CIKOKOL - TANGERANG
AGUSTUS 2023
1
A. PENGANTAR
Analisa struktur ini dibantu oleh penggunaan software SAP2000 versi 22, dengan
pembebanan mengikuti analisa aktual untuk menentukan gaya-gaya dalam yang bekerja
pada konstruksi. Gaya-gaya dalam yang digunakan dalam perencanaan struktur baja
antara lain: Axial Tekan, Momen Lentur dan Gaya Geser. Dimana peraturan perencanaan
konstruksi baja yang digunakan adalah PPBBI 1984 dan SNI 03 - 1729 – 2002.
B. PERHITUNGAN STRUKTUR
Bangunan sekolah sifatnya bangunan sebagai bangunan publik. Sehingga pada proses
Pembebanan dibedakan sesuai fungsi dan tipe penghuninya. Yaitu berupa BEBAN
TETAP (berat konstruksi beton/baja dan finishing pada bangunan yang melekat) dan
BEBAN HIDUP (penghuni mess, tamu, furniture, beban angin dan beban air hujan pada
atap).
Spesifikasi teknis material yang digunakan dalam model ini sebagai berikut:
1. Pondasi Tiang Pancang - 25x25 cm dgn Pile Cap variasi P1, P2, P3
2. Kolom Beton Bertulang - C1 25/50, C2 20/40, C3 15/30 dan C4 15/15
3. Balok Beton Bertulang - B1 20/60, B2 20/45, B3 20/35 dan B4 15/25
4. Beban hidup ruangan - 150 kg/m2
5. Beban hidup dak - 100 kg/m2
6. Beban tetap - Beton bertulang & komponen arsitektur
7. Mutu Beton - K300
8. Mutu Tulangan Ulir - 400 Mpa
9. Mutu Tulangan Wiremesh - 500 Mpa
10. Mutu Baja ST 37, tengangan leleh 2.400 kg/cm 2 dan tegangan ijin 1.600 kg/cm2
Analisa struktur didasarkan pada hasil gaya-gaya dalam yang bekerja pada sistem secara
bersama-sama yaitu: Axial, Momen dan Geser akibat beban kombinasi Hasil analisa yang
digunakan adalah COMBI 1, dimana faktor kombinasi beban sesuai perhitungan sofware
adalah sebagai berikut:
Gaya axial/normal terdiri dari 2 macam, yaitu tekan dan tarik. Gaya tekan dilambangkan
dengan area berwarna merah, sedangkan gaya tarik dilambangkan dengan area
berwarna kuning. Semua KOLOM cenderung menerima tekan. Perwakilan yang nilai
yang terbesar pada setiap komponen digunakan sebagai acuan desain beton.
Pondasi direncanakan menggunakan tiang pancang square 25/25 cm, dengan daya
dukung standar 35 ton/tiang.
Berdasarkan laporan tanah yang dibuat oleh dengan metode Dutch Cone Penetration
Test pada 2 titik tinjau, didapatkan informasi bahwa kedalaman tanah keras dengan nilai
tekanan ujung (qc) 210 kg/cm2 terdapat pada kedalaman 16,00 m. Sedangkan reaksi
tumpuan dengan beban paling besar yang dipakai sebagai acuan mengikuti hasil analisa
pada model struktur sbb:
Table: Joint Reactions
F3 M2
No Joint
Kgf Kgf-cm
1 1 3,259.22 43,423.76
2 3 4,167.71 54,802.41
3 5 4,019.97 104,147.01
4 7 4,932.55 92,060.76
5 9 4,342.78 87,413.29
6 11 4,520.21 55,584.3
7 12 3,844.87 (32,998.09)
8 13 3,778.08 33,937.35
9 14 4,742.14 (71,937.6)
10 15 5,283.1 (139,472.79)
11 16 5,717.98 (141,039.01)
12 17 3,323.77 (43,209.58)
13 18 5,081.97 (168,463.81)
14 19 4,488.3 (68,776.86)
15 27 2,898.82 (20,476.77)
16 28 2,840.45 22,959.78
17 57 27,602.08 (155,077.21)
18 58 61,357.72 (26,621.05)
19 59 55,065.89 (265,848.88)
20 60 97,203.30 118,832.02
21 61 54,481.15 (229,296.28)
22 62 88,803.25 127,078.88
23 63 30,541.51 (121,694.51)
24 64 46,506.62 70,523.92
25 65 60,473.31 116,285.16
26 66 99,628.27 (8,758.7)
27 67 90,742.23 98,164.92
28 68 57,205.66 (62,608.64)
29 69 60,544.92 (102,871.55)
30 70 100,530.17 10,684.63
31 71 90,858.62 (120,011.41)
32 72 57,475.69 31,499.76
33 73 61,692.04 58,836.39
34 74 97,428.34 (28,420.31)
35 75 88,074.93 5,129.35
36 76 47,123.72 (17,409.89)
37 77 27,485.95 147,720.02
38 78 54,085.13 214,954.
39 79 52,782.82 128,131.54
40 80 30,237.65 91,321.69
41 116 20,257.99 37,099.3
42 117 20,257.99 (37,099.31)
43 118 20,550.11 29,409.49
44 119 20,586.57 (29,622.01)
Setiap warna mewakili jumlah dari tiang pancang dalam pile cap, pile cap
dikelompokkan berdasarkan kelipatan dari daya dukung 1 buah TP (yaitu: 35 ton),
adapun pengelompokan pile cap adalah sbb:
1. PT (Pondasi Tapak) – warna BIRU: Gaya tekan max = 5,70 ton
2. P1 (Pile Cap dengan 1 TP) – warna HIJAU: Gaya tekan max = 30,54 ton
3. P2 (Pile Cap dengan 2 TP) – warna KUNING: Gaya tekan max = 61,36 ton
4. P3 (Pile Cap dengan 3 TP) – warna MERAH: Gaya tekan max = 100,53 ton
1. Penulangan Balok
Dalam perencanaan tulangan lentur balok, digunakan gaya dalam terutama lentur
dan geser.
Beberapa formula yang bersifat empiris praktis yang digunakan mengacu pada Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SKSNI-03-2847-2002,
menghasilkan luas tulangan yang diperlukan dalam perencanaan balok akibat beban
lentur antara lain:
𝑀𝑢 Dimana:
Rn =
𝑏. 𝑑𝑒𝑓𝑓
b = lebar balok dalam milimeter
2. Penulangan Kolom
Gaya yang digunakan dalam perencanaan kolom adalah gaya axial tekan pada kolom.
Hasil perhitungan software menunjukkan kolom lantai dasar merupakan kolom yang
digunakan untuk desain.
Di mana:
Pn (maks) = gaya tekan nominal maksimal pada kolom
fy = tegangan leleh besi
fc’ = tegangan ijin beton
Ag = luas penampang kolom beton
Ast = luas potongan melintang besi tulangan kolom
Ø = reduksi/pengurangan kekuatan
Perlu adanya faktor reduksi sebagai antisipasi akibat adanya faktor pelaksanaan dan
penggunaan mutu material yang tidak sesuai dalam pelaksanaan. Sedangkan hasil
pemeriksaan dibandingkan dengan gaya yang bekerja diambil dari analisa sofware
SAP 2000 v 22 sbb:
3. Slab Lantai
Untuk perencanaan digunakan kondisi yang paling ekstrim, yaitu plat dengan lebar
yang paling besar.
3.1. Lantai 2
Kondisi lapangan
Pelat terjepit 4 sisi (pelat tipe 2 – lihat tabel)
Lebar bentang 2.500 mm
Panjang bentang 5.000 mm
Tebal pelat beton 120 mm
Mutu beton fc’ 24,9 Mpa
Mutu besi fy 500 Mpa
Beban tetap: berat sendiri dan finishing
Beban hidup: siswa + furniture (350 kg/m2)
Tulangan rencana M10 – 2 lapis
Perhitungan:
Perbandingan sisi panjang dengan sisi pendek (ly/lx)
𝑙𝑦 3.500
𝛽= = = 2,08
𝑙𝑥 2.500
Tebal pelat minimal (hmin)
∗ ,
h − min = .
= 96,8 𝑚𝑚, pilihan tebal pelat 120 mm cukup memadai.
Pembebanan (qU) = qD + 1,2 qL
Beban tetap (qD)
Berat sendiri pelat = tebal x 24 = 2,40 kN/m2
Beban hidup (qL)
Siswa = 3,50 kN/m2
C. LAYOUT
Name Suspada
Date 9/1/2023
Data Struktur : Pu
Mu
1 Dimensi Kolom b = 200.00 mm b
h = 400.00 mm Muka Tanah
Type Kolom αs = 40.00
2 Dimensi Pondasi B = 0.80 m ha
L = 0.80 m B=L
ht = 0.25 m
3 Mutu Beton fc' = 24.90 Mpa ht
4 Mutu Baja fy' = 390.00 Mpa
5 Besi tulangan D = 10.00
(dipakai) L
6 BJ Beton γc = 24.00 KN/m3
L
Data Tanah :
Result
Cek Status Pondasi :
Tegangan yang terjadi pada tanah σmaks = 230.50 > 323.00 OK!
σmin = (8.87) > 323.00 OK!
Penulangan Pondasi
Arah X = Y 130 - 10 D
Job No. Sheet No
Analisa
Pult Mult
σmaks = + + q ≤ σt
2
B x L 1/6 B x L
56.074 10.2133
= + + 23.2 ≤ 323
2
0.80 x 0.80 1/6 0.80 x 0.80
= 87.62 + 119.69 + 23
Pult Mult
σmin = - + q ≤ σt
2
B x L 1/6 B x L
56.074 10.2133
= - + 23.2 ≤ 323
2
0.80 x 0.80 1/6 0.80 x 0.80
= 87.62 - 119.69 + 23
0.40
ds = 75 + D/2
= 75 + 5.00
= 80.00 mm
d = ht - ds
= 250 - 80.00
0 = 170.00
Vu = a x B x σmaks + σa 2
0.4
= 0.03 x 0.80 x 230.503 + 221.526 2
= 5.424 KN
Job No. Sheet No
0.40 0.170 0.030 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc)
fc'
Ø.Vc = Ø x x B x d
6
24.9
= 0.75 x x 0.80 x 170.00
6
0.17
= 84.830 KN
0.80
Ø.Vc = 84.830 > Vu = 5.42 ......... Save!
σmin σa σmaks
-8.871 221.526 230.503
σmaks + σmin
2
Vu = B - b + d x h + d x
2
230.503 + -8.871
2
= 0.80 - 0.370 x 0.570 x
2
= 47.55
hk 400
βc = = = 2
Bk 200
bo = 2.00 x bk + d + hk + d
= 1,880.00 mm
2 fc' bo d
Vc1 = 1 + x
βc 6
0.085
Vc1 = 531,600 N
= 532 KN
1
Vc3 = x fc' bo d
3
1
σmin Vc3 = x 24.9 1880 170.00
-8.871 σmaks 3
230.50
= 531,600 N
= 532 KN
Jadi
Vc1 = 531.60
Vc2 = 613.60 Diambil yang terkecil
Vc3 = 531.60
Vc = 531.60 KN
Ø.Vc = 0.75 x 532
= 398.70 KN
0.40 ds = 75 + 10 + 5
= 90.000 mm
≈ 0.09 m
0.20
0.40 d = ht - ds
= 0.25 - 0.09
= 0.160 m
0.25 0 = 160 mm
0
B h
0.80 x = -
2 2
800 400
x = -
2 2
σmin σx σmaks x = 200 mm
-8.871 170.659 230.503 = 0.2 m
σmaks - σx
2 2
Mu = 0.50 σx x + x
3
230.503 - 170.659
2 2
= 0.50 170.659 0 + 0.2
3
= 4.21 KNm
Mu
K =
2
Ø x b x d
4211097.656
=
2
0.80 x 1000 x 160
= 0.21 Mpa
Job No. Sheet No
= 6.60 Mpa
K < Kmaks
K = 0.21 < Kmaks = 7 ......... OK!
2 x K
a' = 1.00 - 1 - d
1 x fc'
2 x 0.206
= 1.00 - 1 - 160
1 x 24.9
= 1.56 mm
Jika
fc' ≤ 31.36 Mpa
maka
1.00 x b x d
As ≥ ........... (R.1)
fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
Jika
fc' > 31.36 Mpa
maka
fc' x b x d
As = ........... (R.2)
4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
1.00 x b x d fc' x b x d
As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2)
fy 4 fy
2
0.25 x phi x D x S
s =
As
2
0.25 x 3.14 x 10 x 1000
=
574.359
= 136.674 mm
s ≤ 2.00 x ht
≤ 2.00 x 250
≤ 500.00
s ≤ 450.00 mm