Anda di halaman 1dari 131

BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN

IV.1. DATA SURVEY


IV.1.1. ASPEK LALU LINTAS
Sesuai dengan data sekunder yang didapat dari ADB (Asian Development
Bank) Road Network Upgrading (sector) Project (TA 8146 TIM), LHR (SMP/hari)
di ruas jalan Baucau ke Lautem Lospalos adalah tercatat seperti Tabel.4.1 sebagai
berikut.
Tabel.4.1 LHR Pada Ruas Jalan Baucau – Lautem Lospalos

Year Motor Saloon Cars, 4WDs, Jeeps, Pick-Ups Buses Trucks Total
2005 95 125 167 152 539
20005-2009 117 131 187 160 595
2009-2013 123 134 197 195 649
2013-2019 132 144 209 225 711
2019-2024 139 153 222 248 762
2024-2029 144 163 234 263 804
2029-2043 146 172 247 279 844
Sumber: ADB (Asian Development Bank) Road Network Upgrading (sector) Project
(TA 8146 TIM)

IV.1.2. ASPEK HIDROLOGI


IV.1.2.1. Data Curah Hujan
Data sekunder yang didapat dari stasiun cura hujan yang ada di Badang
Metereologi dan Geofisika (BMG) Timor-Leste adalah seperti pada Tabel.4.2 seperti
berikut:
Tabel.4.2. Data Curah Hujan Maksimum

Tahun Hujan Max x−x (X −Xrata−Rata)2


2006 113 30.2 912.04
2007 32 -50.8 2580.64
1
2008 62 -20.8 432.64
2009 69 -13.8 190.44
2010 64 -18.8 353.44
2011 55 -27.8 772.84
2012 115 32.2 1036.84
2013 115 32.2 1036.84
2014 85 2.2 4.84
2015 118 35.2 1239.04
Jumlan 828 8559.6
Sumber: Direktorat Meterologi dan Geologi Timor-Leste
Maka akan mendapatkan besaran-besaran sebagai berikut:
 n = 10

 x=
∑ x = 828 =82.2
n 10

√ √
2
 Standar deviasi= ( X rata−rata ) 8559.6
= =29.25
n−1 9
 n=10
 yn=0.4952
 sn=0.9496
Tabel.4.3. Periode Ulang

Periode Ulang Y tr ktr=( y tr − y n ): S n R=( Srt ∗K tr )+ X rata−rata


5 1.5004 1.059 113.770
10 2.2517 1.850 136.917
20 2.9709 2.607 159.075
25 3.1993 2.848 166.112
50 3.9028 3.588 187.787
100 4.6012 4.324 209.304

Menghitung Intensitas Curah Hujan

( )
R 24 24 2
I= x 3
24 t
Tabel.4.4. Nilai Intensitas Curah Hujan
2
T I5 I 10 I 20 I 25 I 50 I 100
(menit ) ( mm / jam ) ( mm / jam ) ( mm / jam ) ( mm / jam ) ( mm / jam ) ( mm / jam )
15 6.485 7.804 9.067 9.468 10.704 11.930
30 4.085 4.916 5.712 5.965 6.743 7.516
45 3.118 3.752 4.359 4.552 5.146 5.735
60 2.573 3.097 3.598 3.757 4.248 4.734
75 2.218 2.669 3.101 3.238 3.661 4.080
90 1.964 2.364 2.746 2.867 3.242 3.613
105 1.772 2.133 2.478 2.587 2.925 3.260
120 1.621 1.951 2.267 2.367 2.676 2.983
135 1.499 1.804 2.096 2.188 2.474 2.757
150 1.397 1.681 1.953 2.040 2.306 2.570
165 1.311 1.578 1.833 1.914 2.164 2.412
180 1.237 1.489 1.730 1.806 2.042 2.276
195 1.173 1.412 1.640 1.713 1.936 2.158
210 1.116 1.344 1.561 1.630 1.843 2.054
225 1.066 1.283 1.491 1.557 1.760 1.961
240 1.021 1.229 1.428 1.491 1.686 1.879

Intensitas Curah Hujan


t5 t10 t20 t25 t50 t100
60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0.000
15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240

Grafik Intensitas Curah Hujan

IV.1.2.2. Perhitungan Debit Banjir


Perhitungan debit banjir dilakukan untuk mengetahui kapasitas debit air hujan
yang akan melalui pada sungai Seiçal untuk periode ulang 50 tahun yang akan datang.

3
Sesuai dengan data survey yang dilakukan dengan observasi langsung dilapangan dan
dengan bantuan google Earth 2017 maka didapatkan luas DAS sungai Seiçal adalah A =
537 km2 dan panjang total sungai adalah P = 52 km dengan lebar atas L1 = 0.178 km,
lebar bawah L2 = 0.175 dan kedalaman sungai adalah t = 6 m. Dalam perencanaan ini
untuk menghitung debit banjir akan mengunakan Formula Relation Mononobe.
Q=0.278 x C x A
Dengan pengertian
 Q = Debit Banjir (m3/dtk)
 C = Koefisien Run Off
 A = Luas DAS (km2)
Maka
 Q50=0.278 x C x I x A
¿ 0.278 x 0.75 x 10.704 x 537
3
¿ 1198.468 m / dtk

IV.1.2.3. Perhitungan Tinggi Muka Air Banjir


Perhitungan ini direncanakan sesuai dengan data-data yang didapat dari survey
di lokasi, dan perhitungan kapasitas penampang diasumsikan sebagai bentuk trapesium
dengan data-data yang tersedia sebagai berikut:
 Qr = 1198.468 m3/dtk
 Kemiringan dasar (I) = 0.000032
 Kemiringan dinding m1 , m2 = 0.04
 Koefisien Manninf (L) = 0.04
 Panjang Aliran Sungai (B) = 52000 m
 Beda Tinggi (H) = 300 m
 Lebar Sungai = 170 m
Hitung kecepatan aliran

( ) ( )
0.67 0.67
H 300
 V =72 x =72 x =2.276 m/dtk
L 52000
Luas Kebutuhan
Qr 1198.468
 A= = =526.568 m2
V 2.276
Maka ketinggian banjir pada umur rencana adalah

4
 A=( B+ mh ) h
 526.568=170 h+ h2
 h2 +170 h−526.568=0

 h1 =−b + √ b −4 ac =
( 2 √
) −170+ ( 170 −4 x 1 x (−526.568) )
2

=3.04 m ≈ 3 m
2a 2 x1
(menentukan)

 h1 = −b− √ ( b
2
−4 ac )
=

−b− ( b 2−4 x 1 x(−56.568) )
=−17 3.04 m
2a 2 x1

IV.1.2.4. Analisa Data Penggerusan (Scouring)


Penggerusan (Scouring) terjadi di dasar sungai Dibawah pier akibat aliran
sungai yang mengikis lapisan tanah dasar sungai. Aliran sungai diarahkan agar tidak
berubah arah sehingga tidak terjadi scouring ini.
Dalamnya penggerusan dihitung berdasarkan rumus Lacey sebagai berikut:
 Panjang jembatan (L) = 180 m
 Lebar sungai (W) = 175 m
 Diameter butir (d) = 0.725 m
 Faktor lempung Lacey (f) = 1.5
 Tipe aliran sungai lurus
 Q = Q50 = 1198.468 m3/dtk
Dari Rumus Lacey:

[ ]
0.33
Q
 L ≥ W ⇨ d = 0.473
f

[ ]
0.33
1198.46
 d=0.473 =4.379 m
f
 Peggerusan maksimum = 1.27d = 1.27 x 4.379 = 5.56 m (dari muka air banjir)
 Jadi penggerusan maksimum dari dasar sungai adalah 6 – 5.56 = 0.44 m

IV.1.3. ASPEK TANAH


Dalam perencanaan ini data tanah yang di gunakan untuk mendisain struktur
bawah jembatan adalah data sekunder yang didapat dari hasil analisis laboratorium

5
Geoteknik dari proyek pembangunan jembatan di Timor-Leste, sebagai data penganti
untuk data pada lokasi perencanaan
Tabel.4.5. Rekapitulasi Data Tanah
Depth C
Hole Tipe tanah 𝛾 (kN/m3) Øo e Cc
(m) (kN/m2)
0-10 Lempung 18.91 21.2 26.38 0.9616 0.1965
10-20 Lempung 19.62 24.66 38 1.679 0.3278
BH-1 20-30 Lanau Pasir 19.6 22.1 38 1.2369 0.3156
30-40 Pasir Kelanau 17.3 - 38.9 - -
40-50 Lanau Berpasir 15.042 0.29 21.92 10.941 0.3241
0-10 Lanau Berpasir 17.64 22.3 22.61 0.988 0.2202
10-22.5 Lempung 18.59 21.43 28.93 0.8918 0.2389
BH-2 22.5-32.5 Lempun pasir 19.56 20.995 25.21 1.3293 0.330
32.5-40 Lanau 16.53 23.62 38.21 1.0659 0.3878
40-50 Pasir berkerikil 19.53 0.01 34.57 - -
0-10 Lanau pasir 19.63 21.08 31 1.3779 0.2784
10-20 Lempung 19.78 26.5 28.9 2.3779 0.1784
BH-3 20-30 Lempung 18.75 23.21 25.87 2.5779 0.2184
30-40 Lanau 16.59 26.11 28.38 1.3249 0.4680
40-50 Lanau Lempung 19.6 21.95 21.95 0.9616 0.1965
0-2.5 Lempung 17.57 21.345 35.63 1.3779 0.2784
2.5-12.5 Pasir kerikil 19.57 0.1345 35.63 - -
BH-3 12.5-22.5 Pasir kerikil 16.24 - 32.08
22.5-42.5 Pasir kerikil 19.72 0.1025 43 - -
42.5-50 Pasir kerikil 18.3 - 38.97 - -
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Geoteknik Dari Proyek Pembangunan Jembatan
di Timor-Leste.

IV.2. PERENCANAAN STRUKTUR


IV.2.1. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
IV.2.1.1. Perencanaan Sandaran

6
Gambara 4.1. Sandaran

Gambar. 4.2. Skema Rumus Segi Tiga


Hitung Nilai L
1. Besaran sandaran 1
L 7,15−2,5 L=1,62 ⇨ Ls =2l=2 x 1,62=3.24 m
=
2,5 7,15
2. Besaran sandaran 2

7
L L=1.8
7,15−2⇨ Ls =2l=2 x 1,8=3.6 m
=
2,5 7,15
Bahan yang di gunakan
1. Tiang Sandaran BJ 55
f u=550 MPa f y =410 MPa
2. Pipa Sandaran
d = 8,91 cm t = 0,4 cm f = 10,69 cm 2 g = 8,39 kg/m

I = 79 cm 4 i = 3,01 cm w = 21,8 cm3

3. Perhitungan Momen dan Pipa Sandaran


Akibat Berat Sendiri pipa sandaran
1
 M VD= x ( q 1 x l + q2 x l )
2 2
8
1
¿ x ( 8.39 x 3.242 +8.39 x 3.6 2 )
8
¿ 24.60 kgm=0.246 kNm
Akibat Beban Vertikal
1 1
 M VL= x ( q1 x l + q2 x l )= x ( 0.75 x 3.24 +0.75 x 3.6 ) =2.199 kNm
2 2 2 2
8 8
Momen Vertikal
 M V =M VD + M VL =0.246+2.199=2.445 kNm
Momen Resultan (Mu)
 M u=√ M 2H + M 2V =√2.199 2+2.445 2=3.288 kNm
Cek Kekakuan Profil Pipa Sandar Batas Kelansingan Profil
d 89.1
 λ= = =22.275
t 4
5
E 2 x 10
 λ p=0.07 x =0.07 x =34.146
Fy 410
Karena λ< λ p (pemapang kompak) maka kuat lentur nominal penampang adalah
 M n=M p=Z x x F y
Kekuatan Lentur Nominal
4 3 3 4
 Z x=
3
( r o−r 1 ) = ( 34.146 −22.275 )=38346.92 Nm
3
3 3

 M n=Z x x F y =38346.92 x 410=15722239 Nmm=15.722 kNm

8
 M u <∅ M n
Dengan
 ∅ M n=0.9 x 15.722=14.1498 kNm
Maka
 M u <∅ M n =3.288 kNm<14.1498 kNm OKE

IV.2.1.2. Perencanaan Trotoar


IV.2.1.2.1. Data Perencanaan Trotoar
Sesuai dengan RSNI T-02-2005 Pembebanan untuk jembatan pasal 6.9.
menetapkan semua elemen dari trotoar atau jembatan penyebrangan yang langsung
memikul pejalan kaki harus direncakan untuk beban nominal 5 kPa = 500 kg/m2.
Tabel.4.6. Data-Data Perencanaan Trotoar
t (m) 0,20
Beton Fc’ (MPa) 40
γc (t/m2) 2,4
Fy (Mpa) 400
Trotoar Tulangan
Ø (mm) 19
t (cm) 3
Aspal
γa (t/m2) 2,2
Selimut beton d’(mm) 40
' 1 1
Dengand=t−d − Ø=200−40− 19=152 mm
2 2

IV2.1.2.2. Perencanaan Pembebanan Trotoar

IV.2.1.2.2.1 Akibat Beban Mati


 Berat Sendiri = 0,2 x 2400 x 1.3 = 624 kg/m’
Trotoar
 Berat Sendiri Aspal = 0.03 x 2200 = 66 kg/m’ +
Berat total (qDL) = 690 kg/m’
= 6.9 kN/m’
IV.2.1.2.2.2. Akibat Beban Hidup

9
Sesuai dengan SNI T-02-2005 menetapkan beban pejalan kaki beban q adalah sebagai
berikut q=5 kP=500 kg /m '=5 kN /m

IV2.1.2.3. Menghitung Momen Akibat Beban Trotoar


 MDL = 0.5 x 6.9 x 12 x 1.2 = 4.14 kN/m’
 MLL = 0.5 x 5 x 12 x 1.6 = 4 kN/m’ +
MU = 8 kNm’

IV.2.1.2.4. Perencanan Tulangan Pada Trotoar


IV.2.1.2.4.1. Perhitungan Tulangan Arah Sumbu X
K < K max
Dengan
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 8 x 10
6
K= 2
= 2
=0.43 MPa
∅ b d 0.8 x 1000 x 15 2
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa

( √
a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c
xd
)
( √
¿ 1− 1−
2 x 1.09
0,85 x 40
x 152 )
¿ 4.95 mm

10
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 4.257 x 1000 2
 A s= = =361.845 mm
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ,U ≤ bd= x 1000 x 152=532 mm
fy 400
Dipilih yang besar yaitu A S ,U =532mm2
Dipakai tulangan D19 dari table A-4 buku Istimawan As = 283.5 mm2
A s 283.5 x 103
Jarak tulangan s= = =532.89 mm ⇨ dipakai 200 mm
A S ,U 532
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D19-200 dengan As = 1417,6mm2

IV.2.1.2.4.2. Penulangan Arah Sumbu Y


Sesuai dengan SKSNI T15-1991-03 pasal 3.16.12 dalam arah tegak lurus
terhadap tulangan utama digunakan tulangan bagi.
Digunakan diameter rencana tulangan bagi yaitu Ø = 16 mm.
Sehingga
'
 d=h−d − ( 12 D )=200−40−8=152 mm
 A S ,U =0,002 x b x d=0,002 x 1000 x 152=304 mm 2
A s 201.2 x 103
 S= = =661.84 mm ⇨ dipakai 300 mm
A S ,U 304
Sehingga digunakan tulangan dengan ukuran D16-300 dengan As = 670.2 mm2

IV.2.1.3.Perencanaan Lantai Kendaraan

IV.2.1.3.1. Data-Data Perencanaan Untuk Lantai Kendaraan


Tabel.4.7. Data-Data Perencanaan Untuk Lantai Kendaraan.
Struktur Deskripsi
Lantai kendaraan t (m) 0,30
Beton Fc (MPa) 40
(γc) (t/m2) 2,4
Tulangan Fy (Mpa) 400
Øy (mm) 19
Øx (mm) 16

11
t (m) 5
Aspal
(γa) (t/m2) 2,2
Hbondek (cm) 5
Bondek
(γb) (t/m2) 7,2
Selimut beton Hselimut beton (cm) 4
Berat jenis air hujan (γw) (t/m2) 1

Perhitungan Perencanaan Pelat Lantai


Sesuai RSNI-T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan
menetapkan tebal minimum pelat lantai kendaraan ts sebagai berikut:
 t s ≥200 mm
 t s ≥ ( 100+ 40 l ) ≥ ¿
 Sehingga nilai ts yang dapat di ambil adalah 300 mm

IV.2.1.3.2. Perencanaan Pembebanan Lantai Kendaraan


IV.2.1.3.2.1. Beban Mati (qDL)
Berdasarkan SNI-1725-2016 Pembebanan untuk jembatan pasal 7.3 Berat
sendiri MS pada tebel 3 menepatkan nilai faktor beton cor di tempat sebesar γ UMS=1,3
 Berat Sendiri Pelat = 0,3 x 1 x 2400 x 1.3 = 936 kg/m’
 Berat Sendiri Aspal = 0.05 x 1 x 2200 = 110 kg/m’
 Berat Sendiri Air Hujan = 0.05 x 1 x 1000 = 50 kg/m’
 Berat Sendiri Bondek = 0.007 x 1 x 7200 x 1.1 = 55.44 kg/m’ +
Berat total (qDL) = 1151.44 kg/m’
= 11.51 kN/m’
Sehingga berat ultimit akibat beban mati adalah:
 q U =1.2 x q DL =1,2 x 11.51=13.812 kN /m' ≈1381.2 kg /m'
Mtumpuan = Mlapangan
1 2 1 2
 M DL = x q DL x l = x 1381.2 x 1 =138.12 kgm
10 10

IV.2.1.3.2.2. Akibat Beban Hidup


 Beban Truk

12
Sesuai dengan SNI-1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan pasal 8.4.1.
menetapkan besarnya beban truk T adalah 112,5 kN. Sedangkan faktor ultimit untuk
beban T untuk beton pada Table 13 ditetapkan γ uTT =1.8 .
Sehingga
T terfaktos =γ uTT x T =1.8 x 112.5=202.5 kN ≈ 20.25 t
 Beban Lajur
Beban lajur terbagi rata q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang total
yang dibebani L. Pada perencanaan Struktur Jembatan Seiçal panjang total jembatan
adalah 180 m dan dibagi dalam 3 bentangan dengan tiap bentangan adalah 60 m, maka
L = 60 m > 30. Sehingga dapat di hitung nilai q sebagai berikut ini:

(
L>30 m: q=9.0 0.5+
15
L ) (
=9.0 0.5+
15
60 )
=5.25 kPa=6.75 kPa=6.75 kN / m2 .

Sehingga q ter =q x bx γ UTD =675 x 1 x 1.8=1215 kg / m≈ 12.15 kN / m '


 Beban Garis Terpusat
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas P kN/m harus ditempatkan tegak
lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan dan besarnya intensitas P adalah 49 kN/m.
Dengan jarak antara gelagar memanjang 1 m, maka P = 49 x 1 = 49 kN. Sesuai dengan
gambar 28 pada SNI 1725-2016 dengan panjang bentangan 60 m maka dapat ditetapkan
FBD = 38%, sehingga beban yang bekerja oleh karena adanya faktor kejut FDB adalah:
Pkejut =( 1+0.38 ) P=( 1+0.38 )∗49=67.62 kN

IV.2.1.3.3.Perhitungan Momen Pada Lantai Kendaraan


Karena lebar jembatan ≥ 5,5 maka ditinjau terhadap 2 kondisi
Kondisi I: Roda tunggal

13
Gambar.4.3. Penampang Pelat dan Penyebaran Beban Roda Tunggal.
Dimana

[ (
 t x =75+ 2 x )]
20
tan 45o
=115 cm=1.15 m

 t =25+ 2 x
y
[ (
tan 45 )]
20
=65 cm=0,65 m
o

Penyebaran beban truk ke lantai kendaraan


T TT 20.25
 T Pen= = =27.09 T /m2
A 1.15 x 0.65
 q U =T pen x FK =27.09 x ( 1+0,38 )=37.38 T /¿m2
Kesimpulan dari perhitungan di atas didapatkan nilai:
 t x =1,15 m,  t y =0,65 m,  L x =1m ,  L y =5 m ,
Sehingga
t x 1.15
= =1.15 .
Lx 1
t y 0.65
= =0.65.
Lx 1
Dengan mengunakan tabel Bittner dapat ditentukan Fxm dan Fym sebagai berikut:
 F xm =0.0862
 F ym=0.0388
Momen maksimum pada kondisi I
Momen arah x
 M xm =F xm x T Pen x (t x x t y )

14
¿ 0.0862 x 27.09 x 10 x 1.15 x 0.65 ¿ 1745.53 kgm≈ 17.45 kNm
3

Momen arah y
 M ym =F ym x T Pen x t x x t y
3
¿ 0.0388 x 27.09 x 10 x 1.15 x 0.65
¿ 785.69 kgm≈ 7.8569 kNm

Kondisi II Dua Roda Berdekatan

Gambar.4.4. Penyebaran Dua Roda Berdekatan


Bagian I
t x =1 m t y =0.65 m L x =1m L y =5 m
Sehingga
tx 1
 = =1
Lx 1
t y 0.65
 = =0.65
Lx 1
Dengan menggunakan tabel Bittner dapat ditentukan Fxm dan Fym sebagai berikut:
 F xm =0.0862
 F ym=0.0388
Momen maksimum pada Kondisi II Bagian I
Momen arah x
 M xm =F xm x T Pen x t x x t y

¿ 0.0862 x 27.09 x 103 x 1.15 x 0.65 ¿ 1745.35 kgm≈ 17.45 kNm


15
Momen arah y
 M ym =F ym x T Pen x t x x t y

¿ 0.0388 x 27.09 x 10 x 1.15 x 0.65¿ 785.69 kgm ≈ 7.8569 kNm


3

Bagian II
t x =0.25 m t y =0.65 m L x =1m L y =5 m
Sehingga
t x 0.25
 = =0.25
Lx 1
t y 0.65
 = =0.65
Lx 1
Dengan menggunakan table Bittner dapat ditentukan Fxm dan Fym sebagai berikut:
 F xm =0.1716
 F ym=0.0639
Momen maksimum pada Kondisi II Bagian II
Momen arah x
 M xm 1=F xm x T Pen x t x x t y

¿ 0.1716 x 27.09 x 10 3 x 0.25 x 0.65¿ 755.405 kgm≈ 7.554 kNm


Momen arah y
 M ym1=F ym x T Pen x t x x t y
¿ 0.0639 x 27.09 x 0.25 x 0.65¿ 281.296 kgm ≈ 2.813 kNm
Momen maksimum akibat beban hidup “T” diambil dari momen terbesar pada kondisi I
dan Kondisi II, yaitu:
Kondisi II
Momen Kondisi I
Bagian I Bagian II
Mxm (kgm) 1745.35 1745.35 755.405
Mym (kgm) 785.69 785.69 281.296
Dari hasil hitungan momen yang dapat di pilih yaitu pada kondisi I, karena menhasilkan
nilai momen yang terbesar. Sehingan momen total yang terjadi pada pelat tengah akibat
beban mati dan beban hidup adalah sebagai berikut:
 M x =M DL + M ¿ =138.12+ 1745.35=1883.47 kgm ≈18.8347 kNm
 M y =M DL + M ¿ ¿ 138.12+785.69=923.81 kgm ≈ 9.24 kNm

IV.2.1.3.4. Desain Penulangan Untuk Lantai Kendaraan


16
IV.2.1.3.4.1. Data Perencanan Penulangan Lantai Kendaraan
Tabel.4.8. Data-data Perencanaan Untuk Penulangan Lantai Kendaraan
Strutur Deskripsi
t (m) 0,30
Beton Fc (MPa) 40
(γc) (t/m2) 2,4
Fy (Mpa) 400
Tulangan Øx (mm) 19
Øy (mm) 16
Lantai kendaraan t (m) 0.05
Aspal
(γa) (t/m2) 2,2
Hbondek (cm) 5
Bondek
(γb) (t/m2) 7,2
Selimut beton Hselimut beton (cm) 4
Berat jenis air hujan (γw) (t/m2) 1
Ly/Lx 5m/1m Pelat satu Arah
d = h – d’-1/2Ø = 300 – 40 – 9.5 = 250.5mm

IV.2.1.3.4.2. Perencanaan Penulangan


IV.2.1.3.4.2.1 Perencanaan Tulangan Arah Sumbu X
Syarat perencanaan Penulangan sebagai Berikut.
K < K max
Dengan
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 18.8347 x 10
6
 K= 2
= 2
=0.375 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 250.5
382.5 x β 1 x f 'c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )

17
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=0.375 MPa OKE

 a= 1− 1−( √ 2xK
)
0,85 x f 'c
xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 0.375
0,85 x 40 )
x 250.5

¿ 2.778 mm
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 2.778 x 1000
 A s= = =236.13 mm2
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ,U ≤ bd= x 1000 x 250.5=876.75mm
fy 400
Dipilih yang besar yaitu A S ,U =876.75 mm2
Dipakai tulangan D19 dari table A-4 buku Istimawan As = 283.5 mm
A s 236.13 x 103
Jarak tulangan s= = =269.32 mm⇨ dipakai 200 mm
A S ,U 876.75
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D19-200 dengan As = 1417,6mm2

IV.2.1.3.4.2.2. Perencanan Penulangan Arah Sumbu Y


Sesuai dengan SKSNI T15-1991-03 pasal 3.16.12 dalam arah tegak lurus terhadap
tulangan utama digunakan tulangan bagi.
Digunakan diameter rencana tulangan bagi yaitu Ø = 16 mm.
Sehingga:
'
 d=h−d − ( 12 D )=300−40−8=252 mm
 A S ,U =0,002 x b x d=0,002 x 1000 x 252=504 mm 2
Dipakai tulangan D16 dari table A-4 buku Istimawan As = 201.2 mm
A s 201.2 x 103
 S= = =399.206 mm ⇨ dipakai 200 mm
A S ,U 504
Sehingga digunakan tulangan dengan ukuran D16-200 dengan As = 1005.3 mm2

18
IV.2.1.3.5. Perhitungan Kekuatan Pelat Menahan Geser Pons
Sesuaia RSNI-T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan pasal 5.6.1.
menetapkan kekuatan geser nominal dari pelat lantai adalah
V no =ud ( f cv +0.3 f pe )

Gambar.4.5. Gambar Penyebaran Beban Roda Untuk Perhitungan Kekuatan Pelat


Menahan Geser Pons
Dengan

( 12 xt )=650+(2 x 12 x 350 )=1000 mm ≈ 100 cm


 b 0=650+ 2 x

d =250+(2 x xt )=250+( 2 x x 350 )=600 mm ≈ 60 cm


1 1
 0
2 2
 u=2 x ( bo + d o )=2 x ( 1000+600 )=3200 mm ≈ 320 cm
 d=300−d ' −0.5 ∅=252mm

 f cv=
1
6 ( )
1+
2
βh
x √ f c ≤ 0.34 √ f c
' '

650
βh = rasio sisi panjang dan sisi pendek beban terpusat yaitu ¿ =2,40
270

 f cv =
1
6( )
1+
2
βh (1
x √ f 'c ≤ 0.34 √ f 'c = 1+
6 )
2
2,4
x √ 40 ≤ 0.34 √ 40=1.933 ≤2,15 oke

 V no=¿ud(fcv+0.3fpe )=3200 x 252 (1.933+0.3 x 0) =1558771.2N ≈1558.7712 kN


Sesuai SNI T-12-2004 pasal 4.5.2 Faktor reduksi kekuatan untuk kekuatan geser dan
torsi (Ø) adalah 0.7 sehingga: V n ≥V U
19
Dengan
 V n=Ø V n=0.7 x 1558.7712=1091.140 kN
Maka
 V n ≥V U ⇨ 1091.140 kN ≥ 112.5 kN ……………………………………..OKE

IV.2.1.4. Perencanaan Gelagar Jembatan

Gambar.4.6. Gelagar Lantai Kendaraan

IV.2.1.4.1. Perencanaan Gelagar Memanjang


IV.2.1.4.1.1. Data Perencanaan Gelagar Memanjang

20
Perencanaan gelagar memanjang akan menggunakan Profi WF 550 300 12 25 sehingga
didapatkan data-data sebagai terlampir pada Tabel.4.9. berikut.
Tabel.4.9. Perencanaan Profil Gelagar Memanjang
h mm 550
Section Index
b mm 300
Web (tw) mm 12
Thickness
Flange (tf) mm 25
Section Area Ag mm2 21150
Wc Kg/m’ 166.027
Jx mm4 1170 x106
Moment of Inertia
Jy mm4 113x 106
Zx mm3 4720000
Modulus of Section
Zy mm3 1020000
Sx mm3 42545454.455
Elastic Sections
Sy mm3 753333.33

IV.2.1.4.1.2. Perencanaan Pembebanan Gelagar Memanjang


IV.2.1.4.1.2.1.Beban Mati
 Berat Sendiri Pelat = 0,3 x 2400 x 1.3 = 936 kg/m’
 Berat Sendiri Aspal = 0.05 x 2200 = 110 kg/m’
 Berat Air Hujan = 0.05 x 1000 = 50 kg/m’
 Berat Bondek = 0.007 x 7200 x 1.1 = 55.44 kg/m’
 Berat Sendiri Baja = 166.027 x 1.1 = 182.63 +
Berat total (qDL) = 1334 kg/m’
= 13.34 kN/m’
Maka q DL =1.2 x 13.34=16 kN / m '

IV.2.1.4.1.2.2.Beban Hidup
 Beban Truk
Sesuai dengan SNI-1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan pasal 8.4.1. menetapkan
besarnya beban truk T adalah 112,5 kN. Sedangkan faktor ultimit untuk beban T untuk
u
beton pada table 13 ditetapkan γ TT =1.8 . Sehingga
T terfaktos =γ uTT x T =1.8 x 112.5=202.5 kN ≈ 20.25 t
 Beban Terbagi Rata

21
Sesuai SNI 1725-2016 Pembebanan untuk jembatan pasal 8.3.1. Beban terbagi rata
(BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang total
yang dibebani. Sedangkan pasal 8.4 Tabel 3 menetapkan faktor beban truk “T”untuk
jembatan baja pada keadaan batas ultimit γ UTD adalah = 2. Karena Panjang bentangan
yang dibebani L=60> 30 mMaka:

 q=9 0.5+ ( 15
L )
kPa=9 0.5+ (
15
60 )
kPa=¿ 6.75 x s = 6.75 x 1 m = 6.75 kN⁄m2

 q ¿=q x b x γ UTD x 1.6=¿ 6.75 x 1 x 1.8 x 1.6 = 19.44 kN⁄m'


 Beban Garis (BGT)
Faktor beban dinamis merupakan hasil interaksi antara kendaraan yang bergerak dengan
jembatan. Sesuai dengan SNI-1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan pasal 8.6.
menetapkan faktor dinamis merupakan fungsi Panjang bentang ekuivalen.
Dengan nilai L adalah 60 m maka dari grafik faktor dinamis untuk beban T untuk
pembebanan lajur “D” didapat FDB = 38%. Besarnya intensitas p adalah 49 kN/m dan
jarak antara gelagar s adalah 1 m maka nilai P = 49 kN /m x 1 m =49 kN dan faktor
beban untuk beban “T”b γ UTT =1.8 dan faktor beban untuk beban hidup adalah 1,6
 P= (1+ FDB ) x P=( 1+ 0,38) x 49=67,62 kN
 PU =γ UTT x P x 1.6=1.8 x 67,62 x 1.6=195 kN

IV.2.1.4.1.3. Perencanaan Perhitungan Kapasitas Penampang


IV.2.1.4.1.3.1. Menghitung parameter profil.
 h=d−2 t f =550−2∗25=500 mm
 d ' =d−t f =550−25=525 mm
 A = 21150 mm2
 I x = 1170x106 mm4
 I y = 113x 106 mm4
 Z x = 4720000 mm3
 S x = 42545454.455 mm3

IV.2.1.4.1.3.2. Chek Klasifikasi Profil.


λ pf =0.38 ( E / F y )1 /2=10.96 λ rf =1.0 ( E/ F y )1/ 2=28.87

22
1/ 2 bf /t f =1/2∗300/ 25=6.0< λ pf ⇨ Profil Sayap kompak
1/ 2 1 /2
λ pw =3.76 ( E/ F y ) =108.54 λ rw =5.70 ( E /F y ) =164.545
h /t w =¿ 500 /12=41 ≪ λ pw ¿ ⇨ Profil Badan kompak
∴ Profil WF 500 x 200 x 9 x 16 berdasarkan klasifikasi sayap dan badan akan mengacu
kepada ketentuan F2 (ASIC-2010)

IV.2.1.4.1.3.3. Parameter LTB


1/ 2
 r y =( I y / A )1/ 2=( 113 x 106 /21150 ) =73.094 mm
1 /2 1/ 2
 L p=1.76 r y ( E / F y ) =1.7 x 73.094 ( 200000/ 240 ) =3714 mm=3.7 m
1 2 3 1 2 3 12 3
 C w=
24
( d−t f ) t f b f = 24 ( 550−25 ) x 25 x 300 =7.75195 x 10 mm
1 /2 1/ 2
( I yCw) ( 113 x 106 x 7.75195 x 1012 )
 r 2ts = = =2858.057 mm=6.46435911 mm
Sx 42545454.455
 C = 1 dan ho = 550 – 25 = 525 mm
1 1
 J= ( 2b t +d w ) = ( 2 x 300 x 25 +525 x 12 )=3427400 mm
3 ' 3 3 3 4
3 3

√ √( ) ( )
2 E
E Jc Jc 0.7 F y
 Lr =1.95 r ts x + +6.76
⏟ 0.7 F y Sx ho
⏟ Sx ho E
A B

200000
A=1.95 x 26.375 x
0.7 x 240

√ √( ) ( )
2 2
3427400 x 1 3427400 x 1 0.7 x 240
B= + +6.76
4254545.455 x 525 4254545.455 x 525 200000

¿ 61227.67857 x √ 1.534 x 10−3+ 1.534 x 10−3 +2.184 x 10−3


¿ 38210.71429 x 0.0725
¿ 4439 mm ≈ 4.4 m< Lp=3.7 m

IV.2.1.4.1.3.4. Kuat Lentur Penampang pada kondisi Plastis


 M p=Z x x F y =4720000 x 240 x 10−6=1132.8 KNm
 ∅ M p=0.9 M p=0.9 x 1132.8=1019.52 kNm> M p=36.009 kNm OKE

IV.2.1.4.1.3.5 Kuat Geser Balok

23
550−(2∗25) 1 /2
Dengan pelat badan h /t w = =¿ 41.67 ≪ 2.24 ( E /F y ) = 64,4 maka
12
Øv = 1.0 dan Cv = 1.0
Kuat Geser Nominal Pelat Badan Profil WF adalah
 ∅ V n=∅V x 0.6 F y x A w x C w
−3
¿ 1 x 0.6 x 240 x 550 x 12 x 1 x 10
¿ 950.4 kN ≫ V max =84.515 kN OKE

IV.2.1.4.1.3.6.Check Kapasitas Penampang


IV.2.1.4.1.3.6.1. Check Kuat Pelat Terhadap Beban Terpusat Vttl
Check kuat pelat terhadap beban terpusat Vttl = 84.515 kN . Tahap ini perlu jika ingin
dihindari pemakaian pelat pengaku dibawah beban terpusat atau mengontrol apakah
beban tadi dapat berpindah bebas

IV.2.1.4.1.3.6.1.1. Bengkok Setempat Pelat Sayap


 Rn =6.25 F yf t 2f =6.25 x 240 x 252=937.5 kN
 ∅ Rn=0.9 x 937.5=843.75 kN ≫ Pu=84.515 kN OKE

IV.2.1.4.1.3.6.1.2. Leleh Setempat Badan


1 1
Ambil lebar tumpuan badan I b= b f = x 300=150 mm dan tersebar lebih dari d
2 2
−3
 Rn =F y t w ( 5 k + I b ) =240 x 25 x ( 5 x 5.33+150 ) x 10 =1804.8 kN
 ∅ Rn=0.9 x 1804.8=1624.32 kN ≫ Pu=84.515 kN OKE

IV.2.1.4.1.3.6.1.3. Crippling Pelat Badan: Di Tengah Bentang

[ ( ) ]√
1.5
2 I b tw tf
 Rn =0.8 t w 1+3 E F yw
d tf tw

[ ( ) ]√
1.5
2 −3 3 x 150 12 25
¿ 0.8 x 12 x 10 x 1+ 200000 x 240 x
550 25 12
¿ 1498.73 kN
 ∅ Rn=0.75 x 1498.73=1124 kN ≫ Pu=84.515 kN OKE

IV.2.1.4.1.3.6.1.4. Tekuk Pelat Bandan

24 t w √ E F yw 24 x 93 √ 2 x 105 x 240
3
 Rn = = x 10−3=259 kN
h 468
24
 ∅ Rn=0.9 x 259=233 kN ≫ P u=84.515 kN OKE

IV.2.1.4.1.3.6.2. Check Lendutan


IV.2.1.4.1.3.6.2.1. Hitungan Lendutan Jangka Pendek
 q U =q UDL =16 N /mm '
4
5 qU l
 ∆ jk pe=
384 E I s
4
5 16 x 5000
¿
384 2 x 105 x 117 x 107
6 x 10 4
¿ 0.55 mm ≤ ∆ijin= =78 mm OKE
8 x 102

IV.2.1.4.1.3.6.2.2. Check Lendutan Kondisi Struktur Ketika Telah Beroperasi


 q U¿ =19.44 N /mm '
 PUTT =195 kN =19500 N
4 U 3
5 qU l 1 PTT l
 ∆ jk pa= +
384 E I s 48 E I s
4 3
5 19.44 x 5000 1 19500 x 5000
¿ +
384 2 x 10 x 451823557.3 48 2 x 105 x 451823557.3
5

¿ 1․ 7 +0.56 mm
4
6 x 10
¿ 2.26 mm< ∆ijin= 2
=78 mm OKE
8 x 10

 Sehingga ∆ tt =∆ jk Pe + ∆ jk Pa=0.55+2.26=2.81 mm

IV.2.1.4.1.4. Perencanaan Shear-Stud dan Pemasangannya.

Gambar.4.7. Shear-Stud dengan dek baja

 Tebal pelat dasar t = 25 mm

25
 Ø Stud ≤ 2.5 t ⇨ Ø = 22 mm ≤ 2.5 x 25 ⇨ Ø = 22 mm ≤ 62.5 mm
 Dengan memakai dek-baja yang rusuknya tegak lurus profil balok dengan
jumlah pada setiap rusuk 1 sehingga R g=1dan nilai emid-hot < 50 mm maka dapat
ditentukan nilai R p =0.6
Kekuatan geser nominal shear-stud tunggal tertanam di pelat beton solid dapat memakai
I8-1 AISC (2010).
1 2 1 2 2
 A sa = π D = xπx 22 =308.133 mm
4 4
 F u=370 MPa
 Ec =4700 √ f 'c =4700 √ 40=29725.41 MPa
Maka
 Q n=0.5 A sa √ f 'c E c ≤ R g R p A sa F u

¿ 0.5 x 308.133 √ 40 x 29725.41 x 10 ≤ 1 x 0.60 x 308.133 x 370 x 10


−3 −3

¿ 167.997 kN ≤ 68.405 kN
 Qn=68.405 kN (kuat geser nominal shear-stud tunggal)
 V ' =T =F y A S=240 x 10612 x 10−3=2546.88 kN
V ' 2546.88 1
 n= = =37 tiap bentangan
Q n 68.405 2
 ΣQ n=240 Ø 22

IV.2.1.4.1.5. Perencanaan Sambungan Pada Gelagar Memanjang


IV.2.1.4.1.5.1. Konfigurasi dan Beban Rencana
Akibat kekuatan penampang
 Konfigurasi balok dapat diambil dari perencanaan balok di atas yang dapat
diketahui bahwa kuat penampangnya Mn = MP = 1132.8 kNm
Sehingga M U =∅ M n = 0.9 x 1132.8 = 1019.52 kNm
Maka Pu=M u / 5=1019.52/5=203.90 kN
 Kuat Geser Nominal Pelat Badan Profil WF adalah
−3
∅ V n=∅V x 0.6 F y x A w x C w =1 x 0.6 x 240 x 550 x 12 x 1 x 10 =950.4 kN
Akibat beban luar
 Pu =P/2=84.515/2=42.257 kN
1

 Pu =M /5=36/5=7.2 kN
2

26
Maka Pu yang digunakan untuk mendisain adalah Pu = 203.90 + 42.257 +7.2 = 253.357
kN di dasarkan pada kuat lentur Profil sampai plastis. Beban rencana mengacu
AASHTO (2005). Pertama, kombinasi beban untuk menentukan batas slip kritis pada
kondisi beban berlebih (kombinasi service II atau overload). Faktor beban untuk beban
hidupnya adalah 1.3. Kedua, menentukan kombinasi beban pada kondisi batas
(kombinasi strength I). Faktor beban untuk beban hidupnya adalah 1.75. Sehingga P
=Pu/1.75 = (253.357 /1.75) =144.775 kN
1. Kondisi Beban berlebihan dimana P¿ = 1.3 P = 188.207 kN maka beban rencana
untuk sambungan adalah
 M 1=2 P¿ = 2*188.207 = 376.414 kNm (*)
 V 1=P¿ = 188.207 kN(*)
2. Kondisi beban maksimum
 M 2 = 2 PU = 2* 144.775 = 289.55 kNm < 75 %∅ M n = 764.63 kNm
 V 2=PU = 144.775 kN
3. Kuat minimum sambungan
 M 3=( M 2 +∅ M n) / 2=¿((289.55 + 1019.52 )) ⁄ 2 = 654.535 kNm(**)
 M 4 =75 % ∅ M n = 764.63 kNm

 V 3=( V 2+ ∅ V n ) /2=¿((144.775 + 950.4 )) ⁄ 2 = 547.587 kN(**)


 V 4 = 75% ∅ V n = 712.8 kN

IV.2.1.4.1.5.2.Penentuan Dimensi baut


Ukuran baut M24 mutu A dengan F nv =¿ 372 MPa dan F nt = 620 MPa. Untuk pelat
ganda maka ada dua bidang geser
 Kuat geser baut mutu M24
 Ab = πr2 = 3.14 (24 ⁄ 2)2 = 452 mm2
 ∅Rn = ∅Ab Fnv ns = 0.75 x 452 x 372 x 2 x 10-3 = 252 kN/baut
 Kuat slip-kritis baut M24 gaya prategan Tb = 205 MPa μ = 0.3 dan ∅ =1.0
(lubang standar)
 ∅ Rn=Øμ Du h f T b n s =1 x 0.3 x 1.13 x 1 x 205 x 2 =139 kN/baut
Momen total akan ditahan oleh kopel gaya pada pelat sayap F t ( tarik ) dan F c ( tekan ) .
Jarak kopel adalah jarak antara titik berat pelat sayap profil h
 h=d−t f =550−25=525 mm
27
 F t=F c =M /h
Tinjauan beban berlebihan M = M1 = 376.414 kNm
 F t=F c =M /h=376.414/0.525=716.979 kN
 n=Ft /∅ R n( slip−kritik )=716.979/139=5.16 ≈ 8 baut M 24
Tinjauan kombinasi beban batas M = M3 = 654.535 kNm
 F t=F c =M /h=654.535/0.525=1245.733 kN
 n=Ft /∅ R n( geser )=1245.733/252=4.947 ≈ 8 baut M 24
Tinjauan kondisi Overload V = V1 = 188.207kN
 n=V 1 /∅ R n( slip−kritik )=188.207/139=1.35 ≈ 4 baut M 24
Tinjauan kondisi kuat batas V = V3 = 547.587 kN
 n=Ft /∅ R n( geser )=547.587 /252=2.173≈ 4 baut M 24
Jarak antara baut dan jarak bersih.
= 2.67d < S < 12tpterkecil
= 2.67*24 < 3*24 < 12*10
= 64.08 < 72 < 120
Jarak baut ke tepi sambungan
= 1.25d < St < 12tpterkecil
= 1.25*24 < 2 < *24 < 12*10
= 30 < 48 < 120

IV.2.1.4.1.5.3. Perencanaan Disain Sambungan

Gambar.4.8. Perencanaan Disain Sambungan Gelagar memanjang ke Gelagar Melintang


Analisa Sebagai Pelat Satu Arah-Analogi Profil Tee

28
Baut Baris Pertama: di tinjau dari atas, jarak 76 mm ke tepi atas lebar tributary analogi
profil tee adalah 𝜌1 = 76 + 133/2 = 142.5 mm tinjau baut arah horizontal dan diketahui a
= 70 mm dan b = 74 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 70+
24
2 )
≤1.25∗74+
24
2
¿ 82 mm ≤100.8 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =74− =62 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.817
ρ 142.5
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=
√4.44∗210180∗62
142.5∗370
=33 mm

Karena tmin = 33.126 mm > tf = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan
terjadi efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f)=
1
( 4∗210180∗62
0.817 142.5∗240∗252)=2.985

Nilai 𝛼 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada baut.
Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.817
 T= x ( ρ∗F y∗t 2f )= ( 142.5∗240∗252 )∗10−3=156.606 kN
4 b' 4∗62
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 2*156.606 = 313.212 kN ⇨ F1 = 313.212 kN
Baut Baris Kedua. Tinjaun baut baris ke dua ke tepi atas 250 mm. Lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌2 = 133 + 133/2 = 199.5 mm dan tinjau baut arah horizontal
dan diketahui a = 70 mm dan b = 74 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

29
(
¿ 70+
24
2)≤1.25∗74+
24
2
¿ 82 mm ≤100.8 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =74− =62 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.870
ρ 199.5
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=
√4.44∗210180∗62
199.5∗370
=27.997 mm

Karana tmin = 27.997 mm > tf = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan
terjadi efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f)=
1
( 4∗210180∗62
)
0.870 199.5∗240∗25 2
=2.085

Nilai 𝛼 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada baut.
Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.870
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 199.5∗240∗252 )∗10−3=225.644 kN
2
 T=
4 b' 4∗62
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 2*225.644 = 451.288 kN ⇨ F2 = 451.288 kN
Baut Baris Ketiga: di tinjau dari atas, jarak 341 mm ke tepi atas lebar tributary analogi
profil tee adalah 𝜌2 = 133 + 133/2 = 199.5 mm dan tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 70 mm dan b = 74 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 70+
24
2)≤1.25∗74+
24
2
¿ 82 mm ≤100.8 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =74− =62 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.870
ρ 199.5
30
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=

4.44∗210180∗62
199.5∗370
=27.997 mm

Karana tmin = 27.997 mm > tf = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan
terjadi efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f
=
) 1
(
4∗210180∗62
)
0.870 199.5∗240∗25 2
=2.085

Nilai 𝛼 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada baut.
Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.870
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 199.5∗240∗252 )∗10−3=225.644 kN
2
 T=
4 b' 4∗62
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 2*225.644 = 451.288 kN ⇨ F3 = 451.288 kN
Baut Baris Ke Empat: di tinjau dari atas, jarak 474 mm ke tepi atas lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌1 = 76 + 133/2 = 142.5 mm tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 70 mm dan b = 74 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 70+
24
2 )
≤1.25∗74+
24
2
¿ 82 mm ≤100.8 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =74− =62 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.817
ρ 142.5
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
2 2 2
 Ab =π r =3.14 ( 24 /2 ) =452 mm
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=

4.44∗210180∗62
142.5∗370
=33 mm

31
Karena tmin = 33.126 mm > tf = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan
terjadi efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
)2
ρ∗F y ∗t f
=
1
( 4∗210180∗62
0.817 142.5∗240∗252 )
=2.985

Nilai 𝛼 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada baut.
Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.817
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 142.5∗240∗252 )∗10−3=156.606 kN
2
 T=
4 b' 4∗62
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 2*156.606 = 313.212 kN ⇨ F4 = 313.212 kN
Sehingga dapat dihitung kekuatan batas plat (Mplat) sebagai berikut

( ( 313.212∗534 )+ ( 451.288∗401 ) + ( 451.288∗269 ) +( 313.212∗136))
M pl= =512.215 kNm
1000
Jika dengan kapasitas WF 550 300 15 25, M u = Ø Mp = 1019.52 kNm. Maka kapasitas
sambungan end-plat tipe lokal adalah ± 50 % dari Mu

IV.2.1.4.2. Perencanaan Gelagar Melintang


IV.2.1.4.2.1. Data Perencanaan Gelagar Melintang
Perencanaan gelagar melintang akan menggunakan Profi WF 900 400 19 40 sehingga
didapatkan data-data sebagai terlampir pada Tabel.4.10 berikut.
Tabel.4.10. Perencanaan Profil Gelagar Memanjang
h mm 900
Section Index
b mm 400
Weight w kg/m 358.588
(tw) mm 19
Thickness
(tf) mm 40
Section Area Ag mm2 47860
Jx mm4 6840 x 106
Moment of Inertia
Jy mm4 427x106
Zx mm3 17.1x106
Modulus of Section
Zy mm3 3.28 x106
Sx mm3 15.2 x106
Elastic Sections
Sy mm3 2.135x106

IV.2.1.4.2.2. Perancanaan Pembebanan Gelagar Melintang


32
IV.2.1.4.2.2.1 Beban Mati
Beban Terbagi Rata
 Berat Sendiri Pelat = 0,3 x 2400 x 1.3 = 936 kg/m’
 Berat Sendiri Aspal = 0.05 x 2200 = 110 kg/m’
 Berat Air Hujan = 0.05 x 1000 = 50 kg/m’
 Berat Bondek = 0.007 x 7200 x 1.1 = 55.44 kg/m’
 Berat Profil WF = 375.701 x 1.1 = 413.2711kg/m’
+
Berat total (qDL) = 1564.71 kg/m’
= 15.64 kN/m’
Sehingga beban mati ultimit adalah
 q UDL =q DL x 1.2=15.64 x 1.2=18.768 kN /m'
Beban Mati Akibat Beban Terpusat atau Beban Gelagar Memanjang
 Pu=84.515 kN

IV.2.1.4.2.2.2 Beban Hidup


 Beban Terbagi Rata
Sesuai SNI 1725-2016 Pembebanan untuk jembatan pasal 8.3.1. Beban terbagi rata
(BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang total
yang dibebani. Sedangkan pasal 8.4 Tabel 3 menetapkan faktor beban truk “T”untuk
jembatan baja pada keadaan batas ultimit γ UTD adalah = 1.8. Karena Panjang bentangan
yang dibebani L=60> 30 mMaka:

(
 q=9 0.5+
15
L ) (
kPa=9 0.5+
15
60 )
kPa=¿6.75 x s = 6.75x 1 m=6.75 kN⁄m2

 q ¿=q x b x γ UTD x 1.6=¿6.75 x 1 x 1.8 x 1.6 =19.44 kN⁄m'


 Beban Garis (BGT)
Faktor beban dinamis merupakan hasil interaksi antara kendaraan yang bergerak dengan
jembatan. Sesuai dengan SNI-1725-2016 Pembebanan untuk Jembatan pasal 8.6.
menetapkan faktor dinamis merupakan fungsi panjang bentang ekuivalen.
Dengan nilai L adalah 60 m maka dari grafik faktor dinamis untuk beban T untuk
pembebanan lajur “D” didapat FDB = 38%. Besarnya intensitas p adalah 49 kN/m dan

33
jarak antara gelagar s adalah 1 m maka nilai P=49 kN /m x 1 m=49 kN dan faktor beban
untuk beban “T” γ UTT =1.8 dan faktor beban untuk beban hidup adalah 1,6
 P= (1+ FDB ) x P=( 1+ 0,38) x 49=67,62 kN
 PU =γ UTT x P x 1.6=1.8 x 67,62 x 1.6=195 kN

IV.2.1.4.2.3. Perencanaan Perhitungan Kapasitas Penampang


IV.2.1.4.2.3.1. Menghitung parameter profil.
Profil WF 9000 400 19 40
 h=d−2 t f =900−2∗40=820 mm
 d ' =d−t f =900−40=860 mm
 A = 47860 mm2
 Ix = 6840 x 106 mm4
 Iy = 427x106 mm4
 Zx = 17.1x106 mm4
 Sx = 15.2 x106 mm3

IV.2.1.4.2.3.2. Check Klasifikasi Profil.


λ pf =0.38 ( E / F y )1 /2=10.96 λ rf =1.0 ( E/ F y )1/ 2=28.87
1/ 2 bf /t f =1/2∗400/ 40=5< λ pf ⇨ Profil Sayap kompak
1/ 2 1 /2
λ pw =3.76 ( E/ F y ) =108.54 λ rw =5.70 ( E /F y ) =164.545
h /t w =¿ 820 /19=43.158 ≪ λ pw ¿ ⇨ Profil Badan kompak
∴ Profil WF 800 x 400 x 19 x 40 berdasarkan klasifikasi sayap dan badan
akan mengacu kepada ketentuan F2 (ASIC-2010)

IV.2.1.4.2.3.3. Parameter LTB


1/ 2
 r y =( I y / A )1/ 2=( 427 x 106 /47860 ) =94.45 mm
1 /2 1/ 2
 L p=1.76 r y ( E /F y ) =1.7 x 94.45 ( 200000/240 ) =4798 mm=4.7 m
1 2 3 1 2 3 13 6
 C w=
24
( d−t f ) t f b f = ( 900−40 ) x 40 x 400 =7.899 x 10 mm
24
1 /2 1 /2
2 ( I yCw) ( 427 x 106 x 7.899 x 10 13)
 r = ts = =12082.489 mm=109.907 mm
Sx 15.2 x 106
 C = 1 dan ho = 900 – 40 = 860 mm

34
1 1
 J= ( 2b t +d w ) = ( 2 x 400 x 40 +860 x 19 ) =19032913.33mm
3 ' 3 3 3 4
3 3

√ √( ) ( )
2 E
E Jc Jc 0.7 F y
 Lr =1.95 r ts 0.7 F x S h + +6.76
⏟y x o ⏟ Sx ho E
A B

200000
A=1.95 x 109.907 x
0.7 x 240

√ √( )
19032913.33 x 1 2
( )
2
19032913.33 x 1 0.7 x 240
B= + +6.76
6
15.2 x 10 x 860
6
15.2 x 10 x 860 200000

¿ 255141.25 x √ 1.456 x 10−3 +1.456 x 10−3 +2.184 x 10−3


¿ 255141.25 x 0.0713
¿ 18191.57 mm ≈ 18 m> Lp=4.7 m

IV.2.1.4.2.3.4. Kuat Lentur Penampang pada kondisi Plastis


 M p=Z x x F y =17.1 x 106 x 240 x 10−6 =4104 KNm
 ∅ M p=0.9 M p=0.9 x 4104=3693.6 kNm> M p=266.061kNm OKE

IV.2.1.4.2.3.5. Kuat Geser Balok


900−(2∗40)
Dengan pelat badan h /t w = =43.158 ≪ 2.24 ( E /F y )1/ 2=64,4 maka Øv = 1.0
19
dan Cv = 1.0
Kuat Geser Nominal Pelat Badan Profil WF adalah
 ∅ V n=∅V x 0.6 F y x A w x C v
−3
¿ 1 x 0.6 x 240 x 900 x 19 x 1 x 10
¿ 2188.8 kN ≫V max=991.754 kN OKE

IV.2.1.4.2.3.6. Check Kapasitas Penampang


IV.2.1.4.2.3.6.1. Check Kuat Pelat Terhadap Beban Terpusat Vttl
Check kuat pelat terhadap beban terpusat V ttl = 991.754 kN . Tahap ini perlu jika ingin
dihindari pemakaian pelat pengaku dibawah beban terpusat atau mengontrol apakah
beban tadi dapat berpindah bebas

IV.2.1.4.2.3.6.1.1.Bengkok Setempat Pelat Sayap


 Rn =6.25 F yf t 2f =6.25 x 240 x 402=2400 kN

35
 ∅ Rn=0.9 x 2400=2160 kN ≫ P u=991.754 kN OKE

IV.2.1.4.2.3.6.1.2.Leleh Setempat Badan


1 1
Ambil lebar tumpuan badan I b= b f = x 400=200 mmdan tersebar lebih dari d
2 2
−3
 Rn =F y t w ( 5 k + I b ) =240 x 19 x ( 5 x 79.7+200 ) x 10 =2729.16 kN
 ∅ Rn=0.9 x 2729.16=2456.244 kN ≫ Pu=991.754 kN OKE

IV.2.1.4.2.3.6.1.3.Crippling Pelat Badan: Di Tengah Bentang

[ ( ) ]√
1.5
2I b tw tf
 Rn =0.8 t 1+3w E F yw
d tf tw

[ ( ) ]√
1.5
2 3 x 200 19
−3 40
¿ 0.8 x 19 x 10 x 1+ 200000 x 240 x .
900 40 19
¿ 3536.767 kN .
 ∅ Rn=0.75 x 3536.767=2652.576 kN ≫ Pu=991.754 kN OKE

IV.2.1.4.2.3.6.1.4.Tekuk Pelat Bandan


24 t 3w √ E F yw 24 x 193 √ 2 x 105 x 240 −3
 Rn = = x 10 =1390.845 kN
h 820
 ∅ Rn=0.9 x 1390.845=1251.761 kN ≫ Pu=991.754 kN OKE

IV.2.1.4.2.3.6.2. Check Lentudan


IV.2.1.4.2.3.6.2.1. Check Lendutan Jangka Pendek
 q U =q UDL =18.768 N /mm '
 PU =84.515 kN=84515 N
4 3
5 qU l 1 PU l
 ∆ jk pe= +
384 E I s 48 E I s
4 3
5 18.768 x 9000 1 84515 x 9000
¿ +
384 2 x 10 x 6840 x 10 48 2 x 105 x 6840 x 106
5 6

¿ 1.17+0.93
4
6 x 10
¿ 2.1 mm ≤ ∆ijin= =78 mmOKE
8 x 10 2

IV.2.1.4.2.3.6.2.2. Kondisi Struktur Ketika Telah Beroperasi


 q U =q U¿ =19.44 kN /m' =19.44 N /mm '

36
 PUTT =195 kN =195000 N
4 U 3
5 qU l 1 PTT l
 ∆ jk pa= +
384 E I s 48 E I s

5 19.44 x 90004 1 195000 x 90003


¿ +
384 2 x 105 x 6840 x 106 48 2 x 105 x 6840 x 106
¿ 1.2+2.1
4
6 x 10
¿ 3.3 mm ≤ ∆ijin= =78 mm OKE
8 x 102
Sehingga ∆ tt =∆ jk Pe + ∆ jk Pa=2.1+3.3=3.4 mm

IV.2.1.4.2.4. Perencanaan Shear-Stud Dan Pemasangannya.


 Tebal pelat dasar t = 40 mm
 Ø Stud ≤ 2.5 x tebal plat dasar ⇨ Ø = 22 mm ≤ 2.5 x 23 ⇨ Ø = 22 mm ≤ 100
mm
 Dengan memakai dek-baja yang rusuknya paralel dengan arah profil balok
dengan w r /hr ≥ 1.5 ⇨ 100/50 ≥1.5 ⇨ 2 ≥1.5 sehingga R g=1 dan R p=0.75
Kekuatan geser nominal shear stud tunggal tertanam di pelat beton solid dapat memakai
I8-1 AISC (2010).
1 2 1 2 2
 A sa = π D = xπx 22 =380.133 mm
4 4
 F u=370 MPa
 Ec =4700 √ f 'c =4700 √ 40=29725.41 MPa
Maka
 Qn=0.5 A sa √ f 'c E c ≤ R g R p A sa F u

¿ 0.5 x 380.133 x √ 40 x 29725.41 x 10−3≤ 1 x 0.75 x 380.133 x 370x10-3


¿ 207.252 kN ≤105.487 kN
 Qn=207.252kN (kuat geser nominal shear-stud tunggal)
 V ' =T =F y A S=240 x 45680 x 10−3=10963 kN
'
V 10963
 n= = =103.972 ≈ 104 tiap bentangan
Q n 105.487

IV.2.1.4.2.5. Perencanaan Sambungan Gelagar melintang


IV.2.1.4.2.5.1. Konfigurasi dan Beban Rencana

37
Akibat Kekuatan Penampang
 Konfigurasi balok dapat diambil dari perencanaan balok di atas yang dapat
diketahui bahwa kuat penampangnya Mn = MP = 4104 kNm
Sehingga M U =∅ M n=0.9 x 4104=3693.6 kNm
Maka Pu=M u /9=3693.6/9=410.33 kN
 Kuat Geser Nominal Pelat Badan Profil WF adalah
−3
∅ V n=∅V x 0.6 F y x A w x C w =1 x 0.6 x 240 x 900 x 19 x 1 x 10 =2462 kN
Akibat Beban Luar
 Pu =P/2=991.754 /2=495.877 kN
1

 Pu =M /5=266.062/9=29.56 kN
2

Maka Pu yang digunakan untuk mendisain adalah P u = 410.33+ 495.877 + 29.56 =


935.767 kN di dasarkan pada kuat lentur Profil sampai plastis. Beban rencana mengacu
AASHTO (2005). Pertama, kombinasi beban untuk menentukan batas slip kritis pada
kondisi beban berlebih (kombinasi service II atau overload). Faktor beban untuk beban
hidupnya adalah 1.3. Kedua, menentukan kombinasi beban pada kondisi batas
(kombinasi strength I). Faktor beban untuk beban hidupnya adalah 1.75. Sehingga
P=Pu /1.75=935.767/1.75=534.724 kN
 Kondisi Beban berlebihan dimana P¿ =¿1.3 P = 695.141 kN maka beban rencana
untuk sambungan adalah
 M 1=2 P¿=1390.28 kNm (¿)
 V 1=P¿ =695.141 kN ( ¿ )
 Kondisi beban maksimum
 M 2=2 PU =2∗534.724=1069.448 kNm <75 % ∅ M n=2770 kNm
 V 2=PU =935.767 kN
 Kuat minimum sambungan
 M 3=( M 2 +∅ M n) /2=( 1069.448+3693.6 ) /2=2381.524 kNm ¿
 M 4 =75 % ∅ M n =2770 kNm
 V 3=( V 2+ ∅ V n ) /2=( 935.767+2462 ) /2=1698.883 kN ¿
 V 4 =75 % ∅ V n=0.75∗2462=1846.5 kN

IV.2.1.4.2.5.2. Disain Dimensi Baut

38
Ukuran baut M24 mutu A325 dengan F nv =372 MPa dan Fnt = 620 MPa Untuk pelat
ganda maka ada dua bidang geser
 Kuat geser baut mutu M24
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 ∅ Rn=∅ Ab F nv ns =0.75 x 452 x 372 x 2 x 10−3=252 kN / baut
 Kuat slip-kritis baut M24 gaya prategan Tb = 205 MPa μ=0.3dan
∅=1.0 ( lubang standar )
 ∅ Rn=Øμ Du h f T b n s=1 x 0.3 x 1.13 x 1 x 205 x 2=139 kN /baut
Momen total akan ditahan oleh kopel gaya pada pelat sayap F t ( tarik ) dan F c ( tekan ) .
Jarak kopel adalah jarak antara titik berat pelat sayap profil H
 h=d−t f =900−40=860 mm
 F t=F c =M /h
Tinjauan beban berlebihan M = M1 = 1390.28 kNm
 F t=F c =M /h=1316.49/0.860=1616.605 kN
 n=Ft /∅ R n( slip−kritik )=1616.605/ 139=11.63 ≈ 12 baut M 24
Tinjauan kombinasi beban batas M = M3 = 2381.524 kNm
 F t=F c =M /h=2381.524/0.860=2769.214 kN
 n=Ft /∅ R n( geser )=2769.214 /252=10.9889 ≈12 baut M 24
Tinjauan kondisi Overload V = V1 = 695.141 kN
 n=V 1 /∅ R n( slip−kritik )=695.141/139=5 baut M 24
Tinjauan kondisi kuat batas V = V3 = 1698.883 kN
 n=Ft /∅ R n( geser )=1698.883/252=6.741≈ 8 baut M 24
Jarak antara baut dan jarak bersih.
= 2.67d < S < 12tpterkecil
= 2.67*24 < 3*24 < 12*10
= 64.08 < 72 < 120
Jarak baut ke tepi sambungan
= 1.25d < St < 12tpterkecil
= 1.25*24 < 2 *24 < 12*10
= 30 < 48 < 120

IV.2.1.4.2.5.3. Perencanaan Disain Sambungan Baut


39
Gambar.4.9. Perencanaan Disain Sambungan Gelagar Melintang ke Rangka Utama

Analisa Sebagai Pelat Satu Arah-Analogi Profil Tee


Baut Baris Pertama: di tinjau dari atas, jarak 120 mm ke tepi atas lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌1 =120 + 80/2 = 160 mm tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 50 mm dan b = 65.5 mm
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.835
ρ 160
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=
√4.44∗210180∗53.5
160∗370
=34.682 mm

Karana tmin = 34.682 > tpelat = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan terjadi
efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f)=
1
(4∗210180∗53.5
0.835 160∗240∗19 2 )
=3.886

Nilai 𝛼 =3.886 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
40
1+ δ 1+0.835
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 160∗240∗192 )∗10−3=118.867 kN
2
 T=
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*118.867 = 326.996 kN ⇨ F1 = 475.468 kN
Baut Baris Kedua. Tinjaun baut baris ke dua ke tepi atas 200 mm. Lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌2 = 80 + 80/2 = 120 mm, tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 50 mm dan b = 65.5 mm
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.792
ρ 120
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
2 2 2
 Ab =π r =3.14 ( 24 /2 ) =452 mm
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=

4.44∗210180∗53.5
120∗370
=33.53 mm

Karana tmin = 33.53 > tpelat = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan terjadi
efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f
=
) 1
(
4∗210180∗53.5
0.792 120∗240∗192 )
=5.45

Nilai 𝛼 = 5.46 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.792
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 120∗240∗192 )∗10−3=87.06 kN
2
 T=
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*87.06 = 174.122 kN ⇨ F2 = 174.122 kN

41
Baut Baris Ketiga. Tinjaun baut baris ke dua ke tepi atas 280 mm. Lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌3 = = 80 + 100/2 = 130 mm, tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 50 mm dan b = 65.5 mm
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.8
ρ 130
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu √
=
4.44∗210180∗53.5
130∗370
=32.21 mm

Karana tmin = 32.22 > tpelat = 10 mm maka pelat sayap mengalami deformasi dan terjadi
efek prying pada baut untuk itu:
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f) (
=
1 4∗210180∗53.5
0.8 130∗240∗19 2 )
=4.99

Nilai 𝛼 = 4.99 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.80
 T= x ( ρ∗F y∗t 2f )= ( 130∗240∗192 )∗10−3=94.737 kN
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*94.737 = 378.948 kN ⇨ F3 = 378.948 kN
Baut Baris Kempat: di tinjau dari atas, jarak 360 mm ke tepi atas lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌4 = 100 + 220/2 = 210 mm tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 50 mm dan b = 65.5 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

42
(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.876
ρ 210
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=
√4.44∗210180∗53.5
210∗370
=25.348 mm

Karana tmin = 25.348 > tplat =10 mm maka pelat akan mengalami berdeformasi dan
terjadi efek prying. Terhadap kapasitas baut maka kondisi pelat adalah
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f)=
1
(4∗210180∗53.5
0.876 210∗240∗192 )
=3.22

Nilai 𝛼 = 3.22 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.876
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 210∗240∗192 )∗10−3=159.498 kN
2
 T=
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*159.498 = 637.992 kN ⇨ F4 = 637.992 kN

Baut Baris Kelima: di tinjau dari atas, jarak 600 mm ke tepi atas lebar tributary analogi
profil tee adalah 𝜌5 = 220 + 180/2 = 310 mm tinjau baut arah horizontal dan diketahui a
= 50 mm dan b = 65.5 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2

43
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.92
ρ 310
Kuat baut maksimum dimana untuk A325 Fnt = 620 MPa
2 2 2
 Ab =π r =3.14 ( 24 /2 ) =452 mm
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=

4.44∗210180∗53.5
310∗370
=20.86 mm

Karana tmin =20.86 mm > tplat =10 mm maka pelat akan mengalami berdeformasi dan
terjadi efek prying. Terhadap kapasitas baut maka kondisi pelat adalah
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f
=
) (
1 4∗210180∗53.5
0.92 330∗240∗192 )
=1.82

Nilai 𝛼 = 1.82 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.92
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 310∗240∗192 )∗10−3=241kN
2
 T=
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*241 = 964 kN ⇨ F5 = 964 kN
Baut Baris Keenam: di tinjau dari atas, jarak 780 mm ke tepi atas lebar tributary
analogi profil tee adalah 𝜌6 = 120 + 180/2 = 210 mm tinjau baut arah horizontal dan
diketahui a = 50 mm dan b = 65.5 mm.
'
 a = a+ ( 24
2 )
≤1.25 b+
24
2

(
¿ 50+
24
2)≤1.25∗65.5+
24
2
¿ 62 mm ≤93.55 mm ⇨ OKE
db 24
 b ' =b− =65.5− =53.5 mm
2 2
dh 24 +2
 δ=1− =1− =0.876
ρ 210
Kuat baut maksimum diamana untuk A325 Fnt = 620 MPa
 Ab =π r 2=3.14 ( 24 /2 )2 =452 mm2
 T =B=Ø A b Fnt =0.75∗452∗620∗10−3=210.18 kN

44
 t min =
√ 4.44 Tb'
ρ Fu
=
√4.44∗210180∗53.5
210∗370
=25.348 mm

Karana tmin = 25.348 > tplat =10 mm maka pelat akan mengalami berdeformasi dan
terjadi efek prying. Terhadap kapasitas baut maka kondisi pelat adalah
1
 α= δ ( 4 T∗b '
2
ρ∗F y ∗t f)=
1
(4∗210180∗53.5
0.876 210∗240∗192 )
=3.22

Nilai 𝛼 = 3.22 > 1 berarti profil tee mencapai lele. Berarti pelat lebih lemah dari pada
baut. Kapasitas tarik ditentukan oleh lele pada pelat.
1+ δ 1+0.876
x ( ρ∗F y∗t f )= ( 210∗240∗192 )∗10−3=159.498 kN
2
 T=
4 b' 4∗53.5
Jadi kuat tarik profil tee untuk baris pertama baut ditentukan oleh kekuatan pelat sebesar
2T = 4*159.498 = 637.992 kN ⇨ F6 = 637.992 kN
Sehingga dapat dihitung kekuatan batas plat (Mplat) sebagai berikut
 M pl=¿ (F1*715)+(F2*625)+(F3*535)+(F4*445)+(F5*265)+(F6*85)
= ( 475.468 * 780 ) + ( 174.122 * 700 ) + ( 378.948 * 620 )+( 637.992 * 520 )
+ (964* 300 ) + ( 637.992 *120) kNm
= 339959.6 + 121885.4 + 234947.76 + 331755.84 +289200 + 76559
= 1394.308 kNm
Jika dengan kapasitas WF 900 400 19 40, Mu = Ø Mp = 3693.6 . Maka kapasitas
sambungan end-plat tipe lokal adalah ± 38 % dari Mu

IV.2.1.5 Perencanaan Rangka Utama


Dalam Perencanaan ini profil yang digunakan adalah WF 850 400 19 40. Fungsi
struktur rangka utama ini adalah untuk menerima beban dari gelagar melintang yang
akan menjadi gaya tarik atau tekan disetiap member. Data WF 850 400 19 40 adalah
sebagai Tabel.4.11. berikut
Tabel.4.11. Perencanaan Rangka Utama
h mm 850
Section Index
b mm 400
Weight w kg/m 358.588
Web (tw) mm 19
Thickness
Flange (tf) mm 40
Section Area Ag mm2 469100
Moment of Inertia Jx mm4 6020x106

45
Jy mm4 427x106
Zx mm3 159 x 106
Modulus of Section
Zy mm3 32.7x106
Sx mm3 14.1x106
Elastic Sections
Sy mm3 2.1x106

IV.2.1.5.1 Batang Tekan

Dari analisis output program STAAD.Pro. gaya aksial tekan maksimum adalah Pu =
10402.181 kN = 1040.2181 T dengan panjang batang 5 m

IV.2.1.5.1.1. Hitung property Geometri Penampang WF 850 400 19 40


Dengan :
 A = 46910 mm2
 Ix = 6020x106 mm4
 Iy = 427x106 mm4
Maka:

46
 r x=
√ √ Ix
A
=
6020 x 106
469100
=113.283 mm

 r y=
√ √ Iy
A
=
427000000
469100
=30.17 mm

1 1
 J= ( 2b t +d ' w ) = ( 2∗400∗40 +770∗19 )=18827143.33 mm
3 3 3 3 4
3 3
1 ( )2 7702 6
 C w= d ' I y= ∗427000000=1.05487E+13mm
24 24
 I x + I y =6020000000+427000000=6447000000 mm4

IV.2.1.5.1.1.1 Menentukan Klasifikasi Penampang


b 400∗0.5
 Sayap =
t 40
=5 ≪ 0.56
E
Fy
=12.368 ⇨ tidak langsing

 Badan:
b 850−2∗40
tw
=
19
=40.526 ≪ 1.49
E
Fy √
=43.0126⇨ tidak langsing

IV.2.1.5.1.1.2. Tegangan Kritis Tekuk Lentur


KL 25000
=
r min 30.17
=82.863 ≪ 4.71

2
E
Fy
2

=145.35 ⇨ tekuk inelastis sehingga

π E π 200000
 F e= 2
= 2
=287.191 MPa
( KL/r ) 82.863

( )
240
 F = 0.658 287.191 F =0.705 F
cr y y

IV.2.1.5.1.1.3. Tegangan Kritis Tekuk Puntir

[ ]
2
π E Cw 1
 F e= +GJ
( K z L)
2
I x+ I y

[ ]
2
π ∗200000∗1.05487E+13 1
¿ 2
( 80 000∗18827143.33 )
50 00 6447000000
¿ 371.0342767 MPa
Fy 240
 = =0.676 ≪ 2.25⇨ berarti tekuk inelastis sehingga
F e 355.176

( )
240
 F = 0.658 371.0342767 F =0.763 F
cr y y

IV.2.1.5.1.1.4. Kekuatan Nominal Profil WF


47
Dengan Fcr tekuk-Puntir >> Fcr Tekuk Lentur (sub. y-y) maka tekuk yang terjadi adalah
tekuk Lentur

 Pn=F cr A=0.705 F y A=0.705∗240∗469100∗10−3=79354.55462 kN


 ∅ Pn=0.9∗79354.55462=71419.09916 kN > Pu=10402.181kN OKE

IV.2.1.5.1.2. Perencanaan Sambungan Baut Batang Tekan


Di coba menggunakan baut 𝜙38 mm lubang standar 𝜙+3 = 41mm (J3.3m – ASCI 2010)
dengan mutu baut A 325 sehingga Fnv = 457 Mpa (J3.2 – ASIC 2010). Itu diamenter
lubang aktual, untuk perhitugan akan dipakai diameter imanijer 𝜙 = 41 + 2 = 43 mm.
Sesuai dengan data ouput hasil staadpro batang tekan maksimum Pu adalah 10402.181
kN

IV.2.1.5.1.2.1. Tinjauan Kekuatan Geser Baut:


Rn =F nv A b
Dimana:
 Fnv = 457 Mpa
1 2 1 2 2
 Ab = π D = π 38 =1088.2 mm
4 4
Maka:
 Rn =457 x 1088.2=497307.4 N =497.3074 kN
 ϕR n=0.75 x 497.3074=373 kN /baut
Jumlah baut
Pu 10402.181
 n= = =27.888 ≈ 40 baut dengan satu sisi 20 baut
Rn 373
 ϕR n n=373 x 40=14920 kN > Pu=10402.181 kN OKE
Jarak antara baut dan jarak bersih.
= 2.67d < S < 12tpterkecil
= 2.67*38< 3*38 < 12*10
= 101.46 < 114 < 120
Jarak baut ke tepi sambungan
= 1.25d < St < 12tpterkecil
= 1.25*38 < 1.97*38 < 12*10
= 47.5 < 75< 120
48
IV.2.1.5.1.2.2. Kapasitas Tumpuan Pada Pelat Sayap

Gambar.4.10. Konfigurasi Sambungan Baut pada Batang Tekan


Rn =1.2l c t Fu ≤2.4 dt F u
 Rna =1.2∗75∗40∗370≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rna=1332 kN
 Rnb =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb=1261 kN
 Rnc =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ R nb =1261 kN
 Rnd =1.2∗71∗40∗370 ≤2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb =1261kN
 Rne =1.2∗71∗40∗370 ≤2.4∗38∗40∗370 ⇨ R nb =1261 kN
 Rnf =1.2∗71∗40∗370 ≤2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb=1261 kN
 Rng =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb=1261 kN
 Rnh=1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370⇨ R nb =1261 kN
 R¿ =1.2∗71∗40∗370 ≤2.4∗38∗40∗370 ⇨ R nb=1261 kN
 Rnj =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370⇨ Rnb=1261 kN
Maka:
 ΣR n=2 ( Rna +9 Rnb )=2 ( 1332+9∗1261 )=25362 kN
 ØR n=0.75∗Rn=0.75∗25362=19021.5 kN >¿Pu = 10402.181 kN OKE

IV.2.1.5.1.2.3. Keruntuhan Geser Blok


Rn =0.6 ⏟
Fu A nv + U bs F u A nt ≤0.6 F y A gv +U bs F u A nt
fraktur leleh

Dengan
 A gv =1122.5 x 40 x 2=89800 mm2
 Anv =( 71 x 9+ 75 ) x 40 x 2=57120 mm2
 Ant =73.75 x 40 x 2=5900.8 mm2
 U bs =1.0 ( uniform )

49
Maka

( 0.6∗370∗51440/57120+1∗370∗5900.8 ) ( 0.6∗240∗89800+1∗370∗5900.8 )
Rn = ≤
1000 1000
¿ 14863.936 kN ≤ 15114.496 kN
 ØR n=0.75 x 14863.936=11147.952 kN > Pu=10402.181 kN OKE

IV.2.1.5.2. Batang Tarik

Dari analisis output program STAAD.Pro. gaya aksial tekan maksimum adalah Pu =
4691.961 kN atau Pu = 469.1961 T dengan panjang batang 5 m.

IV.2.1.5.2.1. Kapasitas Penampang Batang Tarik.


IV.2.1.5.2.1.1. Beban Tarik Berdasarkan Kriteria Leleh Penampang Utuh:
Material baja Bj 37 denga Fy = 240 MPa dan Fu = 370 MPa. Profil WF 850 400 19 40
Dengan
 A=469100 mm2
 F y = 240 MPa
Maka
50
∅Pn = 0.9 Fy Ag = 0.9*240*= 469100 *10-3 = 112584 kN > Pu = 4691.961 kN OKE

IV.2.1.5.2.1.2. Beban Tarik Berdasarkan Kriteria Fraktur:


Ukuran baut M38 mutu A325 dengan F nv = 372 MPa F u = 370 MPa Sesuai dengan
Tabel.4.1. Faktor Shear-lag U untuk batang tarik pada buku Wiryanto Dewobroto
Struktur baja menetapkan nilai U sebagai berikut b f ≥2 /3 d ⇨ 40 ≥2/3∗¿38 ⇨ 40 ≥ 16
maka U = 0.9.
 A=469100 mm2
 An =0.96 A g = 0.96*469100 = 450336 mm2
 Ae =U A n = 0.9 *450336 = 405302.4 mm2
Maka
∅ Pn=0.75 F u Ae
= 0.75*370*405302.4 *10-3
= 112471.416 kN > Pu = 4691.961 kN OKE

IV.2.1.5.2.2. Perencanaan Sambungan Baut Batang Tarik


Di coba menggunakan baut 𝜙38 mm lubang standar 𝜙+3 = 41 mm (J3.3m – ASCI
2010) dengan mutu baut A 325 sehingga Fnv = 457 Mpa (J3.2 – ASIC 2010). Itu
diamenter lubang aktual, untuk perhitungan akan dipakai diameter imanijer 𝜙 = 41+ 2 =
43 mm. Sesuai dengan data ouput hasil staadpro batang tarik maksimum Pu adalah
4691.961 kN

IV.2.1.5.2.2.1. Tinjauan Kekuatan Geser Baut:


Rn =F nv A b
Dimana:
 Fnv = 457 Mpa
1 2 1 2 2
 Ab = π D = π 38 =1088.2 mm
4 4
Maka:
 Rn =457 x 1088.2=497307.4 N =497.3074 kN
 ϕR n=0.75 x 497.3074=373 kN /baut
Jumlah baut

51
Pu 4691.961
 n= = =12.578 ≈ 16 baut dengan satu sisi 8 baut
Rn 373
 ϕR n n=373 x 16=5968 kN > Pu=4691.961 kN OKE
Jarak antara baut dan jarak bersih.
= 2.67d < S < 12tpterkecil
= 2.67*38< 3*38 < 12*10
= 101.46 < 114 < 120
Jarak baut ke tepi sambungan
= 1.25d < St < 12tpterkecil
= 1.25*38 < 1.97*38 < 12*10
= 47.5 < 75< 120

IV.2.1.5.2.2.2. Kapasitas Tumpuan Pada Pelat Sayap

Gambar.4.11. Konfigurasi Sambungan Baut pada Batang Tarik


Rn =1.2l c t Fu ≤2.4 dt F u
 Rna =1.2∗75∗40∗370≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rna=1332 kN
 Rnb =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb=1261 kN
 Rnc =1.2∗71∗40∗370 ≤ 2.4∗38∗40∗370 ⇨ R nb =1261 kN
 Rnd =1.2∗71∗40∗370 ≤2.4∗38∗40∗370 ⇨ Rnb =1261kN
Maka:
 ΣR n=2 ( Rna +3 R nb )=2 ( 1332+3∗1261 ) =10230 kN
 ØR n=0.75 Rn =0.75∗10230=7672.5 kN > Pu=4691.961 kN OKE

IV.2.1.5.2.2.3. Keruntuhan Geser Blok

52

Rn =0.6 ⏟
Fu A nv + U bs F u A nt ≤0.6 F y A gv +U bs F u A nt
fraktur leleh

Dengan

 A gv =438.5 x 40 x 2=35080 mm2


 Anv =( 71 x 3+75 ) x 40 x 2=23040 mm2
 Ant =737.5 x 40 x 2=59000 mm2
 U bs =1.0 ( uniform )

Maka
( 0.6∗370∗23040+1∗370∗59000 ) ( 0.6∗240∗35080+1∗370∗59000 )
 Rn = ≤
1000 1000
¿ 26944.88 kN ≤ 26881.5 kN
 ØR n=0.75 x 26881.5=20161 kN > Pu=4691.961 kN OKE

IV.2.1.6. Perencanaan Elastromer


IV.2.1.6.1. Data-data Perencanaan Elastromeri
Dalam Perencanaan ini di gunakan elastromer yag berfungsi sebagai pemikul beban
vertikal pada perletakkan jembatan, karena sifat dari elastromer itu sendiri yang dapat
berotasi dan bertranslasi secara horizontal. Perencanaan bantalan jembatan (bearing
Degee) menurut pada acuan SNI-03-3967-2008 IRHD (International Rubber Hardness
Degree) Shore A dorumeter dan BMS (Bridge Manajement System) 7.2.2 dan
AASHTO M251-04 yang telah dikaji dalam Pedoman Bahan Konstruksi oleh Menteri
PU untuk toleransi dimensi dan standar elastromer yang akan digunakan.
Beban reaksi vertikal yang terjadi dari hasil output STAAD.Pro, didapatkan V maks adalah
4854.507 kN
Tabel.4.12. Reaksi Perletakan Maksimum
Hor Ver Hor Moment
Node L/C Fx kN Fy kN Fz kN Mx kNm My kNm Mz kNm
Max Fx 1 4(1.1DL+1.8LL) 6532.660 4854.386 37.018 0.000 0.000 0.000
Min Fx 13 4(1.1DL+1.8LL) 6532.660 4854.386 37.017 0.000 0.000 0.000
Max Fy 39 4(1.1DL+1.8LL) 6532.633 4854.507 -37.017 0.000 0.000 0.000
Min Fy 13 3 WIND LOAD 1.270 -0.885 -0.600 0.000 0.000 0.000
Max Fx 1 4(1.1DL+1.8LL) 6532.660 4854.386 37.018 0.000 0.000 0.000
Min Fx 27 4(1.1DL+1.8LL) 6532.633 4854.386 -37.018 0.000 0.000 0.000

53
Max Fy 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000
Min Fy 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000
Max Fx 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000
Min Fx 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000
Max Fy 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000
Min Fy 1 1 DEAD LOAD 3270.901 4854.386 19.074 0.000 0.000 0.000

IV.2.1.6.2. Perencanaan bahan Elastromer


Tabel.4.13. Perencanaan Bahan Elastromer
No Nama
1 IRHD 70
2 Panjang (L) 1250 mm
3 Lebar (w) 1250 mm
4 Shear modulus (G) 1.2 MPa
5 Bulk modulus (B) 14 mm
6 Tebal selimut (tc) 23 mm
7 Tebal lapisan dalam (ti) 25 mm
8 Tebal efektif (te) 1.4 x ti = 35 mm
9 Jumlah Pelat baja (n) 5 bh
1 0 Tebal beja 5 mm
11 Tebal total elastromer (T) 200 mm
12 Luas total karet Ar 1562500 mm2
13 Tebal side cover (tsc) 10 mm
14 Batas tegangan delaminasi (𝜎) 7 MPa

IV.2.1.6.3. Kontrol Elastromer


 Luas elastromer yang diperukan:
V max 4854 .507 x 103 2 2
A Perlu = = =692215.2857 mm ≪ A r=1562500 mm
σ 7
 Faktor Bentuk (Dhape Factor)
Ar
 S= ………………………………………………….BMS ps 8.3.5
lp x te
 lp = 2 ( L+W )
Sehingga
54
1562500
S= =8.93
2∗( 1250+1250 )∗35
Syarat faktor bentuk untuk perletakan laminasi BSM ps. 8.3.6
4 < S<12 ⇨4 <8.93<12 OKE
 Cek Tegangan Izin
V max 4854.507 x 103
 σ s= = =3.107 MPa
Ar 1562500
Syarat tegangan bantalan dengan deformasi geser yang dikekang
σs ≤ 1.1 G. S ⇨ 3.107 MPa ≤11.7876 MPa OKE
 Cek stabilitas
L 1250
 H≤ ⇨200 mm ≤ =416.57 mm OKE
3 3
W 1250
 H≤ ⇨ 200 mm≤ =416.57 mm OKE
3 3
 tsc ≤ 0.7 ti ⇨ 10 mm ≤0.7∗25=17.5 mm OKE

Gambar.4.12. Penampang Elastromer

IV.2.1.7. Perencanan Pelat Injak Pelat Injak


IV.2.1.7.1. Data Perencanaan Pelat Injak
Dalam perencanaan ini pelat injak akan menggunakan perkersaan kaku dengan data-
data sekunder yang didapat dari survey sebagai berikut:
 Lalu lintas dua jalur terbagi dua lajur dua arah
 UR = 30 tahun
 CBRtanah dasar = 5%
 Data lalu lintas
Tabel.4.14. LHR Pada Ruas Jalan Baucau – Lautem Lospalos
55
Jenis Kendaraan Volumen (kend/hari)
Saloon Cars, 4WDs, Jeeps, Pick-Ups (1+1) ton 131
Buses (3+5) ton 190
Trucks 2 as (2+4) ton 164
Truck 3 as (6+14) ton 15
Truck gandengan (6+14+5+5) ton 3
Jumlah 372

IV.2.1.7.2. Perencanaan Perkerasaan Semen Beton:


a). Tipe tulangan memanjang,
b). Tipe tulangan melintang dengan ketentuan sebagai berikut:
 Kuat tarik lentur = 4,25 Mpa (fc = 30 MPa ≈ 300 kg/cm2)
 Bahan pondasi bawah stabilisasi semen 100 mm
 Mutu baja tulangan
 BJTU 32 (fy = 32 Mpa ≈ tegangan leleh 3200 kg/cm2) untuk BMDT
 BJTU 24 ( fy = 24 MPa ≈ tegangan leleh 2400 kg/cm2) untuk BBDT
 Tanpa bahu jalan beton
 Antara pelat beton dan lapis pondasi bawah diberi lapis bounder breaker dengan
koefisien gesek μ = 1,5
Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-masing jenis kendaraan
niaga dan JSKNH
Menghitung Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) rencana
JSKN UR =365∗JSKN H x R
lajur
JSKN UR =JSKN UR∗C
79,1+113,3
Untuk Umur Rencana 30 tahun, i = 7 % didapat R= =96,2 (SNI-14-2003
2
Tabel 3 Faktor pertumbuhan lalu-lintas ( R) dan C = 0.45 untuk dua lajur dua arah (SNI
-14-2003 Tabel 2 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C)
kendaraan niaga pada lajur rencana)
JSKN UR =365∗JSKN H x R=365∗750 x 96,2 ¿ 26334750
lajur
JSKN UR =JSKN UR∗C=26334750∗0.45 ¿ 11850637.5

56
Menghitung jumlah repetisi komulatif tiap kombinasi konfigurasi/beban sumbu pada
lajur rencana
Tabel.4.15. Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya
konfi beban sumbu (ton) Jml STRT STRG STdRG
Jml
Jenis smb/ Jml
RG RG kend. BS JS BS JS BS JS
Kend RD RB kend smb
D B (bh) (t) (bh) (t) (bh) (t) (bh)
(bh)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
MP 1 1 - - 131 - - - - - - -
Bus 3 5 - - 190 2 380 3 190 5 190 - -
Truk 2 2 164 - - - -
2 4 - - 164 2 328
as kecil 4 164 - - - -
Truk 3 as 6 14 - - 15 2 30 6 15 - - 14 15
6 3 - - 14 3
Truck
6 14 5 5 3 4 12 5 3 - - - -
gandeng
5 3 - - - -
Total 750 542 190 18

Memilih tipe struktur perkerasaan


 Sifat dan jenis struktur
 Menggunakan Ruji (Dowel)
 Tanpa bahu beton
 Lapisan pondasi 100 mm
 CBRtanah dasar = 5 %
 CBReffektip = 14%
 FKB = 1,2
 Jenis perkerasan: sambungan memanjang dan melintang
Tabel.4.16. Repetisi Beban Kendaraan.
Jenis Beban Jumlah Proporsi Proporsi Lalu-lintas Repetisi
Sumbu Sumbu (ton) Sumbu Beban Sumbu Rencana yang terjadi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6 18 0.033 0,66 11850637.5 258106.8848
5 6 0.011 0,66 11850637.5 86035.62825
STRT 4 164 0.303 0,66 11850637.5 2369890.487
3 190 0.350 0,66 11850637.5 2737497.263
2 164 0.303 0,66 11850637.5 2369890.487
Total 542 1

57
STRG 5 190 1 0,25 11850637.5 2962659.375
Total 190 1
STdRG 14 18 1 0,08 11850637.5 948051
Total 18 1
Komulatif 11850637.5

IV.2.1.7.3. Menghitung Kekuatan Pelat Beton


 Dengan data langka ketiga gunakan gambar grafik
Lalu lintas luar kota dengan ruji fcf = 4,25 FKB = 1,2 CBRtanah dasar = 5 % dan repetisi
sumbu = 1.18 x 107 maka didapat pendekatan tebal perkerasan = 250 mm
 Beban rencana per roda
60
 STRT = x 1,2=36
2
50
 STRG= x 1,2=15
4
140
 STdRG= x 1.2=21
8
Gunakan Tabel.5. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu
Beton (SNI-14-2003 Perencanaan perkerasan jalan beton semen). Untuk kondisi tanpa
bahu beton, tebal pelat 250 mm dan CBRtanah dasar = 5 % untuk menentukan besaran-
besaran sebagai berikut:

Tabel.4.17. Faktor Erosi (beton bertulan) dan Faktor Ratio Tegangan (FRT)

Faktor Erosi (beton


Tegangan Setara Faktor Ratio Tegangan (FRT)
bertulan)
TESTRT 0.77
TE STRT =0.77 TE STRT =1,94 FRT STRT = = =0.18
f cf 4.25
TE STRG 1.33
TE STRG=1.33 TE STRG=2.54 FRT STRG = = =0.31
f cf 4.25
TE STdRG 1.23
TE STdRG=1.23 TE STdRG=2.63 FRT STdRG = = =0.29
f cf 4.25

Tabel.4.18. Analisa Fatik Dan Beban Repitisi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan,
Dengan / Tanpa Bahu Beton
Jenis Beban Beban Repetisi yang faktor Analisa fatik Analisa Erosi
58
Rencana
Sumbu tegangan Persen Persen
Sumbu Per roda terjadi Repetisi Repetisi
ton (kN) dan erosi Rusak Rusak
(kN) Ijin Ijin
(%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6(60) 36.00 258106.8848 TT 0 TT 0
5(50) 30.00 86035.62825 TE = 0.77 TT 0 TT 0
STRT 4(40) 24.00 2369890.487 FRT = 0.18 TT 0 TT 0
3(30) 18.00 2737497.263 FE = 1.94 TT 0 TT 0
2(20) 12.00 2369890.487 TT 0 TT 0
TE = 1.33
STRG 5(50) 15.00 2962659.375 FRT = 0.31 TT 0 TT 0
FE = 2.54
TE = 1.23
STdRG 14(140) 21.00 948051 FRT = 0.29 TT 0 1 x 106 33,75
FE = 2.63
Total 0 <100% 1 x 106 <100%

V.2.1.7.4. Perencanaan Penulangan Pelat Injak


Rencana penulangan pelat beton untuk perkerasan beton semen untuk
a. Tipe tulangan memanjang,
b. Tipe tulangan melintang.
Rangkuman data dengan ketentuan stuktur sebagai berikut
 Tebal pelat 250 mm
 Lebar Pelat = 2 x 3,5m (untuk 2 lajur dua arah tanpa median)
 Koefisien gesekan dengan lapis pemecah lekatan dengan μ = 1,5
 Untuk baja BJTU 24, kuat tarik leleh f y = 240 Mpa, kuat tarik ijin F s = 0.6 x Fy =
0,6 x 240 = 144 MPa.
 Berat isi beton = 2400 kg/m3
 Gravitasi g = 9,81 m/det2

IV.2.1.7.4.1 Tulangan Memanjang

59
μ . L. M . g . h 1.5∗3∗2400∗9.81∗250 2
 As perlu = = =91.97 mm /m'
2 Fs 2∗144
 Asmin =0.14 %∗luas pelat
¿ 0.0014∗250∗1000=350 mm2 /m ' > As perlu
Gunakan tulangan Ø 19 – 200 mm ⇨ 1417,6 mm2

IV.2.1.7.4.2. Tulangan Melintang


μ . L. M . g . h 1.5∗7∗2400∗9.81∗250 2
 As perlu = = =214.60 mm /m'
2 Fs 2∗144
 Asmin =0.14 %∗luas pelat
2
¿ 0.0014∗250∗1000=350 mm /m ' > As perlu
Gunakan tulangan Ø 16 – 200 mm ⇨ 1005,3 mm2

IV.2.2. STRUKTUR BAWAH


IV.2.2.1. PERENCANAAN ABUTMENT
IV.2.2.1.1. Data Perencanaan Abutment

Gambar.4.13. Abutment

60
Tabel.4.19. Bahan/Material Abutment dan Data Tanah
Bahan/Material Abutment Data Tanah
Kuat tekan beton Fc’ 40 Mpa ws 18.5 kN/m3
Tanah timbunan
Mutu tulangan Fu 370 Mpa ø 24 o

(Pasir)
Tegangan lele baja Fy 400 Mpa c 0
Modulus Elastis ws 18.91 kN/m3
Ec 2x10 5
Kg/cm 2

beton Tanah asli pada dasar


Berat jenis beton Abutment (Lempung) ø 26.38 o

BJ 2400 Kg/cm 3

bertulang c 2.21 kN/m3


Faktor beban tekanan tanah U
γ TA 1.25
vertikal kondisi batas ultimit
Faktor beban tekanan tanah
U
Faktor beban keadaan U
Aktif lateral kondisi batas γ TA 1.25
γ MS 1,3
batas ultimit ultimit
Faktor beban tekanan tanah
U
pasif lateral kondisi batas γ TA 1.4
ultimit

IV.2.2.1.2. Perencanaan Pembebanan Abutment


IV.2.2.1.2.1. Berat Sendiri Abutment
Tabel.4.20. Berat Sendiri dan Momen Terhadap Titik Guling E Akibat Berat Sendiri
Abutment
Penampang Leng x Mx Leng
No Beban V kN My (kNm)
x (m) y (m) (m) (kNm) y (m)
1 11 1.2 494.208 0.80 395.366 0.6 296.525
2 4.7 0.4 35.194 1.57 55.254 1.4 49.271
3 1.6 0.4 11.981 0.80 9.585 1.4 16.773
4 4.7 0.4 35.194 7.87 276.974 1.4 49.271
5 3.2 0.5 29.952 2.93 87.759 1.9 55.411
6 3.2 0.9 107.827 3.20 345.047 2.6 274.959
7 1.6 2.7 161.741 0.80 129.393 3.0 477.135
61
8 0.4 1.1 8.237 0.20 1.647 3.1 25.287
9 0.7 0.8 10.483 1.95 20.442 3.3 34.280
10 0.7 0.8 10.483 1.95 20.442 3.5 37.006
11 0.7 0.5 13.104 1.95 25.553 4.1 53.071
12 0.4 0.5 7.488 0.20 1.498 4.1 30.326
13 0.9 0.91 30.663 1.85 56.727 4.8 145.958
14 0.4 0.29 4.343 1.60 6.949 5.0 21.715
15 2.5 2.21 206.856 3.55 734.339 4.1 850.178
16 4.7 --- 108.688 3.95 429.316 3.2 344.539
17 4.717 --- 109.081 4.73 515.951 1.4 149.440
18 3.979 --- 53.955 4.30 232.008 3.2 171.038
19 4.014 --- 54.430 4.97 270.516 1.3 71.847
20 Beban Luar 4854.507 0.80 3883.606 --- ---
Total 𝛴V 6348.414 𝛴MRx 7498.371 𝛴MRy 3154.033

IV.2.2.1.2.2. Menghitung Tekanan Tanah Lateral


Koefisien tekanan tanah aktif
 K a =tan ( 45 −∅/2 ) =tan ( 45 −24 /2 )=0.42
2 o 2 o o

Tabel.4.21. Tekanan Lateral


Titik Beban H (t) y (m) M (tm)
Pa 1 q∗H∗K a∗γ TA
U
13.56 * 4.80 * 0.42*1.25 34.1712 2.4 82.01088
Pa 2 2
0.5 H γ b K a∗γ TA
U
0.5*4.802 * 18.5 * 0.42*1.25 111.888 1.6 179.0208
Total 𝛴H 146.0592 𝛴MLT 261.03168

IV.2.2.1.2.3. Pengecekan Terhadap Abutment.


IV.2.2.1.2.3.1. Stabilitas Terhadap Guling
Σ M R 7498.371
F gl = = =28.72>1.5 OKE
Σ M ¿ 261.03168

IV.2.2.1.2.3.2. Stabilitas Terhadap Geser


ΣV MS tan ∅ 6348.414 tan 26.38o
F gs = = =21.98> 2OKE
ΣV ¿ 146.0592

62
IV.2.2.1.2.3.3. Stabilitas Terhadap Keruntuhan
Garis kerja resultan gaya horizontal akibat berat sendiri abutment terhadap titik
guling E
Σ M R−Σ M gl 7498.371−261.03168
e y= = =1m
ΣW 6348.414
Garis kerja resultan gaya lateral terhadap titik guling E
Σ M R−Σ M gl 3154.033−261.03168
ex = = =0.4 m
ΣW 6348.414
Lebar efektif: B’ = B – 2e = 11 – 2*0.4 = 10.4 m
Maka A’ = B’ * L = 10.4 * 1 = 10.4 m2

IV.2.2.1.2.3.3.1. Hitung Daya Dukung Pada Dasar Pile Cap Abutmet

Sesuai dengan data analisis pada abutment mendapatkan data beban yang
bekerja pada abutment berupa data-data sebagai berikut:
 Gaya horizontal 𝛴H = 146.059 kN
 Gaya vertikal adalah 𝛴 W = 6348.414 kN
Dengan Ø = 26.38o maka dapat ditentukan faktor-faktor daya dukung sesuai dengan
Brinch Hansen sebagai berikut:
tan 2 ( 45 o+ ∅ /2 )=e ( π tan 26.38 ) tan 2 ( 45 o+ 26.38o /2 )=12.733
o
( π tan ∅ )
 N q =e
o
 N c =( N q−1 ) ctg ∅=( 12.733−1 ) ctg 26.38 =23.657
o
 N γ =1.5 ( N q −1 ) tan ∅=1.5 ( 12.733−1 ) tan26.38 =8.729
Faktor kemiringan beban

[ ] [ ]
5 5
0.5 H 0.5∗146.059
 i q= 1− 'c
≥ 0= 1− o
=0.998
V + A ctg ∅
a
8853.725+10.4∗2.21∗ctg 26.38
1−i q 1−0.997
 i c =i q− =0.998− =0.998
N q −1 12.733−1
Kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi di permukaan menurut Brinch Hansen
(Df = 0, faktor kedalaman dc = dq = dγ =1, faktor bentuk sc = sq = sγ =1).
'
q u=q un=i c c N c + 0.5 B γ N γ
¿ 0.998∗22.1∗23.657+ 0.5∗9.26∗18.91∗8.729
2
¿ 1380.114 kN /m

63
q un 2
Jika Sf =3 ⇨q s= =460.038 kN /m
3
'
V max =q s∗A =460.038∗10.4=4784.395 kN < Σ W =6348.414 kN
Karena daya dukung pile cap abutment tidak tahan terhadap beban vertikal yang ada
maka pondasi harus didukung dengan tiang pancang.

IV.2.2.1.2.3.3.2. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang Pada Abutment


IV.2.2.1.2.3.3.2.1. Data Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Abutment

Gambar.4.14. Konfigurasi Tiang Abutment dan Abutment

Tabel.4.22. Data Bahan dan Data Tanah


Bahan/Material Pondasi Abutmen Data Tanah
Kuat tekan beton Fc’ 30 Mpa Tanah asli pada ws 18.91 kN/m3
Mutu tulangan Fu 370 Mpa dasar Abutment ø 26.38 o

Tegangan lele baja Fy 240 Mpa (Lempung) c 2.21 kN/m3


Modulus Elastis beton Ec 2x105 Kg/cm2
Faktor beban tekanan tanah U
Berat jenis beton γ TA 1.25
BJ 24 kN/m 3
vertikal kondisi batas ultimit
bertulang
U U
Faktor beban keadaan batas γ MS 1,3 Faktor beban tekanan tanah γ TA 1.25

64
Aktir lateral kondisi batas
ultimit
ultimit Faktor beban tekanan tanah
U
pasif lateral kondisi batas γ TA 1.4
ultimit

Tabel.4.23. Dimensi Pile Cap, Data Tiang Bor dan Beban Maksimum yang Bekerja
pada Tiang Pancang Abutment
DIMENSI PILE CAP
Lebar B 11 m Tebal hp 1.2 m
Panjang L 15 m Tebal ht 1.6 m
Tebal kolom hx 1.6 m Panjang Lx 4.7 m
DATA TIANG BOR
Diameter d 1 m Panjang Ltian 20 m
Jumlah baris tiang bor ny 7 bh
Jumalah tiang bor satu baris nx 5 bh
Jarak tiang bor arah x x 1 m
Jarak tiang bor arah y y 1.0 m
Jarak pusat tiang bor terluar terhadap sisi luar pile-cap a 1.5 m
BEBAN YANG BEKERJA
Beban vertikal yang bekerja pada pile cap V 6348.414 kN
Eksentrisitas beban vertikal pada sumbu x terhadap titik pusat ex 0.4 m
Eksentrisitas beban vertical pada sumbu y terhadap titik pusat ey 1 m
Momen arah x akibat eksentrisitas yang ex V x ex 2539.36 kNm
Momen arah y akibat eksentrisitas yang ey V x ey 6348.414 kNm
HITUNG BEBAN TIANG MAKSIMUM
Banyaknya tiang n 35 Buah
Absis maksimum ym 7.00 m
Ordinat maksimum xm 4.4 m
2 2 3 2
Σ x =5∗4.3 + 5∗2.3 +5∗0.3 119.55 m2
2 2 3 2 2
Σ y =7∗7 +7∗5 + 7∗3 +7∗1 588 m2

65
ΣV M y x max M x y max 8853.725 2539.36∗4.4 6348.414∗7
Pmax = ± 2
± 2
= ± ± = 209.85 kN
n ny Σ x nx Σ y 35 7∗119.55 5∗588
H 146.0592
H max = = . 4.173 kN
n 35

IV.2.2.1.2.3.3.2.2. Daya Dukung Tiang Pancang


IV.2.2.1.2.3.3.2.2.1. Daya Dukung Aksial Tiang Pancang
Berdasarkan Kekuatan Bahan
Bentuk penampang tiang pancang: BETON PRACETAK
Kekuatan Tekan Beton Fc’= 30 MPa
Tegangan Ijin beton Fc = 0.3*fc’*1000 9000 kN/m2
Luas penampang tiang bor A = 1/4πd2 0.785 m2
Panjang tiang bor Ltiang 20 m
Berat tiang bor W = A*L*Wc 376.8 kN
Daya dukung ijin tiang bor Pijin = A*fc-W 6688 kN

Berdasarkan Kekuatan Tanah


Menurut Terzaghi dan Thomlinson
qult = 1.3*C*Nc + γ*Df*Nq + 0.6*γ*B*Nγ
kedalaman tiang bor Df = 20 m
Diamenter tiang bor d= 1 m
Parameter tanah pada ujung tiang bor
Berat volume tanah γ1 = 18.91 kN/m3
Sudut gesek dalam Ø1 = 26.38 o

Kohesi C1 = 22.1 kN/m2


Berat volume tanah γ2 19.62 kN/m3
=
Sudut gesek dalam Ø2 38 o

=
Kohesi C2 24.66 kN/m2
=
Faktor daya dukung Menurut Thomlinson
Layar 1

66
Nc = (228+4.3*Ø)/(40- 25.068
Ø)
Nq = (40+5*Ø)/(40-Ø) 12.62
Nγ = (6*Ø)/(40-Ø) 11.62
Layar 2 24977
Nc = (228+4.3*Ø)/(40- 96
Ø)
Nq = (40+5*Ø)/(40-Ø) 55
Nγ = (6*Ø)/(40-Ø) 54
qult = 1.3*C*Nc + γ*Df*Nq + 0.6*γ*B*Nγ 30533 kN/m2
Luas penampang A = 1/4πd2 0.785 m2
Angka keaman 3
SF
Daya dukung ijin tiang bor Pijin = A*qult/SF 7989.468 kN

Menurut Meyerhoff data pengujian (SPT)


qult = 40 * N' (dalam Ton/m2) dengan N' = nilai SPT terkoreksi,
Nilai SPT hasil pengujian, N= 50 pukulan/30 cm
Nilai SPT terkoreksi, N' = 15 + 1/2*(N - 15) = 32.5 pukulan/30 cm
qult = 40 * N' = 1300 Tom/m2 = 13000 kN/m2
Luas penampang tiang bor, A = π / 4 * D2 = 0.7854 m2
Angka aman, SF = 3
Daya dukung ijin tiang bor, PIjin = A * qult / SF = 3403.4 kN

Tabel.4.24. Rekapitulasi Daya Dukung Aksial Tiang Pancang

No Uraian Daya Dukung Aksial Tiang Bor P (kN)


1 Berdasarkan kekuatan bahan 6688
2 Pengujian Lab. Hasil boring (Terzaghi dan Thomlinson) 7989.468
3 Pengujian SPT ( Meyerhoff) 3403.4
Daya dukung terkecil P= 3403.4

Efiseiensi Kelompok Tiang


Jumlah baris tiang bor nx = 5 buah

67
Jumlah tiang bor dalam satu baris ny = 7 buah
Jarak antara tiang bor arah x x= 2 m
Jarak antara tiang bor arah y y= 2 m
Jarak antara tiang bor terkecil s= 2 m
Diameter tiang bor d= 1 m
Daya dukung terkecil P= 3403.4 kN
Ef = [2*(ny+nx-2)*S+4*D / (π*D*ny*nx) = 0.4
P ijin = P*Ef = 1361.36 kN
Diambil daya dukung aksial yang ijin tiang bor 1300 kN

IV.2.2.1.2.3.3.2.2.2. Daya Dukung Lateral


Data Daya Dukung Lateral Tiang Pancang

Gambar 4.15. Diagram Tegangan Tanah Pasif Pada Tiang Abutment


Kedalaman ujung tiang
Lp = ha 1.2 m
Sudut gesek dalam disekitar tiang Ø= 30 o

Panjang tiang bor L= 20 m


Ld = 1/3 *L 6.67 m
Panjang pile cap L= 15 m
68
Berat jenis tanah di sekitar tiang Ws = 24 kN/m2
Koefisien takanan pasif tanah Kp = tan (45+Ø/2)
2
3
Diagram Tekanan Tanah Pasif Efktif
Tabel.4.25. Diagram Tekanan Tanah Pasif Efktif
p1 p2 Panjang bagian F thd.O M
KODE
kN/m2 kN/m2 Notasi m kN (m) kNm
F1 0.000 111.654 La = 1.200 1339.848 7.07 9472.725
F2 111.654 163.26 Ld / 4 = 1.670 4591.064 5.56 25526.315
F3 163.260 154.872 Ld / 4 = 1.670 5312.804 3.89 20666.809
F4 154.872 86.4 Ld / 4 = 1.670 4029.242 2.2 8864.333
F5 86.400 0.000 Ld / 4 = 1.670 1442.880 0.55 793.584
𝚺F = 16715.84 𝚺M = 65323.766

M 65323.766
L 2= = =3.907896
F 16715.84
Jumlah momenterhadap titik S : ΣMS=0
Maka F ( 2∗L2 )=H∗( L2+ Ld + La )
F ( 2∗L2 )
Gaya lateral H= =11008.48 kN
L2 + Ld + La
Jumlah baris tiang ny = 7
Jumlah tiang per baris nx = 5
H
Gaya lateral untuk satu tiang : h= =7863.202 kN
N y∗N x
Angka keamanan SF = 3
h
Daya dukung ijin lateral tiang bor hijin = =2621.067 kN > H = 4.173 kN OKE
SF
Momen Pada Tiang Bor Akibat Gaya Lateral
Tabel.4.26. Momen pada Tiang Bor Akibat Gaya Lateral
Fi * yi (kNm) Diagram
hi Mhi
Kode F1 F2 F3 F4 F5 Mi
m kNm
1339.848 4591.064 5312.804 4029.242 1442.88 kNm
1.20
M1 13210.18 0 0 0 0 0 13210.18
0
M2 2.87 31594.34 2237.55 0 0 0 0 29356.8
69
0
4.54
M3 49978.51 4475.09 7667.08 0 0 0 37836.34
0
6.21
M4 68362.68 6712.64 15334.15 8872.38 0 0 37443.5
0
7.88
M5 86746.84 8950.18 23001.23 17744.77 6728.83 0 30321.83
0
10 110084.83 11790.66 32734.28 29007.91 15270.83 3058.91 18222.23
11 121093.31 13130.51 37325.35 34320.72 19300.07 4501.79 12514.88
12 132101.79 14470.36 41916.41 39633.52 19300.07 5944.67 10836.76

Momen Terbesar M =37836.34 kNm


Jumlahbaris tiang=N y =7
Jumlahtiang per baris ,=N x =5
Angka aman, SF=3

M 37836.34
M max = = =360.3461kNm
(SF∗nx∗ny ) 3∗7∗5

IV.2.2.1.2.3.3.3. Penurunan Pondasi Tiang Pancang pada Abutment

70
Gambar 4.16. Penurunan dan Penyebaran Beban Pada Abutment

Penurunan Segera
Data-Data Perhitungan Penurunan Segera
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld1 = 17.5 m
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld2 = 25 m
Tebal lapisan konsolidasi h1
5 m
=
Tebal lapisan konsolidasi h2 = 10 m
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 1 B1’ = 16.5 m
Panjang pada titik kontak beban pada lapisan 1 L1’
20.5 m
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 2 B2’ = 21.5 m
Panjang pada titik kontak beban pada lapisan 2 L2’
25.5 m
=

71
Hitungan Penurunan Segera
Tabel.4.27. Hitungan Penurunan Segera pada Abutment
H/B = q μ1 μ 2 q n B
Lapisan D/B = L/B ∆ ρ= ( kN /m2) Si= (m)
L/B A' E
1 μo = 0.65 μ1 = 0.7 18.76 0.02
2 μo = 0.65 μ1 = 0.7 11.57 0.0028
Σ Si 0.0228

Penurunan Konsolidasi
Data-data Perhitungan Penurunan Konsolidasi
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke permukan tanah L d1
17.5 m
=
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld2 = 25 m
Tebal lapisan konsolidasi h1 = 5 m
Tebal lapisan konsolidasi h2 = 10 m
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke titik kontak beban Z1
2.5 m
=
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke titik kontak beban Z2
10 m
=
Berat Jenis pada lapisan 1 𝛾t1
19.62 kN/m3
=
Berat Jenis pada lapisan 2 𝛾t2
19.6 kN/m3
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 1 B1’
16.5 m
=
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 1 L1’
20.5 m
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 2 B2’
21.5 m
=
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 2 L2’
25.5 m
=
Beban yang vertikal yang terjadi V 6348.41
kN
= 4
Indek kompresik lapisan tanah kompresil pada lapisan 1 Cc1
0.3278
=
Indek kompresik lapisan tanah kompresil pada lapisan 2
0.3156
Cc2=
Angka pori pada lapisan 1 eo1 = 1.6790
72
Angka pori pada lapisan 2 eo2 = 1.2369

Hitungan Penurunan Kosolidasi


Tabel. 4.28. Hitungan Penurunan Konsolidasi
q ∆e
∆ ρ= ρ0 =z∗γ sat ρo + ∆ ρ Sc = ∗H
Lps A' ∆ e=Cc∗log 1+eo
(kN/m2) ρo
(kN/m2) (m)
1 18.76 343.35 0.0076 0.014
2 11.57 490 0.0032 0.014
Σ Sc 0.028

Total penurunan
St =Si + Sc =0.0228+ 0.028=0.0508 m ≈ 50.8mm

IV.2.2.1.4. Perencanaan Penulangan Abutment


IV.2.2.1.4.1. Perencanaan Penulangan Kepala Abutment

Gambar 4.17. Pembebanan pada Kepala Abutment

IV.2.2.1.4.1.1. Perencanaan Pembebanan


Gaya Vertikal
Tabel.4.29. Gaya Vertikal yang Bekerja pada Kepala Abutment Akibat Berat Sendiri
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)

1 4.343 * 10.78 = 52.03 0.2 10.41

2 206.856 * 11.98 = 2478.134 0.45 1115.16

P 6.78 0.65 4.407

73
𝚺V 2536.904 𝚺M 1129.977

Gaya Horizontal
Koefisien tanah aktif
K a =tan 2 ( 45 o−∅/ 2 ) =tan 2 ( 45 o−24 2 /2 )=0.42
Tabel.4.30. Tekanan Lateral pada Kepala Abutment
Titik Beban H (t) y (m) M (tm)
Pa 1 q∗H∗K a∗γ TA
U
13.56 * 1.31 * 0.42*1.25*11.98 111.72 0.67 74.85
Pa 2 2
0.5 H γ b K a∗γ TA
U
0.5*1.312 * 18.5 *0.42*1.25*11.98 99.839 0.44 43.929
Total 𝛴H 211.559 𝛴MLT 118.14

IV.2.2.1.4.1.2. Perhitungan Tulangan Kepala Abutment


Data-data penulangan kepala Abutment
 Mu = 1129.977– 118.14= 1011.837 kNm
 Pu = 2536.904 kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 D = h – selimut beton – 𝜑 senkang – ½ 𝜑 = 500 – 40 – 16 – 10 = 434 mm
 b = 1000 mm
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 1011.837 x 10
6
 K= 2
= 2
=6.71 MPa
∅ b d 0.8 x 1000 x 434
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
74
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=6.71 MPa oke

 a= 1− 1−( √ 2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 6.71
0,85 x 40 )
x 434

¿ 96.345 mm
Tulangan Pokok (As)
0.85 x f 'c x a x b 0.85 x 40 x 96.345 x 1000
 A s= = =8189.325 mm2
fy 400
1,4 1,4
 A S ,U ≤ bd= x 1000 x 434=1519 mm2 OKE
fy 400

 A S=
√f c bd=
√ 40 ∗1000∗434=1715.536 mm 2 OKE
4 Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=8189.325 mm2


Dipakai tulangan D20 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 314.2 mm2
A sd 314.2 x 103
Jarak tulangan s= = =38.37 mm ⇨ dipakai 35mm
A S 8189.325
Jumlah tulangan (n)
A S 8189.325
n= = =26.0⇨ dipakai 28 batang
A sd 314.2
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D20 - 35 dengan As = 8797.6 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 2536.904 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗434
 Vu> = = =¿ 171553.563 N ≈ 171.55
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=2536.904 kN > =171.55 kN (membutuhkan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel

75
V u−φ V c 2536.904−343.107
 V s= = =2925.06 kN
φ 0.75
1
3√ c
 V s> f bd

1
V s =2925.06> ∗√ 40∗1000∗434∗10 =914.95 kN
−3
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
V s∗S 2925.06∗1000 2
 A v, u= = =16.849 mm
F y∗d 400∗434
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000 2
 A v, u= = =833.33mm
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2
1
Dengan V s > √ f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 10 mm sehingga
3 c
dapat dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut:
n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗10 2∗1000
s= = =158.954 mm
A v ,u 988.21
d 884
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=158.954 mm ≤ =217 mm OKE
2 2

IV.2.2.1.4.2. Penulangan Badan Abutment

76
Gambar 4.18. Pembebanan untuk Badan Abutment

IV.2.2.1.4.2.1. Perencanaan Pembebanan


Gaya Vertikal
Tabel.4.31.Gaya Vertikal pada Badan Abutment Akibat Berat Sendiri
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
3 95.8464 * 11.98 = 1148.24 0.8 918.59
4 5.9904 * 11.98 = 71.76 0.2 14.35
5 13.4784* 11.98* = 80.73 0.2 16.15
6 13.104* 11.98 = 156.98 0.35 54.95
7 20.9664 * 11.98 =125.59 0.35 43.96
P 4854.507 0.8 3883.61
𝚺V 6437.82 𝚺M 4931.60

Gaya Horizontal
Koefisien tekanan tanah aktif
K a =tan ( 45 −∅/2 ) =tan ( 45 −24 /2 )=0.42
2 o 2 o 2

Tabel.4.32. Tekanan Lateral Pada Badan Abutment


Titik Beban H (t) y (m) M (tm)
Pa 1 q∗H∗K a∗γ
U
13.56 * 1.6 * 0.42*1.25*11.98 136.46 0.8 109.168
TA

Pa 2 0.5 H 2 γ b K a∗γ UTA 0.5*1.62 * 18.5 * 0.42*1.25*11.98 297.87 0.53 148.935

Total 𝛴H 434.33 𝛴MLT 258.103

IV.2.2.1.4.2.2 Perhitungan Penulangan Badan Abutment


Dengan data
 Mu = 4931.60 – 258.103 = 4673.497 kNm
 Pu = 6437.82kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 d = h = 850 mm
 b = 1000 mm

77
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 4673.497 x 106
 K= 2
= =8.085 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 8502
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=8.085 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 8.085
0,85 x 40 )
x 850

¿ 234.46 mm
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 234.46 x 1000 2
 A s= = =19929 mm
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ≥ A smin bd= x 1000 x 850=2975 mm
fy 400

 A S ≥ A smin=
√f c bd =
√ 40 ∗1000∗850=3359.92mm 2
4 Fy 4∗400
Dipilih yang besar yaitu A S=19929 mm2
Dipakai tulangan D32 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 804.358 mm2
A sd 804.358 x 103
Jarak tulangan s= = =40.35 mm ⇨ dipakai 40 mm
AS 19929
Jumlah tulangan (n)
A S 19929
n= = =24.77⇨ dipakai 26 batang
A sd 804.3

78
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D32 - 40 dengan As = 20911.8 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 6437.82 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗850
 Vu> = = =¿ . 335992 N ≈ 335.992
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=6437.82 kN < =335.992kN ( membutuhkan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
V u−φ V c 6437.82−671.984
 V s= = =7687.78
φ 0.75
1
 V s> √ f bd
3 c
1
V s =7687.78 kN > ∗√ 40∗1000∗850∗10−3=1791.95 kN
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
V s∗S 7687.78∗1000 2
 A v, u= = =22.6 mm
F y∗d 400∗850
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000
 A v, u= = =833.33mm 2
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2
1
3√ c
Dengan V s > f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 16mm sehingga dapat

dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut


n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗16 2∗1000
 s= = =406.92
A v ,u 988.21
d 850
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=406.92mm ≤ =425 mm OKE
2 2

IV.2.2.1.4.3. Perencanaan Penulangan Pile Cap Abutment


79
Gambar 4.19. Pembebanan untuk Pile Cap Abutment

IV.2.2.1.4.3.1. Pembebanan Pile Cap Abutment


Gaya Vertikal
Tabel.4.33. Gaya Vertikal Pada Pile Cap Abutment Akibat Berat Sendiri
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
8 35.19 * 11.98 = 421.62 1.57 661.94
9 105.58 * 11.98 = 1264.86 2.35 2972.42
10 109.15 * 11.98 = 1307.62 1.57 2052.96

11 64.00 * 11.98 = 766.76 1.57 1203.81


P 6348.41 0.8 5078.73
𝚺V 10109.27 𝚺M 11969.86

Gaya Horizontal
Koefisien tanah aktif
K a =tan ( 45 −∅/2 ) =tan ( 45 −24 /2 )=0.42
2 o 2 o 2

Tabel.4.34.Tekanan Lateral Pada Pile Cap Abutment


Titik Beban H (t) y (m) M (tm)
Pa 1 q∗H∗K a∗γ TA
U
13.56 * 3 * 0.42*1.25*11.98 255.857 1.5 383.78
Pa 2 2 U
0.5 H γ b K a∗γ TA 0.5* 32 * 18.5 *0.42*1.25*11.98 523.6 1 523.6

Total 𝛴H 779.457 𝛴MLT 907.38

80
IV.2.2.1.4.3.1 Perhitungan Penulangan Pile Cap Abutment
Dengan data
 Mu = 11969.86 – 907.38 = 11062.48 kNm
 Pu = 10109.27 kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 d = h = 1200 mm
 b = 1000 mm
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f 'c −30 )
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 11062.48 x 10
6
 K= 2
= =5.40 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 16002
382.5 x β 1 x f 'c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=5.40 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 5.40
0,85 x 40 )
x 1600

¿ 278.325 mm
Tulangan Pokok (As)
0.85 x f 'c x a x b 0.85 x 40 x 278.325 x 1000 2
 A s= = =23657.62 mm
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ≥ A smin bd= x 1000 x 1600=5600 mm OKE
fy 400
81
 A S ≥ A smin=
√f c bd = √ 40 ∗1000∗1600=6324.55 mm2 OKE
4 Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=23657.62 mm2


Dipakai tulangan D32 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 804.3 mm2
A sd 804.3 x 103
Jarak tulangan s= = =33.997 mm⇨ dipakai 30 mm
A S 23657.62
Jumlah tulangan (n)
A S 23657.62
n= = =29.41⇨ dipakai 32 batang
A sd 804.3
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D32 - 40 dengan As = 25737 mm2
Tulangan Geser
Dengan Pu = 10109.27 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗1600
 Vu> = = =¿ 632455.53 N ≈
2 2 2
632.45 kN
φ Vc
 Vu=10109.27 kN > =632.45 kN ( membutuhkan tulangan geser)
2

Gaya geser yang ditahan begel


V u−φ V c 10109.27−1264,91
 V s= = =133103,75
φ 0.75
1
3√ c
 V s> f bd

1
V s =133103,75 kN > ∗√ 40∗1000∗1600∗10 =3373 kN
−3
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)

V s∗S 133103,75∗1000
 A v, u= = =207.97 mm2
F y∗d 400∗1600
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000 2
 A v, u= = =833.33mm
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2

82
1
Dengan V s > √ f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 22 mm sehingga dapat
3 c
dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut
2 2
n∗0.25∗π dp . S 2∗0.25∗π∗22 ∗1000
 s= = =769.335 mm
A v ,u 988.21
d 1600
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=769.335 mm ≤ =800 mm OKE
2 2

Gambar 4.20. Penulangan Abutment

IV.2.2.1.5. Perencanaan Penulangan Untuk Tiang Untuk Abutment


a. Momen Akibat Pengangkatan Satu Titik

83
Gambar 4.21. Pengangkatan Dengan Satu Titik

1 2
 M 1= xqx a
2
1 1
 R1= q ( L−a ) − xq a
2 2
2
( )
1
L−1
=
q ( L−a )
2

qa2
=
qL2−2 aq
2 ( L−a ) 2 ( L−a )
1 2
 M x =R 1 x− qx
2
dMx
Syarat Maksimum =0
dx
 R1=q x =0
R1 L2−2aL
 x= =
q 2 ( L−a )
 M max =M 2
Maka:

( )
2
L2−2 aL 1 L2−2 aL
 M max =R1 − q
2 ( L−a ) 2 2 ( L−a )
 M 1=M 2

84
( )
2 2
1 2 1 L −2 aL
⇨ qx = q
2 2 2 ( L−a )

L2 −2 aL
⇨ a= ………………………………………………..Per. 1
2 ( L−a )
Sehingga dengan persamaan 1 dapat ditentukan nilai a sebagai berikut:
⇨ 2 a2−4 aL+ L2=0⇨ L=20 m
⇨ 2 a2−80 a+400=0
−b+ √ b2−4 ac 80+ √ −802−4∗2∗400
 a 1= = =34.14 m .
2a 2∗2
−b− √ b 2−4 ac 80−√−802−4∗2∗400
 a 2= = =5.8 57 m=6 m( mentukan)
2a 2∗2
Dengan
1 2 1 2
 W D= xπx d x γ beton = xπx 1 x 2400=1884.95 kg / m'
4 4
 W D=40 kg /m'
 q ult =1.2W D + 1.6W L =1.2∗1884.95+1.6∗40=2335.9=4 kg/m '
Maka
1 2 1 2
 M 1=M 2=M max = q a = ∗2335.94∗6 =42046.92 kgm
2 2
2 2
qL −2 aq 2335.94∗20 −2∗6∗2335.94
 R1= = =32369.454 kg
2 ( L−a ) 2∗( 20−6 )
2
qL
 R2= =33370.57 kg
2 ( L−a )

b. Momen akibat pengangkatan dengan dua titik

85
Gambar 4.22. Pengangkatan dengan Dua Titik
1 2
 M 1= xqx a
2
1 2 1 2
 M 2= q ( L−2 a ) − xqx a
8 2
M 1=M 2
1 2 1 2 1 2
⇨ xqx a = q ( L−2 a ) − xqx a
2 8 2
Sehingga dengan pesamaan ini dapat ditentukan nilai a sebagai berikut:
⇨4 a2 +4 aL−L2=0⇨ L=20 m
⇨4 a2 +80 a−400=0
−80+ √ 802−4∗4∗ (−400 )
 a 1=−b+ √ b −4 ac =
2
=4.14 m.
2a 2∗4
−80−√ 80 −4∗2∗(−400 )
 a 2=−b− √ b −4 ac =
2 2
=−24.14 m.
2a 2∗2
Maka akan menentukan besaran nilai M dan R sebagai berikut:
1 2 1
 M 1=M 2=M max = q a = ∗¿ 2335.94*4.142=20018 kgm = 20 tm
2 2
1 1
 R1= qL= ∗2335.94∗4.14=4835.39 kg = 4.835 t
2 2
86
Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1 titik karena
momen yang didapat dari 2 titik pengangkatan lebih kecil dari pada momen
pengangkatan akibat 1 titik. Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen
pengangkatan dengan 1 titik.
 M design=1.5∗M max =1.5∗42.047 tm=63 tm=630 kNm
 Pdesign = qa + 0.5ql = 2335.94 * 6 + 0.5 *2335.94 * 20 = 37375 kg
Direncanakan:
 F’c = 30
 Fy = 240 Mpa
 Diameter tiang = 1000
 Selimut beton = 60 mm
 Diameter efektif (d) = 1000 – 60 -1/2*22 – 12 = 917 mm
Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke dalam
bentuk bujur sangkar dengan d = 0,88D = 0,88*0.917 = 0.807 m dan lebar penampang
0.25∗π∗9 172
segi empat ekivalen b= =818
807
Perencanaan Tulangan Pokok Tiang
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f 'c −30 )
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
MU 630 x 106
 K= 2
= =1.478 MPa
∅bd 0.8 x 818 x 807 2
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.85 x 30 x ( 600+240−225 x 0.85 )
¿
( 600+ 240 )2
¿ 8.968 MPa> K =1.478 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
)
0,85 x f 'c
xd

87
( √
¿ 1− 1−
2 x 1.478
0,85 x 30 )
x 807

¿ 48.21 mm
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 30 x 48.21 x 818
 A s= = =4190 mm2
fy 240
1,4 1,4 2
 A S ≥ A smin bd= x 818 x 807=2310.44 mm OKE
fy 400

 A S ≥ A smin=
√f c bd = √ 40 ∗818∗807=3766.31 mm2 OKE
4Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=4190 mm2


Dipakai tulangan D32 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 380.1 mm2
A sd 380.1 x 103
Jarak tulangan s= = =90.715mm ⇨ dipakai 90 mm
AS 4190
Jumlah tulangan (n)
A S 4190
n= = =11.02⇨ dipakai 12 batang
A sd 804.3
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D32 - 40 dengan As = 4561.2 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 37375 kg = 373.75 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √30∗818∗808
 Vu> = = =¿ 225978.668 N ≈ 226
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=373.75 kN > =226 kN ( dibutukan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
φ Vc
Dengan nilai <Vu< φ Vc sehingga akan menghitung luas begel perlu minimum per
2
meter panajang adalah sebagai berikut:
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
75 √ fc bS 75 √30∗818∗1000
 A v, u= = =1166.76 mm2
1200 F y 1200∗240

88
bS 818∗1000 2
 A v, u= = =1136.11mm
3Fy 3∗240
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 1166.76 mm2
Perencanaan begel akan menggunakan diameter begel 2 kali berdiameter 10 mm
sehingga dapat dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut
2 2
n∗0.25∗π dp . S 2∗0.25∗π∗10 ∗1000
s= = =158.954 mm
A v ,u 988.21
d 807
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=158.954 mm ≤ =403.5 mm OKE
2 2

IV.2.2.2. PERENCANAAN PIER DINDING


IV.2.2.2.1. Data Perencanaan Pier Dinding

Gambar 4.23. Pier Dinding

Tabel.4.35. Bahan/Material dan Data Tanah Untuk Pier Dinding


Bahan/Material Pier Data Tanah

89
Kuat tekan beton Fc’ 40 Mpa
ws 19.63 kN/m3
Mutu tulangan Fu 370 Mpa Tanah
Tegangan lele baja Fy 240 Mpa asli di
ø 31 o

Modulus Elastis beton Ec 2x10 5


Kg/cm 2
alas pier
Berat jenis beton bertulang BJ 2400 Kg/cm3 (Lanau
Faktor beban keadaan batas U
Pasir) c 21.08 kN/m
γ MS 1,3
ultimit

IV.2.2.2.2. Perencanaan Pembebanan Pier Dinding


IV.2.2.2.2.1. Pembebanan Vertikal
Tabel.4.36. Berat Sendiri dan Momen Terhadap Titik Guling E Akibat Berat Sendiri
Pier
Penampang Leng x Mx Leng y My
No Beban V kN
x (m) y (m) (m) (kNm) (m) (kNm)
1 11 1.2 494.208 5.5 2718.144 0.6 296.5248
2 5 0.4 37.44 7.67 287.1648 1.4 52.416
3 1 0.4 7.488 5.5 41.184 1.4 10.4832
4 5 0.4 37.44 3.33 124.6752 1.4 52.416
5 1 6.2 232.128 5.5 1276.704 4.7 1091.002
6 0.6 0.2 2.2464 6.2 13.92768 7.7 17.29728
7 0.6 0.2 2.2464 1.47 3.302208 7.7 17.29728
8 2.2 0.8 65.8944 5.5 362.4192 8.2 540.3341
9 Beban Perletakan 9709.014 5.5 53399.58 --- ---
Tota
𝛴V 10588.11 𝛴MRx 58227.1 𝛴MRy 2077.77
l

IV.2.2.2.2.2. Beban Horizontal


IV.2.2.2.2.2.1. Aliran Air Dan Benda Hanyutan
IV.2.2.2.2.2.1.1. Aliran Air atau Gaya Seret Arah Y (Melintang Jembatan)
Gaya seret pada pier akibat aliran air dapat di hitung dengan rumus:

90
2
T EF =0.5∗Cd∗V a∗A D
Dengan
 Cd = koefisein seret adalah1.4 Tabel 23. SMI 1725:2016
 Va = Kecepatan Aliran air rata-rata saat banjir dengan periode ulang 50 thn
adalah 2.276 m/dtk
 Ad adalah lauas proyeksi tegak lurus arah aliran dengan tinggi sama dengan
kedalaman air banjir (m2)
 Sudut aliran terhadap Pier Ø = 10o
 Kedalaman air banjir hb = 3 m
 Lebar pier tegak lurus aliran h = 1 m
 Luas Proyeksi tegak lurus aliran
o 2
Ad =h b∗h / cos ∅=3∗1/ cos 10 =3.046 m
 Gaya pada pier akibat aliran
T EF =0.5∗Cd∗V 2a∗A D=0.5∗1.4∗2.276 2∗3.046=11.045 kN
 Lengan terhadap pondasi
Y EF=H b /2+ ht =3/2+1.6=3.1 m
 Momen pada pondasi akibar aliran air
M EF =T EF∗Y EF=11.045∗3.1=34.24 kNm
 Lengan terhadap wall pier
'
Y EF =H b /2=3/ 2=1.5 m
 Momen pada wall pier akibat aliran air
M EF =T EF∗Y EF=11.045∗1.5=16.568 kNm

IV.2.2.2.2.2.1.2. Gaya Angkat Arah X (Memanjang Jembatan)


Gaya Seret
Karena pier membentuk sudut Ø terhadap aliran maka harus diperhitungkan gaya
angkat yang arahnya tegak lurus terhadap gaya seret dengan rumus:
2
T EF =0.5∗Cl∗V a∗A l
Dengan
 Cl = koefisein angkat adalah 0.9 Tabel 23. SMI 1725:2016
 Va = Kecepatan Aliran air rata-rata saat banjir dengan periode ulang 50 thn
adalah 2.276 m/dtk
91
 Ad adalah luas proyeksi pier sejajar arah aliran dengan tinggi sama dengan
kedalaman air banjir (m2)
 Lebar pier sejajar aliran Bl = 10.78 m
 Luas proyeksi pier sejajar aliran
o 2
Ad =h b∗h / cos ∅=3∗10.78/ cos 10 =32.84 m
 Gaya angkat pada pier
T EF =0.5∗Cl∗V 2a∗A l=0.5∗0.9∗2.2762∗32.84=76.553 kN
 Lengan terhadap pondasi
Y EF=H b /2+ ht =3/2+1.6=3.1 m
 Momen pada pondasi akibat aliran air
M EF =T EF∗Y EF=76.553∗3.1=237.3143 kNm
 Lengan terhadap wall pier
'
Y EF =H b / 2=3/ 2=1.5 m
 Momen pada wall pier akibat aliran air
M EF =T EF∗Y EF=76.553∗1.5=114.829 kNm
Benda Hanyutan dan Tumbukan dengan Kayu
1. Gaya Akibat Benda Hanyutan batang kayu
Gaya akibat benda hanyutan dihitung dengan rumus:
2
T EF =0.5∗Cd∗V a∗A ' d
Dengan
 Cd adalah 1.04
 Ad adalah luas proyeksi benda hanyutan tegak lurus arah aliran (m2)
 Kedalaman benda hanyutan dibawah muka air banjir Dh adalah 1.2 m
 Lebar benda hanyutan Bh adalah 30 m
Maka:
 Ad =Bh∗D h /cos Ø=30∗1.2/cos 10o=36.55 m2
 T EF =0.5∗Cd∗V 2a∗A' d =0.5∗1.04∗2.2762∗36.55=96.45
2. Gaya akibat tumbukan batang kayu
Gaya akibat benda hanyutan dihitung dengan rumus:
2
M Va
T EF =
d ev

92
Dengan
 M adala massa batang kayu 2 ton
 Va adalah Kecepatan Aliran air rata-rata saat banjir dengan periode ulang 50
tahun adalah 2.276 m/dtk. Sehingga Vs adalah 1.4*2.275 = 3.1864
 Dev adalah lendutan elastis ekuivalen 0.075
Sehingga
2
M V a 2∗3.1864 2
 T EF = = =270.75 kN
d ev 0.075
Gaya dan Momen Yang Digunakan
Untuk analisis kekuatan pier diambil gaya yang terbesar di antara gaya akibat benda
hanyutan dan gaya akibat tumbukan dengan batang kayu, sehingga: TEF = 270.75 kN
Lengan terhadap fondasi Y EF=H b−Dh /2+ht =3−1.2/2+1.6=4 m
Momen pada pondasi akibat aliran air M EF =T EF∗Y EF = 270.75*4 = 1083 kNm
Lengan terhadap Pier wall H b −Dh /2=3−1.2/2=2.4 m
Momen pada Pier wall akibat aliran air MEF=TEF*YEF = 270.75*2.4 = 649.8 kNm

IV.2.2.2.2.2.2. Beban Rem


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah
memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem
arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt). Sesuai dengan SNI-
1725-2016 Pembebanan Jembatan ps. 8.7. Gaya Rem (TB) akan di ambil, 5% dari berat
truk rencana di tambah beban lajur lalu terbagi rata BTR.
Sesuai dengan data analisis pada Bab 3 mendapatkan data-data sebagai berikut:
 Bebab terbagi rata q = 6.75 kN ⁄m2 dengan panjang bentangan 60 m maka
q = 6.75 * 60 * 7 = 2835 kN ≈ 283.5 t
 Beban truk rencana p = 500 kN ≈ 50 t
 Lengan terhadap lantai kendaraan h = 1.8 m
Sehingga
 R = 5% (p+q) = 0.05*(50+283.5) =16.67 t ≈ 166.7 kN

Panjang bentangan Lt = L 60 m
Jumlah penahan gaya rem n= 2
Gaya rem pada pier TTB = 166.7 kN

93
Lengan terhadap pondadi YTB = 11.61 m
Momen pada pondasi akibat gaya rem MTB = TTB * YTB 967.69 kNm
Lengan terhadap dasar pondasi pier Y’TB = 10.01 m
Momen terhadap kolom pier akibat gaya rem MTB = TTB * Y’TB 834.33 kNm

IV.2.2.2.2.2.3. BEBAN GEMPA


Beban gempa rencana dihitung dengan rumus:
T EQ =K h∗I∗W t
Dengan
 Kh adalah C*S
 TEQ adalah gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)
 Kh adalah Koefisien beban gempa horizontal
 I adalah faktor kepentingan
 Wt adalah berat total jembatan yang berupa berat sendiri
 C adalah koefisien geser dasar untuk wilaya gempa, waktu getar dan kondisi tanah
 S adalah faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi
gempa (daktil) dari struktur jembatan.
 Waktu getar struktur dapat dihitung dengan rumus:
 T =2∗π∗√ W t / ( g∗K P )
 G adalah percepatan gravitasi 9.81 m/dt2
 Kp adalalah kekakuan struktur yang merupakan gaya horizontal yang diperlulan
untuk menimbulkan satu satuan lendutan (kN/m)

94
Gambar.4.24. Grafik Koefisien Gesek Dasar (c)

IV.2.2.2.2.2.3.1. Beban Gempa Arah X (Memanjang Jembatang)

Lebar wall pier h= 1 M


Panjang wall pier b= 10.78 m
Luas penampang pier wall A=b*h 10.78 m2
Tebal pier wall h= 1 m
Lebar penampang pier wall ekuivalen Be = A/h = 10.78 m
Tinggi pier wal Lc = 6 m
Inersia penampang pier wall Ic = 1/12*Be*h3 = 0.89833 m4
Mutu beton K-300 fc’= 0.83*K/10 33.2 MPa
Modulus elastis beton Ec = 4700*√fc ‘ = 27081 MPa
Ec = 27081137 kPa
Nilai kekakuan pier dinding Kp =3*Ec*Ic/Lc3 = 337884 kNm
Percepatan gravitasi g= 9.81 m/dtk2
Berat total strutur Wt = 10588.11 N
Waktu getar alami struktur T = 2*π*(Wt/(g*Kp))0.5 = 0.4 detik
Kondisi tanah termasuk wilaya sedan lokasi gempa 3. Sehingga dengan bantuan grafik
pada gambar didapat koefisien geser dasar C = 0.17
Untuk jembatan dengan sendi plastis beton bertulang, faktor jenis struktur dihitung
dengan rumus
S = 1.0*F
95
Dengan;
 F = 1.25 – 0.025*n
 n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral adalah 1
 F = 1.25 – 0.025 *1 = 1.225
Maka
 S = 1.0*F = 1*1.225 = 1.225
 Koefisien beban gempa horizontal Kh = C*S = 0.20825
Untuk jembatan yang membuat > 2000 kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya utama
atau arteri dan jembatan dimana terdapat route alternatif maka diambil faktor
kepentingan I = 1.0
Gaya gempa T EQ =K h∗I∗W t=0.20825W t
Tabel.4.37. Distribusi Beban Gempa Pada Pier Arah X
lengan
W T-EQ Z T-EQ*Z
No Jenis Beban Mati thd
(kN) (kN) (m) (kNm)
fond
1 Beban sendiri struktur atas 9709.014 2021.90 Za 8.6 17388.34
2 Berat sendiri headstock 65.8944 13.72 Zb 8.2 112.504
3 Berat sendiri pier wall 232.128 48.34 Zc 4.7 227.198
4 Berat sendiri pilecap 494.208 102.92 Zd 0.6 61.752
5 Berat sendiri pile cap segitiga 82.368 17.15 Ze 1.4 24.01
6 Berat sendiri head stock segitiga 5.05 1.05 Zf 7.7 8.085
Gaya pada fondasi akibat gempa, 𝚺T-EQ 2205.08 kN 𝚺M-EQ 17821.889
Sehingga:
 Lengan terhadap Fondas
Y EQ=M EQ /T EQ=17821.889/2205.08=8.08 m
 Lengan terhadap pier wall
'
Y EQ =Y EQ −ht =8.08−1.6=6.48 m
 Momen pada pier wall akibat beban
M EQ =T EQ∗Y ' EQ=2205.08∗6.48=14288.918 kNm

IV.2.2.2.2.2.3.2. Gaya Gempa Arah Y (Melintang Jembatan)


Lebar wall pier h= 1 M

96
Panjang wall pier b= 10.78 m
Luas penampang pier wall A=b*h= 10.78 m2
Tebal pier wall h= 1 m
Lebar penampang pier wall ekuivalen Be = A/h = 10.78 m
Tinggi pier wal Lc = 6 m
Inersia penampang pier wall Ic = 1/12*Be 3*h 104.3939 m4
=
Modulus elastis beton Ec = 4700*√fc ‘ = 27081 MPa
Ec = 27081137 kPa
Nilai kekakuan pier wall Kp =3*Ec*Ic/Lc3 = 39265.1556 kNm
Percepatan gravitasi g= 9.81 m/dtk2
Berat total strutur Wt = 10588.11 N
Waktu getar alami strutur T = 2*π*(Wt/(g*Kp))0.5 = 1 detik

Kondisi tanah termasuk wilaya sedan lokasi gempa 3. Sehingga dengan bantuan grafik
pada gambar didapat koefisien geser dasar C = 0.18
Untuk jembatan dg sendi plastis beton bertulang, faktor jenis struktur dihitung dg rumus

S = 1.0*F
Dengan;
 F = 1.25 – 0.025*n
 n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral adalah 1
 F = 1.25 – 0.025 *1 = 1.225
Maka
 S = 1.0*F = 1*1.225 = 1.225
 Koefisien beban gempa horizontal Kh = C*S = 0.2205
Untuk jembatan yang membuat > 2000 kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya utama
atau arteri dan jembatan dimana terdapat route alternatif maka diambil faktor
kepentingan I = 1.0
Gaya gempa T EQ =K h∗I∗W t=0.2205W t
Tabel.4.38. Distribusi Beban Gempa Pada Pier Arah Y
lengan
W T-EQ Z T-EQ*Z
No Jenis Beban Mati thd
(kN) (kN) (m) (kNm)
fond
97
2140.83
1 Beban sendiri struktur atas 9709.014 Za 8.6 18411.2
8
14.5297
2 Berat sendiri headstock 65.8944 Zb 8.2 119.1437
2
51.1842
3 Berat sendiri pier wall 232.128 Zc 4.7 240.5659
2
108.972
4 Berat sendiri pilecap 494.208 Zd 0.6 65.38372
9
18.1621
5 Berat sendiri pile cap segitiga 82.368 Ze 1.4 25.427
4
1.11352
6 Berat sendiri head stock segitiga 5.05 Zf 7.7 8.574143
5
gaya pada fondasi akibat gempa, 𝚺T-EQ 2334.8 kN 𝚺M-EQ 18870.3

Sehingga
 Lengan terhadap Fondasi
Y EQ=M EQ /T EQ=18870.3/2334.8=8.08 m
 Lengan terhadap pier wall
'
Y EQ =Y EQ −ht =8.08−1.6=6.48 m
 Momen pada pier wall akibat beban
MEQ = TEQ*YEQ = 2334.8*6.48 = 15129.50 kNm

Tabel.4.39. Rekapitulasi Beban Horizontal Pada Pier Dinding


No Pembebanan P (kN) M (kNm)
1 Gaya Seret Arah Y (Melintang Jembatan) 11.045 34.24
2 Gaya Angkat Arah X (Memanjang Jembatan) 76.553 237.3143
3 Benda Hanyutan dan Tumbukan dengan Kayu 270.75 1083
4 Beban Rem 83.43 967.69
5 Beban Gempa Arah X (Memanjang Jembatan) 2205.08 14288.918
6 Gaya Gempa Arah Y (Melintang Jembatan) 2334.8 15129.50

IV.2.2.2.3. Pengecekan Terhadap Pier Dinding.


IV.2.2.2.3.1. Kontrol Stabilitas Guling

98
IV.2.2.2.3.1.1. Stabilitas Guling Arah Memanjang Jembatan
Letak titik guling A (ujung fondasi) terhadap pusat fondasi
Momen penampang guling
M P =P∗B x /2=10588.11∗5.5=58234.5786 kNm
Angka aman terhadap guling
SF=M P / M x =58234.5786 /58227.1=10.74 ≫2 aman

IV.2.2.2.3.1.2. Stabilitas Guling Arah Melintang Jembatan


Letak titik guling A (ujung fondasi) terhadap pusat fondasi
 Momen penampang guling
M P =P∗B y /2=10588.11∗7.5=79410.789
 Angka aman terhadap guling
SF=M P / M x =79410.789 /58227.1=14.65≫ 2 aman

IV.2.2.2.3.2. Kontrol Stabilitas Geser


IV.2.2.2.3.2.1. Stabilitas Geser Arah Memanjang Jembatan
Parameter dasar tanah
Sudut gesek Ø = 31o
Kohesi C = 21.08 kNm
Ukuran pile Cap
 Bx = 11 m
 By = 15 m
Gaya Penahan geser
H = (C*Bx*By) + (PtanØ) = (21.08*11*15) + (10588.11 * tan 31o) = 9840.112 kN

SF=H /T EQ=9840.112/2205.08=4.46 ≫ 2 aman

IV.2.2.2.3.2.2. Stabilitas Geser Arah Melintang Jembatan


Parameter dasar tanah
Sudut gesek Ø = 31o
Kohesi C = 21.08 kNm
Ukuran pile Cap
 Bx = 11 m
 By = 15 m
99
Gaya Penahan geser
H = C*Bx*By + P tanØ = 21.08*11*15 + 10588.11*tan 31o = 9840.112 kN
SF=H /T EQ=9840.112/2334.8=4.21 ≫2 aman

IV.2.2.2.3.3. Stabilitas Terhadap Keruntuhan


Garis kerja resultan gaya horizontal akibat berat sendiri pier dinding terhadap titik
guling E
Σ M R 58227.1
e y= = =0.5 m
Σ W 10588.11
Garis kerja resultan gaya lateral terhadap titik guling E
Σ M R−Σ M gl 58227.1
ex = = =0.2m
ΣW 10588.11
Lebar efektif: B’ = B – 2e = 11 – 2*0.2 = 10.6 m
Maka A’ = B’ * L = 10.6 * 1 = 10.6 m2

IV.2.2.2.3.3.1. Hitung Daya Dukung Pada Dasar Pile Cap Pier Dinding
Sesuai dengan data analisis pada pier dinding mendapatan data beban yang
bekerja pada abutment berupa data-data sebagai berikut
 gaya horizontal 𝛴H = 2205.08 kN
 gaya vertikal adalah 𝛴 W = 10588.11 kN
Dengan Ø = 31o maka dapat ditentukan faktor-faktor daya dukung sesuai dengan Brinch
Hansen sebagai berikut:
tan ( 45 + ∅ /2 ) ¿ e ( π tan 31 ) tan 2 ( 45o +31o /2 ) =20.63
( π tan ∅ ) 2 o o
 N q =e
o
 N c =( N q−1 ) ctg ∅=( 20.63−1 ) ctg 31 =32.67

 N γ =1.5 ( N q −1 ) tan ∅=1.5 ( 20.63−1 ) tan31 o=17.69


Faktor kemiringan beban

[ ] [ ]
5 5
0.5 H 0.5∗2205.08
 i q= 1− 'c
≥ 0= 1− o
=0.588
V + A ctg ∅ a
10588.11+ 10.6∗21.08∗ctg 31
1−i q 1−0.588
 i c =i q− =0.588− =0.567
N q −1 20.63−1
Kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi di permukaan menurut Brinch Hansen (D f
= 0, faktor kedalaman dc = dq = dγ =1, faktor bentuk sc = sq = sγ =1).
 q u=q un=i c c N c + 0.5 B' γ N γ

100
¿ 0.567∗21.08∗32.67+0.5∗10.6∗19.63∗1763
2
¿ 2224.691 kN /m
q un 2
Jika Sf =3 ⇨q s= =741.56 kN /m
3
'
V max =q s∗A =741.56∗10.4=7860.53 kN < Σ W =10588.11 kN
Karena daya dukung pile cap Pier Dinding tidak tahan terhadap beban vertikal yang ada
maka pondasi harus didukung dengan tiang pancang.

IV.2.2.2.3.3.2. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang Pada Pier Dinding


IV.2.2.2.3.3.2.1. Data Perencanan Pondasi tiang Pancang Pier Dinding

Gambar 4.25. Konfigurasi Tiang Pier Dinding dan Pier Dinding


Tabel.4.40. Bahan dan Data Tanah Pada Pier Dinding
Bahan/Material Pondasi Abutmen Data Tanah
Kuat tekan beton Fc’ 30 Mpa ws 19.63 t/m3
Lanau
Mutu tulangan Fu 370 Mpa ø 31 o

Kepasiran
Tegangan lele baja Fy 240 Mpa c 21.08 kN/m3
Modulus Elastis beton Ec 2x105 Kg/cm2 ws 18.91 kN/m3
Lanau ø 28.9 o

Berat jenis beton bertulan BJ 24 kN/cm3


c 26.5 kN/m3

101
ws 18.57 kN/m3
Faktor beban keadaan batas
γ UMS 1,3 Lanau ø 25.87 o

ultimit
c 23.32 kN/m3
Tabel.4.41.Dimensi Pile Cap, Data Tiang Bor, Beban yang Bekerja dan Hitung Beban
Tiang Maksimum
Dimensi Pile Cap
Lebar B 11 m Tebal hp 1.2 m
Panjang L 15 m Tebal ht 1.6 m
Tebal kolom hx 1 m Panjang Lx 4.7 m
Data Tiang Bor
Diameter d 1 m Panjang Ltian 20 m
Jumlah baris tiang bor ny 7 buah
Jumlah tiang bor satu baris nx 5 buah
Jarak tiang bor arah x x 1 m
Jarak tiang bor arah y y 1 m
Jarak pusat tiang bor terluar terhadap sisi luar pile-cap a 1.5 m
Beban Yang Bekerja
Beban vertikal yang bekerja pada pile cap V 10588.11 kN
Eksentrisitas beban vertikal pada sumbu x terhadap titik pusat ex 0.2 m
Eksentrisitas beban vertikal pada sumbu y terhadap titik pusat ey 0.5 m
Momen arah x akibat eksentrisitas yang ex V x ex 2117.622 kNm
Momen arah y akibat eksentrisitas yang ey V x ey 5294.055 kNm
Hitung Beban Tiang Maksimum
Banyaknya tiang n 35 buah
Absis maksimum ym 7.00 m
Ordinat maksimum xm 4.30 m
2 2 3 2
Σ x =5∗4.3 + 5∗2.3 +5∗0.3 119.55 m2
Σ y 2=7∗72 +7∗53+ 7∗3 2+7∗12 588 m2
ΣV M y x max M x y max 10588.11 5294.055∗4.3 2117.622∗7
Pmax = ± 2
± 2
= ± ±
n ny Σ x nx Σ y 35 7∗119.55 5∗588 335.573 kN

102
H 2205.08
H max = = 63 kN
n 35

IV.2.2.2.3.3.2.2. Daya Dukung Tiang Pancang


IV.2.2.2.3.3.2.2.1. Daya Dukung Aksial Tiang Pancang
Berdasarkan Kekuatan Bahan
Bentuk penampang tiang pancang: BETON PRACETAK
Kekuatan Tekan Beton Fc’= 30 MPa
Tegangan Ijin beton Fc = 9000 kN/m2
0.3*fc’*1000
Luas penampang tiang bor A = 1/4πd2 0.785 m2
Panjang tiang bor L tiang 20 m
=
Berat tiang bor W = A*L*Wc 376.8 kN
=
Daya dukung ijin tiang bor Pijin = A*fc-W 6688 kN

Berdasarkan Kekuatan Tanah


Menurut Terzaghi dan Thomlinson
qult = 1.3*C*Nc + γ*Df*Nq + 0.6*γ*B*Nγ
Kedalaman tiang bor Df = 20 m
Diamenter tiang bor d = 1 m
Parameter tanah pada ujung tiang bor
Berat volume tanah γ1 = 19.63 kN/m3
Sudut gesek dalam Ø1 = 31 o

Kohesi C1 = 21.08 kN/m2


Berat volume tanah γ2 = 19.78 kN/m3
Sudut gesek dalam Ø2 = 28.9 o

Kohesi C2 = 26.5 kN/m2


Berat volume tanah γ3 = 18.57 kN/m3
Sudut gesek dalam Ø3 25.87 o

103
Kohesi C3 23.21 kN/m2
=
Faktor daya dukung Menurut Thomlinson
Layar 1
Nc = (228+4.3*Ø)/(40-Ø) 40.14
Nq = (40+5*Ø)/(40-Ø) 21.67
Nγ = (6*Ø)/(40-Ø) 20.67
Layar 2
Nc = (228+4.3*Ø)/(40-Ø) 31.74
Nq = (40+5*Ø)/(40-Ø) 16.62
Nγ = (6*Ø)/(40-Ø) 15.62
Layar 3
Nc = (228+4.3*Ø)/(40-Ø) 24
Nq = (40+5*Ø)/(40-Ø) 11.98
Nγ = (6*Ø)/(40-Ø) 10.98
qult = 1.3*C*Nc + γ*Df*Nq + 0.6*γ*B*Nγ 23000.6 kN/m2
5
Luas penampang A = 1/4πd2 0.785 m2
Angka keaman SF 3
Daya dukung ijin tiang bor Pijin = A*qult/SF 6018.50 kN

Menurut Meyerhoff data pengujian (SPT)


qult = 40 * N' (dalam Ton/m2) dengan N' = nilai SPT terkoreksi,
Nilai SPT hasil pengujian, N= 50 pukulan/30 cm
Nilai SPT terkoreksi, N' = 15 + 1/2*(N - 15) = 32.5 pukulan/30 cm
qult = 40 * N' = 1300 Tom/m2 = 13000 kN/m2
Luas penampang tiang bor, A = π / 4 * D2 = 0.7854 m2
Angka aman, SF = 3
Daya dukung ijin tiang bor, PIjin = A * qult / SF = 3403.4 kN

Tabel.4.42. Rekapitulasi Daya Dukung Aksial Tiang Pancang


No Uraian Daya Dukung Aksial Tiang Bor P (kN)
1 Berdasarkan kekuatan bahan 6688
2 Pengujian Lab. Hasil boring (Terzaghi dan Thomlinson) 6018.50
104
3 Pengujian SPT ( Meyerhoff) 3403.4
Daya dukung terkecil P= 3403.4

Efiseiensi Kelompok Tiang


Jumlah baris tiang bor ny = 7 buah
Jumlah tiang bor dalam satu baris nx = 5 buah
Jarak antara tiang bor arah x x 2 m
=
Jarak antara tiang bor arah y y 2 m
=
Jarak antara tiang bor terkecil s= 2 m
Diameter tiang bor d= 1 m
Daya dukung terkecil P= 3403.4 kN
Ef = [2*(ny+nx-2)*S+4*D / (π*D*ny*nx) 0.4
P ijin = P*Ef 1361.3 kN
6
Diambil daya dukung aksial yang ijin tiang bor 1300 kN

IV.2.2.2.3.3.2.2.2. Daya Dukung Lateral


Data Daya Dukung Lateral Tiang Pancang

105
Gambar 4.26. Diagram Tegangan Tanah Pasif Pada Tiang Pier

Kedalaman ujung tiang


Lp = ha m
1.2
=
Sudut gesed dalam di sekitar tiang Ø= 25.87 o

Panjang tiang bor L m


20
=
Ld = 1/3 *L 6.67 m
Berat jenis tanah di sekitar tiang Ws kN/m2
23.21
=
Koefisien pasif Ranking Kp =
2.55
tan (45+Ø/2)
2

Diagram Tekanan Tanah Pasif Efektif


Tabel.4.43. Diagram Tekanan Tanah Pasif Efktif
H H*ws*Kp p
BAGIAN KEDALAMAN BAGIAN
m kN/m2 kN/m2
OK La + Ld = 7.87 465.593 O 0.000
FJ La + 3/4 * Ld = 12.867 761.520 FN = 1/4 * FJ 190.380
EI La + 1/2 * Ld = 4.533 268.308 EM = 1/2 * EI 134.154
DH La + 1/4 * Ld = 2.867 169.665 DL = 3/4 * DH 127.249
CG La = 1.200 71.023 CG 71.023
106
Tabel.4.44. Hitungan Momen pada Pier Akibat Gaya Lateral
KOD p1 p2 Panjang bagian F thd.O M
E kN/m2 kN/m2 Notasi m kN (m) kNm
16151.84
0.000 190.380 La =
F1 1.200 2284.560 7.07 1
30073.46
190.380 134.154 Ld / 4 =
F2 1.667 5408.897 5.56 8
16947.60
134.154 127.249 Ld / 4 =
F3 1.667 4356.710 3.89 4
F4 127.249 71.023 Ld / 4 = 1.667 3304.524 2.2 7269.952
F5 71.023 0.000 Ld / 4 = 1.667 1183.710 1.11 1313.918
𝚺F 16538.40 𝚺M 71756.78
M 71756.78
L 2= = =4.339
F 16715.84
Jumlah momenterhadap titik S : ΣMS=0
Maka F ( 2∗L2 )=H∗( L2+ Ld + La )
F ( 2∗L2 )
Gaya lateral H ijin= =11758.140 kN > H terjadi 2205.08 kN OKE
L2 + L d + L a
Jumlah baris tiang ny = 7
jumlan tiang per baris nx = 5
H 11758.140
Gaya Lateral Untuk satu tiang : h= = =335.947 kN
N y∗N x 35
Angka keamanan SF = 3
h
Daya dukung ijin lateral tiang bor hijing= =111.982 kN > H = 63 kN
SF
Momen Pada Tiang Bor Akibat Gaya Lateral
Tabel.4.45. Momen Pada Tiang Bor Akibat Gaya Lateral
Fi * yi (kNm) Diagram
Kod hi Mhi
F1 F2 F3 F4 F5 Mi kNm
e m kNm
1339.85 4591.064 5312.80 4029.242 1442.88 kNm
M1 1.2 14105.9 0 0 0 0 0 14105.9
M2 2.87 33736.65 2237.55 0 0 0 0 31499.1
4475.09
M3 4.54 53367.38 7667.08 0 0 41225.21
2
M4 6.21 72998.12 6712.63 15334.15 8872.38 0 0 42078.94

107
8
8950.18
M5 7.88 92628.85 23001.23 17744.77 6728.83 0 36203.83
5
11790.6 3058.90
10 117549.3 32734.28 29007.9 15270.8 25686.71
6 6
13130.5 4501.78
11 129304.2 37325.35 34320.7 19300.07 20725.8
1 6
14470.3 5944.66
12 141059.2 41916.41 39633.5 19300.07 19794.13
6 6

Momen Terbesar M =42078.94 kNm


Jumlahbaris tiang=N y =7
Jumlahtiang per baris ,=N x =5
Angka aman , SF=3
M 42078.94
M max = = =400.75 kNm
(SF∗nx∗ny ) 3∗7∗5

IV.2.2.2.3.3.2.3. Penurunan Tiang Pancang Pier Dinding

108
Gambar 4.27. Penurunan dan Penyebaran Beban Pada Pier

Penurunan Segera
Data-Data Perhitungan Penurunan Segera
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld1 = 17.5 m
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld2 = 25 m
Tebal lapisan konsolidasi h1
5 m
=
Tebal lapisan konsolidasi h2
10 m
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 1 B1’
16.5 m
=
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 1 L1’
20.5 m
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 2 B2’ 21.5 m

109
=
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 2 L2’
25.5 m
=
Beban yang vertikal yang terjadi V= 10588.11 kN
Hitung Penurunan Segera
Tabel.4.46. Hitungan Penurunan Segera Pada Pier Dinding
q μ1 μ 2 q n B
Lps H/B = L/B D/B = L/B ∆ ρ= ( kN /m2) Si = (m)
A' E
1 μo = 0.65 μ1 = 0.7 31.302 0.0078
2 μo = 0.65 μ1 = 0.7 19.312 0.0048
Σ Si 0.0126

Penurunan Konsolidasi
Data-data Perhitungan Penurunan Konsolidasi
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke permukan tanah L d1
17.5 m
=
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke permukan tanah Ld2 = 25 m
Tebal lapisan konsolidasi h1 = 5 m
Tebal lapisan konsolidasi h2 = 10 m
Kedalaman as1 tebal konsolidasi ke titik kontak beban Z1
2.5 m
=
Kedalaman as2 tebal konsolidasi ke titik kontak beban Z2
10 m
=
Berat Jenis pada lapisan 1 𝛾t1
19.78 kN/m3
=
Berat Jenis pada lapisan 2 𝛾t2
18.57 kN/m3
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 1 B1’
16.5 m
=
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 1 L1’
20.5 m
=
Lebar pada titik kontak beban pada lapisan 2 B2’
21.5 m
=

110
Panjang pada titik kontak beba pada lapisan 2 L2’
25.5 m
=
Beban yang vertikal yang terjadi V
10588.11 kN
=
Indek kompresik lapisan tanah kompresil pada lapisan 1 Cc1
0.1784
=
Indek kompresik lapisan tanah kompresil pada lapisan 2
0.2184
Cc2=
Angka pori pada lapisan 1 eo1 = 2.5779
Angka pori pada lapisan 2 eo2 = 2.3779
Hitungan Penurunan Konsolidasi
Tabel.4.47. Hitungan Penuruanan Konsolidadi Pada Pier Dinding
q ∆e
∆ ρ= ρ0 =z∗γ sat ρ +∆ ρ Sc = ∗H
Lps A' ∆ e=Cc∗log o 1+eo
(kN/m2) ρo
(kN/m2) (m)
1 31.302 346.15 0.0067 0.0093
2 19.312 464.25 0.0039 0.011
Σ Sc 0.015
Total penurunan
St =Si + Sc =0.0126+ 0.015=0.0276 m≈ 27.6 mm

IV.2.2.2.4. Perencanaan Penulangan Pier Dinding


IV.2.2.2.4.1. Perencanaan Penulangan Untuk Kepala Pier Dinding

111
Gambar 4.28. Pembebanan untuk Kepala Pier
IV.2.2.2.4.1.1. Perencanaan Pembebanan
Gaya Vertikal
Tabel.4.48. Gaya Vertikal yang Bekerja pada Kepala Pier Dinding
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
1 15.72 *11.98 = 188.38 0.5 94.19
2 41.18 *11.98 = 493.38 0.5 246.69
3 2.25 *11.98 = 26.91 0.2 5.38
5 7.49 *11.98 = 89.71 0.4 35.88
5 4.49 *11.98 = 53.82 1.2 64.59
6 9709.014 0.5 4854.51
𝚺V 10561.22 𝚺M 5301.24

Gaya Horizontal
Tabel.4.49. Tekanan Lateral Akibat Gaya Rem pada Pier Dinding
Titik Beban H (t) y (m) M (tm)
Ph 83.43 * 11.98 999.49 1 999.49
Ph 99.839 𝛴MLT 999.49

IV.2.2.2.4.1.2. Perhitungan Penulangan Kepala Pier Dinding


Data-data penulangan kepala Pier Dinding
 Mu = 5301.24 – 999.49 = 4301.75 kNm
 Pu = 10561.22 kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 D = h – selimut beton – ½ 𝜑 = 900 – 40 – 10 = 850 mm
 b = 1000 mm
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7

112
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 4301.75 x 106
 K= 2
= 2
=7.44 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 850
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=7.44 MPa oke

 a= 1− 1−
( √ 2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 7.44
0,85 x 40 )
x 850

¿ 212.58 mm
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 212.58 x 1000
 A s= = =18069 mm2
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ,U ≤ bd= x 1000 x 850=2975 mm OKE
fy 400

 A S=
√f c bd=
√ 40 ∗1000∗850=3359.92mm 2 OKE
4 Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=18069 mm2


Dipakai tulangan D28 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 615.7 mm2
A sd 615.7 x 103
Jarak tulangan s= = =34.07 mm ⇨dipakai 30 mm
AS 18069
Jumlah tulangan (n)
A S 18069
n= = =29.34 ⇨ dipakai 30 batang
A sd 615.7
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D20 - 35 dengan As = 18471 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 10561.22 kN
Syarat tulangan geser

113
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗850
 Vu> = = =¿ 335992 N ≈ 335.992
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=10561.22 kN > =335.99 kN (membutuh tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
V u−φ V c 10561.22−671.984
 V s= = =13185.648 kN
φ 0.75
1
 V s> √ f bd
3 c
1
V s =13185.648> ∗√ 40∗1000∗850∗10−3 =1791.957 kN
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
V s∗S 13185.648∗1000 2
 A v, u= = =38.78 mm
F y∗d 400∗850
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000
 A v, u= = =833.33mm 2
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2
1
3√ c
Dengan V s > f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 16 mm sehingga

dapat dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut


n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗16 2∗1000
s= = =406.9 mm
A v ,u 988.21
d 850
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=409.9mm ≤ =425 mm OKE
2 2

IV.2.2.2.4.2. Penulangan Badang Pier Dinding

114
Gambar 4.29. Pembebanan untuk Badan Pier Dinding

IV.2.2.2.4.2.1 Perencanaan Pembebanan


Gaya Vertikal
Tabel.4.50. Gaya Vertikal pada Badan Pier Dinding
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
6 224.64* 10.78 = 2421.62 3 7264.8576
𝚺 V 2421.62 𝚺M 7264.8576
Gaya Horizontal
Tabel.4.51. Tekanan Lateral Akibat Gaya Lateral pada Badan Pier Dinding
No Pembebanan P (kN) Lengan (m) M (kNm)
1 Gaya Seret Arah Y (Melintang Jembatan) 11.045 1.5 16.57
2 Gaya Angkat Arah X (Memanjang Jembatan) 76.55 1.5 114.83

115
3 Benda Hayutan Dan Tumbukan dengan Kayu 270.75 2.4 649.80
4 Beban Rem 83.43 7 584.01
5 Beban Gempa Arah X (Memanjang Jembatang) 48.34 3 145.02
6 Gaya Gempa Arah Y (Melintang Jembatan) 51.18 3 153.55
𝚺V 541.30 𝚺M 1663.78

IV.2.2.2.4.2.2. Perhitungan Penulangan Badang Pier Dinding


Dengan data
 Mu = 7264.8576 – 1663.78 = 5601.08 kNm
 Pu = 2421.62 kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 d = h = 1000 mm
 b = 1000 mm
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 5601.08 x 10
6
 K= 2
= 2
=7 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 1000
382.5 x β 1 x f 'c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=7 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x7
0,85 x 40 )
x 1000

¿ 233 mm
116
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 233 x 1000 2
 A s= = =19805 mm
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ≥ A smin bd= x 1000 x 1000=3500 mm OKE
fy 400

 A S ≥ A smin=
√f c bd = √ 40 ∗1000∗1000=3952.847 mm2 OKE
4Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=19805 mm2


Dipakai tulangan D32 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 804.358 mm2
A sd 804.358 x 103
Jarak tulangan s= = =40.61 mm ⇨ dipakai 40 mm
AS 19805
Jumlah tulangan (n)
A S 19805
n= = =24.67⇨ dipakai 26 batang
A sd 804.3
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D32 - 40 dengan As = 20911.8 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 2421.62 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗1000
 Vu> = = =¿ 395284.7 N ≈ 395.28
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=2421.62 kN < =395.28 kN ( membutuhkan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
V u−φ V c 2421.62−790.56
 V s= = =2171.73 kN
φ 0.75
1
3√ c
 V s> f bd

1
V s =2171.73 kN > ∗√ 40∗1000∗1000∗10 =2108.18 kN
−3
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
V s∗S 2171.73∗1000 2
 A v, u= = =5.429 mm
F y∗d 400∗1000

117
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000
 A v, u= = =833.33mm 2
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2
1
3√ c
Dengan V s > f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 16 mm sehingga dapat

dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut


n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗16 2∗1000
 s= = =406.92
A v ,u 988.21

d 1000
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=406.92mm ≤ =500 mm OKE
2 2

IV.2.2.2.4.2.3. Perencanaan Penulangan Pile Cap Pier Dinding

Gambar 4.30. Pembebanan untuk Pile Cap Pier

IV.2.2.2.4.2.3.1. Perencanaan Pembebanan Pile Cal Pier Dinding


Gaya Vertikal
Tabel.4.52. Gaya Vertikal Pada Pile Cap Pier Akibat Beban Vertikal
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
7 18.72* 15 = 280.8 1.67 468.936
118
8 224.64* 15 = 3369.6 2.5 8424
9 10588.11 0.5 5294.05
𝚺V 14238.51 𝚺M 14186.991

IV.2.2.2.4.2.3.2. Perhitungan Penulangan Pile Cap Pier Dinding


Dengan data
 Mu = 14186.991kNm
 Pu = 14238.51kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 d = h = 1600 mm
 b = 1000 mm
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f 'c −30 )
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7

0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 14186.991 x 10
6
 K= 2
= =6.927 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 16002
382.5 x β 1 x f 'c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=6.927 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c)xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 6.927
0,85 x 40 )
x 1600

¿ 368.385 mm
Tulangan Pokok (As)
119
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 368.385 x 1000 2
 A s= = =30887.73 mm
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ≥ A smin bd= x 1000 x 1600=5600 mm OKE
fy 400

 A S ≥ A smin=
√f c bd =
√ 40 ∗1000∗1600=6324.55 mm2 OKE
4Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=30887.73 mm2

Dipakai tulangan D50 dari tabel A- 4 buku Istimawan Asd = 1963.5 mm2
A sd 1963.5 x 10 3
Jarak tulangan s= = =63.57 mm⇨ dipakai 62 mm
AS 30887.73
Jumlah tulangan (n)

A S 30887.73
n= = =15.73⇨ dipakai 16 batang
A sd 1963.5

Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D50 - 62 dengan As = 31416 mm2
Hitung Tulangan Geser
Dengan Pu = 14238.51kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √ 40∗1000∗1600
 Vu> = = =¿ 632455.53 N ≈
2 2 2
632.45 kN
φ Vc
 Vu=14238.51 kN > =632.45 kN ( membutuhkan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
V u−φ V c 14238.51−1264,91
 V s= = =17298.13
φ 0.75
1
 V s> √ f bd
3 c
1
V s =17298.13 kN > ∗√ 40∗1000∗1600∗10 =3373 kN
−3
3
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
V s∗S 17298.13∗1000
 A v, u= = =27.028 mm2
F y∗d 400∗1600

120
75 √ fc bS 75 √ 40∗1000∗1000
 A v, u= = =988.21 mm2
1200 F y 1200∗400
bS 1000∗1000
 A v, u= = =833.33mm 2
3Fy 3∗400
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 988.21 mm2
1
3√ c
Dengan V s > f bd dengan diameter begel 2 kali berdiameter 22 mm sehingga dapat

dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut


n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗20 2∗1000
 s= = =406.9mm
A v ,u 988.21
d 1600
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=406.92mm ≤ =800 mm OKE
2 2

Gambar 4.31. Penulangan Pier Dinding

IV.2.2.2.5. Perencanaan Penulangan Untuk Tiang Untuk Pier Dinding


a. Momen Akibat Pengangkatan Satu Titik

121
Gambar 4.32. Pengangkatan dengan Satu Titik
1 2
 M 1= xqx a
2

( )
q ( L−a ) 2 2
1 1 2 1 qa qL −2 aq
 R1= q ( L−a ) − xq a = − =
2 2 L−1 2 (
2 L−a ) 2 ( L−a )
1 2
 M x =R 1 x− qx
2
dMx
Syarat Maksimum =0
dx
 R1=q x =0
R1 L2−2aL
 x= =
q 2 ( L−a )
 M max =M 2

( )
2 2 2
L −2 aL 1 L −2 aL
 M max =R1 − q
2 ( L−a ) 2 2 ( L−a )

 M 1=M 2

( )
2 2
1 2 1 L −2 aL
 qx = q
2 2 2 ( L−a )

L2 −2 aL
 a=
2 ( L−a )
Sehingga
122
2 2
2 a −4 aL+ L =0⇨ L=20 m
2
2 a −80 a+400=0
−b+ √ b2−4 ac 80+ √ −802−4∗2∗400
a 1= = =34.14 m .
2a 2∗2
−b− √ b 2−4 ac 80−√−802−4∗2∗400
a 2= = =5.8 57 m=6 m( mentukan)
2a 2∗2
Dengan
1 2 1 2
W D= xπx d x γ beton = xπx 1 x 2400=1884.95 kg / m'
4 4
W D=40 kg /m'
q ult =1.2W D + 1.6W L =1.2∗1884.95+1.6∗40=2335.9=4 kg/m '
Maka
1 1
M 1=M 2=M max = q a2 = ∗2335.94∗6 2=42046.92 kgm
2 2
qL2−2 aq 2335.94∗20 2−2∗6∗2335.94
R1= = =32369.454 kg
2 ( L−a ) 2∗( 20−6 )
qL2
R2= =33370.57 kg
2 ( L−a )

b. Momen akibat pengangkatan dengan dua titik

123
Gambar 4.33. Pengangkatan dengan Dua Titik
1 2
M 1= xqx a
2
1 1
M 2= q ( L−2 a )2− xqx a2
8 2
M 1=M 2
1 2 1 2 1 2
xqx a = q ( L−2 a ) − xqx a
2 8 2
2 2
4 a +4 aL−L =0⇨ L=20 m
2
4 a +80 a−400=0
−b+ √ b −4 ac −80+ √ 80 −4∗4∗ (−400 )
2 2
a 1= = =4.14 m.
2a 2∗4

−b− √ b 2−4 ac −80−√ 80 −4∗2∗(−400 )


2
a 2= = =−24.14 m.
2a 2∗2
1 2 1 2
M 1=M 2=M max = q a = ∗2335.94∗4.14 =20018 kgm = 20 tm
2 2
1 1
R1= qL= ∗2335.94∗4.14=4835.39 kg = 4.835 t
2 2
Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1 titik karena
momen yang didapat dari 2 titik pengangkatan lebih kecil dari pada momen
pengangkatan akibat 1 titik. Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen
pengangkatan dengan 1 titik.
 M design=1.5∗M max =1.5∗42.047 tm=63 tm=630 kNm
 Pdesign = qa + 0.5ql = 2335.94 * 6 + 0.5 *2335.94 * 20 = 37375 kg
Direncanakan:
 F’c = 30
 Fy = 240 Mpa
 Diameter tiang = 1000
 Selimut beton = 60 mm
 Diameter efektif (d) = 1000 – 60 -1/2*22 – 12 = 917 mm
Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke dalam
bentuk bujur sangkar dengan d = 0,88D = 0,88*0.917 = 0.807 m dan lebar penampang
2
0.25∗π∗9 17
segi empat ekivalen b= =818
807
124
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
MU 630 x 106
 K= 2
= =1.478 MPa
∅bd 0.8 x 818 x 807 2
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.85 x 30 x ( 600+240−225 x 0.85 )
¿
( 600+ 240 )2
¿ 8.968 MPa> K =1.478 MPa OKE

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c
xd
)
( √
¿ 1− 1−
2 x 1.478
0,85 x 30 )
x 807

¿ 48.21 mm
Tulangan Pokok (As)
0.85 x f 'c x a x b 0.85 x 30 x 48.21 x 818 2
 A s= = =4190 mm
fy 240
1,4 1,4
 A S ≥ A smin bd= x 818 x 807=2310.44 mm 2 OKE
fy 400

 A S ≥ A smin=
√f c bd = √ 40 ∗818∗807=3766.31 mm2 OKE
4Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S=4190 mm2


Dipakai tulangan D32 dari table A-4 buku Istimawan Asd = 380.1 mm2
A sd 380.1 x 103
Jarak tulangan s= = =90.715mm ⇨ dipakai 90 mm
AS 4190
Jumlah tulangan (n)
A S 4190
n= = =11.02⇨ dipakai 12 batang
A sd 804.3
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D32 - 40 dengan As = 4561.2 mm2
Hitung Tulangan Geser
125
Dengan Pu = 37375 kg = 373.75 kN
Syarat tulangan geser
φ Vc φ 1/6 √ F c bd 0.75∗1/6 √30∗818∗808
 Vu> = = =¿ 225978.668 N ≈ 226
2 2 2
kN
φ Vc
 Vu=373.75 kN > =226 kN ( membutuhkan tulangan geser)
2
Gaya geser yang ditahan begel
φ Vc
Dengan nilai <Vu< φ Vc sehingga akan menghitung luas begel perlu minimum per
2
meter panajang adalah sebagai berikut:
Luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u)
75 √ fc bS 75 √ 30∗818∗1000 2
 A v, u= = =1166.76 mm
1200 F y 1200∗240
bS 818∗1000 2
 A v, u= = =1136.11mm
3Fy 3∗240
Dipilih yang besar yaitu Av,u = 1166.76 mm2
Perencanaan begel akan menggunakan diameter begel 2 kali berdiameter 10 mm
sehingga dapat dihitung spasi begel (s) dengan rumus berikut
n∗0.25∗π dp2 . S 2∗0.25∗π∗10 2∗1000
s= = =158.954 mm
A v ,u 988.21
d 807
Check spasi begel s ≤ ⇨ S=158.954 mm ≤ =403.5 mm OKE
2 2

IV.2.2.3. Perencanaan Wing Wall

126
Gambar 4.34. Wing Wall
Ukuran Wing Wall
 Hy = 3.61 m
 Hx = 3.20 m
 t = 0.5 m
 Wc = 24 kN/m2
Plat wing wall dianalisis sebagai Two Way Slab mengingat salah satu sisi vertikal atau
horizontal terjepit pada abutment, sehingga terjadi momen pada jepitan yaitu Mx dan
My.

IV.2.2.3.1. Pembebanan Wing Wall


Gaya Vertikal
Tabel.4.53.Gaya Vertika yang Bekerja Pada Wing Wall Akibat Berat Sendiri
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
1 103.428 1.25 80.80
2 5.2416 0.24 0.15
3 35.9424 1.6 46.01
4 16.38 1 8.19
𝚺V 160.992 𝚺M 135.15
Gaya Horizontal

127
Tekanan Tanah Pada Wing Wall
 Hy = 3.61 m
 Hx = 3.20 m
 t = 0.5 m
 Ws = 18.5 kN/m2
 Ø = 24o
2
 K a =tan 43−( Ø
2 )
=¿ tan 2 43−(24
2 )
=¿ 0.42 ¿ ¿

Tabel.4.54. Tekanan Lateral Pada Wing Wall Akibat Tekana Tanah Aktif
y My x Mx
Titik Beban H (t)
(m) (kNm) (m) (kNm)
Pa 1 13.56 * 4.80 * 0.42*1.25 34.1712 1.8 61.501 1.6 54.67
Pa 2 0.5*3.612 * 18.5 * 0.42*1.25 63.287 1.2 75.94 1.6 101.25
𝛴H 146.0592 𝚺My 137.44 𝚺Mx 155.93

Tabel.4.55. Gaya Horizontal dan Momen pada Wing Wall akibat Tekanan Tanah Aktif
H (t) y (m) My (kNm) x (m) Mx (kNm)
34.1712 1.8 61.501 1.6 54.67
63.287 1.2 75.94 1.6 101.259
𝚺My 137.441 𝚺Mx 155.929

IV.2.2.3.2. Perencanaan Penulangan Wing Wall

Gambar 4.35. Pembebanan untuk Wing Wall


Gaya Gravitasi
128
Tabel.4.56. Gaya Vertikal yang Bekerja Pada Wing Wall
No Berat Sendiri Lengan (m) Momen (kNm)
1 103.428 1.25 80.80
2 5.2416 0.24 0.15
3 35.9424 1.6 46.01
4 16.38 1 8.19
𝚺V 160.992 𝚺M 135.15

Gaya Horizontal
Tabel.4.57. Gaya Horizontal yang Bekerja pada Wing Wall Akibat Tekanan Tanah
Aktif
Titik Beban H (t) x (m) Mx (kNm)
Pa 1 q∗H∗K a∗γ TA
U
13.56 * 4.80 * 0.42*1.25 34.17 1.6 54.67
Pa 2 0.5 H 2 γ b K a∗γ UTA 0.5*3.612 * 18.5 * 0.42*1.25 63.29 1.6 101.26
Total 𝛴H 146.06 𝚺Mx 155.93

Data-data penulangan Wing Wall Abutment


 Mu = 135.15 + 155.93 = 291.08 kNm
 Pu = 160.992 + 146.06 = 307.052 kN
 Fy = 400 MPa
 Fc = 40 MPa
 Agr = 1000 * 1000 = 10*105 mm2
 D = h – selimut beton – 𝜑 senkang – ½ 𝜑 = 500 – 45 – 16 – 10 = 424 mm
 b = 1000 mm
Tulangan Pokok
Faktor bentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton
(fc’) sebagai berikut (Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002):
Untuk fc’≤ 30 MPa maka ꞵ1 = 0,85
0.05 ( f c −30 )
'
Untuk fc’> 30 MPa maka, ꞵ 1=0.85− , tetapi ꞵ 1≥ 0,65
7
0.05 ( 40−30 )
Sehingga ꞵ 1=0,85− =0.778
7
MU 291.08 x 10
6
 K= 2
= 2
=2.02 MPa
∅bd 0.8 x 1000 x 424
129
'
382.5 x β 1 x f c x ( 600+ f y −225 β 1 )
 K max = 2
( 600+ f y )
382.5 x 0.778 x 40 x ( 600+ 400−225 x 0.778 )
¿
( 600+400 )2
¿ 9.82 MPa> K=2.02 MPa oke

( √
 a= 1− 1−
2xK
0,85 x f 'c )
xd

( √
¿ 1− 1−
2 x 2.02
0,85 x 40
x 424)
¿ 25.987 mm
Tulangan Pokok (As)
'
0.85 x f c x a x b 0.85 x 40 x 25.987 x 1000
 A s= = =2208.895 mm2
fy 400
1,4 1,4 2
 A S ,U ≤ bd= x 1000 x 424=1484 mm OKE
fy 400

 A S=
√f c bd= √ 40 ∗1000∗424=1676 mm 2 OKE
4 Fy 4∗400

Dipilih yang besar yaitu A S ,U =2208.895mm 2


Dipakai tulangan D20 dari table A-4 buku Istimawan As = 314.2 mm
A s 314.2 x 103
Jarak tulangan s= = =142.24 mm ⇨ dipakai 100 mm
A S ,U 2208.895
Jumlah tulangan (n)
A S 2208.895
n= = =7.08⇨ dipakai 8 batan
A sd 314.2
Jadi tulangan pokok yang digunakan adalah: D20 - 35 dengan As = 2513.6 mm2
Tulangan Bagi
Sesuai dengan SKSNI T15-1991-03 pasal 3.16.12 dalam arah tegak lurus terhadap
tulangan utama digunakan tulangan bagi.
Digunakan diameter rencana tulangan bagi yaitu Ø = 16 mm.
Sehingga:
Tulangan bagi diambil 20% dai tulangan pokok As = 502.72
Dipakai tulangan D16 dari table A-4 buku Istimawan As = 201.2 mm

130
A s 201.2 x 103
 S= = =400.2 mm ⇨ dipakai 200 mm
A S ,U 502.72
Sehingga digunakan tulangan dengan ukuran D16-200 dengan As = 1005.3 mm2

Gambar.4.36. Penulangan untuk Wing Wall

131

Anda mungkin juga menyukai