-negara yang
mengalami permasalahan tersebut. Akibat rasa takut serta ketidaknyamanan
tersebutlah, mereka terpaksa mencari perlingungan serta mengungsi ke negara-
negara tertentu, untuk dapat bertahan hidup sampai konflik di negara asalnya
berakhir. Keadaan tersebut telah menjadikan mereka layak untuk disebut sebagai
pengungsi dan pencari suaka, serta layak berada di bawah naungan UNHCR
(United High Commissioner for Refugees).
Pembahasan
2
dapat atau tidak mau memanfaatkan perlindungan negara asalnya atau kembali ke
negara tersebut karena takut terhadap persekusi.
Pengungsi luar negeri yang dimaksud yaitu orang asing yang berada di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia disebabkan karena ketakutan yang
beralasan akan persekusi dengan alas an ras, suku, kebangsaan, keanggotaan
kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang berbeda serta tidak
menginginkan perlindungan dari negara asalnya dan telah mendapat status pencari
suaka atau pengungsi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Komisariat Tinggi
Urusan Pengungsi di Indonesia (Peraturan Republik Indonesia Nomor 125 Tahun
2016).
3
(IOM) mengatakan, pihaknya mendapat dukungan dari walikota Medan dan Dinas
Pendidikan dengan lahirnya kesepakatan sehingga anak-anak pengungsi di
fasilitasi untuk belajar di beberapa sekolah. Hak tersebut tidak terlepas dari sisi
kemanusiaan yang dimiliki Walikota Medan. Sedangkan kepala Rudenim Medan
menyatakan, menyekolahkan anak merupakan pilihan bagi pengungsi itu sendiri.
Sesuai dengan ketentuan yang ada, Rudenim memfasilitasi pengungsi dengan
pendidikan yang bersifat Home-schooling, bukan sekolah formal.
4
menangani pencari suaka dan pengungsi yang terdampar di daerah mereka.
Badan-badan internasional, seperti UNHCR dan IOM, juga memiliki mandat dan
anggaran yang terbatas.
Sejauh ini sudah ada 14 pengungsi yang meninggal akibat bunuh diri di
Indoensia. Sebaganyak 13 orang berasal dari Afghanistan, seorang sisanya berasal
5
dari Myanmar. Para pengungsi merasa mereka diasingkan, tidak dapat
berpartisipasi dalam kehidupan publik Indonesia secara penuh sebagai seorang
manusia.
Bagi para pengungsi yang telah ditepatkan secara tetap di suatu negara dan
telah diakui menurut hukum, maka mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
pekerjaan serta mendirikan suatu perusahaan dagang dan pekerjaan bebas lainnya
dengan ketentuan telah diakui, seperti tanda sertifikatnya.
Penutup
6
kendala di lapangan yang tidak terhindarkan. Pertama, pemerintah tidak mampu
mengontrol sepenuhnya kehadiran pencari suaka dan pengungsi di Indonesia.
Sebagian pencari suaka dan pengungsi saat ini ditempatkan di Rudenim, Sebagian
lain dari mereka berada di bawah supervise community house IOM, Sebagian lain
berbaur Bersama masyarakat, dan Sebagian lain mengontrak Bersama sesame
pencari suaka dan pengungsi. Kedua, direktorat keimigrasian kementrian hukum
dan HAM merupakan institusi utama yang menangani kehadiran pencari suaka
dan pengungsi, namun kenyataannya permasalahan pencari suaka dan pengungsi
sangat kompleks sehingga memerlukan keterlibatan lintas instansi. Ketiga, kondisi
politik dan keamanan global menunjukkan, bahwa pilihan repatriasi (pemulangan
Kembali orang ke tanah airnya/ negara aslinya) dan resettlement (pemukiman
Kembali) menjadi sulit dilakukan sehingga integrasi dengan masyrakat adalah
pilihan yang tidak bisa dihindarkan.