2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Korban Trafficking”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi besar, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II.
Dengan harapan makalah “Asuhan Keperawatan Korban Trafficking” ini bisa
menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan mendatangkan manfaat.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang. Aamiin.
Penyusun,
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan secara modern, terjadi
baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan berkembangnya teknologi informasi,
komunikasi dan transformasi maka modus kejahatan perdagangan manusia semakin canggih.
“Perdagangan orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir
(organized), dan lintas negara (transnational), sehingga dapat dikategorikan sebagai
transnational organized crime (TOC)” (Supriyadi Widodo Eddyono,2005)
Kasus perdagangan orang yang terjadi, hampir seluruh kasus yang ditemukan dalam
perdagangan manusia korbannya adalah perempuan dan anak. Diperkirakan setiap tahunnya
600.000-800.000 laki-laki, perempuan dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan internasional. Di Indonesia jumlah anak yang tereksploitasi seksual
sebagai dampak perdagangan anak diperkirakan mencapai 40.000-70.000 anak. Disamping
itu, dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa Indonesia merupakan daerah
sumber dalam perdagangan orang, disamping juga sebagai transit dan penerima perdagangan
orang.
Salah satu faktor tingginya kasus perdagangan orang yang pada umumnya perempuan,
disebabkan oleh dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, dengan korban adalah
kalangan perempuan usia remaja yang ingin mencari kerja. Dimana, kasus perdagangan
orang khususnya perempuan yang sangat tidak manusiawi tersebut, merupakan praktik
penjualan perempuan dari satu agen ke agen berikutnya. Semakin banyak agen yang terlibat,
maka semakin banyak pos yang akan dibayar oleh perempuan tersebut, sehingga gaji mereka
terkuras oleh para agen tersebut.
Fenomena tersebut perlu diantisipasi agar jaringan seperti rantai tersebut dapat diberantas dan
diputuskan melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang dengan terlebih dahulu disosialisasikan agar masyarakat
memahami khususnya kaum perempuan. Tingginya angka migrasi penduduk serta
kemiskinan, menjadikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai ladang potensial
perkembangan perdagangan anak dan perempuan, khususnya perdagangan terhadap tenaga
kerja perempuan. Diduga ada peningkatan kualitas dan kuantitas kasus perdagangan anak dan
perempuan (trafficking). Kemunculan kasus perdagangan tenaga kerja perempuan merupakan
dampak langsung dari tidak sejahteranya masyarakat (Kedaulatan rakyat,2008)
Pasal 297 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dan di berbagai peraturan
perundangan lainnya seperti Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan
Anak. Berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan trafficking tersebut
sebenarnya mengandung ide-ide atau konsep-konsep yang digolongkan abstrak yang ideanya
meliputi ide tentang keadilan, kepastian, dan kemanfaatan. Dengan demikian, apabila
membicarakan tentang keefektivan, maka pada hakikatnya sedang dibicarakan mengenai
usaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan (Satjipto Rahardjo,1977)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Trafficking ?
2. Apa Faktor-Faktor Penyebab Trafficking ?
3. Bagaimana Bentuk Dan Modus Human Trafficking ?
4. Apa Dampak atau Pengaruh Human Trafficking ?
5. Bagaimana Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking ?
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Trafficking
Definisi trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari waktu
kewaktu, sesuai perkembangan ekonomi, sosial dan politik. Sampai saat ini tidak ada
definisi trafficking yang disepakati secara internasional, sehingga banyak perdebatan
dan respon tentang definisi yang dianggap paling tepat tentang fenomena kompleks
yang disebut trafficking ini (Nurani,2011)
Menurut resolusi senat AS no. 2 tahun 199, trafficking adalah salah satu atau lebih
bentuk penculikan, penyekapan, perkosaan, penyiksaan, buruh paksa atau praktek-
praktek seperti perbudakan dan menghancurkan hak asasi manusia. Trafficking memuat
segala tindakan yang termasuk dalam proses rekruitmen atau pemindahan orang di
dalam ataupun antar negara, melibutkan penipuan , paksaan atau dengan tujuan
menempatkan orang-orang pada situasi penyiksaan atau eksploitasi seperti prustitusi
paksa, penyiksaan dan kekejaman luar biasa, buruh di pabrik dengan kondisi buruk atau
pekerja rumah tangga yang dieksploitasi (Andi Yetriana,2004).
Adapun beberapa faktor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain meliputi
kemiskinan, desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik, ketidakmampuan sistem
pendidikan yang ada maupun masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak
putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan
dan Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP (Supriyadi Widodo Eddyono)
Salah satu faktor tingginya kasus perdagangan orang yang pada umumnya perempuan,
disebabkan oleh dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, dengan korban
adalah kalangan perempuan usia remaja yang ingin mencari kerja. Dimana, kasus
perdagangan orang khususnya perempuan yang sangat tidak manusiawi tersebut,
merupakan praktik penjualan perempuan dari satu agen ke agen berikutnya. Semakin
banyak agen yang terlibat, maka semakin banyak pos yang akan dibayar oleh
perempuan tersebut, sehingga gaji mereka terkuras oleh para agen tersebut.
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Pendidikan
Namun dari data di atas menunjukkan bahwa kaum perempuan yang paling
banyak menganggur. Kedaan inilah yangmenyebabkan mereka menerima tawaran
pekerjaan oleh para perantara yang yang mereka tidak menyadarinya sebagai
trafficker meskipun belum menegtahui seberapa besar uapah atau gaji yang akan
diterimanya.
3. Pengaruh Globalisasi
c. Penjualan Bayi
Di sejumlah negara maju, motif adopsi anak pada keluarga modern
menjadi salah satu penyebab maraknya incaran trafficker. Keluarga modern
yang enggan mendapatkan keturunan dari hasil pernikahan menjadi rela
mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk mengadopsi anak. Kebutuhan
adopsi massal itulah yang menyebabkan lahirnya para penjual bayi, calo-
calo anak dan segenap jaringannya.
d. Jeratan Hutang
Jeratan hutang adalah salah satu bentuk dari perbudakan tradsional, di
mana korban tidak bisa melarikan diri dari pekerjaan atau tempatnya
bekerja sampai hutangnya lunas. Ini terjadi mislanya pada para TKW, di
mana ketika mereka berangkat ke negara tujuan dibiayai oleh PJTKI dan
mereka harus mengganti dengan gaji sekitar empat bulanan yang padahal
jika dihitung-hitung biaya yang dikeluarkan oleh PJTKI tidak sebanyak
gaji TKW tersebut. Ini menjadikan para TKW harus tetap bekerja apapun
kondisi yang dihadapi di lapangan sampai habis masa kontrak. Karena
itulah jeratan hutang dapat mengarah pada kerja paksa dan membuka
kemungkinan terjadinya kekerasan dan eksploitasi terhadap pekerja.
2. Modus Trafficking
Dalam menjalankan operandinya para trafficker sering menggunakan mudus
berupa iming-iming. Di antara modus-modusnya antara lain yaitu:
a. Tawaran Kerja
Salah satu modus human trafficking yang sering dilakukan
adalah penawaran kerja ke luar pulau atau luar negeri dengan gaji
tinggi. Pelaku biasanya mendatangi rumah calon korbannya dan saat
pemberangkatan juga tanpa dilengkapi surat keterangan dari
pemerintah desa setempat.
b. Bius
Berdasarkan perspektif historis, startegi dan tahapan, serta faktor penyebab human
trafficking, maka hal tersebut menempatkan perempuan korban trafficking dalam situasi
yang beresiko tinggi yang berdampak terhadap fisik, psikis maupu kehidupan sosial
perempuan korban trafficking sebagaimana yang digambarkan Course Instruction (2011:
13, 14) sebagai berikut :
2. Dampak Sosial
Secara sosial para perempuan korban trafficking teralenasi, karena sejak
awal direkrut, diangkut atau ditangkap oleh jaringan trafficker mereka sudah
disekap, diisolir agar tidak berhubungan dengan dunia luar atau siapapun
sampai mereka tiba ditempat tujuan. Eksploitasi seksual yang di alami para
korban ditempat pekerjaan membatasi mereka untuk bertemu dengan orang lain
(Course Instructions, 2011: 3, 4), kecuali harus melayani nafsu bejat para tamu
(lelaki hidung belang). Para korban semestinya memandang dunia dan masa
depan dengan mata bersinar, hidup aman tentram bersama perlindungan dan
kasih sayang keluarganya, tibatiba harus tercabut masuk ke dalam situasi yang
eksploitatif dan kejam, menjadi korban sindikat trafficking.
Menurut Chatterjee et al. (Wickham, 2009: 12, 13), persoalan sosial yang
sangat tragis dan semakin meningkatkan stress dan depresi para korban adalah
ketika keluarga dan masyarakat menolak untuk menerima mereka kembali.
Selain itu, para pria sering melihat perempuan korban trafficking sebagai orang
yang kotor, telah ternodai dan karena itu menolak untuk menikahi mereka.
Diskriminasi terhadap para perempuan korban trafficking terjadi dalam
berbagai sector dan berbagai bentuk. Kenyataan ini telah menggugah rasa
kemanusiaan dari berbagai pihak untuk terus berjuang agar nilai-nilai
kemanusiaan seperti keadilan, kesederajatan, bisa diwujudkan. Jadi dampak
sosial yang dimaksud adalah isolasi sosial, penolakan dari keluarga &
masyarakat mengakibatkan perempuan korban trafficking kehilangan makna
dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya.
A. IDENTITAS
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Pekerjaan
5. Alamat dan No. Telp
6. Penanggung Jawab &
B. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN
1. Keluhan Utama:
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Lamanya Keluhan
4. Faktor yang Memperberat
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Keluhan
6. Riwayat Penyakit Dahulu
7. Persepsi Klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
9. Susunan Keluarga (Genogram)
10. Riwayat Alergi
C. Pohon Masalah
Resiko HDR
Pekerjaan SPG
D. Diagnosa Keperawatan
E. Inttervensi Keperawatan
No Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Proses Pasien dan Setelah…..Pertemuan 1. Pengkajian
Perubahan Keluarga pasien mampu: a. Kaji Interaksi antara pasien
Keluarga dan keluarga, waspada
mampu: 1. Mengidentifikasi
1. Memahami Pola Koping terhadap potensi perilaku
perubahan dalam 2. Berpartisipasi merusak
peran keluarga dalam proses b. Kaji Keterbatasan
membuat anak, dengan demikian
keputusan tentang dapat mengakomodasi
perawatan setelah anak untuk berpartisipasi
rawat inap dalam
3. Berfungsi untuk aktivitas sehari-hari
saling memberikan 2. Intervensi Umum
dukungan kepada a. Bina Hubungan Saling
setiap anggota Percaya
.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Trafficking adalah perdagangan manusia, lebih khususnya perdangan
perempuan dan anak-anak yang dilakukan oleh pelaku perdagangan manusia ‘trafficker’
dengan cara mengendalikan korban dalam bentuk paksaan, penggunaan kekerasan,
penculikan, tipu daya, penipuan ataupun penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan.
Jenis-jenis trafficking ini meliputi perkawinan transinternasional, eksploitasi
seksual phedopilia, pembantu rumah tangga dalam kondisi buruk, dan penari erotis.
Faktor penyebab utama terjadinya tindakan trafficking ini adalah karena kemiskinan dan
beberapa diantaranya adalah, karena tingkat pendidikan yang rendah, penganiyaan
terhadap perempuan, perkawinan usia muda, dan kondisi sosial budaya masyarakat yang
patriarkhis. Dampak yang bisa ditimbulkan dari trafficking ini adalah kecemasan, stress,
dan ketidakberdayaan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.