Anda di halaman 1dari 31

PROPASAL SKRIPSI

Kerjasama Indonesia Dengan Internasional Organiztion For Migration

(IOM) Dalam Mengatasi Imgran Ilega Dikota Makassar

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Ilmu Hubungan Internasional

IRWANDI

1610521030

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang sangat strategis

untuk melakukan pergaulan internasional, dilihat dari potensi sumber daya

manusianya (SDM) dan sumber daya alam (SDA) serta melihat dari letak geografis

yang menga kibatkan terjadinya arus lalu lintas orang keluar dan masuk dari wilayah

Indonesia semakin meningkat dan mudah untuk di akses. Hal itu menyebabkan

terbuka lebarnya arus dan jalur lalu lintas antar negara saat ini serta meningkatnya

mobilitas barang dan manusia dari satu negara ke negara lain. Indonesia sebagai

salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia serta wilayh negara

yang berbentuk kepulauan, dengan wilayah yang sebagian besar terdiri dari lautan,

memiliki beraneka macam budaya serta kekayaan alam. Jika di negara lain

mengenal empat musim, maka di Indonesia hanya mengenal dua musim saja, yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Keadaan inilah yang berpengaruh terhadap

kesuburan alamnya, sehingga dapat memikat orang asing untuk datang ke

Indonesia, untuk menumpang hidup, mencari nafkah, bahkan tidak sedikit yang

menetap, hal itu tidak terlepas dari faktor perjuangan hidup. Indonesia yang bentuk

negaranya adalah kepulauan.1

Imigran ilegal awalnya telah ada semenjak jaman kolonial Belanda di

Indonesia. Namun, kehadiran para imigran ilegal di Indonesia di era kolonial

1
52 T. May Rudy, Hukum Internasional 2,Cetakan Ketiga, PT. Refika Aditama, Bandung, 2009, hal. 5
sejatinya disebabkan karena kebijakan elit Belanda dimasa ini lebih “ramah”

terhadap imigran. Hal ini dikarenakan adanya penerapan kebijakan “opendoor

policy” atau politik terbuka bagi para imigran ilegal (orang asing khususnya) untuk

masuk dan tinggal menetap di Indonesia.

Indonesia pada tahun 1977 pernah menampung para pengungsi yang masuk

secara ilegal ke wilayah kedaulatan Indonesia asal Vietnam atau biasa disebut

dengan sebutan manusia perahu. Masuknya pengungsi asal Vietnam ke Indonesia

merupakan dampak dari adanya perang di Vietnam. Perang yang terjadi telah

menimbulkan berbagai bentuk penindasan seperti kerusakan, penderitaan serta

memakan banyak korban jiwa, hal inilah yang kemudian melata belakangi imigran

ilegal atau pengungsi asal Vietnam masuk ke Indonesia guna mencari perlindungan

di negara-negara yang dipandang aman, khususnya negara-negara tetangga.

Sebagai negara bukan anggota peratifikasi Konvensi Pengungsi 1951,

Indonesia sesungguhnya tidak memiliki kewajiban untuk menampung para

pengungsi asal Vietnam. Namun dalam permasalahan imigran ilegal asal Vietnam,

pemerintah Indonesia mengedapankan asaskemanusiaan yang kemudian Indonesia

bersedia untuk menampung imigran ilegal yang datang.2

Pemerintahan Indonesia menjadikan Pulau Galang, Kepualauan Riau,

kemudian dipilih oleh pemerintah Indonesia untuk dijadikan tempat penampungan

sementara para pengungsi asal Vietnam. Pengungsi asal Vietnam ditampung di

pulau Galang semenjak tahun 1979 hingga tahun 1996, hingga akhirnya para

2
Jazim Hamidi, Hukum Keimigrasian, Jakarta: Sinar Grafika, 2013 hal. 17
pengungsi ini mendapatkan suaka di negara-negara ketiga yang mau menerima

para pengungsi ataupun pemulangan pengungsi ke negara asalnya, Vietnam.3

Di era globalisasi ini, fenomena migrasi menemukan bentuk yang berbeda,

baik dari segi motif, skala, jarak maupun akibat yang ditimbulkannya. Imigrasi adalah

perpindahan orang dari suatu negara ke negara lain, dimana ia bukan merupakan

warga negara. Kata Imigrasi berasal dari bahasa latin yaitu “immigratio” yang berarti

perpindahan. Sedangkan orang yang melakukan imigrasi tersebut disebut dengan

imigran. Imigran ada yang masuk ke suatu negeri secara resmi (terdaftar) dan ada

pula yang tak terdaftar (unregistered/ undocumented). Warga Negara Asing (WNA)

yang masuk ke suatu wilayah yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku,

seperti tanpa melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) baik di Bandar Udara,

Pelabuhan Laut atau di wilayah perbatasan Indonesia dikategorikan sebagai imigran

ilegal atau imigran gelap. Biasanya, mereka tidak memiliki dokumen Paspor dan

tujuannya adalah mencari status Pencari Suaka atau Pengungsi. Penyalahgunaan

izin tinggal oleh WNA juga akan mengakibatkan statusnya berubah menjadi imigran

gelap. Tindakan tegas bagi imigran ilegal adalah Pendeportasian dan namanya

dimasukkan dalam Daftar Penangkalan, yaitu tidak bisa masuk wilayah Indonesia

dalam jangka waktu minimal enam bulan dan bisa diperpanjang berdasarkan UU No.

6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.4

Imigran ilegal bukan hanya didorong oleh perdagangan bebas yang terbuka

lebar atau lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Akan tetapi juga didukung oleh
3
Hadi Mulyanto. Felix.R, Sugiharto Endar. Pabean Imigrasi dan Karantina, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2017. Hal. 52
4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN”,
http://www.imigrasi.go.id/phocadownloadpap/Undang-Undang/uu-6-tahun2011.pdf, diakses pada tanggal 8 Juni 201
wilayah geografis itu sendiri yang bentuk negaranya adalah kepulauan secara

geografis memiliki pintu masuk seperti bandara, pelabuhan, batas darat dan perairan

kemudian memiliki garis pantai yang sangat panjang dan merupakan wilayah yang

terletak pada posisi silang jalur lalu lintas dagang dunia juga menjadi faktor yang

menyebabkan para imigran dengan mudah masuk5

Di wilayah Makassar menjadi salah satu tempat di Indonesia yang di banjiri

Imgran Ilegal atau orang asing yang masuk dan tinggal di kota Makassar tanpa

memenuhuai syarat-syarat keimigrasian. Pada bulan Juli 2018 tercatak Sebanyak

1813 imigran illegal berada di Makassar yang berasal dari Afganistan 1161,

Myanmar 217, Somalia 155, Sudan 67, Iran 57, Pakistan 47, Sri Langka 28, Ethopia

21, Palestina 12, Yaman 1, Eritrea 1, Mesir 1, dan India 3. Dari semua imigran illegal

tersebut dominan berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 1351 Laki-Laki dan 462

Perempuan.6

Jumlah imigran yang berada di kota Makassar ini mengalahkan kota-kota

besar lainnya karena mudahnya akses masuk melalui pulau-pulau yang tersebar di

Sulawesi Selatan serta yang difasilitasi langsung oleh IOM (International

Organisation for Migration). .. Tambah Tentu saja banyaknya jumlah imigran ini

merupakan suatu masalah kepada Dinas Sosial selaku pemerintah daerah yang

tidak bisa dianggap remeh.7

Kota Makassar bisa menjadi salah satu wilayah Indonesia yang banayak di

datangi imgran Ilegal karana ingin lebih cepat ditempatkan ke negara ketiga
5
5795-Full_Text.pdf (unismuh.ac.id)
6
“ Data Imgran Ilegal Rumah Detensi Imgrasi “ Skripsi Riswandi S.
7
4398-Full_Text.pdf (unismuh.ac.id )
berdasarkan arahan langsung oleh pihak UNHCR. Selain itu, di kota Makassar, para

pengungsi akan merasa lebih aman dan terpenuhi hak-hak yang telah ditentukan

dalam konvensi 1951 baik dari segi penghidupan yang layak, fasilitas tempat tinggal.

Selain itu, terbukanya pemerintah kota Makassar pun menjadi alasan banyak

pengungsi yang memilih kota Makassar untuk menjadi tempat mereka selama di

Indonesia.8

Tambah….

Pemerintah Kota Makassar dalam mengatasi Imgran Ilegal bekerjasama

dengan IOM untuk mengatasi permasalahan tersebut. IOM Didirikan pada tahun

1951, International Organization for Migration (IOM) adalah organisasi antar-

pemerintah terkemuka dalam bidang migrasi. Ia bekerja erat dengan mitra

pemerintah, organisasi antar pemerintah lainnya, dan non pemerintah. IOM memang

memiliki status sebagai pengamat di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tetapi

walaupun fungsinya hampir sama, mereka bukanlah organisasi PBB. IOM memiliki

167 negara anggota, dengan 12 negara berstatus sebagai negara pengamat hingga

saat ini, salah satunya Indonesia, dan memiliki cabang di 100 lebih negara. IOM

bertujuan untuk mempromosikan migrasi yang tertib dan manusiawi yang

menguntungkan semua pihak, dengan cara memberikan layanan jasa dan nasihat

bagi negara dan bagi para migran. Dalam beberapa tahun terakhir di beberapa

kasus mengenai masalah migran, Indonesia serta IOM sudah melakukan berbagai

upaya dan bahu membahu menyelesaikan masalah yang ada.9


8
Anonim, 2016, Kasus-Kasus Pelanggaran Tindak Pidana oleh Pengungsi, Makassar: Berita Online, At Available
http://news.liputan6.com/read/3086242/pengungsi-di-makassar- melakukan-tindak-pidana (Akses Internet pada 25
Oktober 2017, Pukul 23:48 WITA )
9
IOM Seluruh Dunia”, https://indonesia.iom.int/id/iom-seluruh-dunia, diakses pada tanggal 10 Juni 2017.
International Organization for Migration (IOM) dalam hal ini berperan untuk

menjamin adanya migrasi yang teratur dan manusiawi, mempromosikan kerjasama

internasional terkait idu imgran yang mencari solusi atas permaslahan yang terjadi

dan memberikan bantuan humaniter kepada migran yang membutuhkan, yang

termasuk di dalamnya penggungsi dan orang-orang yang terpaksa nmeniggalkan

negarahnya. IOM juga membantu memberikan pengakuan bahwa adanys

kebebasan bergerak bagi setiap orang yang ingin melakukan migran.10

Hubungan IOM dengan pemerintah Indonesia dimulai pada 1999 ketika

Indonesia resmi menjadi negara pengamat dalam dewan IOM. Saat ini IOM

Indonesia merupakan salah satu misi terbesar IOM di seluruh dunia, dengan 20

kantor wilayah yang terletak di seluruh Indonesia, termasuk ibukota Jakarta, Banda

Aceh sebagai wilayah barat dan Jayapura sebagai wilayah timur Indonesia. IOM

Indonesia telah memiliki lebih dari 300 staf yang mengerjakan berbagai macam

aktivitas seperti.11

1. Pelatihan kemampuan investigasi penyelundupan orang,

diselenggarakan oleh Jakarta Centre for Law Enforcement

Cooperation dengan IOM sebagai narasumber yang terbagi dalam 26

sesi.

2. Seminar tentang penyelundupan orang dan Statelessness Indonesia,

diselenggarakan oleh Dirjen Imigrasi dan UNHCR dengan IOM

10
Peran International Organization for Migration (IOM) dalam Menangani Permasalahan Migran Suriah di Jerman |
Alvan Neira Putra - Academia.edu
11
IOM Indonesia”, https://indonesia.iom.int/id/iom-indonesia-0, diakses pada tanggal 10 Juni 2017
sebagai narasumber yang bekerjasama dengan para petugas imigrasi

serta UNHCR yang terbagi dalam 15 sesi.

3. Kursus bagi penyelidik kasus penyelundupan orang, diselenggarakan

oleh Lembaga Pendidikan POLRI dengan IOM sebagai narasumber

yang bekerjasama dengan pihak kepolisian yang terbagi dalam 3

sesi.12

Adapun penandatanganan yang menandai kerjasama antara Indonesia dan

IOM, pada tanggal 4 Oktober 2000 bertempat di Departemen Luar Negeri telah

ditandatangani satu naskah Pengaturan Kerjasama (Cooperation Arrangement

Between the Government of Indonesia and Internasional Organization for Migration)

antara Pemerintah Indonesia dengan IOM. Penandatanganan dilakukan oleh

N.Hasan Wirajuda, Dirjen Politik Deplu mewakili Pemerintah Indonesia dan Brunson

Mc Kinley, Dirjen IOM yang berkedudukan di Jenewa, Kerjasama tersebut disepakati

bahwa IOM akan memberikan bantuan dan kerjasama teknis dalam upaya

menanggulangi masalah-masalah migrasi. Secara spesifik naskah itu juga mengatur

kerjasama antara kedua pihak dalam penanganan masalah pengungsi di Nusa

Tenggara Timur (Timor Barat) sebagai pengganti Memorandom of Understanding

(MoU) antara Pemerintah Indonesia dengan IOM bagi penanganan tanggap darurat

pengungsi di wilayah itu yang pernah ditandatangani pada bulan Oktober 1999.13

12
“Peningkatan Kapasitas”, http://indonesia.iom.int/sites/default/files/January%202014%20Newsletter
%20Indonesian.pdf, diakses pada tanggal 22 November 2017
2017
13
Pemerintah Indonesia Tandatangani Naskah Pengaturan Kerjasama untuk Penanganan Masalah
Pengungsi”,http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Pemerintah-Indonesia-TandatanganiNaskah-
Pengaturan-Kerjasama-untuk-Penanganan-Masalah-Pengungsi.aspx, diakses pada tanggal 10 Juni 2017
Dalam pelaksanaan kgiatannya, IOM bekerjasama sejara langsung dengan

beberapa badan pemerintahan di tingkat daerah, termasuk di antaranya dengan

Kementerian Hukum dan Asasi Manusia melalui devisi Imgran dan Kepolisian

Daerah Sulawesi. Perhataian khusus pada program ini adalah pemeberian bantuan

kemanusiaan bagi para penggungsi dan pencari suaka atas permintaan pemerintah

dalam hal ini, imgrasi yang tetap terlaksanakan hinggah saat ini. Pada tanggal 21

September 2015, IOM mendantangani perjanjian kerja sama dengan Walikota

Makassar dalam hal penanganan pengngsi dan pencari suaka di kota

Makassar.Kegiatan lintas sector IOM antara lain memajukan hukum migrasi

internasional, debat dan acuan kebijikan perlindugan hak-hak imgran, migrasi, dan

kesehatan.14

IOM dibentuk sebagai organisasi yang lengkap sehingga kehadirannya

diharapkan dapat membantu migrasi yang lebih baik dan membantu semua korban

kejahatan perdagangan manusia, agar mendapatkan kembali haknya dan dapat

diterima kembali di masyarakat dengan baik. Untuk membantu menanggulangi

masalah tersebut IOM menggunakan strategi preventif yang juga berperan dalam

menanggulangi perdagangan manusia yaitu dengan membentuk Counter Traf icking

Unit (CT). IOM menyediakan dukungan peningkatan kapasitas penegakan hukum,

baik di tingkat nasional maupun daerah, dengan menggunakan buku manual tentang

Penegakan Hukum Perdagangan Manusia yang pertama kali dikembangkan pada

14
JURNAL_THI.09 18 Abb c.pdf (unair.ac.id)
tahun 2005 tentang Pedoman Penegakan Hukum dan Perlindungan Korban dalam

Penanganan Perdagangan.15

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih permasalahan yang

berkaitan dengan imgran dengan melakukan penelitian yang berjudul “ Kerjasama

Indonesia Dengan Internasional Organiztion For Migration (IOM ) Dalam Mengatasi

Imgran Ilega Dikota Makassar ”.

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti akan membahas mengenai begimana Internasional Organization For

Migration (IOM) bekerjasama dengan pemeritahan Indonesia dalama mengatasi

imgran illegal di Kota Makassar.

Merujuk dari masalah tersebut maka penulis merumuskan sebagai berikut:

Dampak Pelakasanaan Kerjasama Indonesia Dengan Organization For

Migration (IOM) Dalam Mengatasi Imgran Illegal di Kota Makassar..?

1.3 Tujuan Peneliti

Tujuan Peneliti begimana Kerjasama Indonesia Dengan Internasional

Organiztion For Migration (IOM) Dalam Mengatasi Imgran Ilega Dikota Makassar :

1. Untuk mengatahuai DAMPASK kerjasama Indonesia degana IOM

dalam mengatasi imgran di Wilayah Makassar.

2. Untuk mengetahuai dalam upaya penanganan imgran ilegal yang

berada di wilayah Makassar

15
jurnal farah (10-10-19-02-46-48).pdf (fisip-unmul.ac.id)
1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, peneliti ini di harapkan dapat menambah

wawasan dan informasi mengenai kerjasama pemeritah Indonesia

dengan Internasional Organiztaion For Migration dalam upaya

penangan imgran illegal yang berada di wlayah Makassar, serta

dapat menjadi pedomana bagi pengembangan ilmu pengetahuan

yang di pelajari dibangku perkuliahan.pada skripsi ini peneliti

menggunakan konsep dan teori Organisasi Internasiona dan

kerjasama internasional. Kegunaan teori ini akan menjelaskan

begimana kerjasama pemerintah Indonesia dengan IOM untuk

mengatasi Imgran legal.

Konsep keamanan internasional untuk menjawab pada

rumusan masalah yang mengenai Kerjasama Pemerintah Indonesia

Dengan Internasional Organiztion For Migration (IOM) Dalam

Mengatasi Imgran Ilega Dikota Makassar. Dengan konsep ini penulis

akan membahas apa saja kerjasama pemerinta Indonesia dengan

IOM dalam mengatasi Imgran Ilegal.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Peneliti ini diharapkan dapat menjadi sarana yang

bermanfaat bagi penulis dalam mengetahuai dan


mengimplementasikan pengetahuan tentang kerjasa sama

pemerintah iIndonesia dengan IOM dalam mengatasi

Imgran Ilegala di Wilaya Makassar.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

maupun acuan bagi pihak terkait maupun bagi masyarakat

dalam menyususn maupun mengembarkan karya-karya

ilmia selanjutnya, maupun melanjutkan penelitian ini.

3. Penelitian ini juga di harapkan dapat menjasi masukan bagi

pemerintah Indonesia dalam mengatasi kasus Imgran

Ilega
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Konseptual

Setiap penelitian membutuhkan kerangka berfikir yang berfungsi untuk

mengarahkan penelitian yang diangkat dan menarik benang merah dari

hubungan antara variabel penelitian dan penerapan konsep atau teori yang

diangkat ke dalam masalah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teori dan konsep yang berkaitan dengan topik penelitian.

2.2.1 Konsep Imgran dan Imgran Ilegal

1. Imgran

Imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio yang artinya

perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau

negara lain. Ada istilah emigratio yang mempunyai arti yang berbeda,

yaitu perpindahan penduduk dari suatu wilayah atau negara keluar

menuju wilayah atau negara lain. Sebaliknya, istilah imigratio dalam

bahasa Latin mempunyai arti perpindahan penduduk dari suatu negara

untuk masuk ke dalam negara lain. Sedangkan orang yang melakukan

imigrasi tersebut disebut dengan imigran. Imigran ada yang masuk ke

suatu negeri secara resmi (terdaftar) dan ada pula yang tak terdaftar

(unregistered/ undocumented).16

16
Herlin Wijayanti, 2011. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian, Malang, Bayumedia Publishing. Hal. 129
2. Imgran Ilegal

Imigran Ilegal diartikan sebagai usaha seseorang atau

sekelompok individu untuk memasuki suatu wilayah tanpa izin. Imigran

ilegal atau imigran ilegal dapat pula diartikan sebagai usaha seseorang

atau sekelompok individu untuk menetap di suatu wilayah namun

melebihi batas waktu berlakunya izin tinggal yang sah atau melanggar

persyaratan untuk masuk ke suatu wilayah secara sah.

Permasalahan imigran ilegal telah lama menjadi perhatian

masyarakat dunia. Pada umumnya negara asal yang menjadi sumber

para imigran merupakan negara miskin, rawan konflik horizontal, konflik

ideologi, konflik bersenjata, atau konflikkonflik lainnya.17

Kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan memiliki

akses bebas dan terbuka bagi siapa saja untuk masuk ke dalam

wilayahnya. Adanya batas terluar pulau-pulau di Indonesia dari garis

pantai yang memanjang menjadi faktor pemicu terjadinya kejahatan

transnasional. Selain itu, jumlah penduduk yang banyak menjadi target

perkembangan pasar internasional, misalnya terbatasnya SDM yang

berkompeten di bidangnya. Berpotensinya Indonesia dalam terjadinya

kejahatan transnasional menjadi permasalahan yang perlu mendapatkan

perhatian lebih, dalam rangka membatasi mobilitas manusia yang

semakin besar dengan berbagai motif kepentingan dan sebagai upaya

17
Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,
2015, hlm. 59
untuk mencegah terjadinya penyelundupan orang dan imigran gelap yang

masuk ke Indonesia.18

2.2.1 Kerjasama Internasional

Kerjasama Internasional dapat di gambarkan sebagai serangkaian

hubungan-hubungan yang tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan

dan disahkan secara hukum, seperti dalam sebuah organisasi internasional

seperti PBB atau Uni Eropa. Aktoraktor negara membangun hubungan

kerjasama melalui suatu organisasi internasinal dan rezim internasional, dan

didefinisikan sebagai seperangkat aturan-aturan yang disetujui,

regulasiregulasi, norma-norma, dan prosedurprosedur pengambilan

keputusan, dimana harapan-harapan para aktor dan kepentingan-

kepentingan negara bertemu dalam suatu lingkup hubungan internasional.19

Saat ini semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri dalam

memenuhi kebutuhan, terlebih lagi dalam meningkatkan perkembangan dan

kemajuan negaranya. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya

saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara masing-masing.

Perkembangan situasi hubungan internasional ditandai dengan berbagai

kerjasama internasional dan berkembangnya berbagai aspek yang melirik

perhatian negara dan aktor lainnya di dunia melalui serangkaian kerjasama

internasional. Namun di masa sekarang ini aktor bukanlah negara saja, tapi

18
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh © 2017. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
19
Dougherty, James E. & Pflatzgraff, Robert L, Contending Theories of International Relations: A Comprehensive
Survey, Longman, London. 1997. hal. 418- 419
sudah banyak aktor yang muncul dalam masa ini, salah satunya ialah

organisasi internasional.

Hubungan dan kerjasama internasional muncul karena keadaan dan

kebutuhan masing-masing negara yang berbeda sedangkan kemampuan

dan potensi yang dimiliki pun juga tidak sama. Hal ini menjadikan suatu

negara membutuhkan kemampuan dan kebutuhannya yang ada di pihak

lainnya. Kerjasama internasional akan menjadi sangat penting sehingga

patut dipelihara dan diadakan suatu pengaturan agar berjalan dengan tertib

dan manfaatnya dapat dimaksimalkan sehingga tumbuh rasa persahabatan

dan saling pengertian antar negara satu dengan lainnya. Menurut Kalevi

Jaakko Holsti, kerjasama internasional dapat didefinisikan sebagai berikut.20

1. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan

saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau

dipenuhi oleh semua pihak sekaligus.

2. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang

diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk

mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.

3. Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau

lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau

benturan kepentingan.

4. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi dimasa depan

yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan.

20
K. J. Holsti, Politik Internasional, (diterjemahkan oleh M. Tahrir Azhari), Erlangga, Jakarta, 1988, hal. 652-653
5. Transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka.

Mencermati tujuan utama suatu pihak atau negara melakukan kerjasama

internasional adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki di

dalam negeri. Untuk itu, negara tersebut perlu memperjuangkan kepentingan

nasionalnya di luar negeri. Dalam kaitan itu, diperlukan suatu kerjasama untuk

mempertemukan kepentingan nasional antar negara.21 Kerjasama internasional

dilakukan sekurang-kurangnya harus dimiliki dua syarat utama, yaitu pertama,

adanya keharusan untuk menghargai kepentingan nasional masing-masing anggota

yang terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin dapat dicapai suatu

kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua, adanya keputusan bersama

dalam mengatasi setiap persoalanyang timbul. Untuk mencapai keputusan bersama,

diperlukan komunikasi dan konsultasi secara berkesinambungan. Frekuensi

komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari pada komitmen.22

Namun yang perlu kita pahami mengenai kerjasama internasional ialah

bukan hanya negara sebagai aktor, tapi seperti organisasi internasional juga dapat

melakukan kerjasama internasional. Dalam hal ini, kerjasama antara Indonesia

sebagai negara dan IOM sebagai organisasi internasional. Penandatanganan yang

menandai kerjasama antara Indonesia dan IOM pada tanggal 4 Oktober 2000

didahului dengan penyelenggaraan Seminar Regional Asia Tenggara dan Asia

Timur ke-4 tentang Migrasi Gelap (Proses Manila) bertempat di Hotel Aryadhuta

pada tanggal 2-3 Oktober 2000. Tema Seminar adalah "Preventing and Combating

21
Sjamsumar Dam & Riswandi, Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1995, hal. 15.
22
Ibid. hal. 16.
Irregular Migration and People Trafficking in East and South-East Asia" dan seminar

telah dihadiri oleh beberapa negara, antara lain: Australia, Brunei Darussalam,

Kamboja, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Laos, Selandia Baru, Papua Nugini,

Filipina, Thailand dan Vietnam serta wilayah administrasi khusus Hongkong. Selain

itu telah hadir pula wakil-wakil dari berbagai instansi terkait. Seminar dibuka oleh

Susilo Bambang Yudhoyono, yang dalam sambutannya menyampaikan agar

negara-negara peserta dapat memberikan perhatian yang lebih besar mengenai

masalah "Irregular migration and people trafficking" dan dapat mencari upaya

penanganan secara komprehensif melalui kerjasama regional dan internasional.23

2.2.1 Organisasi Internasinal

Jika ditinjau dari segi historis, gagasan pemikiran organisasi internasional

sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Hal ini bisa dibuktikan dari tulisan

Thuycides yang menulis tentang Perang Peloponesia(431-404 SM) antara Sparta

dan Athena. Dalam tulisannya ini, digambarkan hal-hal seperti perundingan,

perjanjian, aliansi, dan pola kerja sama, serta adanya ketergantungan pertahanan-

keamanan regional, bisa dikatakan sebagai bentuk sederhana dari kerjasama

internasional yang selalu dibutuhkan dalam organisasi internasional.24

Selanjutnya mengenai perkembangan organisasi internasional ini, bila kita

tinjau dari sudut pertumbuhannya, maka organisasi ini tumbuh dan berkembang

untuk pertama kalinya disebabkan oleh dua hal yang penting: pertama, karena

23
http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Pemerintah-Indonesia-TandatanganiNaskah-Pengaturan-
Kerjasama-untuk-Penanganan-Masalah-Pengungsi.aspx, diakses pada tanggal 12 Juni 2017.
24
https://www.scribd.com/doc/82929357/Analisis-Teori-Dan-Konsep-OrganisasiInternasional-Dan-Pengelompokan-
Serta-ya-Dalam-Ilmu-Hubungan, diakses pa
pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi, sehingga menimbulkan pula

keinginan untuk mengatur kegunaannya secara kolektif; kedua, karena meluasnya

hubungan-hubungan internasional di seluruh permukaan planet bumi ini, sehingga

menimbulkan kesulitan-kesulitan dari kekompleksan hubungan-hubungan tersebut.25

Berikut ini beberapa pengertian organisasi internasional menurut para ahli :

a. Bowwet D.W. : “...tidak ada suatu batasan mengenai organisasi publik

internasional yang dapat diterima secara umum. Pada umumnya

organisasi ini merupakan organisasi permanen (sebagai contoh, jawatan

pos atau KA) yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional yang

kebanyakan merupakan perjanjian multilateral daripada perjanjian bilateral

yang disertai beberapa kriteria tertentu mengenai tujuannya.26

b. T. May Rudy berpendapat secara sederhana, organisasi internasional

dapat didefinisikan sebagai pengaturan bentuk kerja sama internasional

yang melembaga antar negara-negara umumnya berlandaskan suatu

persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi

manfaat timbal balik yang dijalankan melalui pertemuan-pertemuan serta

kegiatankegiatan staf secara berkala. Organisasi internasional akan lebih

lengkap dan menyuluruh jika didefinisikan sebagai pola kerjasama yang

melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur organisasi jelas

dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta

melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna


25
Syahmin AK, S.H, Pokok-pokok Hukum Organisasi Internasional, Binacipta, Bandung, 1985, hal. 16
26
Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Bandung, P.T.
Alumni, 2008, hal. 462.
mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati

bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar

sesama kelompok nonpemerintah pada negara yang berbeda.27

Bila dilihat dari ciri-ciri organisasi internasional, seperti yang dikemukakan

oleh Leroy Bennet, organisasi internasional mempunyai ciri sebagai berikut :

a) Sebuah organisasi permanen untuk melanjutkan serangkaian fungsi yang

terus berlanjut.

b) Keanggotaan sukarela dari partai yang memenuhi syarat

c) Instrumen dasar yang menyatakan tujuan, struktur, dan metode operasi

d) Sekretariat permanen untuk melanjutkan fungsi administrasi, penelitian

dan informasi yang terus menerus.28

Berdasarkan dengan peran organisasi internasional yang dikemukakan oleh

Clive Archer dalam bukunya, menunjukkan bahwa suatu organisasi internasional

berdiri dengan memiliki tujuan dan aktivitas tertentu yang telah direncanakan.

a) Sebagai instrumen, tujuan dari didirikannya IOM ialah atas adanya

keinginan untuk menciptakan pengaturan migrasi yang teratur dan

manusiawi serta perlindungan kepada hak-hak migran. Dalam hal ini,

adanya kebijakan yang berbeda dari masing-masing negara tentang

pengaturan migrasi cenderung menimbulkan konflik dimana ada kelompok

27
T. May Rudy, Hukum Internasional 2, PT. Refika Aditama, Bandung, hal. 93-94
28
Sri Setyaningsih Suardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 5-
6.
negara yang mau menerima kelompok migran, ada juga yang

menolaknya. Kehadiran IOM diharapkan bisa menjadi penyelaras

kepentingan masing-masing negara serta memberi contoh instrumen

tindakan yang dapat dicontoh oleh semua pihak.

d) Sebagai pelaku (aktor), dalam hal ini IOM berhak membuat keputusan dan

langkah-langkah yang dianggap perlu dalam mengatasi suatu 18

permasalahan, tentunya dalam hal ini tetap mengutamakan asas

nonintervensi dan menghormati kedaulatan masing-masing negara. IOM

sebagai organisasi internasional dapat bertindak sesuai dengan

kewenangan yang ada tanpa tekanan dari pihak luar.29

…..tambah

29
Ibid
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis penelitian

Suatu penelitian harus menerapkan serangkaian metode penelitian

yang tepat agar dapat menyusun uraian terperinci dan sistematis dalam

penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah dari pernyatanyaan–

pertanyaan yang belum diketahui jawabannya.

Peneliti ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

metode menganalisis data-data yang bersifat non angka sebagai prosuder

penelitian yang menghasilkan deskriptif (pengambaran) yang berupa data

tertulis, penelitian kualitatif salah suatu penelitian yang pada dasarnya

penggunakan pendekatan induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu

kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan

pengalamannya, yang kemudian dikembangkan menjadi permasalahan -

permasalahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran atau

penolakan dalam bentuk dokumen data empiris. Pendekatan kualitatif

bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan


antar variabel, memberikan deskripsi, menaksir hasilnya sehingga tahapan

penelitian harus dilakukan secara terstruktur.

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono, data kualitatif

adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data kualitatif

merupakan deskripsi komentar observer terhadap kegiatan. Untuk metode

kualitatif juga disebut dengan metode postpositifistik dikarenakan berasaskan

pada filsafat postpositivistik. Selain itu metode ini disebut sebagai metode

penelitian naturalistik dikarenakan penelitian yang dilakukan dalam kondisi

alamiah. Sebenarnya mengapa disebut dengan metode kualitatif dikarenakan

data yang dikumpulkan serta analisisnya cenderung bersifat kualitatif.30

3.1.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang di gunakan peneliti yaitu tipe fenomenologi

dengan didukugan data kualitatif sebagaimana peneliti berusaha untuk

menjelaskan suatau fakta atau realita mengenai permasalahan yang terjadi

pada fokus dan lokus penelitian yang berada pada wilayah penelitian

mengenai bagimana Kerjasama Pemerintah Indononesia Dengan IOM dalam

Mengatasi Imgran Ilegal di Kota Makassar. Tipe fenomenologi dapat

mendeskripsikan dan mengambarkan suatu fenomena secara apa adanya

tampa memanipulasi data di dalamnya.31

3.2 Kehadiran Peneliti

30
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Gabungan (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 93.
31
file:///C:/Users/WIN_7/Downloads/ARTIKEL%20MENGENAL%20KUALITATIF-SPLIT.pdf
Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif kehadiran penulis

sebagai instrument penelitian merupakan keharusan untuk memperoleh hasil yang

dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu keabsahan, validitas dan realibilitas

tergantung pada keterampilan metodologis, kepekaan, dan integritas penulis sendiri.

Maksudnya penulis mengamati dan menganalisa berbagai sumber kepustakaan baik

jurnal, koran elektronik, buku, maupun hasil penelitian dari peneliti sebelumnya yang

membahas hal – hal yang sejalan dengan penelitian penulis.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukakan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan

dengan mempertimbangkan bahwa Kota Makassar merupakan lokasi yang

strategis untuk melihat kerjasama Pemerinta Indonesia dengan Internasional

Organiztion For Migration (IOM) dalam menyelesaikan permasalahan Imgran

Ilegal.

3.4 Sumber Data

Penelitian ini akan menggunakan data kualitatif, dimana Matthew Miles

menggambarkan data kualitatif sebagai ‘attractive nuisance’ (menarik sekaligus

menyulitkan). Berdasarkan pendapat Miles, penelitian kualitatif itu sendiri

menghasilkan database yang banyak namun juga rumit karena ketergantungannya

pada proses dalam bentuk media seperti transkrip wawancara ataupun dokumen.32

32
Matthew Miles, Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (Thousand Oaks, CA: SAGE Publication,
In.c, 1994).
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ada dua data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang di kumpulkan secara langsung oleh

peneliti. Menurut Rosady Ruslan metode penelitian publik Realation dan

Komonikasi, data Primer adalah data yang di himpun secara langsung dari

sumbernya kemudian diolah oleh lembaga bersangkutan untuk di

manfaatkan. Data didapatkan langsung dari para informan baik melalaui

pengamatan (observasi) dan wawncara (interview)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari sumber

kepustakaan. Penulis memperoleh data tersebut melalui jurnal – jurnal ilmiah,

buku, laporan tertulis, foto dan dokumen yang berkaitan dengan objek

penelitian terpercaya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah

alat bantuh yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan penelitian tersebut menjadi sistematis dan lebih

mudah.33

33
Ridwan, Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, (Bandung: Alfabeta,
2004). Hal, 137
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai

pengumpul data. Prosedur yang di pakai dalam pengumpulan data yaitu:

Observasi, Wawancara dan Dokumentasi, yaitu sebagai berikut:

1. Obesrvasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku obyek sasaran. …tambah

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam

berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan

respoden. ….tambah

3. Dekomentasi

Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi sekaligus

menambah keakuratan, kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan

daribahan-bahan dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat dijadikan

bahan dalam pengecekan keabsahan data. …tambah

3.6 Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasian data,


menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, sehingga akan membentuk

suatu kesimpulan yang dapat diceritkan kepada orang lain.34 Perlu digaris bawahi,

bahwa analisis data adalah suatu proses dimana proses analisis data pada

dasarnya sudah mulai dikerjakan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan

secara insentif. Menurut Miles dan Hubermas, data kualitatif diperoleh dari data

reduksi kata.35 Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi kata dasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama

penelitian berlangsung, permasalahan studi dan pendekatan pengumpulan data

yang dipilih penulis. Mereduksi data dengan cara seleksi ketat atas data, ringkasan

atau uraian data singkat dan menggolongkan dalam pola yang lebih luas.

Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis mengenai kerjasama Pemerintah

Indonesia dengan IOM dalam mengatasi Imgran Ilegal di wilayah, setelah itu penulis

akan menyajikan beberapa asumsi, konsep, definisi serta deskripsi mengenai

informasi yang telah diklaridikasi dan dianalisis baru kemudian disajikan dalam

bentuk naratif.

3.7 Pengecekan Validitas Data

Pengecekan validitas data merupakan reliabilitas yang merupakan derajat

ketepatan antara data yang berada pada objek penelitian dengan data yang didapat

oleh penulis. Sedangkan realibitas, berkenaan dengan derajat konsistensi stabilitas

34
Sugiyono, Op. Cit, hal. 334.
35
Nana Syaodih Sukamadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Rosda, 2007), hal. 22–221.
data atau temuan.36 Realibitas yang dipakai adalah keakuratan yaitu penyesuaian

antara hasil penelitian dengan kajian pustaka yang telah dirumuskan. Selain itu,

realibitas selalu berdasarkan pada ketekunan pengamatan dan pencatatan,

pengkajian yang cermat sehingga akan berpengaruh pada makna yang diperoleh.

3.8 Tahap-Tahap Penelitian

Tahap–tahap dalam penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini, dalam rangka memperjelas

pemahaman terhadap penelitian ini, penulisan penelitian terdiri dari lima bab dan

setiap bab terdiri dari subbab yang disesuaikan dengan pembahasan penelitian yang

dilakukan. Tujuannya agar pembaca dengan mempermudah memahami isi

penelitian. Adapun ke-lima bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang peneliti, masalah,

identifikasi masalah, rumus masalah, kegunaan penelitian dan tujuan

penelitian. Tujuan untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca

agar memamahami bab- bab selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II penulis menguraikan kepustakan-kepustakan berupa

penelitian yang sudah ada sebelumnya terkait dengan tema penelitian, lalu

36
Ibid, hal 363
ada pula tinjuan konsep yang mendasari penelitian ini. Dalam bab ini penulis

menjelaskan mengenai kerjasama Pemerintah Indonesia degan IOM dalam

mengatasi Imgran Ilegal di Kota Makassar.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis memberikan pengertian dari metode penelitian yang

secara umum dimengerti sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis

sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala

atau isu tertentu. Dalam bab ini terdiri dari rancangan penelitian, kehadiran peneliti,

lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan

validitas data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan hasil dari penelitian yang dilakukan

berupa penelitian data sekunder dan data primer dengan menjawab pertanyaan dari

rumusan masalah yang diteliti.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini sebagai bab terakhir yang akan memberikan kesimpulan dan

saran dari keseluruhan bab yang ada dalam penelitian skripsi ini. Penulis akan

memberikan kesimpulan dan saran yang dapat dipahami oleh pembaca, baik dosen

maupun mahasiswa lainnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan

judul penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Sri Setyaningsih Suardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Universitas


Indonesia, Jakarta, 2004

Herlin Wijayanti, 2011. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian, Malang,


Bayumedia Publishin

Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing di
Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2015

Dougherty, James E. & Pflatzgraff, Robert L, Contending Theories of International


Relations: A Comprehensive Survey, Longman, London.

K. J. Holsti, Politik Internasional, (diterjemahkan oleh M. Tahrir Azhari), Erlangga,


Jakarta, 1988

Sjamsumar Dam & Riswandi, Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan,


dan Masa Depan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995

Syahmin AK, S.H, Pokok-pokok Hukum Organisasi Internasional, Binacipta,


Bandung, 1985

Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, Dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global, Bandung, P.T. Alumni, 2008

T. May Rudy, Hukum Internasional 2, PT. Refika Aditama, Bandung

JURNAL

Upaya Pemerinta Kota Makassar dan Intrnational for Migration untuk Mengatasi
Masalah Pungungsi JURNAL_THI.09 18 Abb c.pdf (unair.ac.id)

Peran Intrnational Organization for Migration dalam Menangani Hukum Trafficking di


Nusa Tenggara. Jurnal farah (10-10-19-02-46-48).pdf (fisip-unmul.ac.id)

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh © 2017. Fakultas Hukum, Universitas


Negeri Semarang

Websait
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
KEIMIGRASIAN”, http://www.imigrasi.go.id/phocadownloadpap/Undang-Undang/uu-
6-tahun2011.pdf, diakses pada tanggal 8 Juni 201

“Peningkatankapisitas”http://indonesia.iom.int/sites/default/files/January
%202014%20Newsletter%20Indonesian.pdf, diakses pada tanggal 22 November
2017

Pemerintah Indonesia Tandatangani Naskah Pengaturan Kerjasama untuk


Penanganan Masalah
Pengungsi”,http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Pemerintah-
Indonesia-TandatanganiNaskah-Pengaturan-Kerjasama-untuk-Penanganan-
Masalah-Pengungsi.aspx, diakses pada tanggal 10 Juni 2017

http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Pemerintah-Indonesia-
TandatanganiNaskah-Pengaturan-Kerjasama-untuk-Penanganan-Masalah-
Pengungsi.aspx, diakses pada tanggal 12 Juni 2017

https://www.scribd.com/doc/82929357/Analisis-Teori-Dan-Konsep-
OrganisasiInternasional-Dan-Pengelompokan-Serta-ya-Dalam-Ilmu-Hubungan,
diakses pada agustus 2015

file:///C:/Users/WIN_7/Downloads/ARTIKEL%20MENGENAL%20KUALITATIF-
SPLIT.pdf

Anonim, 2016, Kasus-Kasus Pelanggaran Tindak Pidana oleh Pengungsi, Makassar:


Berita Online, At Available http://news.liputan6.com/read/3086242/pengungsi-di-
makassar- melakukan-tindak-pidana (Akses Internet pada 25 Oktober 2017, Pukul
23:48 WITA )

IOM Seluruh Dunia”, https://indonesia.iom.int/id/iom-seluruh-dunia, diakses pada


tanggal 10 Juni 2017.

IOM Indonesia”, https://indonesia.iom.int/id/iom-indonesia-0, diakses pada tanggal


10 Juni 2017
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Gabungan (Bandung:
Alfabeta, 2016)

Anda mungkin juga menyukai