Anda di halaman 1dari 16

PENYELUNDUPAN MANUSIA SEBAGAI TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN YANG

MEMBAHAYAKAN KEDAULATAN NEGARA

(PEOPLE SMUGGLING AS CRIMINAL ACTS THAT HARM THE COUNTRY'S


SOVEREIGNTY)

Dwi Nuryani
2018.1408.2.01
Taruni Tingkat I
Program Studi Hukum Keimigrasian
Politeknik Imigrasi
Email: dwinuryani576@gmail.com

Abstrak
Imigrasi merupakan bagian penting dalam suatu Negara, begitu pula dengan Negara Indonesia
yang memiliki dasar hukum imigrasi Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2011. Dasar hukum
tersebut tidak hanya memuat tentang larangan dan keharusan selama bermigrasi di Indonesia,
tetapi juga sanksi atas pelanggaran hukum tersebut. Penyelundupan manusia merupakan salah satu
bentuk tindak pidana keimigrasian dan merupakan kejahatan transnasional terorganisasi yang
menimbulkan permasalahan diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang dimanfaatkan
sebagai negara transit oleh pelaku penyelundupan manusia. Untuk menanggulangi kejahatan ini,
Indonesia membentuk Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang mengatur
tentang penyelundupan manusia, termasuk di didalamnya mengatur mengenai
pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku penyelundupan manusia. Tujuan dari tulisan ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan transit
serta mengetahui pertanggungjawaban pidana pelaku penyelundupan manusia menurut hukum
positif Indonesia. Metode penelitian hukum yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode
penelitian hukum normatif dan diperoleh kesimpulan bahwa sulitnya pengawasan terhadap
wilayah Kepulauan Indonesia yang sangat luas, letak Indonesia yang sangat strategis, lemahnya
instrumen hukum nasional yang ada serta adanya oknum pejabat yang berperan dalam kegiatan ini
menempatkan Indonesia sebagai negara favorit untuk transit. Disamping itu, pertanggunjawaban
pidana terhadap pelaku yang relatif ringan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Keimigrasian juga mengakibatkan kejahatan ini berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan
di Indonesia.
Kata Kunci: pertanggungjawaban pidana, tindak pidana, penyelundupan manusia
Abstract
Immigration is an important part of a country, as is the Indonesian State which has an immigration
legal basis Law Number 6 of 2011the legal basis not only includes the prohibitions and
compulsions of migrating in Indonesia, but also sanctions for violating the law. human smuggling
is a form of immigration crime and is an organized transnational crime that causes problems in
various parts of the world, including Indonesia which is used as a transit country by people
smuggling. to tackle this crime, Indonesia established Law No. 6 of 2011 concerning Immigration
which regulates human smuggling, including regulating criminal liability for people smuggling.
the purpose of this paper is to find out the factors that make Indonesia a transit destination and find
out the criminal liability of perpetrators of people smuggling according to positive Indonesian law.
the legal research method used in this paper is a normative legal research method and it can be
concluded that the difficulty of monitoring the vast Indonesian archipelago, Indonesia's strategic
location, the weakness of existing and existing national legal instrumentsofficials who played a
role in this activity put Indonesia as a favorite country for transit. .in addition, criminal liability for
relatively minor offenders as stipulated in the Immigration Act also results in this crime developing
into a profitable business in Indonesia.
Keywords: criminal liability, criminal acts, human smuggling
PENDAHULUAN konflik atau bencana di
negaranya.Kekacauan di beberapa negeri
Perkembangan yang pesat dari teknologi
menyebabkan perpindahan populasi yang
dan informasi membuat batas batas antar
cukup besar ke berbagai negara. Akibat dari
negara semakin kabur. Terbukanya pasar
adanya peperangan, konflik berdarah, bahkan
bebas antar negara sebagai akibat adanya era
mungkin genosida yang terjadi di sejumlah
globalisasi, membuka peluang besar bagi
negara seperti Irak, Iran, Afghanistan, Sri
setiap negara untuk memenuhi kebutuhan
Lanka, Pakistan dan Myanmar, memaksa
masyarakat di seluruh belahan dunia tanpa
sejumlah orang mencari perlindungan ke
dibatasi oleh ruang dan waktu. Akses antar
berbagai negara, salah satunya adalah
negara yang semakin luas juga menyebabkan
Indonesia. Mereka datang ke Indonesia
peningkatan mobilitas barang dan manusia
sebagai “transite state” (negara transit)
dari satu tempat ke tempat lain, dari satu
sebelum kemudian ke Australia sebagai
negara ke negara lain. Dengan terbukanya
negara akhir.2 Penyebab Dan Latar Belakang
pintu masuk dan akses dalam lingkup batas
Terjadinya Penyelundupan Manusia Tidak
negara ini memungkinkan setiap individu
Terlepas Dari Kondisi, Tatanan, Bahkan
dengan mudah berpindah dari satu tempat ke
Sistem Nilai Yang Dianggap Tidak
tempat lain. Fenomena ini menyebabkan
Memungkinkan Berkembangnya Potensi
lahirnya berbagai usaha untuk menjaga
Dan Harapan Manusia Di Tanah Airnya.
keamanan dan stabilitas negara melalui
Berbagai Tekanan Dalam Masalah
penetapan peraturan maupun kebijakan di
Kependudukan, Masalah Ketimpangan
bidang keimigrasian dalam mencegah
Strategi Atau Tidak Meratanya Pembagian
penyelundupan orang (people smuggling)
Kesempatan Dan Pembangunan Sosial-
dan imigran gelap (illegal migration) di
Ekonomi, Ataupun Terjadinya Berbagai
Indonesia.1
Konflik Dengan Alasan Yang
Suatu hal yang tidak dapat kita sangkal Beranekaragam, Telah Lama Dipahami
bahwa perkembangan kemajuan teknologi Sebagai Pemicu Terjadinya Arus Migrasi
transportasi dan komunikasi semakin cepat Yang Tidak Sah.
dan kompleks, sehingga memungkinkan
Celakanya, Penyelundupan Tersebut Telah
setiap orang dapat dengan mudah keluar
Dilakukan Oleh Jejaring Kejahatan
masuk dari suatu negara ke negara lain
Internasional Yang Terorganisasi, Baik
dengan berbagai tujuan antara lain bekerja,
Melalui Jalur Negara Perantara Maupun
mengunjungi keluarga, berlibur bahkan ada
Langsung. Dalam Hal Ini, Kasus
orang-orang yang memiliki tujuan untuk
mencari perlindungan karena menghindari

1
Andi Aina Ilmih, ‘Analisis Kebijakan Keimigrasian 2
Eva Johan, Kebijakan Indonesia, and Terhadap
Dalam Upaya Pencegahan Penyelundupan Orang Imigran, ‘Eva Johan: Kebijakan Indonesia Terhadap
Dan Imigran Gelap Di Indonesia’, 2017, 135–49. Hlm Imigran Ilegal 1’, 28.6 (2013), 1–12. Hlm 2
1
Penyelunduan Manusia Merupakan
Kejahatan Internasioanl Sebab Melibatkan
Negara-Negara. Menurut Kadiv
Humas Mabes Polri Saud Usman Nasution,
Smuggler (Penyelundup) Bisa Berasal Dari Untuk Dapat Keluar Dari Negaranya Dan
Negara Asal Imigran Atau Negara Transit Masuk Ke Negara Lain. Dalam Melakukan
Atau Negara Tujuan. Indonesia Sering Sekali Aksinya Sindikat Penyelundupan Manusia
Melibatkan Banyak Orang Dengan Peran
Dijadikan Lokasi Transit Penyelundupan
Berbeda Yang Dapat Dibagi Menjadi Tiga
Manusia, Karena Kondisi Geografis Serta Tingkatan. Bahkan Dalam Beberapa Kasus
Karakter Masyarakat Indonesia Bisa Dengan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia, Ada
Mudah Menentukan Lokasi-Lokasi Yang Diantara Mereka Yang Memiliki Peran
Nyaman Sebagai Tempat Keluar Dan Ganda, Yaitu Sebagai Orang Yang
Menyiapkan Sarana Pengangkutnya Dengan Diselundupkan Dan Sekaligus Berperan
Memanfaatkan Kondisi Ekonomi Sebagai Penyelundup (Smuggler). Penting
Untuk Dipahami Bahwa Masing-Masing
Masyarakat Di Sekitar Pesisir Pantai.3
Peran Yang Dilakukan Oleh Pelaku
Permasalahan Pencari Suaka Seringkali Menimbulkan Kesalahan Yang Berbeda.
Dikaitkan Dengan Permasalahan Kejahatan Yang Kemudian Digunakan Sebagai Acuan
Penyelundupan Manusia Karena Mereka Dalam Menentukan Pertanggujawaban
Kerap Menggunakan Jasa Penyelundup Pidana Pelaku Tindak Pidana Penyelundupan
Manusia.

Rumusan Masalah Kejahatan Transnasional Bukan Hanya


Didorong Oleh Faktor Perdagangan Bebas
1. Bagaimana Terjadinya
Yang Terbuka Lebar Atau Lemahnya
Penyelundupan Manusia (People
Penegakan Hukum Di Indoneisa. Akan
Smuggling) dan Imigran Gelap di
Tetapi Didukung Juga Oleh Wilayah
Indonesia?
Geografis Indonesia Itu Sendiri. Indonesia
2. Bagaimanakah Penegakan Hukum
Yang Bentuk Negaranya Adalah Kepulauan
Terhadap Tindak Pidana
Secara Geografis Memiliki Banyak Pintu
Penyelundupan dan Imigran Gelap ?
Masuk Bandara, Pelabuhan, Batas Darat Dan
Perairan. People Smuggling Dan Imigran
Gelap Merupakan Suatu Tindak Pidana Yang
Pembahasan
Saling Kait Mengait. Imigran (illegal)
1. Terjadinya Penyelundupan menurut oxford ictionary of Law dimaknai
Manusia (People Smuggling) dengan: “…is the act of entering a Di
dan Imigran Gelap di Indonesia, ada banyak penyebutan untuk
Indonesia istilah pengungsi, pertama imigran illegal
(illegal immigrant) yang dipakai oleh

3
Theresia Wulan Sari Sijabat, @仙台No Title, 2018
Interpol Indonesia. Kedua, pencari suaka. Terpisah Maupun Tidak) Untuk Menyatakan
Ketiga, pendatan illegal yang dicetuskan oleh Suatu Tindakan Tersebut Tergolong People
menteri luar negeri, Hasan Wirajuda. Smuggling, Yaitu Harus Ada Kegiatan
Keempat, pengungsi sejati dan pendatang Melintasi Tapal Batas Antar Negara,
biasa. Istilah ini digunakan oleh lembaga Aktivitas Tersebut Merupakan Aktivitas
United Nations High Cimission for Refugee Yang Bersifat Ilegal, Dan Kegiatan Tersebut
(UNHCR).4Kegiatan Tersebut Dapat Terjadi Memiliki Maksud Untuk Mencari
Jika Salah Satunya Dapat Direalisasikan, Keuntungan.
Dalam Artian Bahwa Imigran Gelap Akan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Berhasil Dengan Adanya Persengkongkolan
15 Tahun 2009, Indonesia Telah
Dari Agen-Agen Penyelundup, Dan
Mengesahkan Gratifikasi Protokol
Penyelundup Orang Mengakibatkan Semakin
Menentang Penyelundupan, Namun
Meningkatnya Jumlah Imigran Gelap. Dapat
Demikian Undang-Undang Khusus Tentang
Terjadi Jika Salah Satunya Dapat
Tindak Pidana Penyelundupan
Direalisasikan, Dalam Artian Bahwa Imigran
Manusia/Imigran Di Indonesia Sudah Di
Gelap Akan Berhasil Dengan Adanya
Atur Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
Persengkongkolan Dari Agen-Agen
2011. Namun Hal Yang Mengatur Tentang
Penyelundup, Dan Penyelundup Orang
Korban Perdagangan / Penyelundupan
Mengakibatkan Semakin Meningkatnya
Manusia Masih Sangat Lemah Yang
Jumlah Imigran Gelap.
Terdapat Pada Pasal 86 Undang-Undang
Sedangkan Pengertian People Smuggling Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
Adalah Sebuah Istilah Yang Merujuk Kepada Seolah – Olah Refugee Tersebut Sangat
Gerakan Ilegal Yang Terorganisasi Dari Berharga Sedangkan Indonesia Bukan
Sebuah Kelompok Atau Individu Yang Negara Yang Meratifikasi Protokol 51
Melintasi Perbatasan Internasional, Biasanya Tersebut. Undang-Undang Indonesia Sendiri
Dengan Melakukan Pembayaran Yang Melemahkan Negara Indonesian
Berdasarkan Jasa. Penyelundupan Migran Padahal Fenomena Masuknya Imigran Gelap
Merupakan Suatu Tindakan, Baik Langsung Ke Indoneisa Tersebut Sudah Memenuhi
Maupun Tidak Langsung, Guna Memperoleh Syarat Sebagai People Smuggling, Namun
Suatu Keuntungan Finansial Atau Material Karena Ketiadaan Yang Mengatur Hal
Lainnya Dengan Cara Memasukkan Tersebut Maka Polri Serta Imigrasi Hanya
Seseorang Yang Bukan Warga Negara Atau Menggunakan Undang-Undang Imigrasi
Penduduk Tetap Suatu Negara Tertentu Dalam Proses Penyidikan. Hal Ini Yang
Secara Ilegal Ke Negara Tersebut. Menyebabkan Masalah Bahwa Yang
Menjadi Tersangka Kemudian Hanyalah
Berdasarkan Pengertian Di Atas, Dapat
Warga Negara Indonesia, Sedangkan Para
Dinyatakan Bahwa Terdapat Tiga Unsur
Imigran Gelap Berlindung Di Bawah Konsel
Penting Yang Harus Ada (Baik Secara

4
M Alvi Syahrin and Petak Norma, ‘M. Alvi Syahrin |
Petak Norma ®’.

5
People Smuggling Dan Lepas Dari Tuntutan Nations Office on Drugs and Crime
Hukum Indonesia. (UNODC) salah satu Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang juga memiliki
Lalu Lintas Keluar Dan Masuk Orang Dari
konsentrasi terhadap permasalahan mengenai
Dan Ke Dalam Indonesia Telah Diatur Dalam
perdagangan manusia dan penyelundupan
Undang-Undang Imigrasi No 6 Tahun
imigran gelap mendefinisikan perdagangan
2011.Namun Permasalahan Yang Muncul
manusia sebagai tindak kejahatan terhadap
Kemudian Adalah Banyak Dari Imigran
manusia dengan cara merekrut, mengangkut,
Yang Masuk Secara Illegal Dan Berlindung
memindahkan, menyembunyikan atau
Dibalik Status Pengungsi Atau Pencari Suaka
menerima seseorang melalui kekerasan,
Belum Dapat Dipastikan Bisa Mendapatkan
paksaan dan tindakan jahat lainnya dengan
Status Tersebut Dari Unhcr Sehingga Hukum
tujuan untuk mengeksploitasi mereka.
Di Indonesia Terabaikan.Selain Itu, Imigran
Penyelundupan imigran adalah tindak
Gelap Yang Masuk Ke Indonesia Dianggap
kejahatan untuk mendapatkan uang atau
Sebagai Korban Penyelundupan Orang,
keuntungan materi lainnya dengan cara
Padahal Undang-Undang Tentang People
memasukkan orang kedalam suatu negara
Smuggling Tidak Ada Di Indonesia,
dimana orang tersebut bukan merupakan
Mengakibatkan Para Imigran Gelap Merasa
warganegara negara tersebut (United Nations
Sangat Aman Di Indonesia, Merasa Bebas
Office on Drugs and Crime, 2012).
Tanpa Dikenakan Hukum Indonesia.Yang
Terjerat Hukum Indonesia Hanyalah Wni
Perdagangan terhadap manusia sejatinya
Yang Juga Ikut Terlibat (Terhasut Oleh Para
telah ada sejak dulu, ditandai dengan
Penyelundup) Dalam Penyelundupan
kebutuhan akan adanya tenaga kerja dengan
Manusia, Dan Mereka Juga Terjerat Oleh
gaji yang sangat-sangat rendah atau mungkin
Hukum Australia. Contohnya Adalah Kasus
tidak diberi upah sama sekali dan kualitas
Abdul Hamid, Warga Negara Indonesia Asal
kehidupan yang sangat buruk dari para buruh,
Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Yang
sering kita kenal dengan istilah slave atau
Dikenakan Hukuman Penjara 8 Selama Enam
budak. Perbudakan merupakan bentuk
Tahunoleh Pengadilan Perth, Australia Barat,
perdagangan manusia dimasa lalu dimana
Karena Terbukti Bersalah Menyelundupkan
manusia diambil paksa dari daerah asalnya
Tiga Warga Iran Dan Sembilan Warga
dan dipindahkan ke suatu daerah untuk
Afghanistan Ke Negara Itu Pada 29
dipekerjakan secara paksa oleh penjajah-
September 2008.4
penjajah dari Eropa yang ketika itu
menguasai perekonomian dan politik
Human Trafficking atau yang sering kita
internasional. Salah satu contoh nyata yang
kenal dengan perdagangan manusia telah
paling buruk dan mengerikan adalah
menjadi isu yang mengemuka dalam
perdagangan budak Afrika oleh penguasa
hubungan internasional saat ini dan telah
Eropa dimana kurang lebih 11 juta orang
banyak menjadi bahasan di forum-forum
Afrika kulit hitam dari Pantai Barat Afrika
internasional serta dipahami sebagai
dipindah paksa untuk dipekerjakan di
permasalahan global. Menurut United

6
berbagai sektor perekonomian di benua Pulau Christsmas adalah suatu pulau yang
Amerika. Mereka dimasukkan kedalam merupakan pusat casino di Australia, tetapi
kapalkapal dengan kondisi yang sangat sisi lain pulau tersebut merupakan
menyedihkan, kekurangan makanan.5 tempat para imigran ditahan di suatu Rumah
Dalam konteks Indonesia, yang Detensi Imigrasi yang benar-benar layak huni
menjadi faktor penarik untuk terjadinya dan nyaman sebelum mereka memperoleh
praktek kejahatan ini antara lain adalah kewarganegaraan secara selectif, dalam suatu
keadaan geografis Indonesia yang luas, tetapi konvensi internasional Australia merupakan
kekurangan satuan tugas pengamanan salah satu negara yang memiliki komitmen
wilayah; Indonesia adalah negara yang untuk membantu para imigran (pengungsi
strategis sebagai tempat transit sebelum korban perang dan pencari suaka) yang
sampai ke negara tujuan, seperti Australia. memasuki negaranya.
Indonesia, yang belum menandatangai Sebagian besar pengungsi dari Asia
Konvensi Jenewa Tahun 1951 dan Protokol pertama kali masuk ke Malaysia, di mana
Tahun 1967, posisinya sangat lemah dalam mereka akan dibawa ke selatan sebelum
mengatasi masalah para pencari suaka dan menyeberang dengan kapal feri ke Pulau
pengungsi dari negara lain karena tidak Batam, Indonesia. Dari sana, tujuan
memiliki peraturan nasional yang secara selanjutnya adalah mencapai Kota Jakarta
khusus membahas masalah tersebut. Selain dan melanjutkan ke pulau-pulau Indonesia
itu, keberadaan UNHCR di Jakarta membuat bagian selatan, seperti Pulau Bali, Pulau
Pemerintah Republik Indonesia merujuk Flores atau Lombok. Dan dari pulau-pulu ini
setuap orang asing yang masuk dengan alasan nantinya mereka akan terus melanjutkan
mencari suaka ke UNHCR untuk perjalan menuju negara Australia.6Jalur lain
melaksanakan penentuan status pengungsi. juga ditemukan melalui Lautan Hindia
Pemerintah Indonesia mengizinkan para langsung menuju Kota Medan, tanpa melalui
imigran untuk menetap di Indonesia hingga Malaysia, kemudian terus menuju bagian
didapatkan suatu solusi Oleh karenanya para Selatan Pulau Sumatera. Dari arah Utara,
imigran gelap merasa aman untuk datang dan yaitu Laut Cina Selatan, para imigran gelap
tinggal di Indonesia; memasuki wilayah juga ditemukan, yang langsung menuju
Indonesia dengan memanfaatkan keberadaan Wilayah Jambi dan Sumatera Selatan,
UNHCR dengan dalih mencari suaka. kemudian melanjutkan perjalan dengan arah
yang sama ke Jawa, lanjut ke Sulawesi
Meningkatnya jumlah imigran gelap, Selatan, ke wilayah Kepulauan Sunda Kecil,
sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan terus menuju negara Australia.
dan Asia selatan, mendarat di pantai barat dan Para imigran gelap yang teroganisir oleh
terutama di Pulau Christmas, yang terletak para penyelundup manusia ini umumnya
relatif dekat dengan kepulauan Indonesia. berasal dari Asia Selatan, seperti India,

5
Made Bayu and others, ‘Kejahatan Perdagangan 6
‘Permasalahan_Imigran_Gelap_dan_People_Sm’.
Manusia Sebagai Human Security Issues Di Indonesia
2005-2009’, 2009, 1–15.

7
China, atau Asia Timur Tengah, seperti Iran, Australia, karena belum mendapat
Irak, Afghanistan, juga dari Afrika. Mereka izin masuk di Australia, mereka
menjadikan negara-negara di Asia Tenggara terdampar di Indonesia. Hal ini
sebagai negara transit, umumnya Malaysia menjadi beban bagi Negara
dan Indonesia, yang meruakan lalu lintas Indonesia, karena suatu kepedulian
perdagangan dunia, dan berharap akan manusia. Sehingga bisa
mendapat bantuan dengan dikrimkannya mempengaruhi hubungan Negara
mereka ke negara-negara ketiga, seperti ke secara politik, dalam hal ini tiga
Australia, Negara-negara maju di Eropa hubungan politik yang terkait adalah
Barat, Amerika, dan Kanada. Negara Indonesia sebagai Negara
transit, Australia sebagai negara yang
menjadi tujuan migran, dan Iran
Adapun bentuk ancaman yang terjadi sebagai Negara asal.
dilihat dari dampak yang diberikan dengan - Dampak secara ekonomi adalah
adanya imigran gelap dan people smuggling masuk atau keluarnya orang tanpa di
adalah sebagai berikut : lengkapi dengan dokumen perjalanan
dalam pandangan secara ekonomi
- Dampak secara ideologi adalah
tentu saja visa yang diterapkan
masuk atau keluarnya orang tanpa di
dengan mengenakan biaya masuk
lengkapi dengan berbagai dokumen
bagi orang aisng berkurang bagi
dan maksud kedatangan atau
devisa Negara. Kemudian devisa itu
kepergiannya. Tentunya hal ini bisa
dipergunakan untuk pelaksanaan
membahayakan nilai-nilai dasar yang
pembangunan baik untuk fisik
selama ini terjaga dan sesuai dengan
maupun non fisik. Selain itu
nilai-nilai dasar di Negara Indonesia.
persaingan dalam bisnis kemudian
Ideologi sabagai hal yang paling
bisa melemahkan bagi usaha orang
mendasar, karena terjadinya
Indonesia asli. Karena orang asing
penyelundupan manusia, baik
yang diselundupkan sebagai buruh
kedalam maupun keluar bisa
tentu saja bisa lebih murah. Demikian
membawa pengaruh pola kehidupan
juga ekonomi kita banyak tersedot
bernegara utamanya. Karena
bagi kegiatan yang bersifat sex
ideology yang ada dari luar belum
komersial.
tentu sesuai dengan falsafat dan
- Dampak secara keamanan nasional
pandangan hidup Negara Indonesia.
adalah banyak penyelundupan baik
- Dampak secara politik adalah
dari dalam negeri ke luar negeri,
penyelundupan manusia apalagi
maupun sebaliknya justru
dalam jumlah besar dank arena latar
menciptakan kerawanan bagi
belakang terjadi karena politik sangat
keamanan Negara. Karena maksud
membawa dampak yang besar bagi
kedatangan mereka tentu saja dilatar
suatu Negara. Misalnya
belakangi dengan berbagai motif atau
penyelundupan orang Iran ke

8
kepentingan. Bila selundupan orang yang dilakukan oleh aktor-aktor non-
asing tersebut ke Indonesia tanpa negara, dengan memanfaatkan kondisi
ditangani dengan baik. Bisa dalam negeri yang tidak kondusif.Maka
menimbulkan masalah tindak Indonesia tengah mengalami ancaman
pelanggaran hukum Indonesia, semacam ini.Ancaman politik yang
seperti kejahatan bisa meningkat dirasakan oleh Indonesia bukan berasal
seperti perampokan atau pencurian dari negara tetap dari aktor non-negara
dari mereka. Karena didorong oleh seperti jaringan terorganisir.
kebutuhan mereka sendiri. Penyelundupan tersebut dilakukan
Kehidupan serba kekurangan untuk melalui jejaring kejahatan internasional
memenuhi kebutuhannya, akhirnya yang terorganisasi baik melalui jalur
melakukan tindak kejahatan. Belum negara perantara maupun
lagi karena ada kepentingan lain langsung.Semakin meningkatnya secara
untuk masuk dengan cara signifikan aktivitas kelompok kejahatan
diselundupkan seperti kegiatan terorganisasi dalam terjadinya
terorisme daln lain-lain. penyelundupan migran, dapat
- Dampaksecara kerawanan imigrasi membahayakan negara-negara dan
adalah kerawanan imigrasi jelas kehidupan serta keselamatan para migran
melanggar ketentuan perundang itu sendiri.7Dalam penegakan hukum, ada
undangan yang berkaitan dengan tiga faktor yang mempengaruhinya yakni
keimigrasian yaitu izin tinggal bagi faktor substansi hukum; faktor struktur
yang masuk dan keluar wilayah hukum; dan faktor kultur hukum itu
Republik Indonesia. Untuk bisa sendiri (Lawrence M.Friedmann, 2009:
masuk atau keluar, maka 17). Terkait masalah keimigrasian, yang
memunculkan modus baru berupa menjadi fokus utama yakni faktor
pemalsuan paspor, visa dan izin subtansi hukum dimana faktor subtansi
tinggal dan sebagainya. hukum ini diharapkan menutup celah
Dari dampak-dampak yang timbul oleh (kekurangan) bagi Indonesia dan di lain
adanya imigran gelap dan people sisi peraturan hukum yang jelas dan tegas
smuggling secara umum dapat dikatakan dapat mencegah dan menyelesaikan
ancaman yang datang adalah bentuk persoalan kejahatan penyelundupan
ancaman politik, meski masih banyak orang dan imigran gelap sebagai
bentuk ancaman lain seperti ancaman kejahatan transnasional. 8Pada dasarnya
ekonomi, yang juga akan ikut ada tiga kebijakan yang digunakan dalam
mempengaruhi kestabilan Indonesia. menangani people smuggling, yaitu
Seperti yang dipandang oleh kaum border controls, deportation and
non-trandisional bahwa ancaman dari legalization policies, dan work-site
luar lebih besar kemungkinan bersumber inspections, raids, and sanctions against
dari kejahatan terorganisasi lintas negara

7 8
Ilmih.

9
employers or illegal immigrants (Guido Di Indonesia, kerangka hukum nasional
Friebel and Sergei Guriev, 2006: 1086). yang mengatur mengenai imigran ilegal
tersebar pada beberapa peraturan
Pertama, kebijakan kontrol perbatasan
perundang-undangan, yaitu Undang-
(border controls) ditujukan untuk
Undang No.6 Tahun 2011 Tentang
membatasi ruang gerak dari imigran
Keimigrasi, berikut Peraturan Pemerintah
gelap dan agen penyelundup. Kedua,
Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
kebijakan deportasi dan pengabsahan
PelaksanaUndang-Undang No.6 Tahun
kebijakan di Indonesia dalam
2011 Tentang Keimigrasi, Undang-
pelaksanaannya, deportasi tidak dapat
Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
dilaksanakan jika belum ada status
Kewarganegaraan, Undang-Undang
pengungsi yang diberikan oleh UNHCR
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi
sehingga dibutuhkan suatu pengesahan
United Nations Convention Against
kebijakan dari pemerintah RI terkait
Transnasional Organized Crime,
status para imigran tersebut. Ketiga,
Undang-Undang No.14 Tahun 2009
kebijakan Pemeriksaan dan Tinjauan
tentang Ratifikasi Protocol to Prevent,
terhadap Lokasi Pekerjaan, melakukan
Suppress and Punish Trafficking in
penggerebekan, dan sanksi yang tegas
Persons, Especially Women and
terhadap para pelaku agen
Children, Supplementing United Nations
penyelundupan manusia. Untuk bentuk
Convention Against Transnasional
ketiga dari kebijakan ini, belum ada
Organized Crime, Undang-Undang
aturan khusus yang mengatur people
No.15 Tahun 2009 tentang Ratifikasi
smuggling di Indonesia.
Protocol Against The Smuggling of
Menurut penulis, terkait dengan Migrants by Land, Sea and Air,
kebijakan deportasi, kebijakan ini dapat Supplementing United Nations
memberikan hasil yang baik jika Convention Against Transnasional
9
memiliki sanksi yang tegas bagi agen Organized Crime.
penyelundup. Yang perlu diatur terkait
Rancangan Perpres untuk Imigran illegal
dengan sanksi adalah bentuk aktivitas
dari agen-agen penyelundup yang mana
dilakukan secara terus menerus untuk
Penanganan bagi korban
merekrut orang-orang dari negara asal ke
Penyelundupan Manusia dan
negara tujuan illegal immigration.
Perdagangan orang diatur dalam Pasal 86
2. Penegakan Hukum Terhadap sampai Pasal 90 Undang-Undang Nomor.
Tindak Pidana 6 Tahun 2011, namun ketentuan dalam
Penyelundupan dan Imigran pasal-pasal tersebut tidak mampu
Gelap memberikan efek jera (deterrent
effect)bagi imigran ilegal untuk dapat

9
Johan, Indonesia, and Imigran.hlm 8

10
melakukan kembali upaya untuk protokol tambahannya. Melalui undang-
diselundupkan. Prinsip yang diadopsi undang keimigrasian, negara memiliki
dari Protokol mengenai Penyelundupan hak untuk mengatur keberadaan orang
Manusia (Smuggling of Migrant) adalah asing di wilayah Negara Kesatuan
menempatkan para imigran ilegal sebagai Republik Indonesia. Indonesia sebagai
korban (victims) penyelundupan yaitu negara berdaulat, memiliki hak untuk
orang yang dijadikan objek untuk diambil dapat mengatur keberadaan imigran
keuntungan secara ekonomidengan ilegal tersebut, baik yang datang dengan
membayar sejumlah uang kepada dokumen maupun yang tidak
smuggler. Dengan tidak memposisikan berdokumen.Namun, dalam
imigran sebagai bagian dari usaha pelaksanaannya Undang-Undang ini
penyelundupan dan dikenakan sanksi dirasa belum dapat efektif mengatur
pidana, maka para imigran ilegal tidak keberadaan para imigran ilegal di
jera untuk terus saja memanfaatkan Indonesia. Penggunaan kata imigran
jaringan penyelundup untuk dapat keluar ilegal menunjukkan bahwa pencari suaka
Indonesia menuju Australia.10 United dan pengungsi masih dianggap sebagai
Nations Convention Against bagian dari imigran secara umum, bukan
Transnational Organized Crime dan dua dalam kategori yang lain, yaitu
protokol tambahannya merupakan bentuk pengungsi. Penolakan keimigrasian
perjanjian internasional yang mengikat Indonesia untuk menkualifikasikan
negara-negara yang menandatanganinya, pencari suaka dan pengungsi dalam
sehingga menimbulkan hak dan kategori khusus bukan sebagai imigran
kewajiban bagi negara-negara tersebut. ilegal dengan alasan karenaIndonesia
Namun, suatu perjanjian internasional belum juga meratifikasi konvensi
tidak secara langsung mengikat negara- pengungsi 1951.24Undang-Undang
negara yang menandatanganinya. Nomor 6 Tahun 2011 memberikan
Menurut Boer Mauna, pengikatan diri definisi Penyelundupan Manusia (people
terhadap perjanjian internasional smuggling) dalam Pasal 1 Angka 32,
tergantung pada ketentuan hukum yaitu:Penyelundupan manusia adalah
nasional masing-masing negara. perbuatan yang bertujuan mencari
keuntungan, baik secara langsung
Selama ini, penanganan imigran ilegal
maupun tidak langsung, untuk diri sendiri
di Indonesia dilakukan dengan
atau untuk orang lain yang membawa
menggunakan Undang-Undang
seseorang atau kelompok orang, baik
Keimigrasian, Undang-Undang Nomor 6
secara terorganisasi maupun tidak
Tahun 2011 yang telah mengadopsi
terorganisasi, atau memerintahkan orang
prinsip-prinsip yang tertuang dalam
lain untuk membawa seseorang atau
United Nations Convention Against
kelompok orang, baik secara
Transnational Organized Crime dan dua
terorganisasi maupun tidak terorganisasi,

10
Ibid.hlm 9

11
yang tidak memiliki hak secara sah untuk bahwa banyak dari mereka yang terlibat
memasuki wilayah Indonesia atau keluar merupakan oknum-okum pejabat. Mereka
wilayah Indonesia dan/atau masuk menyalahgunakan kekuasaan dan
wilayah negara lain yang orang tersebut kewenangan yang dimiliki untuk membantu
tidak memilki hak untuk memasuki kegiatan para sindikat penyelundupan
wilayah tersebut secara sah, baik dengan manusia. Tidak sampai disitu, bahkan
menggunakan dokumen sah maupun dikatakan penyelundupan manusia bukalah
dokumen palsu, atau tanpa menggunakan kejahatan tunggal. Lebih dari pada itu,
Dokumen Perjalanan, baik melalui “People smuggling is a crime that is directly
pemeriksaan imigrasi maupun tidak. or indirectly linked to other transnasional
crime, such as drug trafficking, trafficking in
3. PERTANGGUNGJAWABAN
persons {(human trafficking)} and
PIDANA PELAKU TINDAK
terrorism.”4 Maka tidak berlebihan apabila
PIDANA
dianggap sebagai kejahatan yang merupakan
PENYELUNDUPAN
musuh umat manusia (hostis humani
MANUSIA MENURUT
generis).5 Berdasarkan hukum positif
HUKUM POSITIF
Indonesia, pertanggungjawaban pidana
INDONESIA
pelaku tindak pidana penyelundupan manusia
Penyelundupan manusia merupakan didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
transnational organized crime yang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Hal
melibatkan banyak orang dengan berbagai ini diatur dalam Pasal 120 ayat (1) dimana
peran dengan tingkatan tertentu. Pada tingkat terhadap setiap orang yang melakukan
paling bawah (pertama) adalah pelaksana penyelundupan manusia dipidana penjara
lapangan, tingkat kedua adalah koordinator paling singkat 5 tahun dan paling lama 15
yang mengkoordinir kegiatan pelaksanaan tahun dan denda paling sedikit Rp.
lapangan dan tingkat ketiga adalah 500.000.000,- dan paling banyak Rp.
pengendali yang mengendalikan kegiatan 1.500.000.000,-. Pidana yang sama juga
para koordinator.3 Dalam beberapa kasus, dikenakan terhadap percobaan untuk
tidak semua orang yang akan diselundupkan melakukan tindak pidana ini dan diatur dalam
merupakan imigran ilegal murni. Ada Pasal 120 ayat (2). Terhadap mereka yang
diantara mereka yang memiliki peran ganda, melakukan tindak pidana penyelundupan
yaitu sebagai orang yang diselundupkan dan manusia dengan menyalahgunakan jabatan
sekaligus berperan sebagai penyelundup dan wewenang hanya dikenakan ancaman
(smuggler). Untuk itu harus dibedakan peran pidana pokok, yaitu lima tahun penjara.
masing-masing pelaku, agar dapat melihat Sedangkan untuk tindak pidana
kesalahan apa yang dilakukan pelaku dan penyelundupan manusia yang dilakukan oleh
dapat menentukan pertanggungjawaban korporasi hanya pidana denda dengan
pidana atas kesalahan yang dilakukan. ketentuan besarnya pidana 3 (tiga) kali lipat
Ironisnya, belakangan diketahui dalam (Pasal 136 ayat (2))
beberapa kasus penyelundupan manusia

12
mendorong mereka untuk berpindah ke
tempat lain. Selain itu, faktor penyebab
dari negara tujuan imigran, yakni adanya
Penutup jaminan hak pencari suaka yang
diberikan suatu negara (contohnya
Kesimpulan
Indonesia) sehingga membuat para
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik imigran tertarik untuk menjadikan
kesimpulan sebagai berikut: Indonesia sebagai negara tujuan mereka.

1. Pedoman atau landasan hukum yang 3. Konsep ideal kebijakan keimigrasian


digunakan di bidang keimigrasian untuk mencegah penyelundupan orang
khususnya terkait dengan pengungsi, dan imigran gelap yang masuk ke
keimigrasian, dan orang yang Indonesia dimulai dari Subtansi Hukum,
diselundupkan (people smuggling) yakni perlunya dibuat undang-undang
berdasarkan ketentuan hukum yang atau kebijakan khusus yang mengatur
berlaku yakni Konvensi Tahun 1951 masalah penyelundupan orang dan
tentang Status Pengungsi. Undang- imigran gelap juga pengaturan sanksi
Undang nasional Indonesia juga telah yang tegas terkait bentuk kegiatan dari
menjamin adanya hak pencari suaka agen penyelundup untuk memangkas
sebagaimana diatur dalam Pasal 28 G mata rantai kejahatan transnasional.
ayat (2) Undang-Undang Dasar (UUD) Selain itu, kerjasama yang solid perlu
1945, dan Pasal 28 Undang-Undang terjalin antar negara maupun instansi
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi dalam negeri terkait alokasi
Manusia. Dipertegas dengan adanya dana/anggaran, sarana dan prasarana
UndangUndang Nomor 15 Tahun 2009 yang digunakan sebagai usaha dalam
tentang Pengesahan Protokol Menentang menangani masalah penyelundupan
Penyelundupan Imigran melalui Darat, orang dan imigran gelap.11
Laut dan Udara. Meskipun demikian,
Indonesia merupakan negara yang
belum ada aturan khusus yang mengatur
berdaulat. Kedaulatan negara berada pada
masalah penyelundupan orang (people
kedudukan tertinggi dari suatu negara.
smuggling) dan imigran gelap (illegal
Negara memiliki kedaulatan untuk
migration) yang masuk di Indonesia.
mengatur kepentingan-kepentingannya,
2. Faktor penyebab penyelundupan orang termasuk persoalan orang asing yang
dan imigran gelap, dimungkinkan muncul masuk dan keluar negara. Persoalan
baik dari negara asal maupun negara Imigran Ilegal semakin hari semakin
tujuan imigran tersebut. Faktor penyebab mengganggu stabilitas keamanan dan
kejahatan transnasional jika dari negara pertahanan Indonesia. Kebijakan
asal para imigran misalnya terjadinya pemerintah melalui peraturan
perang dan desakan ekonomi yang perundangan yang ada, yaitu UU No.6

11
Ilmih.

13
tahun 2011 tentang Keimigrasian belum yang kurang memadai, letak Indonesia
mampu memberikan solusi terhadap yang berada diantara negara asal dan
beberapa persoalan yang ada, negara tujuan penyelundupan manusia
diantaranya: belum ada kejelasan aturan dan keterlibatan masyarakat serta oknum
mengenai imigran ilegal (baik sanksi pejabat terkait yang membantu
pidana maupun administratif) karena menyelundupkan para imigran. Undang-
yang diatur dalam UU Keimigrasian Undang No. 6 Tahun 2011 tentang
hanya migran yang diselundupkan saja, Keimigrasian tidak membedakan derajat
masih memposisikan imigran ilegal kesalahan pelaku berdasarkan
sebagai victims yang justru tidak peranannya. Dengan kata lain, selama
memberikan efek jera bagi mereka untuk unsur-unsur pasal tindak pidana
diselundupkan kembali. Walaupun penyelundupan manusia terpenuhi,
Indonesia belum meratifikasi Konvensi apapun perannya, pelaku akan diancam
Pengungsi 1951, namun Prinsip dengan hukuman pidana sesuai dengan
Kedaulatan Negara patut dijadikan ketentuan pidana pada pasal yang
landasan bagi Indonesia dalam membuat dilanggar.12
kebijakan mengenai penanganan imigran
Saran
ilegal yang ada. Artinya, Indonesia
sebagai negara yang berdaulat harus Indonesia adalah Negara berkembang
memandang bahwa kepentingan bangsa yang mana perekonomiannya juga belum
Indonesia didahulukan begitu baik dan stabil, maka dari itu
Indonesia selalu membuat cara
Ada faktor-faktor yang menyebabkan
bagaimana dapat menambah devisa
Indonesia dipilih sebagai negara transit
Negara melalui bidang imigrasi, contoh
untuk kegiatan penyelundupan manusia
usaha pemerintah dalam menambah
diantaranya sulitnya pengawasan
devisa Negara dengan menetapkan Bebas
terhadap wilayah Kepulauan Indonesia,
Visa Kunjungan bagi 169 negara.
sarana dan prasaran untuk pengawasan

12
Bagian Hukum, Pidana Fakultas, and Hukum
Universitas, ‘Penyelundupan Manusia’, 2011.

14
Kebijakan tersebut tidak semata mata M. Alvi Syahrin, Antara Batas Imajiner dan
memberikan dampak positif bagi Kedaulatan Negara, Imigrasi di
Indonesia tetapi juga membawa dampak Batas Imajiner (TPI Soekarno Hatta).
negatif. Adapun dampak negatif dari M. Alvi Syahrin, Hak Asasi Bermigrasi,
kebijakan tersebut adalah semakin Bhumi Pura.
banyak tindak pidana keimigrasian salah
satunya penyelundupan manusia seperti M. Alvi Syahrin, Imigran Ilegal, Migrasi
yang apa yang penulis bahas ini. atau Ekspansi?, Checkpoint.
M. Alvi Syahrin, Imigran Ilegal dan HAM
Penulis berharap agar pejabat tinggi
Universal, Bhumi Pura.
Negara Indonesia lebih berpikir secara
luas dan mencari solusi terhadap dampak M. Alvi Syahrin, Reorientasi Fungsi
negative yang mungkin terjadi dalam Imigrasi Indonesia: Kembalikan ke
setiap menetapkan kebijakan baru Fitrah Penjaga Gerbang Negara,
terutama bidang imigrasi karena imigrasi Bhumi Pura.
adalah pintu utama orang asing masuk M. Alvi Syahrin, Metode Penelitian
wilayah Indonesia Keimigrasian, Politeknik Imigrasi.
M. Alvi Syahrin, Teori Kebijakan Selektif
Keimigrasian, Opinio Juris.
Daftar Pustaka
M. Alvi Syahrin, Teori Hakikat
Jurnal Ilmiah
Keimigrasian, Opinio Juris.
M. Alvi Syahrin, Menakar Kedaulatan
M. Alvi Syahrin, Teori Pemeriksaan Lalu
Negara dalam Perspektif
Lintas Keimigrasian, Opinio Juris.
Keimigrasian, Jurnal Penelitian
Hukum De Jure. M. Alvi Syahrin dan Surya Pranata, Studi
Kritis Kepentingan Indonesia dalam
M. Alvi Syahrin, The Implementation of
Proses Ratifikasi Konvensi Tahun
Non-Refoulement Principle to the
1951 dan Protokol Tahun 1967,
Asylum Seekers and Refugees in
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian.
Indonesia, Sriwijaya Law Review.
M. Alvi Syahrin dan Pramella Yunidar
M. Alvi Syahrin, Legal Impacts of The
Pasaribu, Dialektika Hukum
Existence of Refugees and Asylum
Determinasi Migrasi Pengungsi di
Seekers in Indonesia, International
Indonesia, Jurnal Ilmiah Kajian
Journal of Civil Engineering and
Keimigrasian.
Technology.
Sumber lain
M. Alvi Syahrin, The Rohingya Refugee
Crisis: Legal Protection on https://www.researchgate.net/publication/33
International Law and Islamic Law, 0307799_Dialektika_Hukum_Determinasi_
International Conference on Migrasi_Pengungsi_Internasional_di_Indon
Indonesian Legal Studies. esia

15
https://scholar.google.com/citations?user=9
ASRg2oAAAAJ&hl=en&oi=ao
https://www.academia.edu/14304154/Perma
salahan_Imigran_Gelap_dan_People_Smug
gling_Mengancam_Kestabilan_Kawasan_In
donesia

https://e-
journal.unair.ac.id/YDK/article/viewFile/57
12/3608

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstrea
m/123456789/41599/1/AHMAD%20RISYA
D%20FADLI-FSH.pdf

https://www.atlantis-
press.com/proceedings/icils-18/25903147

16

Anda mungkin juga menyukai