UNIVERSITAS PERTAHANAN
MK. KEBIJAKAN PUBLIK & KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARA
Dosen Pengampu:
MAYJEN (PURN) PROF. DR. SYAMSUL MA’ARIF, M.SI.
Oleh:
HELDA RISMAN
NIM. 220190201008
PROGRAM DOKTOR
FAKULTAS STRATEGI PERTAHANAN
i
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................... i
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
Diaspora Indonesia........................................................................................ 5
KESIMPULAN .......................................................................................................... 12
ii
UJIAN KOMPREHENSIF
PENDAHULUAN
3
4
LATAR TEORI
Universitas Pertahanan
5
PEMBAHASAN
Diaspora Indonesia
Universitas Pertahanan
6
Universitas Pertahanan
7
Dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 telah memberikan mandat imperatif atas
setiap individu warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Mandat ini berlaku menyeluruh tanpa adanya pengecualian sebagai
manifestasi hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Mandat konstitusi ini diurai
lebih jelas dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, dimana setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
Penerapan hak dan kewajiban pembelaan negara ini juga tetap berlaku kepada
Diaspora Indonesia, walau berada di luar wilayah NKRI. Karena ketentuan ini tidak
mengenal prinsip eksepsionalitas atas warga negara dengan praktek hukum yang
dibatasi teritori NKRI. Hal ini sejalan dengan hak setiap warga negara untuk
mendapatkan pembelaan dan perlindungan, dimanapun berada, oleh Negara. Contoh
nyata pembelaan dan perlindungan Negara dapat dilihat pada banyak kasus di luar
negeri, termasuk pada kasus besar seperti pembebasan sandera Woyla (Minurdin,
2018), pembebasan sandera Somalia (Bunga, 2019), pembebasan sandera Abu
Sayyaf (Istikharoh et al., 2017), dan lainnya.
Penerapan hak dan kewajiban pembelaan negara dapat dilakukan baik pada
masa damai maupun pada masa perang. Ini merupakan darma dan kehormatan bagi
seluruh Rakyat Indonesia sebagai warga negara. Makna intrinsik yang terlimpahkan
disini menuntut adanya kesadaran koognitif setiap warga negara dalam pembelaan
negara termasuk Diaspora Indonesia (Risman et al., 2018). Namun demikian, setiap
Warga Negara diberikan keleluasaan opsi untuk memilih dalam memanifestasikan hak
dan kewajibannya ini dengan beberapa pilihan, baik pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran, sebagai Prajurit TNI, atau pengabdian sesuai profesi.
Walaupun banyak kritik atas substansi terkait dengan Undang-Undang Pertahanan
Universitas Pertahanan
8
Negara ini yang dipandang masih kental paradigma perang konvensional, pendekatan
demokratik menghiasi pilihan bagi siapapun individu masyarakat untuk memilih
pilihannya, termasuk pengabdian sesuai profesi yang diabdikan bagi kepentingan
pertahanan negara. Pengabdian sesuai profesi dalam praktek pertahanan negara
menjadi pilihan aplikatif bagi Diaspora Indonesia dalam ruang, waktu, dan situasi yang
fleksibel dan adaptif di luar negeri yang memungkinkan dikembangkan pada dimensi
yang luas.
Universitas Pertahanan
9
Universitas Pertahanan
10
elemental ini diperkuat dengan pancang nasionalisme dan patriotisme yang kokoh.
Terutama di tengah menggeloranya tekanan globalisasi, kompetisi antar negara dan
pola komunikasi transnasional yang semakin berkembang dinamis. Bisa jadi secara
fisik Diaspora Indonesia masih merupakan anak bangsa Indonesia, tetapi secara
mental semangat nasionalisme dan patriotisme sudah mulai bergeser.
Rutinitas Diaspora Indonesia dalam komunitas seperti ini dalam jangka waktu
lama, setahun, dua tahun dan bahkan bertahun-tahun, konsekuensi logis terjadinya
asimilasi budaya influensial bagi Diaspora Indonesia sulit untuk dihindari. Nilai-nilai
kosmopolitasime (Cleveland et al., 2011) dan konvergensi kultural (Jeon et al., 2016)
menjadi tantangan nyata bagi kehidupan Diaspora Indonesia di luar negeri. Diaspora
Indonesia merupakan kelompok yang sangat terpengaruh atas posisi mereka dengan
arus globalisasi kontemporer (Wibowo, 2015). Nilai-nilai menjadi sifat khas pengikat
masyarakat Indonesia dalam kerangka identitas nasional seperti tradisi dan budaya
asli bangsa Indonesia yang dimiliki oleh Diaspora Indonesia memungkinkan tergerus
sebagai akibat proses asimilasi ini. Apalagi ketika Diaspora Indonesia menganggap
tradisi dan budaya lokal lebih maju, lebih modern, lebih artistik dan sebagainya.
Nasionalisme dan patriotisme Diaspora Indonesia besar kemungkinan akan
terkooptasi sebagai akibat yang lebih luas, jika realita ini tidak disadari dengan
pemahaman kognitif. Dan ketika ini terjadi, bangsa dan negara Indonesia akan
mengalami kerugian. Argumentasi rasional ini secara implisit menjelaskan bahwa
pemberdayaan Diaspora Indonesia di luar negeri tidak dapat dipadankan sama
dengan pemberdayaan masyarakat Indonesia di dalam negeri, mengingat tantangan
dan kendala yang berbeda.
kesejahteraan, mengingat banyak dari mereka berada dalam posisi yang cukup
mapan. Kebijakan pemberdayaan Diaspora Indonesia lebih diperlukan untuk
memperkuat kematangan nasionalisme dan patriotisme untuk bersaing dalam
kompetisi global, bersinergi dengan usaha Pemerintah RI dalam kerangka strategi
pertahanan negara dalam memperjuangkan dan melindungi kepentingan nasional di
luar negeri. Dan tidak kalah penting, ketika menghadapi masa perang, Diaspora
Indonesia, sesuai profesinya masing-masing, dapat dijadikan komponen cadangan
sebagai lini terdepan diplomasi pertahanan negara di luar negeri.
KESIMPULAN
Diaspora Indonesia, dengan sekitar 8 juta jiwa di luar negeri dan diversitas
profesinya, menjadi aset vitalitas strategis bagi bangsa dan negara untuk turut serta
memperjuangkan dan melindungi kepentingan nasional Indonesia. Dinamisasi
konstelasi global bergerak dengan kompleksitas interkorelasi dan interimplikasi pada
multi-dimensi kehidupan bangsa, rutinitas kehidupan sehari-hari di luar negeri,
Diaspora Indonesia memungkinkan mengalami marginalisasi presensi sosial-politik
dan tantangan asimilasi budaya dengan budaya lokal. Nasionalisme dan patriotisme
Diaspora Indonesia memungkinkan tergerus menghadapi kondisi ini. Menjadi urgensi
Universitas Pertahanan
13
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pertahanan
14
Universitas Pertahanan
15
Routledge.
Wedhaswary, I. D. (2014). “Nawa Cita”, 9 agenda prioritas Jokowi-JK.
https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Pr
ioritas.Jokowi-JK
Wibowo, A. S. (2015). Managing Indonesian diaspora: A preliminary study. Andalas
Journal of International Studies (AJIS), 2(1), 14–30.
Widodo, Y. (2017). Media diaspora pelajar Indonesia: Eksistensi, peran, dan spirit
keindonesiaan. Jurnal Ilmu Komunikasi, 14(1), 93–109.
https://doi.org/10.24002/jik.v14i1.974
Universitas Pertahanan